Sejarah Perkembangan Haiku Menuju Go International Go International Ni Yuku Haiku No Hatten No Rekishi

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN HAIKU MENUJU GO INTERNATIONAL GO INTERNATIONAL NI YUKU HAIKU NO HATTEN NO REKISHI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan melengkapi salah satu syarat untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh :

RIFKI SETIAWAN LUBIS NIM : 070708032

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya serta kepada Junjungan kami Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN HAIKU MENUJU GO INTERNATIONAL”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, bantuan, dan masukan – masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku Ketua Program Studi S-1 Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memeriksa skripsi penulis.

3. Bapak Muhammad Pujiono, S.S, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II, , yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memeriksa skripsi penulis.

4. Kepada seluruh staf pengajar Program Studi S-1 Sastra Jepang yang telah membagi banyak ilmu kepada penulis sebagai bekal masa depan dari tahun pertama hingga dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.


(3)

5. Kedua orang tua penulis, H. Arlian Lubis dan Nurlaili, yang telah membesarkan, mendidik dan selalu melimpahkan kasih dan sayangnya kepada penulis. Tanpa restu, doa dan dorongan dari keduanya, mungkin skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat membuat ayah dan mama bangga.

6. Saudara – saudaraku, Putri, Resti, Aldi, Rian, dan Lani, terimakasih telah memberikan semangat dan perhatian kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

7. Teman – teman dan sahabat seperjuangan dari seluruh angkatan Fakultas Sastra Jepang maupun bukan yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan kita dalam suka dan duka, semua perhatian, kesabaran, dukungan serta masukan – masukan positif kalian. Semoga persahabatan kita semua tetap abadi.

Penulis sangat mengharapkan masukan – masukan dan juga saran – saran yang membangun dari pembaca bagi usaha perbaikan di masa mendatang karena penulis menyadari bahwa penulis adalah seorang manusia yang tidak sempurna sehingga tidak terlepas dari kesalahan. Semoga skripsi ini dapat menambah sedikit pengetahuan bagi kita semua dan mari kita terus belajar untuk masa depan kita.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca khususnya para mahasiswa Sastra Jepang dan bermanfaat bagi kita semua.


(4)

Medan, 9 Juni 2012

Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... .. ... 3

1.3. Ruang Lingkup Pemabahasan ... 7

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 7

1.4.1. Tinjauan Pustaka... 7

1.4.2. Kerangka Teori ... 10

1.5.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.6. Metode Penelitian ... 12

BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP HAIKU ... 14

2.1. Konsep Haiku ... 14

2.2. Keistimewaan Haiku ... 17


(6)

2.3.1. Empat Guru Besar Haiku ... 30

2.3.2. Tokoh – Tokoh Mancanegara yang Mempopulerkan Haiku ... 45

2.4. Sejarah Perpuisian Jepang ... 51

2.4.1. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Jodai ... 51

2.4.2. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Chu _ _ _ _ _ _ _ _ k _ _ _ _ _ _ _ _ 2.4.3. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Ch o ... 52

u _ _ _ _ _ _ _ 2.4.4. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Kinsei ... 73

sei ... 67

BAB III. SEJARAH PERKEMBANGAN HAIKU MENUJU GO INTERNATIONAL ... 78

3.1. Sejarah Perkembangan Haiku Modern ... 78

3.1.1. Perkembangan Haiku Modern di Jepang ... 78

3.1.2. Perkembangan Haiku di Mancanegara ... 83

3.2. Faktor – Faktor yang Membuat Haiku Berkembang di Mancanegara ... 107

3.3. Komunitas Haiku Dunia ... 116


(7)

3.4.1. Tanggapan dari Pakar Ahli mengenai Haiku ... 121

3.4.2. Tanggapan dari Masyarakat Penggemar Haiku ... 124

3.5. Lirik – Lirik Haiku Internasional... 128

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN... 132

4.1. Kesimpulan ... 132

4.2. Saran ... ... 134

DAFTAR PUSTAKA ABSTRAKSI


(8)

http://irishhaiku.webs.com/

http://www.big.or.jp/~loupe/links/enginx.shtml/

HAIKU for PEOPLE.htm#Menu/

http://www.haikusociety.com/

http://www.meister-z.com/meister_z/SHIKI.htm#s/

http://www.litkicks.com/

http://www.wikipedia.org/

ABSTRAK

SEJARAH PERKEMBANGAN HAIKU MENUJU GO INTERNATIONAL Go International Ni Yuku Haiku No Hatten No Rekishi

Haiku adalah bentuk puisi paling singkat di dunia yang hanya terdiri dari 17 suku kata dalam tiga baris. Tiap – tiap baris terdiri dari 5, 7, dan 5 suku kata secara berurutan. Haiku pada awalnya berasal dari Renga. Renga sering ditulis untuk mengekspresikan tentang kajian keagamaan dan kehidupan istana.


(9)

Pada abad ke – 16, ketika orang Jepang mulai banyak yang berpartisipasi untuk membuat puisi, haikai yang merupakan salah satu variasi dari renga mengalami perkembangan pesat dan memperoleh popularitas di berbagai kelas masyarakat. Haikai merupakan puisi panjang yang memberi kebebasan kepada para penyair untuk menggunakan imajinasinya untuk dan bisa lebih rileks dalam melantunkan puisi tersebut. Haikai pada umumnya berisi hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, seperti humor, permainan kata – kata, dan bahasa – bahasa umum yang sering dipakai di dalam kehidupan masyarakat. Hal seperti itulah yang membuatnya diterima oleh masyarakat luas.

Pada abad ke – 17, para penyair mulai merasa lebih mudah dan bagus hanya dengan menulis hokku ( tiga baris awal dari haikai ), salah satu penyair terkenal pada zaman itu, Matsuo Basho ( 1644 – 1694 ), yang telah mempopulerkannya, kemudian diikuti oleh Yosa Buson ( 1718 – 1783 ) dan Kobayashi Issa ( 1763 – 1827 ). Kegiatan menulis hokku ini menjadi populer pada saat itu karena para penyair berpendapat dapat lebih menuangkan ekpresinya dalam hokku daripada mengikuti peraturan lama dianggap membosankan. Pada awal abad ke – 20, salah seorang penyair haiku, Masaoka Shiki ( 1867 – 1902 ) membebaskan sajak hokku dari rantai haikai menjadi sajak independen dan dia memberikan nama haiku pada hokku.

Sejarah perkembangan haiku tidak bisa dilepaskan dari peran para guru besar haiku, yaitu Matsuo Basho

_ _ _ _ _ _ _

, Yosa Buson, Kobayashi Issa, dan Masaoka Shiki. Matsuo Bash

_ _ _ _ _ _ _

o adalah orang yang pertama kali memperkenalkan seni baru untuk menulis hokku yang merupakan bait pertama dari haikai no renga. pada saat


(10)

itu puisi baru ini menjadi populer. Yosa Buson menjadi penyair hebat yang mampu meneruskan kepopuleran puisi baru ini setelah Basho

_ _ _ _ _ _ _

dengan gayanya yang sangat objektif dalam menilai sebuah objek. Selain itu, Ia mampu memperkenalkan haiga yang merupakan campuran antara seni melukis dengan berpuisi. Kobayashi Issa yang disebut – sebut sebagai penerus yang tepat bagi Bash

_ _ _ _ _ _ _

Sejarah perkembangan haiku di mancanegara diawali dengan kunjungan oleh Julien Vocance, Paul Louis Couchoud dan yang lainnya ke Jepang. Waktu berada di Jepang mereka tertarik untuk mempelajari haiku dan berusaha menulis haiku dalam bahasa Prancis. Kemudian mereka mempublikasikan buku karyanya pada tahun 1905. Kemudian. R. H. Blyth dengan buku karyanya Haiku: Vol. 1. Buku ini mampu membawa wawasan yang lebih luas mengenai haiku untuk dikenal oleh orang barat. Tetapi, orang yang benar – benar berpengaruh adalah Harold G. Henderson dan Jack Kerouac. karya – karya mereka mampu mempengaruhi banyak orang untuk mengetahui lebih jauh haiku. Pada saat ini, haiku bisa dipelajari dengan mudah melalui internet, jurnal – jurnal, majalah – majalah haiku, dan lain – lain.

o, dengan kehidupannya yang sulit, Ia mampu membuat puisi yang bersifat sangat kemanusiaan dan juga membuat puisi mengenai hewan dan alam yang indah. Masaoka Shiki pada akhirnya memberikan nama “ Haiku “ pada puisi baru ini sehingga menjadi puisi yang independen. Selain itu, Ia juga memperkenalkan teori “ Shasei “ dalam menulis haiku, yang bersumber dari teori melukis. Teori ini memiliki definisi. Definisi teori “ shasei “ yaitu menulis puisi yang berdasarkan pada realita yang terjadi sehari – hari.


(11)

Faktor – faktor yang membuat haiku berkembang di mancanegara, antara lain, surat kabar dan majalah,jurnal – jurnal yang membahas mengenai haiku dari zaman kuno dan modern ,penyair , peneliti, dan orang – orang asing yang menetap di Jepang yang mempelajari haiku, restorasi meiji, pesona dari haiku, citra dari guru besar haiku, komunitas haiku yang ada di berbagai negara, dan kontes perlombaan menulis haiku.

Haiku mancanegara memiliki beberapa perbedaan dengan haiku klasik, yaitu haiku mancanegara tidak memakai kigo, menggunakan gaya bahasa, dan tidak selalu mengikuti pola 5 – 7 – 5 dalam penulisan haiku.

