106 |
Kelas X SMASMK
Amerta Mukti adalah baik untuk melaksanakan upacara Manusa Yajña untuk memohon waranugraha kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dengan menyucikan diri, lahir dan batin Dagdig krana adalah hari yang buruk untuk segala upacara, terutama untuk
pertemuan asmara. Dewa Werdi adalah hari baik untuk melaksanakan Manusa Yajña, metatah
Dirgayusa adalah sangat baik melakukan upacara Manusa Yajña, tapi sangat
jarang ditemukan dewasa ini yang jatuh pada buddha pon, penanggal 10
Panca Werdi adalah hari yang baik untuk melaksanakan Manusa Yajña antara lain mepetik, potong gigi, dan lain-lain, karena berpahala dirgayusa
Aktivitas
Bentuklah kelompok yang jumlah anggotanya maksimal 3 orang. Carilah ala ayuning dewasa untuk Panca Yadnya yang terdapat di dalam kalender.
Uji Kompetensi
1. Sebutkan baik buruknya wuku dalam hubungannya dengan pelaksanaan upacara
Manusa Yajña 2. Sebutkan apa saja yang termasuk ke dalam Merta Yoga
3. Jelaskan apa yang menjadi dasar Jodoh Tri Premana 4. Padewasan untuk upacara Pitra Yajña atiwa-tiwa dapat dibedakan menjadi tiga,
sebutkan dan jelaskanlah hal itu
E. Macam-macam Pedewasan Bidang Pertanian
Renungan
Pràtar devìm aditiý johavìmi maddhyadina udità sùryasa
ràye mitràvaruóà savatàtele tokàya tanayàya úaý yoh
Terjemahan:
Kami memanggil yang Ilahi dan cerah tak terbatas pada saat fajar, dan tengah hari ketika matahari tinggi, kami memujamu wahai penguasa
sinar dan kebahagiaan pada segala musim, demi untuk kekayaan, keturunan, kemakmuran dan kebahagiaan
Rgveda VII.69.3
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
107 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |
Memahami Teks
Diawali dengan mantra yang terdapat dalam Rgveda tersebut di atas, sebagai pemujaan kepada Tuhan sebagai penguasa Sinar dan pemberi kebahagiaan
pada segala musim karena Tuhanlah sebagai penguasa dan sang pengendali dari musim tersebut. Demikian pula halnya dalam bidang pertanian, musim
tanam sangat ditentukan dari padewasan. Karena tanaman akan berhasil dengan baik apabila jenis tanaman tepat dan cocok dengan musim pada saat
tersebut.
Sistem pertanian dalam ajaran Hindu bukanlah suatu hal yang baru, karena perkembangan agama Hindu di Indonesia tidak lepas dari sejarah perkembangan
agama Hindu di daerah asalnya India. Sebelum pengaruh agama Hindu dan Buddha datang, kepercayaan tradisional masyarakat Indonesia telah mengenal pemujaan
terhadap unsur-unsur alam termasuk benda-benda angkasa seperti matahari, bulan dan bintang. Sebagai masyarakat agraris yang relegius terbangun sebuah keyakinan
bahwa keberhasilan yang diperoleh tidak lepas dari pengaruh-pengaruh di luar dirinya. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang baik tidak lepas dari usaha realitas di luar
dirinya. Mencari hari baik
dewasa ayu, serta melakukan kegiatan ritual sebagai salah satu “resep” jitu untuk menopang keberasilan dalam aktivitas kehidupan.
Sebelum dikenalnya sistem penanggalan seperti dalam kelender yang ada saat ini, dalam menentukan hari baik mereka selalu berpatokan pada munculnya benda-
benda langit bintang serta posisi bumi, bulan dan matahari. Hal ini digunakan untuk menentukan hari yang baik dalam bercocok tanam, termasuk aktivitas religi.
Jika bintang Wuluku tenggala orion berada tepat di atas, dua dari bintangnya
berada di posisi barat dari garis tengah utara-selatan jam 18.00-20.23 dauh wengi
nanceb masa : petani mulai menanam padi yang berumur 4 sampai 5 bulan, seperti padi ijo gading 4 bulan, pokal 4,5 bulan. Jatuh berkisar sasih
Palguna-Caitra Kaulu-Kesanga 8-9 atau Januari-Pebruhari. Jika Bintang Karawika Taurus mulai
terlihat di timur berkisar pukul 03.36-05.59 dauh wengi mabyan sawah, petani
mulai menanam bawang, semangka, dan lain-lain. Jatuh berkisar sasih Shrawana-
BhadrapadaKasa-Karo 1-2Juni-Juli. Dasar pertimbangan dan landasan ilosois relegius tersebut, hingga kini diwarisi
wariga yang berkaitan dalam bidang pertanian. Adapun beberapa contoh baik- buruknya hari dalam kaitannya bidang pertanian sebagai berikut :
Bercocok tanam sesuai Sapta Wara a. Redite menanam tanaman yang beruas sarwa buku
b. Soma menanam tanaman yang berumbi sarwa bungkah c. Anggara tanaman yang daunnya yang berfungsi, sarwa daun
d. Buddha menanam segala yang berbunga sarwa sekar e. Wrhaspati menaman segala biji-bijian sarwa wija
f. Sukra nenanam segala buah sarwa phala g. Saniscara menam tanaman merambat sarwa melilit
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
108 |
Kelas X SMASMK
Hari baik menanam padi berdasarkan Sapta Wara, Panca Wara dan Wuku a. Redite
- Umanis - Merakih
b. Coma - Umanis
- Tolu c. Anggara
- Umanis - Uye
d. Buddha - Umanis
- Julungwangi e. Wraspati - Umanis
- Ugu f. Sukra
- Umanis - Langkir
g. Saniscara - Umanis - Watugunung
Pantangan menanam tanaman berdasarkan Sapta Wara, Panca Wara dan Wuku a. Wrhaspati - Pon - Landep
b. Redite - Pon - Julungwangi
c. Soma - Pon - Dunggulan
d. Anggara - Pon - Langkir e. Budha
- Pon - Pujut f. Wrhaspati - Pon - Krulut
g. Wraspati - Pon - Tambir
Uji Kompetensi
1. Jelaskan mengapa padewasan sangat penting bagi perkembangan bidang pertanian 2. Sebutkan dan jelaskanlah bercocok tanam sesuai Sapta Wara
3. Sebutkan pantangan menanam tanaman berdasarkan Sapta Wara, Panca Wara, dan Wuku
4. Apa yang menjadi pedoman para petani sebelum adanya sistem penanggalan seperti sekarang ini?
5. Sebutkanlah hari baik menanam padi berdasarkan Sapta Wara, Panca Wara, dan Wuku
F. Dampak Padewasan