2.2 Kajian Empiris
Penelitian “Analisis Kesulitan Pembelajaran Matematika Kelas IV di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang” dikuatkan oleh beberapa
penelitian terdahulu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuni Darjiani tentang Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V
dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting Se-Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 20142015 menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan pada
keterampilan berhitung, kesulitan dalam aspek konsep, dan kesulitan dalam aspek pemecahan masalahan. Penelitian tersebut menegaskan bahwa kesulitan belajar
matematika di sebabkan berbagai faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut secara umum meliputi minat dan motivasi, faktor guru,
faktor lingkungan sosial dan faktor kurikulum. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yuniawatika 2011 dengan judul
Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Representasi Matematik Siswa Sekolah
Dasar berangkat dari keadaan dilapangan yang menunjukkan bahwa kemampuan koneksi dan representasi matematik masih rendah, hal itu disebabkan kualitas
proses belajar mengajar di sekolah dilakukan secara konvensional. Untuk menumbuhkembangkan kemampuan koneksi dan pepresentasi matematik siswa,
peneliti menerapkan alternatif dengan strategi REACT. Penelitian yang menggunakan sampel siswa kelas V SD tersebut menunjukkan hasil bahwa
pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT dapat meningkatkan kemampuan matematik siswa secara signifikan daripada
pembelajaran secara konvensional serta meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika. Dari penelitian Yuniawati, pembelajaran konvensional
menyebabkan kemampuan koneksi matematika rendah sehingga digunakan strategi untuk meningkatkan kemampuan matematik siswa.
Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Ummu Salma dan Siti Maghfiotun Amin 2014 yang berjud
ul “Pofil Kemampuan Estimasi Siswa Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Soal Cerita” bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengatasi kesulitan pembelajaran di bidang matematika, khusunya pada materi pecahan dengan menggunakan
kemampuan estimasi. Berdasar penelitian tersebut, guru perlu memahami kemampuan siswa yang berbeda-beda untuk mengatasi kesulitan pembelajaran
matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho Arif Sudibyo, Budiyono, dan
Imam Sujadi 2014 bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir peserta didik Sekolah Dasar kelas V dalam menyelesaikan masalah matematika
mengingat hal tersebut penting bagi guru untuk mengetahui proses berpikir siswa agar dapat melacak letak dan jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Selain itu
guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa. Menguatkan penelitian yang dipaparkan sebelumnya, guru perlu mengetahui
proses berpikir siswa agar dapat merancang pembelajaran matematika yang sesuai.
Penelitian tentang problem stres matematika yang mempengaruhi hasil belajar matematika oleh Efrianan Wulandari dan Roseli Theis 2012
mengemukakan bahwa probmen stres matematika muncul akibat banyaknya tuntutan sekolah yang diberikan kepada siswa diantaranya: tuntutan fisik, tuntutan
tugas, tuntutan peran dan tuntutan interpersonal. Problem stres tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang menyatakan
bahwa tuntutan yang diberikan mengakibatkan problem stres yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa turut menguatkan penelitian ini.
Analisis kesulitan belajar matematika yang dilakukan oleh Fakhrul Jamal 2014 didapatkan kesimpulan bahwa kesulitan siswa pada materi peluang
dikarenakan kurangnya pemahaman siswa dalam memahami konsep peluang dan sering salah menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal. Faktor lain yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar yaitu faktor guru yang cara mengajarnya hanya dengan mencatat di papan tulis dan kurangnya minat siswa
dalam belajar matematika. Dari hasil yang dipaparkan, guru sebagai faktor eksternal ikut berperan dalam kesulitan belajar matematika.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ika Wahyu Anita 2014 tentang pengaruh kecemasanan matematika terhadap kemampuan koneksi matematika
menunjukkan hasil yang negatif antara kecemasan dan kemampuan koneksi matematis siswa yang berarti semakin tinggi kecemasan siswa terhadapan
pembelajaran matematika berpengaruh pada penurunan skor kemampuan koneksi matematis matematika. Hal ini diakibatkan karena pembelajaran yang dilakukan
menuntut siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari, pada pembelajaran tersebut siswa dilatih untuk meninggalkan kebiasaannya untuk
sekedar mengahafalkan rumus matematika dan menggantinya dengan belajar
mamahami dan memaknai konsep dan rumus matematika serta lebih banyak melakukan latihan soal. Hasil penelitian yang dipaparkan juga menegaskan bahwa
kecemasan menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika. Penelitian oleh Lawrence Mundia 2012 ikut menguatkan penelitian ini.
Penelitian yang berjudul The Assessment of Math Learning Difficulties in a Primary Grade-4 Child with High Supprot Need: Mixed Methodf Approach
menemukan bahwa
siswa mengalami
kesulitan matematika
yaitu: ketidakmampuan menggunakan operasi matematika dengan tepat, tidak
memahami hubungan antara satuan, puluhan, dan ribuan. Faktor yang menyebabkan kesulitan matematika antara lain diskalkulia, disleksia, kepercayaan
diri yang rendah, dan kecemasan matematika. Hasil penelitian tersebut juga mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan matematika.
Selanjutnya, penelitian oleh Takbir Ali 2011 dengan judul Exploring Students’ Learning Difficulties in Secondary Mathematics Classroom in Gilgit
Baltistan and Teachers’ Effort to Help Students Overcome These Diffculties menunjukkan hasil bahwa guru mempengaruhi pemahaman konsep siswa. Selain
itu, penelitian tersebut juga menekankan pada pentingnya pengetahuan matematika dan mengaitkankanya dengan pemahaman konsep yang baru. Hal lain
yang perlu diperhatikan yaitu kerjasama antar guru, sekolah, kurikulum, dan lingkungan yang konsusif untuk mendukung siswa belajar matematika secara
mendalam. Berdasarkan hasil yang dipaparkan, guru menjadi faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa dan berpengaruh pada kesulitan belajar
matematika.
Paul Mutodi 2014 dengan penelitiannya yang Berjudul Exploring Mathematics Anxiety: Mathematics Students’ Esperiences. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kecemasan terhadap matematika menjadi salah satu faktor psikologi yang mempengaruhi pencapaian siswa dan praktik umum mereka. Oleh
karena itu, guru atau fasilitator sebaiknya mengerti kecemasan matematika dan strategi pembelajaran serta kebiasaan belajar yang dapat membantu siswa
menanggulangi kecemasan. Paparan dalam penelitian tersebut turut menguatkan bahwa faktor intenal dalam hal ini faktor psikologi mempengaruhi pencapaian
siswa dalam pembelajaran matematika.
2.3 Kerangka Berpikir