Pada saat ini, Komunitas pencinta haiku sudah muncul di berbagai negara. Komunitas ini lahir sebagai bentuk apresiasi masyarakat pencinta haiku terhadap puisi ini. Komunitas haiku adalah organisassi non – profit yang memiliki tujuan untuk mengembangkan haiku ke seluruh dunia dengan mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan haiku, seperti mengadakan kontes menulis haiku, menerbitkaan majalah haiku, mengadakan kuliah mengenai haiku, dan lain – lain.

Kegiatan – kegiatan lain yang berhubungan dengan perkembangan haiku banyak bermunculan dalam perannya mengembangkan dunia haiku, seperti perlombaan menulis haiku, workshop haiku, forum diskusi haiku di internet, dan berbagai macam kegiatan lainnya.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara Asia yang maju dalam bidang teknologi dan industri di dunia pada saat ini. Hal ini dapat kita lihat dengan menjamurnya barang produksi Jepang di seluruh dunia sekarang ini. Jepang juga selain dikenal dengan keunggulannya di bidang teknologi dan industri, juga dikenal dunia dalam bidang kesusastraan, buktinya dengan hadiah nobel kesusastraan yang pernah diperoleh Yasunari Kawabata dengan novel berjudul “ Yukiguni “ karangannya. Selain dalam bidang prosa, bidang perpuisian Jepang juga dikenal dengan baik oleh dunia seperti, haiku, tanka, waka, renga, dll. Di antara ragam puisi tersebut, haiku merupakan salah satu puisi Jepang yang paling terkenal di seluruh dunia pada saat ini. Apabila membahas mengenai haiku, maka tidak akan bisa lepas dari sejarah masa lalunya, karena haiku memiliki sejarah yang sudah sangat tua sejak awal mulai terbentuknya hingga sekarang, banyak hal – hal yang sudah terjadi di masa lalu yang menjadi faktor dari berkembangnya haiku pada saat ini sehingga menjadi salah satu puisi Jepang yang terkenal di dunia.

Haiku adalah bentuk puisi paling singkat di dunia yang hanya terdiri dari 17 suku kata. Haiku adalah puisi dengan 17 suku kata terdiri dari 3 matra ( baris )

dengan masing – masing tersusun dari 5, 7, dan 5 suku kata secara berurutan ( Encyclopedia of Japan, 1985 : 78 ). Haiku pada awalnya berasal dari salah satu


(13)

puisi yang sering dipertunjukkan di istana kekaisaran yaitu Renga yang populer selama abad 9 sampai abad ke-12. Renga sering ditulis untuk mengekspresikan tentang kajian keagamaan dan kehidupan istana, dan biasanya renga ditulis secara berantai ( Ueda, 1992 : 1 ).

Pada abad ke – 16, ketika orang Jepang mulai banyak yang berpartisipasi dalam membuat puisi, salah satu variasi dari renga, yaitu haikai mengalami perkembangan pesat dan memperoleh popularitas di berbagai kelas masyarakat. Haikai merupakan salah satu puisi panjang yang dimana para penyairnya memperoleh kebebasan dalam menggunakan imajinasinya untuk berkarya dan bisa lebih rileks dalam melantunkan sajak tersebut. Haikai pada umumnya berisi hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, seperti humor, permainan kata – kata, kejenakaan, parodi, dan bahasa – bahasa pasaran yang ada di dalam

masyarakat. Hal itulah yang membuatnya diterima oleh masyarakat luas ( Ueda, 1992 : 1 – 2 ).

Pada abad ke – 17, para penyair mulai merasa lebih mudah dan santai hanya dengan menulis 3 baris awal dari haikai, yaitu hokku ( syair pembuka ), salah satu penyair terkenal pada zaman itu, Matsuo Basho ( 1644 – 1694 ), yang telah mempopulerkannya, kemudian diikuti oleh Yosa Buson ( 1718 – 1783 ) dan Kobayashi Issa ( 1763 – 1827 ). Kegiatan menulis hokku ini menjadi populer pada saat itu karena para penyair berpendapat dapat lebih menuangkan ekpresinya dalam 3 baris kata daripada mengikuti peraturan lama dalam renga yang mengharuskan menulis sajak yang panjang setelah hokku yang dianggap membosankan bagi mereka. Pada awal abad ke – 20, salah seorang penyair haiku,


(14)

Masaoka Shiki ( 1867 – 1902 ) membebaskan sajak hokku dari rantai haikai

menjadi sajak tersendiri dan dia memberikan nama haiku pada hokku ( Ueda, 1992 : 1 ).

Pada masa ini, haiku telah menyebar ke seluruh dunia dan banyak orang menulis buku tentang haiku. Faktor yang membuatnya berkembang antara lain ciri khas unik yang dimilikinya, seperti penggunaan kata – kata musim yang identik dengan alam, dan polanya yang berbentuk 5 – 7 – 5 dalam 17 suku kata secara berurutan, faktor yang lain adalah kesederhanaan dan keindahan kata – katanya yang walaupun singkat namun penuh dengan realitas dan mengandung makna yang mendalam yang menyentuh hati sanubari telah banyak mempengaruhi orang di seluruh dunia untuk membacanya dan memberikan inspirasi pada mereka untuk membuat haiku gayanya sendiri, bahkan perkumpulan haiku di luar negeri telah banyak didirikan, dapat dikatakan haiku telah go international sekarang ini dengan diadakannya berbagai perlombaan mengarang haiku yang diadakan oleh komunitas haiku yang ada di berbagai dunia.

Berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk membahas tema ini melalui skripsi yang berjudul “ Sejarah Perkembangan Haiku Menuju Go International “.

1.2. Perumusan Masalah

Haiku sebagai salah satu puisi yang paling singkat dari semua jenis puisi yang ada, telah memberikan perkembangan yang besar pada dunia sastra melalui ciri khas yang dimilikinya bagi puisi Jepang. Hal ini dikarenakan haiku telah


(15)

dapat membuktikan betapa besarnya pengaruh yang dihasilkan dengan penggunaan kata – kata yang minimum.

Haiku lahir pada abad ke – 17 di zaman Edo, dan pada permulannya haiku adalah sajak pembuka pada renga, yang pada saat itu sangat terkenal di dalam kehidupan masyarakat. Pada abad ke – 17, kebanyakan penyair lebih memilih untuk menulis 3 baris awal pada haiku sampai abad ke – 20 ketika Masaoka Shiki ( 1867 – 1902 ) memperkenalkan nama haiku bagi jenis puisi singkat ini yang belum memiliki nama pribadi tapi terkenal di kalangan masyarakat.

Tiga penyair hebat haiku, Basho, Buson, dan Issa, yang hidup pada zaman Edo ( 1600 – 1868 ) dan haiku yang mereka ciptakan meninggalkan warisan yang mendalam pada bagaimana cara menulis haiku sekarang. Mereka semua lahir di desa pertanian dan menghabiskan waktu bertahun – tahun lamanya untuk berlatih dan memperhalus seni haiku mereka dengan mengelilingi setiap sudut negara Jepang, mengamati alam dan keadaan manusia pada zaman itu. Mereka mengikuti tradisi kuno Jepang sebagai penyair pengembara, yang mencari pengalaman melalui kontak langsung dengan kehidupan manusia dan alam.

Kehidupan sebagai pengembara yang telah mereka pilih telah memberikan inspirasi pada haiku mereka yang merupakan cerminan atau gambaran dari kehidupan yang dilalui selama pengembaraan, yaitu kehidupan yang dilalui secara sederhana namun penuh dengan ketenangan. Bagaimana mereka dapat menuliskan kembali momen – momen sesaat menjadi keindahan yang abadi. Bagaimana mereka menjadikan kesederhanaan menjadi karya yang sangat istimewa dan


(16)

menyentuh hati setiap orang. Sebagian besar dari haiku yang mereka ciptakan berasal dari pengalaman – pengalaman selama perjalanan panjang yang telah mereka lalui. Sehingga haiku – haiku yang diciptakannya sangat dekat dengan alam. Bahkan banyak penyair yang terpengaruh dengan gaya mereka dalam menciptakan haikunya sendiri.

Perkembangan haiku pada awal kemunculannya mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Ada berbagai hal yang mendorong perkembangan haiku pada saat itu hingga menjadi populer, seperti puisinya yang pendek sehingga para penyair tidak perlu menulis puisi panjang seperti yang ada dalam peraturan lama yang dianggap membosankan bagi mereka, kata – katanya yang jelas menujukkan realitas yang ada, kata – kata yang menunjukkan alam yang membuat kita serasa dekat dengan alam sekitarnya, dan haikai yang merupakan cikal – bakal dari haiku memiliki ekspresi yang lebih bebas, humor yang lebih banyak, dan menceritakan keadaan masyakat pada masa itu jauh lebih diterima oleh masyarakat daripada renga yang hanya boleh dibuat oleh para kalangan bangsawan. Pada abad ke – 19, melalui usaha keras Masaoka Shiki (1867 – 1902), ia berhasil memperkenalkan teori dalam menulis haiku yaitu “ Shasei “ ( sketsa dari alam ) yang lebih mengarah kepada realitas dalam menulis haiku, yang membuat gabungan antara prinsip kehidupan dengan momen sesaat dalam kehidupan manusia yang diapresiasikan dalam tiga baris haiku. Hal ini mampu membuat haiku lebih jujur dalam realitas dan mampu untuk menunjukkan keindahan sesaat menjadi keindahan abadi. Hal ini banyak diadopsi oleh para penyair haiku sesudahnya dalam membuat haiku gayanya sendiri.


