167 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |
d. Istri harus dapat mengendalikan pikiran, perkataan, dan tingkah laku dengan selalu berpedoman pada susila. la harus dapat menjaga kehormatan dan martabat suaminya.
e. Istri harus dapat memelihara rumah tangga, pandai menerima tamu, dan meladeni dengan sebaik-baiknya.
f. Istri harus setia dan jujur pada suami, dan tidak berhati dua. g. Hemat cermat dalam menggunakan harta kekayaan, tidak berfoya-foya, dan boros.
h. Tahu dengan tugas wanita, rajin bekerja, merawat anak dan meladeni kepentingan semua keluarga. Berhias diwaktu perlu.
Demikianlah antara lain kewajiban sebagai seorang suami dan istri. Oleh karena itu hendaknya selalu memupuk pribadi yang baik. Selain itu rasa kasih dan sifat lemah
lembut bersaudara harus kita tumbuh kembangkan. Contoh hal tersebut dapat kita temui dalam wiracarita Mahabarata, dimana diceritakan bahwa Pandawa bersama
lima saudaranya bersatu dan hidup rukun, sehingga ia dapat terangkat dari lembah kesengsaraan menuju bahagia.
3. Wanaprastha
Jenjang kehidupan yang ketiga dari Catur Asrama ialah wanaprastha. Wanaprastha terdiri dari dua rangkaian kata Sansekerta yaitu wana artinya pohon kayu, hutan
semak belukar dan prastha artinya berjalanberdoa paling depan dengan baik. Pengertian Wanaprastha dimaksudkan berada dalam hutan, mengasingkan diri
dalam arti menjauhi dunia ramai secara perlahan-lahan untuk melepaskan diri dan keterikatan duniawi. Dalam upaya melepaskan diri yang dimaksud adalah berusaha
membatasi dan mengendalikan diri dari unsur Triguna yaitu sifat Rajas dan Tamas, agar dalam Satwam kerohaniannya lebih mantap dan diberkahi oleh Hyang Widhi
sebagai tujuannya menjadi lebih dekat.
Sumber:www.kaskus.co.id
Gambar 5.4 Siklus kehidupan
Tingkatan hidup Wanaprastha merupakan persiapan diri mengurangi keterikatan dan keterlibatan dengan kehidupan duniawi. Dalam kehidupan sehari-hari tingkatan
hidup Wanaprastha ini dapat dilaksanakan setelah anak kita dewasa semua bebas dari tanggungan.
Wanaprastha adalah jenjang kehidupan untuk mencari ketenangan batin dan mulai melepaskan
diri dari keterikatan terhadap kemewahan duniawi. Pada masa kehidupan Wanaprastha ini, tanggung
jawab rumah tangga dan kewajiban-kewajiban selaku anggota masyarakat, diambil alih oleh anak
dan cucu. Kenikmatan dan kepuasan yang bersifat
lahiriah sedikit demi sedikit mulai dikurangi. Pusat perhatian pada jenjang ini adalah mengarah pada
kenikmatan rohani yang bersifat abadi yaitu moksa. Dia tidak terikat lagi dengan Artha dan Kama.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
168 |
Kelas X SMASMK
Kalau kita memperhatikan istilah Wanaprastha berarti hidup mengasingkan diri ke hutan, tetapi zaman sekarang, menjalani masa hidup Wanaprastha itu tidak usah
pergi ke hutan. Lebih baik ketenangan itu kita cari pada diri masing-masing. Berbuat baik untuk kepentingan masyarakat, nusa dan bangsa, dengan menegakkan ajaran
Ahimsa tanpa kekerasan ajaran agama lainnya. Adapun manfaat menjalankan hidup Wanaprastha adalah:
a Untuk mencapai ketenangan rohani. b Memanfaatkan sisa-sisa kehidupan di dunia ini untuk mengabdi dan berbuat amal
kebajikan kepada masyarakat umum. c Melepaskan segala keterikatan terhadap duniawi.
Masa mulai Menempuh Hidup Wanaprastha Masa yang baik untuk mulai menempuh hidup sebagai seorang Wanaprastha
adalah setelah berusia kurang lebih 60 tahun ke atas. Karena pada usia seperti itu, anak-anaknya sudah dapat hidup mandiri. Bagi seorang pegawai negeri ia sudah
pensiun sehingga ia sudah lepas dan bebas dari tugas dinasnya. Ia dapat menikmati sisa usianya yang sudah senja untuk ketenangan batinnya, agar
dapat berpegang pada ucapan-ucapan yang baik, terutama mempelajari persiapan- persiapan untuk lepasnya Atma dari tubuh kita yaitu mati. Mati adalah pasti karena
tidak dapat dihindari, hanya waktunya kita tidak tahu karena itu merupakan kuasa Tuhan. Maka menempuh hidup Wanaprastha bagi setiap orang tidak sama usianya,
karena tingkat sosial ekonomis tiap-tiap orang adalah berbeda.
4. BhiksukaSanyasin