Parameter Uji Kualitas Air
mengoksidasi bahan-bahan pencemar tersebut. COD Chemical Oxigen Demand, merupakan uji yang lebih cepat daripada uji BOD, yaitu suatu
uji berdasarkan reaksi kimia tertentu untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. c.
Suhu Kenaikan suhu tersebut akan mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut
di dalam air, meningkatnya kecepatan reaksi kimia, terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi
seringkali ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya ke permukaan air untuk mencari oksigen. Jika suhu tersebut tidak juga
kembali pada suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan kematian ikan dan hewan lainnya.
d. Warna, rasa, dan bau
Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal
terjadinya polusi di suatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut,
ganggang, plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang masih hidup maupun yang mati.
e. Jumlah padatan
Padatan yang dapat mencemari air, berdasarkan ukuran partikel dan sifat- sifat lainnya dapat dikelompokkan menjadi padatan terendap sediman,
padatan tersuspensi dan padatan yang terlarut. Padatan yang mengendap terdiri dari partikel-partikel yang berukuran relatif besar dan berat
sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Padatan tersebut terbentuk biasanya merupakan akibat erosi. Padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi berukuran lebih kecil dan lebih ringan
daripada padatan terendap. Padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang larut dalam air seperti gula dan garam-garam
mineral hasil buangan industri kimia. f.
Kehadiran mikroba pencemar Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba, seperti alga, protozoa dan
bakteri. Dari sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak
dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Mikroba tersebut dapat
berperan sebagai bioindikator kualitas perairan dan secara khusus akan dibahas pada bab selanjutnya.
g. Kandungan minyak dan lemak
Meskipun minyak mengandung senyawa volatile yang mudah menguap, namun masih ada sisa minyak yang tidak dapat menguap. Karena minyak
tidak dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan tetap mangandung di air, kecuali jika minyak tersebut terdampar ke pantai atau tanah di
sekeliling sungai. Minyak yang menutupi permukaan air akan
menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Selain itu, lapisan minyak juga dapat mengurangi konsentrasi oksigen terlarut dalam air
karena fiksasi oksigen bebas menjadi terhambat. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan rantai makanan di dalam air.
h. Kandungan bahan radio aktif
Meskipun jarang terjadi, namun pada perairan yang dekat dengan industri peleburan dan pengolahan logam seringkali ditemukan bahan radio aktif
seperti uranium, thorium-230 dan radium-226. Komponen-komponen tersebut dapat terlarut dalam air hujan dan masuk ke sumber-sumber air
yang ada. Komponen radioaktif dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara. Semua radio aktif menimbulkan dampak negatif
bagi kesehatan manusia, diantaranya dapat menyebabkan gangguan pada fungsi syaraf, gangguan dalam pembelahan sel yang menyebabkan kanker
serta gangguan dalam pembentukan sel-sel darah yang menyebabkan anemia.
i. Kandungan logam berat
Logam berat heavy metals atau logam toksik toxic metals adalah terminologi yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok
elemen-elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Logam berat yang terdapat baik di
lingkungan maupun di dalam tubuh manusia dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga sebagai trace metals. Trace metals seperti
Kadmium Cd, Timbal Pb, dan Merkuri Hg mempunyai berat jenis
sedikitnya lima kali lebih besar daripada air. Logam-logam berat yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan yang tercemar limbah industri
adalah merkuri atau air merkuri Hg, Nikel Ni, Kromium Cr, Kadmium Cd, Arsen As, dan Timbal Pb. Logam-logam tersebut dapat
mengumpul di dalam tubuh suatu organism dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Selanjutnya, menurut sifat
toksisitasnya unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu:
- Unsur-unsur yang tidak bersifat toksik, yaitu: Na, K, Mg, Ca, H, O, N,
C, P, Fe, Cl, Br, F, Li, Rb, Sr, Al, dan Si. -
Sangat toksik dan mudah dijumpai, yaitu: Be, Co, Ni, Cu, Zn, Sn, As, Te, Pd, As, Cd, Pt, Au, Ti, Pb, Jb, dan Bi.
- Sangat toksik tetapi tidak larut dan sukar dijumpai, yaitu: Ti, Ht, Zr,
W, Nb, Ta, Re, Ga, La, Rh, Ir, Ru, dan Br. Logam berat sebagai salah satu sumber pencemar anorganik yang masuk
ke dalam perairan tersebut dapat berasal dari: -
Pelapukan batuan yang mengandung logam berat pencemaran ini berasal alamiah.
- Industri yang memproses biji tambang.
- Pabrik-pabrik dan industri yang mempergunakan logam berat di dalam
proses produksinya. -
Pencucian logam dari sampah baik sampah organik maupun anorganik
- Logam berat yang berasal dari eksheta manusia dan hewan karena
tidak sengaja mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh logam berat.
Meskipun manusia tidak secara langsung mengkonsumsi logam berat, namun secara tidak langsung logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui air minum dan makanan yang dikonsumsinya. Air yang tersimpan pada malam hari di dalam pipa-pipa saluran air dapat menyebabkan meresapnya timbal
dan kadmium dari pipa ke dalam air yang akan dikucurkan Nugroho, 2006.