(17)

Perkembangan haiku di Mancanegara dimulai pada awal abad ke-19, orang asing pertama yang diketahui menulis haiku adal orang Belanda yang menetap di Dejima, Nagasaki. Dengan kata lain, haiku menyebar ke Mancanegara melalui orang asing yang menetap di Jepang, kemudian membawanya ke negara asalnya dan mempopulerkannya disana dengan menulis esai di majalah yang diterbitkan di negara asalnya. Tetapi, Walaupun sudah banyak usaha untuk menulis haiku di Mancanegara, tapi masih banyak yang salah persepsi mengenai prinsipnya. Oleh karena itu salah seorang penyair Jepang, Yone Noguchi menulis Esai tentang haiku dan prinsipnya di majalah asing untuk membantu perkembangan haiku di Mancanegara. Kemudian pada awal abad ke-20, muncullah seniman haiku dari barat seperti, R. H. Blyth, James Joyce, D.H. Lawrence, Amy Lowell, Marianne Moore, Ezra Pound, and Carl Sandburg. Buku haiku karangan R . H . Blyth menjadi terkenal pada tahun 1940-an dan menjadi pedoman bagi penyair haiku di seluruh dunia.

Sekarang haiku sudah menyebar ke seluruh dunia dan telah ada berbagai perkumpulan haiku di luar negeri, yang telah mengadakan berbagai kontes menulis haiku.

Permasalahan dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah perkembangan haiku dari awal dimulainya sampai sekarang ?

2. Bagaimana haiku bisa go international dan banyak digemari oleh banyak penyair non - Jepang ?


(18)

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penelitian ini, agar masalah penelitian ini tidak terlalu luas sehingga menjadi lebih terarah dalam pembahasannya, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan kepada sejarah perkembangan haiku saja dari awal dimulainya sampai haiku bisa go international dan menjadi salah satu puisi populer untuk ditulis oleh penyair pada zaman sekarang.

Untuk mendukung penelitian ini, penulis sebelumnya akan menjelaskan konsep haiku beserta sejarahnya, keistimewaan haiku, tokoh – tokoh penting yang mempopulerkan haiku dan alasan mengapa haiku bisa go international dan digemari oleh banyak penyair non – Jepang.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka

Haiku sebagai puisi Jepang memiliki keringkasan dalam penggunaan kata – kata yaitu dengan 17 suku kata yang tersusun dalam tiga baris dengan 5, 7, dan 5 suku kata. Hal inilah yang membuat haiku menjadi menarik yang membuat para penyair Jepang terdahulu harus memikirkan pilihan kata ( Diksi ) yang tepat dalam menulis sebuah haiku.

Haiku sebagai salah satu jenis puisi mengungkapkan ekspresi seorang penyair yang diungkapkan melalui kata – kata. Dalam hal ini kita dapat melihat beberapa definisi puisi dari para penyair romantik Inggris yang dikumpulkan oleh Shanon Ahmad dalam Pradopo ( 1993 : 6 ), yaitu :


(19)

1. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata – kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata – kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik – baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya dan sebagainya.

2. Carlyle mengatakn bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi – bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata – kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi..

3. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional dan berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra – citra, dan disusun secara sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi

Seperti yang terlihat dari beberapa definisi di atas, tentu saja kita dapat menyimpulkan bahwa haiku menyampaikan ekspresi penyair melalui kata – kata sama seperti definisi puisi yang ada di atas tapi tentu saja dengan caranya tersendiri dan tentu dengan penggunaan kata – kata yang minimum tapi kaya akan makna.

Namun terlebih dahulu kita harus mengetahui makna dari haiku, karena selain haiku dijelaskan sebagai puisi dengan 17 suku kata, ada beberapa definisi lain dari haiku. Menurut Higginson ( 1996 : 28 ) menyebutkan bahwa sebuah


(20)

haiku merupakan pengungkapan (rekaman) dari suatu peristiwa yang melibatkan kemampuan pengarang dalam memahami kekuatan alam. Pendapat lainnya yaitu menurut Miura ( 1991 : 7 ), ia mengungkapkan bahwa puisi Jepang ( Haiku ) merupakan sebuah kehidupan kecil yang tersusun dari 17 suku kata. Dengan jumlah suku kata yang terbatas ini haiku dapat mengungkapkan berbagai perasaan.

Jika kita melihat perkembangan haiku pada saat ini yang telah menyebar ke seluruh dunia dan memiliki komunitas haiku di berbagai negara, tentu saja kita tak dapat memisahkannya dari hasil kerja para penyair haiku terkenal, seperti Basho, Issa, Buson, Shiki, dll. Matsuo Basho

_ _ _ _ _ _ _ _ _

Pada akhir abad ke – 19, penyair Masaoka Shiki ( 1867 – 1902 ), Ia diingat karena haikunya, dan teorinya yang berasal dari teori melukis yaitu “ drawing from life ( Shasei ), sebagai basis dari seni menulis hokku. Teori ini dapat diartikan “ Melukis Dari Alam “ yang menghasilkan cara menulis yang lebih ( 1644 – 94 ) sebagai bapak dari haiku membuat hokku menjadi sebuah puisi yang terpisah dari haikai no renga, dan dengan pengalamannya mempelajari Zen mampu menuangkan imajinasi yang ada dalam pikirannya menjadi sebuah 17 suku kata yang indah, kemudian Yosa Buson ( 1718 – 83 ) dengan bakat melukisnya yang luar biasa mampu lebih mendeskripsikan suatu objek secara lebih baik dalam setiap hokkunya, begitu juga dengan Kobayashi Issa ( 1763 – 1827 ), mampu mencurahkan energi kreatifnya ke dalam hokku. Sehingga bisa dikatakan pada abad 18 – 19, hokku menjadi lebih populer daripada haikai no renga, padahal hokku sendri sebelumnya adalah komposisi daripada haikai no renga itu sendiri.


(21)

mengarah kepada realita yang ada yang terjadi setiap hari. Lalu untuk membuat perbedaan dia memberi nama haiku yang dikenal luas pada saat ini. Haiku telah banyak diperlombakan dan buku – buku mengenai haiku telah banyak diterbitkan sehingga makin memperjelas eksistensi haiku di dunia modern saat ini.

1.4.2. Kerangka teori

Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti menurut Nawawi dalam Sangidu (2007 : 39 – 4).

Teori merupakan asas atau hukum – hukum yang menjadi dasar ( pijakan, pedoman, tuntunan ) suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, teori merupakan aturan ( tuntunan kerja ) untuk melakukan sesuatu menurut Moeliono dalam Sangidu ( 2007 : 13 ).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep haiku dari Encyclopedia of Japan, yaitu “ Haiku adalah bentuk puisi paling singkat di dunia

yang hanya terdiri dari 17 suku kata. Haiku adalah puisi dengan 17 suku kata terdiri dari 3 matra ( baris ) dengan masing – masing tersusun dari 5, 7, dan 5 suku kata secara berurutan “. Haiku merupakan salah satu puisi tersingkat di dunia dengan 17 suku kata. Selain memiliki makna yang mendalam, haiku juga identik dengan alam berkat kata – kata di dalamnya yang kebanyakan mengungkapkan keadaan empat musim. Banyak orang Jepang maupun yang non – Jepang mempelajari haiku dengan alasan agar mampu menangkap momen indah yang


(22)

terdapat di dalamnya. Haiku pada mulanya adalah tiga baris awal pada haikai no renga atau hokku yang kemudian melepaskan diri sehingga menjadi puisi individu dan penyair haiku terkenal, Masaoka Shiki memantapkan hokku ini dengan nama yang kita kenal sekarang yaitu, haiku yang dikenal masyarakat internasional sekarang. Untuk melihat bagaimana haiku bisa go internasional tentu kita tidak bisa melepaskan diri dari faktor masa lalu haiku dari mulai terciptanya sampai sekarang. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini akan menggunakan pendekatan sejarah.

Penelitian ini memakai pendekatan sejarah. Menurut Ginting ( 2006 : 24 ), penelitian sejarah merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mensintesis, memverifikasi bukti – bukti untuk menegakkan fakta, dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Selanjutnya melalui pendekatan ini , peneliti berharap dapat mengambil tindakan yang tepat untuk lebih mudah dalam penyelesaian skripsi ini.

1.5. Tujuan dan Manfaat penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menjelaskan mengenai sejarah perkembangan haiku dari awal terciptanya sampai go internasional seperti sekarang ini,


(23)

1.5.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Memberikan wawasan baru tentang haiku dan keberadaannya, 2. Menambah pengetahuan tentang sejarah perkembangan haiku

dari zaman terciptanya sampai go internasional,

3. Dapat dijadikan sumber ide dan informasi bagi peneliti selanjutnya.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif. Menurut Koentjaraningrat ( 1976 : 29 ) metode deskriptif adalah metode yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat – sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Dalam memecahkan permasalahan peneliti mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi, mengkaji serta menginterpretasikan seluruh data yang ada. Dimana dengan metode ini peneliti diharapkan dapat menjelaskan tentang sejarah haiku hingga bisa dikenal luas oleh masyarakat internasional sekarang.

Data yang digunakan adalah data tulisan. Data tulisan ini dikutip dari berbagai buku yang berhubungan dengan permasalahan yang ada seperti buku –


(24)

buku tentang haiku, serta yang berhubungan dengan kesusasteraan Jepang. Tehnik penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan ( library research ) yaitu penelaahan buku – buku kepustakaan. Peneliti menelusuri sumber – sumber kepustakaan dengan permasalahan yang akan dijawab.

