Pengaturan Tentang Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer

310PBI2001 tentang Prinsip Mengenal Nasabah yang dikeluarkan tanggal 18 Juni 2001. 34

B. Pengaturan Tentang Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer

Principles. Pada tanggal 18 Juni 2001, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan mengenai pentingnya diterapkan oleh bank-bank di Indonesia tentang penerapan prinsip mengenal nasabah. Peraturan mengenai penerapan prinsip ini tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 310PB12001 Lembaran Negara 2001 Nomor 78, tambahan Lembaran Negara Nomor 4107. Peraturan ini mengatur tentang penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer Principles. Peraturan ini kemudian diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 323PBI2001 tertanggal 13 Desember 2001 Lembaran Negara 2001 Nomor 151, tambahan Lembaran Negara Nomor 4160. Bersamaan dengan perubahan ini, dikeluarkan pula Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 329DPNP tentang Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Dan akhirnya peraturan Bank Indonesia tentang prinsip mengenal nasabah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 52 lPBI2003. 35 Sebenarnya, ketentuan tentang prinsip mengenal nasabah ini muncul akibat adanya desakan dari dunia internasional sejak dijatuhkannya vonis ”black list” terhadap Indonesia sebagai negara yang tidak kooperatif dalam memberantas tindak pidana 34 “Pelatihan Prinsip Mengenal Nasabah”, www.memberstripod.com , diakses tanggal 30 Oktober 2008 35 Siahaan, 2005, Pencucian Uang dan Kejahatan Perbankan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hal 70. Universitas Sumatera Utara pencucian uang. Di samping itu, pada bulan Desember 1988, Basel Komite mengeluarkan kode etik perbankan yang salah satu isinya mewajibkan bank-bank untuk mengenali nasabah mereka yaitu melalui prinsip mengenal nasabah. Basel Komite terdiri atas perwakilan-perwakilan bank-bank sentral dari negara-negara industri terkemuka. Basel Komite merekomendasikan prinsip mengenal nasabah sebagai salah satu bentuk prudential regulation di lingkungan industri perbankan. 36 Basel komite berpendapat bahwa prinsip mengenal nasabah memiliki relevansi yang khusus berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan bank. Prinsip mengenal nasabah dapat melindungi reputasi dan integritasi sistem perbankan karena dapat mengurangi risiko-risiko yang ditimbulkan dari transaksi perbankan yang dilakukan oleh bank itu sendiri. Walaupun rekomendasi dari Basel Komite bukan merupakan dokumen yang dapat dipaksakan berdasarkan hukum internasional, namun dengan kerjasama yang kuat antara organisasi internasional, penerapan prinsip mengenal nasabah ini dapat dipatuhi oleh dunia internasional, termasuk Indonesia. 37 Adapun kewajiban pokok yang harus dilaksanakan oleh bank dalam Peraturan Prinsip Mengenal Nasabah, yaitu: 1. Menetapkan kebijakan penerimaan nasabah; 2. Menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mengidentifikasi nasabah; 3. Menetapkan kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah; 4. Menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko. 36 Menteri Keuangan RI, “Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank”, www.depkeu.go.id , 24 Juni 2003, diakses tanggal 20 Oktober 2008. 37 Sutan Remy Sjahdeini, 2004, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencuciasn Uang dan Pembiayaan Terorisme, Grafiti, Jakarta, hal. 227 Universitas Sumatera Utara Bagi bank yang telah menggunakan media elektronis internet banking dalam pelayanan jasa perbankan, wajib melakukan pertemuan dengan calon nasabah, sekurang- kurangnya pada saat pembukaan rekening, dan bila perlu bank harus melakukan wawancara dengan calon nasabahnya. Ketentuan mengenal nasabah juga berlaku bagi nasabah-nasabah lama dengan melengkapi data-data sesuai dengan pedoman dari pemerintah. Dari beberapa kewajiban ini, dapat kita lihat bahwa adanya prinsip ini ditujukan untuk melindungi kepentingan bank dari