Simpanan Giro. Penghimpun Dana.

kaitan yang sangat erat dengan penerapan prinsip mengenal nasabah know your customer principles, yaitu:

1. Penghimpun Dana.

Untuk dapat menjalankan usahanya sudah pasti bank membutuhkan dana. Sumber dana dari suatu bank dapat berasal dari bank itu sendiri, yaitu berasal dari para pemegang sahamnya. Hal ini dikarenakan bank merupakan bentuk dari suatu Perseroan Terbatas PT. Selain dana yang berasal dari para pemegang saham, bank juga memperoleh dana dari masyarakat, yaitu melalui jasa-jasa bank yang ditawarkan oleh bank kepada masyarakat dengan tujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat. Dalam kegiatan penghimpun dana, bank biasanya memberikan berbagai tawaran yang menarik, baik itu berupa hadiah, kemudahan transaksi dan khususnya bunga yang tinggi untuk jenis tabungan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan minat masyarakat agar menanamkan dananya di bank. Dengan banyaknya dana masyarakat yang ditanamkan pada bank yang bersangkutan, maka akan semakin banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh bank. Dana masyarakat inilah yang akan digunakan oleh bank untuk mendukung terlaksananya kegiatan transaksi perbankan yang dilakukan pada suatu bank. Oleh karena itu, bank terkadang seakan-akan memperlonggar ketentuan yang sudah ada hanya untuk mendapatkan dana dari masyarakat. Beberapa transaksi perbankan yang termasuk dalam kegiatan penghimpun dana adalah:

1.1 Simpanan Giro.

Giro merupakan suatu produk usaha jasa perbankan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Giro juga sering disebut dengan rekening koran yang uangnya dapat diambil kapan saja. Membicarakan masalah giro tentunya tidak dapat dipisahkan dengan bilyet giro, masyarakat awam pada umumnya sering menganggap sama antara Universitas Sumatera Utara giro dengan bilyet giro, yang kedua hal ini sama sekali memiliki pengertian yang berbeda. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita akan membahas apa yang dimaksud dengan giro, bilyet giro dan hal-hal lainnya yang terkait dengan rekening giro. Ada tiga hal penting yang harus dimengerti dalam masalah giro, yaitu rekening giro itu sendiri, bilyet giro dan cek. Pengertian giro dijelaskan dalam Pasal 1 angka 6 UU Perbankan yang menyatakan bahwa giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Giro hanya bisa dikelola oleh Bank Umum, dengan kata lain giro bukan merupakan produk dari Bank Perkreditan Rakyat BPR. Sementara itu, bilyet giro adalah salah satu jenis warkat perbankan yang disediakan untuk menarik dana yang tersimpan dalam simpanan giro. Bilyet giro merupakan warkat pendukung giro yang keduanya saling berkaitan dan punya fungsi yang berbeda dalam kegiatan perbankan. Oleh karena itu, seharusnya antara giro dan bilyet giro tidak disamakan pengertiannya. 15 Adapun pengertian cek dalam giro pada dasarnya sama dengan bilyet giro, yaitu sebagai warkat perbankan yang disediakan untuk menarik dana yang tersimpan dalam rekening giro. Namun cek merupakan surat perintah pembayaran sedangkan bilyet giro surat perintah pemindahbukuan dana. Di samping itu, cek merupakan warkat yang dapat langsung diuangkan di bank. Sedangkan bilyet giro merupakan warkat yang tidak dapat langsung diuangkan, tetapi harus disetorkan lebih dulu dalam rekening. Barulah setelah itu dapat dicairkan atau diuangkan. 16 15 M. Bahsan, 2005, Giro dan Bilyet Perbankan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 13 16 Safir Senduk “Mengenal Produk Simpanan Di Bank” www.perencanakeuangan.com , diakses tanggal 28 Oktober 2008. Universitas Sumatera Utara Dalam rekening giro, bank biasanya tidak memberikan bunga. Walaupun ada, biasanya dalam jumlah kecil dan sering disebut dengan istilah jasa giro. Di beberapa bank lain ada yang menggunakan istilah bunga giro. Selain memberikan jasa giro, bank juga mengenakan biaya administrasi yang langsung dipotong dari rekening giro setiap bulannya. Biaya ini sebagai timbal balik dari pelayanan yang diberikan oleh bank. Dengan memiliki rekening giro, tiap bulannya nasabah akan mendapatkan rekening koran yang berisi jumlah uang keluar masuk dari rekening giro yang bersangkutan. Oleh karena itu rekening giro juga sering disebut dengan rekening koran. Ada hal yang harus diperhatikan oleh bank dalam mengelola rekening giro, khususnya yang berkaitan dengan masalah penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer Principle. Hal tersebut adalah tindakan penerimaan nasabah sebagai salah satu dari tindakan pelaksanaan dari pengelolaan rekening giro. Dalam menerima nasabah, bank wajib melakukan penilaian atas calon nasabah dan permohonannya sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan. Salah satunya yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 310PBI2001 Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer Principles sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 52 IPBI2003. PBI ini mengharuskan bank sebelum melakukan hubungan usaha dengan nasabah wajib meminta: a. Identitas calon nasabah; b. Maksud dan tujuan hubungan usaha yang dilakukan nasabah; c. Informasi lain tentang nasabah; Universitas Sumatera Utara d. Identitas pihak lain. 17 Berkaitan dengan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer Principles ini, bank sering mengalami kesulitan mengusut asal-usul dana yang disalurkan melalui rekening giro. Pengusutan yang dilakukan oleh bank sering dianggap sebagai pelayanan yang tidak menyenangkan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan usaha antara bank dengan nasabahnya. Selain itu, bank juga kesulitan untuk menolak calon nasabah yang tidak memenuhi ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah. Ketentuan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah ini dimaksudkan untuk menghindari risiko-risiko yang muncul dari kegiatan usaha perbankan itu sendiri, khususnya rekening giro. Risiko tersebut berupa risiko pasar, risiko likuiditas, risiko hukum dan risiko reputasi. Berkaitan dengan risiko pasar, dengan adanya perubahan jasa giro dan nilai tukar sebagai akibat pergerakan pasar akan menimbulkan risiko bagi bank yang bersangkutan. Ketidakmampuan bank dalam mengumpulkan dana dalam bentuk rekening giro dan tidak hati-hati dalam pembuatan perjanjian pembukaan rekening giro, akan menimbulkan risiko likuiditas dan risiko hukum bagi bank yang bersangkutan. Sedangkan risiko reputasi muncul apabila bank tidak profesional dalam melayani nasabah, sehingga menimbulkan kerugian dan kekecewaan nasabah yang berkepentingan.

1.2. Tabungan.