Selain itu dikarenakan penggunaan bahan – bahan yang mempergunakan bahasa asing, maka peneliti akan menggunakan “ Translation Method “ atau metode terjemahan.Menurut Machali ( 2000 : 48 ) menyatakan bahwa metode terjemahan adalah metode yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan ( analisis, pengalihan, dan penyerasian ) penerjemahan.


(25)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP HAIKU 2.1. Konsep Haiku

Haiku merupakan jenis puisi yang paling singkat yang pernah ada. Puisi ini mewakili kesusastraan Jepang dalam memberikan kontribusi terhadap kesusastraan puisi di dunia. Hal ini terjadi karena haiku membuktikan bagaimana seni dalam membuat sajak dapat dibuat menjadi indah dan memiliki makna yang mendalam hanya dengan penggunaan kata – kata yang minimum. Meskipun puisi ini sangat pendek dalam penggunaan kata – kata, Jepang dan masyarakat dunia pada saat ini menganggap haiku sebagai salah satu hasil karya terbesar yang pernah ada.

Tetapi sebelum masuk lebih jauh membahas mengenai haiku, terlebih dahulu perlu diketahui mengenai pengertian puisi itu sendiri. Jika melihat pengertian puisi itu sendiri secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah peoetry yang erat dengan –poet dan –poem. Mengenai kata poet, Coulter ( dalam Tarigan, 1986:4 ) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari yunani yang berarti “ membuat atau mencipta “. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang – orang yang hampir – hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa – dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.


(26)

Sedangkan jika melihat pengertian puisi itu sendiri secara umum, puisi sebagai bagian dari genre sastra merupakan jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan satu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama dan makna khusus ( Zubeirsyah, 1992:184 ).

Haiku( 俳句 ) adalah jenis puisi Jepang yang memiliki keringkasan dalam penggunaan kata – kata. Haiku merupakan puisi yang hanya tersusun dari 17 suku kata. Penulisannya dilakukan dalam 3 baris ( alinea ) yang masing – masing terdiri dari 5, 7, dan 5 suku kata. Penghitungan jumlah suku kata pada haiku terlihat pada contoh di bawah ini :

U ma o sa e = 5 suku kata Na ga mu ru yu ki no = 7 suku kata A shi ta ka na = 5 suku kata

Namun tidak semua haiku mematuhi aturan yang berlaku, ada yang kurang ataupun lebih dari 17 suku kata. Seperti contoh berikut :

Ka me war u ru = 5 suku kata Yo ru no ko ri no = 6 suku kata Ne za me ka na = 5 suku kata

Haiku di atas berjumlah 16 suku kata. Sebagian penyair ada yang menggunakan pola suku kata lebih atau kurang dari 17 suku kata. Namun aturan


(27)

haiku yang sebenarnya adalah 17 suku kata, dan pada umumnya haiku menggunakan aturan 17 suku kata.

Selain dari pengertian 17 suku kata, menurut wellek dan Austin, ( 1995:3 ) sastra merupakan suatu kegiatan kreatif karya seni. Dengan demikian haiku bisa dikatakan sebagai salah satu kegiatan kreatif karya seni yang mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman yang penataannya dipilih dan ditata dengan cermat dan mampu disampaikan dalam 17 suku kata sebagai seni yang indah, dan menurut Higginson ( 1996 : 28 ) menyatakan bahwa haiku merupakan pengungkapan ( rekaman ) dari suatu peristiwa yang melibatkan kemampuan pengarang dalam memahami kekuatan alam. Hal ini terlihat dari puisi – puisi Jepang sebelum haiku yang banyak menggunakan tema dan kata – kata yang berhubungan dengan alam, seperti waka dan renga, dan sama halnya dengan haiku yang ditulis oleh para penyair terkenal sampai sekarang mempergunakan tema alam.

Pada masa lampau, sebahagian besar orang – orang Jepang hidup sangat dekat dengan alam. Para penyair pada saat itu sering membuat analogi antara musim dengan keadaan yang terjadi di sekitarnya dalam membuat syairnya masing - masing, seperti memadukan keadaan yang sangat sepi dan sengsara dengan musim dingin, alasannya adalah karena di musim dingin, cuaca sangat dingin, matahari tidak bersinar, sehingga membuat orang tidak mau keluar dari rumahnya, dan oleh karena itu jarang ditemui adanya kegiatan yang dilakukan oleh orang secara berkelompok, yang dapat ditemukan hanyalah suasana sepi dan muram. Namun, dengan banyaknya ditemukan puisi yang menggunakan tema dan


(28)

kata – kata yang berhubungan dengan alam dalam mencitrakan keadaan yang dialami, maka hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menghasilkan syair – syair menurut keadaan musim – musim yang ada di Jepang.

Tema alam yang paling umum digunakan dalam haiku yaitu berupa pergantian musim, dimana di Jepang terdapat empat musim. Masing – masing musim ini memiliki keindahan yang berbeda yang dapat dituangkan dalam puisi, salah satunya seperti mekar dan gugurnya bunga sakura dan lain sebagainya. Mulai sejak zaman dahulu, kata – kata khusus dan ungkapan – ungkapan harus mengandung makna – makna tentang empat musim tersebut. Sekarang ini masyarakat Jepang menyebut kata – kata dan ungkapan penggunaan tema empat musim ini disebut juga dengan Kigo. Karenanya makna haiku terkadang diidentikkan dengan puisi yang memerlukan kemampuan penyair dalam memahami alam.

2.2. Keistimewaan Haiku

Haiku sebagai sebuah puisi memiliki pengaruh besar dalam kesusastraan Jepang dan internasional. Selain sebagai sebuah warisan budaya yang bernilai tinggi, juga memiliki keistimewaan tersendiri yang membuatnya digemari banyak penyair dari Jepang maupun non Jepang. Keistimewaan tersebut antara lain sebagai berikut :


(29)

1. Merupakan Salah Satu Puisi yang Memiliki Keringkasan dalam Penggunaan Kata – Kata.

Haiku merupakan salah satu puisi tersingkat di dunia dengan 17 suku kata dengan pola 5 – 7 -5 dalam tiga baris. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para penyair dalam menulis haiku. Bagaimana menuangkan ekspresi hanya dalam tiga baris. Keringkasan haiku membuat para penyair harus lebih megadakan pendekatan yang lebih disiplin dalam berbahasa dari pada jenis puisi lain. Keringkasan dengan kata lain membuang sesuatu yang tidak perlu membuat haiku memiliki beberapa keuntungan yang tidak dapat selalu ditemukan di jenis puisi yang lain. Keringkasan mengharuskan seorang penyair membuang tata bahasa yang tidak diinginkan dan kata sambung. Kekurangan dalam penggunaan kata sambung membuat objek yang digambarkan dalam haiku menyatu dengan yang lainnya seperti makna, rasa, dan lain – lain.

Pada awalnya haiku adalah renga yang memiliki pola 5 – 7 – 5 – 7 – 7 yang popular pada abad ke 17, renga popular di masyarakat dan banyak diperlombakan pada masa itu. Tapi seiring perkembangan zaman, orang – orang mulai merasa jenuh menulis saja yang panjang dan penuh dengan peraturan. Selain itu haikai no rengayang merupakan variasi dari renga mulai berkembang dan popular di masyarakat, pada awalnya haikai no renga, cara penulisannya mengikuti peraturan yang sudah pakem, tetapi kemudian banyak penyair tertarik untuk menulis hanya sajak pembuka pada renga yang berjumlah tiga baris, tiga baris tersebut disebut dengan hokku, yang pada saat ini kita kenal sebagai haiku, situasi seperti ini disebabkan karena para penyair pantun lebih mudah


(30)

menuangkan gagasan dalam tiga baris hokku yang singkat, daripada menulis puisi panjang sesuai dengan peraturan pada masa itu. Dan keadaan ini berlanjut terus sampai pada saat ini dimana haiku telah terkenal di seluruh dunia.

2. Memiliki Kigo yang Merupakan Kata Penanda Musim, Juga Mampu Melukiskan Keindahan Alam, dan Sebagai Analogi dari Imajinasi dan Emosi Penyair Terhadap Suatu Keadaan atau Situasi yang Digambarkan dalam Setiap Baris Haiku.

Kigo adalah sebuah kata atau frase yang diasosiasikan dengan musim – musim yang digunakan pada haiku – haiku Jepang. Kigo sering digunakan di dalam haiku, untuk mengindikasikan musim di dalam bait. Kigo sangat berharga dalam mengungkapkan ekspresi pada haiku.

Pemakaian kigo dalam haiku Jepang merupakan hal yang sangat penting semenjak pertengahan abad ke – 8. Di dalam buku man’yoshu, terdapat beberapa haiku yang memiliki kigo, lalu di dalam Kokinshu

_ _ _ _ _ _ _ _

Pada zaman Heian, renga berkembang dan setelah memasuki abad ke 13, dalam penulisan renga telah ditetapkan peraturan yang mengharuskan di dalam renga harus terdapat kigo. Hal ini terus berlanjut sampai pada zaman populernya hokku, dimana dalam menulis hokku juga harus terdapat kigo.

, lebih banyak terdapat haiku yang memiliki kigo.

Salah satu variasi dari renga yaitu haikai no rengadiperkenalkan pada akhir abad 15. Haikai adalah puisi yang isinya lebih ringan dan penuh humor dengan Matsuo Basho dan penyair lain mempopulerkannya. Pada awal abad 20, Masaoka


(31)

Shiki memisahkan hokku dari rantai haikai dan memberikana nama haiku pada puisi yang sebelumnya tidak memiliki nama tersebut yang memuat kigo sebagai unsur intern di dalamnya.