tindakan dan transaksi nasabah yang dapat menimbulkan kerugian pada bank. Walaupun tujuan prinsip ini untuk melindungi kepentingan bank, namun bank merasa adanya ketentuan prinsip mengenal nasabah ini dapat mengurangi volume nasabahnya. Hal ini dikarenakan banyak nasabah yang merasa kurang nyaman dengan adanya ketentuan ini. Bank Indonesia juga telah mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia tentang sanksi terhadap bank yang tidak menerapkan prinsip mengenal nasabah dalam setiap transaksi bank yang dilakukan. Tentu saja hal ini membuat lembaga perbankan dalam keadaan yang sangat dilematis. Lembaga perbankan yang kegiatan utamanya mendapatkan dan mengelola dana dari masyarakat, harus lebih mengutamakan kepentingan nasabahnya agar masyarakat percaya untuk menempatkan dananya pada bank. Apabila bank tidak menerapkan prinsip ini tentu saja bank yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Disisi lain, apabila bank menerapkan prinsip ini dalam setiap kegiatannya, kemungkinan besar bank akan kehilangan nasabahnya dikarenakan banyak nasabah yang kurang nyaman dengan adanya ketentuan prinsip mengenal nasabah ini. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, lembaga perbankan sebagai lembaga keuangan yang mengandalkan kepercayaan masyarakat haruslah memberikan pelayanan yang sangat baik untuk mengimbangi ketentuan prinsip mengenal nasabah ini. Selain itu diperlukan sosialisasi pada setiap nasabah, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank akan berkurang. Penerapan prinsip mengenal nasabah dalam industri jasa keuangan khususnya bank, memang merupakan hal yang relatif baru. Tentu saja hal ini menimbulkan kekhawatiran bank, bahwa penerapan prinsip mengenal nasabah ini akan berdampak negatif kepada nasabah dan volume bisnis mereka. Oleh sebab itu diperlukan sosialisasi prinsip mengenal nasabah, tidak hanya kepada para pelaku industri jasa keuangan saja, tetapi juga kepada masyarakat umum. Sehingga masyarakat dapat mengerti betapa pentingnya penerapan prinsip ini dalam setiap transaksi perbankan yang dilakukan. Selain itu, penerapan prinsip mengenal nasabah dapat membuat industri perbankan lebih kompetitif dan memenuhi standar internasional. 38 Kewajiban untuk menerapkan prinsip mengenal nasabah tidak hanya terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia saja, tetapi juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003, selanjutnya disebut dengan UUTPU. Pasal 17 UUTPU menjelaskan bahwa setiap orang yang melakukan usaha dengan penyedia jasa keuangan harus menyerahkan identitas diri secara lengkap, disamping itu penyedia jasa keuangan juga harus memastikan orang yang melakukan hubungan usaha bertindak untuk diri sendiri atau orang lain. Jika bertindak untuk orang lain, maka penyedia jasa keuangan 38 Menteri Keuangan RI, “Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank”, www.depkeu.go.id , 24 Juni 2003, diakses tanggal 20 Oktober 2008. Universitas Sumatera Utara harus meminta informasi mengenai identitas pihak lain tersebut. Penyedia jasa keuangan yang dimaksud dalam penulisan hukum ini hanya terbatas pada bank. Namun kewajiban untuk menerapkan prinsip mengenal nasabah yang diatur dalam UUTPU ini tidak bersanksi, yang berarti, apabila dilanggar, maka tidak akan dikenakan sanksi apapun. Walaupun UUTPU tidak memuat sanksi apabila ketentuan Pasal 17 dilanggar, namun tidak berarti pelanggaran terhadap kewajiban yang ditentukan dalam pasal ini tidak dapat dikenai sanksi hukum. Pelanggaran terhadap kewajiban yang ditentukan dalam Pasal 17 UUTPU, dapat dikenai sanksi berdasarkan Pasal 49 ayat 2 huruf b Undang-Undang Perbankan, sepanjang pelanggaran tersebut dilakukan oleh bank. 39 Pemberian sanki ini bertujuan agar penerapan prinsip mengenal nasabah dapat dilaksanakan secara benar dalam setiap transaksi perbankan yang dilakukan. Dengan terlaksananya prinsip mengenal nasabah, maka prudential banking juga dapat ditegakkan sehingga akan tercipta bank yang sehat.

C. Asas Kerahasiaan Bank Bank Secrecy