Ketika berbicara tentang musim, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menggunakan elemen dari alam untuk membuat suatu gambaran yang dapat mengungkapkan ekspresi dan ide. Cara seperti itu adalah cara khas dalam menggunakan kigo ketika menulis haiku.

Kigo merupakan kata – kata yang menunjuk kepada musim. Di Jepang terdapat empat musim, yaitu musim semi, gugur, panas, dan dingin. Semua musim tersebut meemiliki kigo masing – masing yang terdapat di dalam haiku. Kigo di dalam haiku selain memiliki fungsi sebagai penunjuk waktu kapan haiku ditulis, juga mampu melukiskan keindahan alam melalui setiap kata – katanya. Setiap musim memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Jepang, sehingga kigo pun disesuaikan dengan keadaan itu. Ada kigo yang merupakan kejadian alami yang muncul pada musim – musim tertentu, misalnya : Kawazu yang berarti katak yang menunjukkan musim semi, saat musim semi merupakan saat dimana katak-katak muncul ke sawah, dan ada kigo yang merupakan kebudayaan yang dilakukan masyarakat Jepang pada musim – musim tertentu, misalnya : Shigure yang berarti mandi hujan, shigure adalah suatu budaya mandi hujan saat akhir musim gugur atau awal musim dingin. Jadi Shigure juga adalah kigo yang menandakan musim dingin.Para penyair haiku kerap memasukkan kigo untuk menunjukkan ekspresinya. Dengan kata lain, kigo menjadi analogi dan symbol dari ekspresi sang penyair dalam haikunya.


(32)

Di bawah ini terdapat makna dari masing – masing musim bagi masyarakat Jepang beserta contoh kigo dan contoh haiku yang memiliki kigo yang dikutip dari

Musim dingin : Musim dingin diumpakan dengan kesedihan, hubungan yang renggang, kesepian, kemuraman, dingin, suasana tahun baru dan ketenangan.

Contoh kigo : ochiba, fuyu, yuki, samusa, yukimi, fugujiru dan lain– lain.

Fuyu no hi ya Matahari musim dingin Bajou ni kouru Di punggung kuda

Kageboshi Bayanganku membeku

Musim panas : musm panas diumpamakan dengan kegembiraan hidup, kehangatan, cinta, kemarahan, dan nafsu.

Contoh kigo : natsu, satsuki, atsushi, semi, hototogisu, tsuyu, dan lain – lain.

Shizukasa ya Didalamketenangan Iwa ni shimi iru Suarajangkrik Semi no koe Menembus bebatuan

Musim gugur : musim gugur diumpamakan dengan kehilangan, rasa curiga, penyesalan, kehilangan, dan sebuah akhir. Hal – hal ini ditunjukkan oleh kata – kata yang menggambarkan sesuatu yang bersifat misteri.


(33)

Contoh kigo : aki, hazuki, taifu, kaminari, amanogawa, tsuki, mushi, nashi, momiji, kakashi, akimatsuri, dan lain – lain.

Tsuki zo shirube Bulan akan membimbingmu Konata e irase Jalan ini pengembara, datanglah Tabi no yado Ke dalam penginapan disini

Musim semi : musim semi diumpamakan dengan jiwa muda, jiwa yang murni, harapan baru, dan semangat yang meluap – luap.

Contoh kigo : haru, kisaragi, atatakashi, kasumi, ume, uguisu, sakura, hanamatsuri, kawazu, hibari, hinamatsuri, dan lain – lain.

Furuike ya Kolam tua

Kawazu tobikomu Katak melompat

Mizu no oto Suara air

Buku yang paling popular yang berisikan daftar – daftar kigo adalah buku bernama “ Saijiki “, yang dibagi atas empat volume, disesuaikan dengan empat musim. Pada setiap musim, kita dapat menemukan berbagai kategori seperti bumi, langit, binatang, tumbuhan dan kemanusiaan. Setiap kategori terdiri dari daftar kigo yang berkaian dengan subjek tersebut. Saijiki adalah salah satu tipe buku yang membuat penulis dapat menemukan penjelasan mengenai kigo beserta dengan kata – kata yang berkaitan yang dapat digunakan. Buku ini juga memuat contoh haiku yang terdapat kigo.


(34)

Kigo adalah cara yang efektif untuk menyampaikan ide, pikiran, dan emosi kepada para pembaca. Ketika menulis haiku, sangat direkomendasikan untuk memasukkan kigo untuk mendapatkan efek yang terbaik bagi penyair dan pembacanya.

3. Terdapat Pengaruh dan Konsep Zen yang Membentuk Haiku Menjadi Puisi yang Indah Juga Menjadi Pencerahan Hidup dan Pedoman Untuk Melihat Dunia.

Zen merupakan salah satu dari ajaran Budhisme yang berasal dari India, yang menyebar melalui Cina dan Korea. Terdapat beberapa pendapat yang bertentangan apakah Zen itu termasuk agama atau filsafat. Hal ini dikarenakan Zen telah terlebih dahulu bercampur dengan kebudayaan China. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa Zen merupakan filosofi bukan sebuah agama. Karena percampuran yang terjadi pada saat Zen memasuki wilayah Cina terutama di Cina bagian selatan.

Di dalam Zen, tidak dikenal adanya simbol, dewa, hari – hari besar, ritual keagamaan, dan kitab khusus, pemikiran Zen selalu diajarkan turun – temurun dari seorang ahli Zen kepada murid – muridnya. Apapun ajaran yang terdapat dalam Zen, ajaran tersebut keluar dari pemikiran seseorang. Dalam arti setiap orang mengajari dirinya sendiri, karena kebutuhan setiap orang itu berbeda dan hanya masing – masing pribadi yang mengetahuinya.

Selain itu jika menyangkut apa yang ada di dalam Zen, Suzuki ( 1934 : 6 ) menyatakan bahwa pengalaman pribadi adalah segalanya di dalam Zen.


(35)

Pengalaman merupakan hal yang paling mendasar dalam Zen, pengalaman merupakan jawaban dari segala teka – teki kehidupan. Seperti halnya dalam menjalankan hidup. Seseorang akan paham dengan kehidupan apabila ia telah menjalaninya, dan selama menjalani kehidupan tersebut akan begitu banyak pembelajaran yang didapat.

Apabila membahas mengenai hubungan antara haiku dan Zen, maka hal tersebut merupakan hal yang tak dapat dipisahkan. Pada dasarnya haiku dan Zen menekankan pada satu hal atau dapat dikatakan sebagai persamaan, yaitu haiku dan Zen merupakan bagian dari suatu pengalaman. Dalam haiku dan Zen, pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga, agar kita dapat mengambil hikmah daripadanya sehingga tidak melakukan hal yang salah dan mengambil intisari terbaik agar dapat melihat hidup lebih baik lagi. Di dalam haiku, terdapat beberapa konsep Zen, seperti :

- Satori, adalah sebuah pengalaman akan pencerahan,

- Mu – shin, adalah mengurangi atau membatasi segala ego,

- Jiyu, adalah kebebasan,

- Shokokyaka, adalah melihat ke yang peling dasar yang merupakan sumber dari dirimu sendiri.

Apabila Zen dikaitkan dengan dunia seni, terdapat 5 konsep Zen dari seni Zen yang biasa digunakan untuk menggambarkan kualitas dari kesusasteraan Jepang :


(36)

- Wabi, adalah prinsiip moral yang mengajarkan untuk menikmati kehidupan yang tenang tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan duniawi,

- Sabi, adalah ketenangan, dan keindahan dari kesunyian.

- Mono no aware adalah apresiasi terhadap keindahan yang berlansung sesaat pada alam, kehidupan manusia, dan sebuah hasil karya seni. Dan biasanya ditunjukkan dengan rasa terharu luar biasa, bahkan sampai menangis.

- Yugen adalah konsep yang menunjuk kepada keindahan dan kedalaman dari suatu misteri, dan sering dikombinasikan dengan hal – hal lain seperti keanggunan, kemurnian, kegelapan, ketenangan, dan lain – lain.

- Makoto secara sederhana dapat diartikan sebagai keikhlasan seperti sifat yang bersemangat, dan reaksi emosional yang terjadi secara spontan.

Hal – hal diatas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya nilai Zen dalam sebuah haiku. Keberadaan konsep Zen dalam haiku selain mampu membuat haiku menjadi lebih indah, juga mampu membuat para pembacanya mendapatkan pencerahan hidup dan cara untuk memandang dunia lebih luas.

4. Penggunaan Diksi ( Pilihan Kata ) yang Sederhana Sehingga Ekspresi dan Imajinasi dari Penyair Lebih Mudah Disampaikan.

Menurut diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “ diksi ” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan


(37)

ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi

Segala pembicaraan bahasa dan unsur-unsurnya dalam penulisan haiku hakikatnya terkait dengan diksi. Diksi sebagai satu unsur yang ikut membangun keberadaan haiku berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya. Peranan diksi di dalam penulisan haiku memiliki arti penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam haiku. kata-kata tidak sekadar berperan sebagai sarana yang menghubugkan pembaca dengan gagasan penyair. Dalam haiku kata-kata sekaligus sebagai pendukung dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi penyair.

berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)

Dapat dikemukakan bahwa diksi merupakan esensi penulisan haiku. Pilihan kata yang tepat dan cermat dapat mengukuhkan pengalaman penyair di dalam haiku yang ditulisnya. Pilihan kata yang tepat dan cermat memungkinkan kata-kata tidak sekedar merekat dan menempel satu sama lain, tetapi kata-kata-kata-kata itu dinamis dan bergerak serta memberikan kesan yang hidup. Kata-kata seperti itu tidak sekadar menjadi penanda, tetapi sekaligus menjadi dunia puitik itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menulis haiku siapapun tidak boleh meremehkan atau mengabaikan unsur diksi ini.


(38)

Meskipun diksi dalam penulisan puisi memiliki arti penting, Sanusi Pane pernah mengingatkan bahwa kata-kata yang dipilih dalam penulisan puisi tak serta merta menggunakan kata-kata indah semata, kata-kata yang pelik hanya mengejar estetika (kata-kata yang rumit hanya mengejar keindahan menurut versi penyair dan menjadi asing di mata pembaca), penyair disarankan untuk membuang segala kata yang cuma mempermainkan mata, hanya dibaca sepintas lalu karena kata-kata itu tidak keluar dari sukma (jiwa, batin, pikiran dan perasaan) penyair.

Dalam penulisan haiku, diksi dan gaya bahasa yang digunakan cenderung kepada pemilihan yang sederhana dalam berbagai aspek. Pada haiku jarang ditemukan kata – kata yang tingkat pemahamannya sulit, kata – kata yang sederhana dan umum dalam kehidupan sehari - hari lebih sering kita jumpai, seperti pada haiku yang berjudul “ Furuike ”, yang menggunakan kata – kata seperti “ Kawazu “ yang berarti “ katak “, “ Furuike “ yang berarti “ kolam tua “, dan “ Tobikomu “, yang berarti “ melompat “. Kata – kata seperti ini sangat lazim ditemukan, sangat sederhana, namun di tangan para penyair terkemuka seperti Matsuo basho, kata “ Furuike “ dan lain – lain menjadi sesuatu yang memiliki nilai keindahan yang tinggi. Selain itu kata – kata yang terangkai dalam haiku ini hamper terdengar dalam kehidupan sehari – hari dan tidak memiliki makna ambiguitas, sehingga para penyair terdahulu dan orang yang ingin menulis haiku dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas.


(39)

5. Menggambarkan Keadaan atau Realita yang Nyata dengan Jelas tanpa Hal – Hal yang Bersifat Abstrak, Metafora, Perbandingan, dan Personifikasi sehingga Maksud dan Tujuan Lebih Mudah Dipahami.

Haiku adalah puisi yang bersifat mengambil tema berdasarkan realita yang ada. haiku berusaha menangkap momen sesaat yang terekam dalam memori, dirasakan oleh tubuh, seperti pada saat terkena hembusan angin ketika membuka jendela, mendengar suara tetesan air di tempat yang sepi dan erbagai macam kejadian lainnya. Pada saat merasakannya hanya sebentar, tapi efek yang dirasakan luar biasa, seperti berada di dunia lain atau terasa seperti menyatu dengan alam sekitar.

Oleh karena itu, ketika seorang penyair menulis haiku, penyair berusaha untuk menulis haiku berdasarkan realita yang dialami. Hal ini untuk menghindari terjadinya ambiguitas yang sering terjadi dalam penulisan puisi. Suatu hal yang menjadi fokus si penyair adalah momen yang dirasakan sebagai sebuah pengalaman, sehingga haiku menjadi puisi yang jujur terhadap realitas karena tidak adanya “ center of interest “ ( Pusat kepentingan ) di dalamnya.

Dan karena sebab itu, dalam penulisan haiku sangat dihindari penggunaan abstrak, metafora, perbandingan, dan personifikasi. Karena hal tersebut dapat menjauhkan haiku dari realitas yang berupa momen sebagai sebuah pengalaman. Dan juga agar haiku dapat lebih mudah dipahami oleh para pembaca.


(40)

6. Haiku adalah Puisi yang Membuat Seorang Penyair Berusaha Menangkap Momen Sesaat dan Menjadikannya Sebagai Sarana untuk Berbagai Pengalaman sehingga Para Pembaca Seolah – Olah Dapat Merasakan Kembali Pengalaman dari Momen Sesaat Tersebut.

Membaca haiku membuat kita data menghargai pengalaman dari orang lain terutama penyair. Melalui haiku kita dapat mengetahui sensasi dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengerti betapa dalam perasaan manusia pada waktu dan tempat mereka hidup dan berbagai macam jenis kehidupan yang ada dengan mereka pada saat itu.

Seorang penyair menulis haiku sebagai pembenaran terhadap apa yang dirasakannya, dan berharap orang lain dapat mengambil hikmah dari membacanya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Blyth dalam Higginson ( 1985 : 244 ) yaitu :

“ Hampir semua emosi yang kita miliki adalah sesuatu yang singkat. Mereka muncul tiba – tiba dan menghilang. Mereka adalah bagian dari cara berpikir kita yang ringkas….haiku menceritakan semua tanpa melipat kepada hal yang lain. Oleh karena itu, haiku lebih ringan dari puisi panjang dan lebih memiliki kegembiraan…Di dalam haiku…penyair membawa pembaca ke sebuah sisi jurang dan melihat seekor ibu elang membawa sarangnya dan kemudian menjatuhkannya. Pembaca dengan imjinasi yang kuat akan


(41)

menikmatinya, dan mendapati diri mereka seperti sedang terbang. Pihak yang lain jatuh ke batu dan terbunuh saat itu juga “

Penyair haiku mengundang para pembaca secara tidak langsung terlibat dalam pengalaman yang disampaikan dalam haiku. Dan berhasil menjadikan haiku menjadi sarana yang tepat untuk berbagi pangalaman sebagai sesuatu yang berharga kepada para pembaca.

2.3. Tokoh – Tokoh yang Mempopulerkan Haiku 2.3.1. Empat Guru Besar Haiku

1. Matsuo Basho

Matsuo Munefusa atau lebih dikenal dengan nama Matsuo Bash _

o

---, dilahirkan pada tahun 1644 di Ueno, yaitu daerah yang terletak di propinsi Iga ( saat ini dikenal dengan prefektur Mie ). Tidak terdapat keterangan pasti tentang tanggal lahirnya. Namun ada yang menyebutkan bahwa Bash

---Nama Bash

o lahir pada tanggal 15 September, bertepatan pada saat bulan purnama. Ia memiliki seorang kakak laki – laki dan empat orang saudara perempuan. Ayahnya, Matsuo Monzaemon, adalah seorang samurai dari kelas bawah yang hidup bertani selama masa damai.

o

bukanlah nama yang dimilikimya sejak kecil. Nama tersebut diberikan oleh muridnya dikarenakan tanaman yang tumbuh di dekat podok kecilnya yang sederhana. Dalam bahasa Jepang, Bash

---o diartikan sebagai “ p---oh---on pisang “. Pondok atau lebih tepatnya gubuk kecil yang dihuni oleh Basho


(42)

---dikelilingi banyak tanaman pohon pisang yang memang sengaja ditanam oleh para muridnya. Sehingga nama Basho

---Pada tahun 1656, setelah beberapa tahun kematian ayahnya, Bash

merupakan julukan yang diberikan oleh orang – orang yang berada di sekitarnya.

o

yang dikenal dengan Munefusa, bekerja melayani Todo Yoshikiyo yang masih kerabat dengan daimyo ( penguasa daerah ) yang menguasai provinsi Iga. Tidak terdapat catatan tentang kegiatan Bash

---Selanjutnya ia bergabung dalam kegiatan anak Yoshikiyo, yaitu Yoshitada, yang berumur dua tahun lebih tua darinya. Yoshitada merupakan seorang penulis haikai di waktu senggangnya dengan nama samaran Sengin. Nama Sengin merupakan pemberian dari guru Yoshitada, yaitu Kitamura Kingin. Kingin merupakan salah seorang penyair haikai terbaik dari sekolah Teimon. Namun ketika Bash

o selama bekerja. Namun beberapa pendapat menyebutkan bahwa jabatannya rendah dan tugasnya sangat sedikit

o

bergabung dengan Sengin, Bash

---Haru ya koshi Apakah musim semi yang datang

o tidak menggunakan nama aslinya, ia menggunakan nama samaran Sobo. Ia mulai menulis puisi pertamanya pada tahun 1662, namun puisi pertamanya yang tercatat yaitu pada Februari 1663 dalam Makoto Ueda ( 1992 : 19 ) yang isinya sebagai berikut :

Toshi ya yukiken Apakah tahun yang telah berlalu Kotsugumori Dua hari terakhir


(43)

Dari sinilah awal mula Basho

---Kehidupan Bash

menyenangi dunia haiku dan mempelajari Teimon, sebelum akhirnya ia menemukan alirannya tersendiri.

o

yang sesungguhnya dimulai pada saat ia mulai bergabung dengan Yoshitada. Kehidupannya sebagai samurai ia jalani sambil membuat puisi. Tetapi pada musim panas tahun 1666, Bash

---o mengalami masa yang sulit ketika gurunya Yoshitada ( Sengin ) tiba – tiba meninggal di usia yang sangat muda. Karena kejadian ini Basho

memutuskan untuk meninggalkan tempat kelahirannya dan mulai mempelajari Zen di sebuah biara ( Kinpukuji ) di dekat Kyoto diantara tahun 1666 – 1671. Di biara ini Ia juga mempelajari tentang kesusastraan Cina dan kaligrafi. Meskipun Ia telah meninggalkan kampong halamannya, Bash

---o masih terus menulis haikai. Pada tahun 1672 Bash---o

pindah ke Edo ( Tokyo ), dimana Ia semakin aktif menulis puisi. Selama keberadaannya di Edo, di kota ini ( 1673 – 1684 ) Ia juga berlatih / mempelajari meditasi Bash

---Pada musim panas tahun 1684, Bash

o di bawah arahan Bucho, seorang pendeta Zen yang tinggal di kuil Chokeji.

o

memulai salah satu dari perjalanan panjangnya dari Edo menuju Kyoto. Tidak seperti perjalanannya sebelumnya, perjalanan ini tidak untuk suatu perjalanan spiritual. Adapaun tujuan dari perjalanan ini adalah untuk mengunjungi makam ibunya, mengunjungi muridnya di Ogaki, dan mendisiplinkan dirinya melalui perjalanan yang sulit ini. Perjalanan ini sangat sulit karena ia harus melewati beberapa daerah yang berada antara Edo dan Kyoto. Dari perjalanan ini Bash

---o mulai menemukan dan menciptakan gaya puisinya sendiri. Selama perjalanan berlangsung sama seperti seorang Bhiksu,


(44)

Basho

---Setelah kembali ke Edo dari perjalanannya yang panjang,dan mendapatkan beberapa kemajuan dalam membuat haiku. Bash

mengenakan jubah hitam yang biasa digunakan pendeta Budha, sebuah kebiasaan yang akan terus digunakan sampai akhir hayatnya.

o

---Pada akhirnya Bash

memutuskan untuk melakukan perjalanan kembali. Ia ingin mengenalkan dasar pemikiran ataupun gaya puisinya

yang baru yaitu Karumi kepada para penyair di luar Edo. Makoto Ueda ( 1992:428 ) menjelaskan bahwa Karumi memiliki pengertian “ ringan atau

menerangi “, menunjukkan kepada sebuah kesederhanaan, yaitu kesederhanaan akan keindahan yang muncul ketika penyair menemukan tema puisinya pada hal – hal yang umum dan mengekspresikannya dalam bahasa yang sederhana.

o

memutuskan untuk melakukan perjalanan lain pada musim panas 1694. Namun karena meninggalnya salah seorang teman terdekatnya, sehingga perjalanan Bash

---Selanjutnya Bash

o harus terhenti dan harus kembali ke Edo.

o

kembali lagi ke Ueno pada awal musim semi untuk isitirahat selama sebulan. Selanjutnya ia melanjutkan perjalanan ke Osaka dengan beberapa teman dan sanak saudara. Tetapi selama perjalanan kesehatan Bash

---o mulai menurun dengan drastis, meskipun begitu ia terus menulis beberapa syair – syair yang sangat indah. Tetapi, selang beberapa waktu karena sakit perut yang dideritanya ia berada di tempat tidur, dan tidak pernah sembuh sejak itu. Begitu banyak muridnya yang berdatangan ke Osaka dan berkumpul di samping tempat tidurnya. Basho

---terlihat begitu tenang dihari – hari terakhirnya. Bash


(45)

November 1694 pada usia 50 tahun. Haiku terakhir yang berhasil Ia tulis yang penulis kutip dari Makoto Ueda ( 1992 : 413 ) adalah :

Tabi ni yande Sakit di dalam perjalanan Yume wa kareno wo Mimpiku berkelana

Kakemeguru Mengitari padang rumput yang kering Haiku karangan Basho

bersifat dramatis, berisi mengenai hal – hal tentang kehidupan sehari – hari seputar humor atau depresi, kegembiraan atau kebingungan. Haiku karangan Bash

---o memiliki karakter semakin banyak dia menjelaskan perbuatan manusia, semakin kecil eksistensi manusia di dunia ini, sehingga membuat kita sadar akan kekuatan alam. Contoh haiku karangan Basho

---Furuike ya Kolam tua

yang terkenal yang penulis kutip dari Makoto Ueda ( 1992 : 140 ) adalah :

Kawazu Tobikomu Katak Melompat

Mizu no oto Suara air

2. Yosa Buson

Secara umum banyak orang percaya bahwa Yosa Buson lahir pada tahun 1716 di Kema, desa yang sangat dekat dengan kota Osaka. Hanya sedikit yang diketahui mengenai orang tua Buson, bahkan namanya saja tidak diketahui, walaupun diketahui bahwa Buson memakai nama Tani dan Taniguchi pada awal karirnya. Salah seorang muridnya, Takai Kito, dalam manuskrip yang dia tulis, Ia


(46)

menjelaskan bahwa ayah Buson adalah seorang kepala desa, dan juga seorang pahlawan desa.

Mengenai ibu Buson, banyak yang percaya bahwa Ibu Buson berasal dari daerah semenanjung dekat Kyoto. Kemudian datang dan mencari kerja ke desa Kema, dan bekerja sebagai pembantu di rumah kepala desa yang dipercayai sebagai ayah dari Buson, maka banyak orang yang menganggap Buson sebagai anak tidak sah, dan itu menjadi alasan bagi Buson untuk merahasiakan kelahirannya.

Keadaan desa Kema yang berada di antara Osaka dan Kyoto, dua kota besar yang merupakan tepat berkumpulnya banyak orang dipercaya banyak berpengaruh kepada pendidikan Buson. Sejak kecil, Buson lebih tertarik kepada kegiatan berpuisi dan melukis daripada bertani atau berdagang. Oleh karena itu, Buson meninggalkan desanya dan pergi ke kota Edo, sebuah kota baru dan berkembang, tempat yang bagus bagi para anak muda untu meraih mimpinya. Pada awalnya, dia bertahan hidup dengan menggunakan talenta yang dia miliki, yaitu melukis, sampai musim semi tahun 1737, dia menjadi murid dari seorang master Haikai, Hayano Hajin ( 1676 – 1742 ), lalu ia pun menulis puisi dengan nama samaran Saicho.

Bushon memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi master Haikai, sehingga Ia yang memiliki masalah finansial harus menetap di rumah sang master Haikai, dan membantu segala urusan rumah tangga dan menyusun arsip gurunya setelah menulis puisi. Guru Buson, Hayano Hajin adalah murid dari master haikai,


(47)

Takarai Kikaku ( 1661 – 1701 ) dan Hattori Ransetsu ( 1654 – 1707 ), dua orang murid Basho

---Shirami toru Menangkap kutu

. Ia dikenal dengan julukan Master Yahantei ( pertapa tengah malam ) , julukan ini berasal ketika Ia tinggal di Nihonbashi di sebuah pavilion yang memiliki bel yang selalu berbunyi pada tengah malam, waktu ketika Ia sedang menulis puisi. Suatu malam dia berkata kepada Buson, “ Dalam membuat haikai, berusahalah untuk tidak mengikuti gaya gurumu. Ubahlah gayamu sendiri dengan waktu dan kesempatan, susunlah dengan jelas dan nyata terpisah dari apa yang sudah terjadi dan juga sebelum apa yang mungkin akan terjadi “. Di bawah asuhan Hayano Hajin, kemampuan Bason dalam membuat puisi semakin meningkat, salah satu puisi pertamanya yang berhasil dicatat yang epnulis kutip dari Makoto Ueda ( : 9 ) adalah :

Kojiki no tsuma ya Seorang istri pengemis Ume ga moto Di bawah pohon plum

Pada tahun 1741, Buson berkelana ke gunung Tsukuba untuk mempertajam kemampuannya, namun setelah Ia kembali, gurunya Hayano Hajin meninggal pada 7 Juli 1742. Oleh karena itu, buson kehilangan seorang pelindung, modal, dan rumah yang nyaman. Dan kemudian setelah itu terinspirasi dari perjalanan Basho

---, Buson pergi meninggalkan Edo berkelena mengelilingi Jepang selama 10 tahun berikutnya. Selama masa 10 tahun ini puisi Buson lebih menekankan kepada apa yang telah ia lihat dan kemudian melukisnya, hal seperti ini


(48)

dinamakan haiga ( campuran antara lukisan dan haiku ), cara menciptakan puisi inilah yang membedakan antara Buson dan para penyair haiku lainnya.

Pada tahun 1751, Buson tiba di Kyoto, dia aktif dalam komunitas puisi Mochizuki Sooku ( 1688 – 1766 ) dan juga aktif melukis terisnspirasi dari gaya Bunjinga dari China. Dengan berlatih melukis dan berpuisi, dia bercita – cita untuk mencapai idealisme dari Bunjin. Pada tahun 1770, dia mengambil nama Master Yahantei yang kedua mengikuti jejak gurunya sebagai Master Yahantei yang pertama, dan ketika melukis dia menggunakan nama Sha – Co – Koh, Shunsei dan lain – lain pada masa saat dia berada di Tokyo.

Grup puisi yang dia dirikan mempublikasikan buku pertamanya pada tahun1772. Puisinya menunjukkan gaya lukisan yang lebih objektif daripada puisi Basho

yang meliputi banyak hal tentang manusia. Haiku karya Buson berbeda dengan Bash

---Meskipun Buson cemerlang dalam bidang puisi, tapi Ia lebih dikenal sebagai pelukis yang handal sampai Masaoka Shiki dan Hagiwara Sakutaro menulis essay tentang dirinya, sehingga membangkitkan kembali kenangan o, tidak terdapat semacam Filosofi ataupun tanda – tanda empati, ekspresinya begitu lembut, seolah – olah seseorang yang membacanya dapat merasakan menyatu dengan alam hanya dengan memperhatikan lukisannya. Buson selalu mengekspresikan esensi dari suatu hal bukan luarnya. Buson dalah penyair yang karyanya diilhami dengan sensibilitas yang timbul setelah merasakan suatu pengalaman.


(49)

tentang dirinya. Selain berpuisi, Buson juga menulis puisi yang bergaya China dan Jepang klasik.

Buson tidak menulis jurnal perjalannya seperti Basho

---, karena perjalanan Buson lebih berat, Ia sering mengalami kelaparan dan kesengsaraan, sebab Buson tidak memilki keuangan yang baik dan kenalan yang bisa memberikannya tumpangan. Buson menikah pada usia 45, dan mempunyai seorang puteri bernama Kuno. Buson meninggal dunia pada usia 68 dan dimakamkan di Kuil Konpuku di Kyoto. Contoh haikunya yang terkanal yang penulis kutip dari

Sumizumi ni Di sudut – sudut Nokoru samusa ya Dingin yang tersisa Ume no hana Bunga Ume

3. Kobayashi Issa

Kobayashi Issa adalah seorang Penyair Jepang dan seorang pendeta Budha beraliran Joudo Shinshuu yang dikenal melalui haiku dan jurnal perjalanannya. Dia lebih dikenal sebagai Issa ( 一茶 ), sebuah nama pena yang berarti pegangan cangkir. Dia dianggap sebagai empat master haiku di Jepang, bersama dengan

manusia dan penyair, buku di Jepang yang membahas mengenai Issa melampaui jumlah buku yang membahas mengenai Buson, dan hampir sama dengan buku yang membahas mengenai Basho

---.


(50)

Issa dilahirkan dengan nama Kobayashi Yataru, pada tanggal 15 Juni 1763, di desa kecil bernama Kashiwabara di Provinsi Shinano ( Distrik Nagano sekarang ), 150 mil sebelah barat laut Tokyo, desa Kashiwabara adalah desa kecil yang terpencil dan sering bersalju. Ayah Issa bernama Yagobei adalah seorang petani, dan ibu Issa bernama Kuni berasal dari kasta yang lebih tinggi dari golongan ayahnya. Sayangnya, ibu Issa meninggal pada saat Issa masih berumur dua tahun. Kemudian dia diasuh oleh neneknya. Situasi berubah tidak lama kemudian, ketika ayah Issa menikah lagi dengan sorang wanita bernama Hatsu. Disinilah kehidupannya yang sulit dimulai, karena hubungan antara Ia dan ibu tirinya sama sekali tidak baik. Beberapa tahun kemudian , neneknya meninggal sehingga ayahnya mengirimnya ke kota Edo untuk bekerja, tidak banyak yang bisa diketahui dari awal kehidupan Issa di kota Edo.

Setelah beberapa lama menetap di kota Edo dan menjalani kehidupan yang sulit, nama Issa dihubungkan dengan Kobayashi Chikua dari sekolah haiku Nirokuan, tapi hubungannya sama sekali tidak jelas. Pada masa ini Issa mulai belajar dan menulis puisi yang terinspirasi dari para master haikai yang ada di kota Edo, puisi pertama yang tercatat yang penulis kutip dari Makoto Ueda ( 2004 : 12 ) adalah :

Kore kara mo Di masa depan pun

Mada ikukaeri Banyak kebahagiaan kembali Matsu no hana Bunga cemara


(51)

Selama tahun – tahun berikutnya, Issa mengadakan perjalanan panjang mengelilingi Jepang dan berusaha merebut harta warisan peninggalan ayahnya yang sudah meninggal dari ibu tirinya. Setelah bertahun – tahun bertengkar, Issa ingin mengamankan sebagian warisan ayahnya, sehingga dia kembali ke kampung halamannya. Di sana Ia menikah dengan seorang wanita bernama Kiku. Setelah hidup bahagia, beberapa lama kemudian tragedi terjadi. Dua anak pertama yang lahir meninggal dalam usia yang masih sangat kecil, hal ini membuat Issa sedih dan menulis haiku berikut ini yang penulis kutip dari

Tsuyu no yowa Dunia embun

Tsuyu no yo nagara Sungguh dunia embun

Sari nagara Dan masih, dan masih

Anak ketiga meninggal pada tahun 1820 dan istrinya jatuh sakit dan meninggal pada tahun 1823, pada waktu dia berumur 61 tahun.

Issa kemudian menikah lagi, dan melalui masa tuanya dengan menghasilkan berbagai karya puisi. Tidak berapa lama kemudian kebakaran besar melanda desa tempat tinggal Issa pada tanggal 24 Juli 1827, Issa kehilangan rumahnya dan tinggal di gudang yang sampai saat ini masih dapat ditemui di kampung halamannya. Dia meninggal pada tanggal 19 Novermber 1827 di kampung halamannya.

Semasa hidupnya Issa menulis lebih dari 20.000 haiku, membuat haibun ( campuran antara prosa dan haiku ), dan berpartisipasi dalam membuat lebih dari


(52)

250 renku ( nama lain dari haikai, semacam puisi berantai ). Haiku yang diciptakan oleh Issa menggambarkan keadaan yang sulit pada saat dia masih kecil, dan banyak berisi puisi tentang tumbuh – tumbuhan dan hewan. Issa menulis 54 haiku menngenai siput, 200 mengenai kodok, sekitar 230 mengenai kunang – kunang, lebih dari 150 mengenai nyamuk, 90 mengenai lalat, sekitar 100 megenai kutu dan hampir mencapai 90 mengenai jangkrik, membuat total jumlah puisinya mengenai tumbuh – tumbuhan dan hewan mencapai 1000 puisi, yang jauh dibandingkan dengan Basho

---Issa dengan kepribadian yang kuat dan bahasa yang lugas mampu membuat sajak yang bergairah sesuai dengan suasana hatinya pada saat itu, sehingga dianggap bahwa Issa merupakan pewaris yang tepat dari Matsuo Bash

yang hanya menulis sedikit mengenai tumbuh – tumbuhan dan hewan.

o

---4. Masaoka Shiki

daripada penyair yang lain.

Masaoka Shiki (正岡子規), lahir di

Tsunemori, dan sewaktu kecil dipanggil Noboru.

Shiki dikenal sebagai penulisshintaishi ), olahraga baru di Jepang, dan sejumlah haiku da mengenai bisbol.


(53)

Masaoka Shiki dilahirkan sebagai putra sulung di

). Ayahnya adal

putri sulung ahli ayahnya meninggal dunia, dan ia dibesarkan oleh kakek dan ibunya. Ketika berusia 6 tahun, Masaoka belajar menghafal sastra Cina klasik di di sekolah privat milik kakeknya, Ohara Kanzan. Selain itu, pelajaran membaca dan menulis didapatnya diterakoya ).

Pada ta

Sekolah Dasar Banchō Matsuyama) Setelah kakeknya meninggal pada April 1875,

Masaoka belajar sastra klasik China dari penerus kakeknya, Tsuchiya Kyūmei. Pada ta

Kyūmei memberikan koreksi. Bulan Maret

Sekolah Menengah Matsuyama ( sekarang Sekolah Menengah Atas Matsuyama ). Keinginannya untuk mengikuti tes masuk sekolah tingkat persiapan ( daigaku yobimon

Bulan berikutnya (Juni 1983), Masaoka sampai di Tokyo dan memasuki bimbingan masuk universitas bernama Kyōritsu Gakkō (Sekolah Kyoritsu) yang mengajarkan bahasa Inggris untuk ujian masuk universitas. Sekarang sekolah tersebut bernama Sekolah Menengah Pertama dan Atas Kaisei.


(54)

Pada bulan September bersekolah di sana, sekolahnya berganti nama menjadi Sekolah Menengah Atas I.

Di antara teman seangkatannya terdapat

yoka) Sekolah Menengah

Atas 1 pada bulan Juli (honka) yang dimulai bulan September 1888.

Masaoka mulai batuk darah pada bulan Mei menggunakan nama pena "Shiki". Nama pena tersebut berasal dari sebutan bahasa Mandarin klasik untuk burung yang di Jepang disebut hototogisu memuntahkan darah.

Shiki lulus Sekolah Menengah Atas I pada bulan Juli melanjutkan ke Jurusan Filsafat, Fakultas Budaya, Universitas Kekaisaran Tokyo. Pada bulan Januari bulan Oktober Nihon Shimbun.

Sejak Apr apresiasi haiku ( kukai ) di rumah yang diberi nama Shiki-an. Dua tahun selanjutnya, di tempat yang sama dilangsungkan pertemuan apresiasi tanka ( utakai ).


(55)

Penyakit Shiki makin parah setelah pulang bertugas meliput Peperangan Jiawu. Pada bulan Mei 1895, di atas kapal yang membawanya pulang, Shiki memuntahkan darah dalam jumlah besar, dan langsung masuk rumah sakit di kampung halaman di Matsuyama. Ketika it sedang bertugas mengajar di Sekolah Lanjutan Pertama Matsuyama. Setelah beristirahat di tempat kediaman Soseki, Shiki berangkat ke Tokyo pada bulan Oktober 1895. Di tengah perjalanan, pinggang yang sakit membuatnya sulit berjalan. Tahun berikutnya belakangnya. Dokter ingin mengoperasinya, namun harapan untuk sembuh sudah tidak ada.

Pada ta pula, Shiki menghabiskan sisa hidupnya terbaring di tempat tidur. Walaupun demikian, Shiki terus produktif menulis haiku, tanka, dan esai. Sewaktu terbaring sakit pun, Shiki masih memberi bimbingan kepada murid-muridnya:

meninggal dunia pada

Masaoka Shiki adalah orang yang memberi nama haiku pada sajak tiga baris pertama dari Haikai ( Hokku ), dan kemudian membebaskan haiku menjadi sebuah puisi tersendiri yang kita kenal sekarang. Ia juga muncul di dunia haiku sebagai kritik kepada Matsuo Basho

---. Dia tidak menyangkal kerja Bash

---o, tetapi dia mengkritik haiku Basho


(56)

memuji Yosa Buson yang tidak diperhitungan sebelumnya. Dia menganggap bahwa haiku Buson sangat halus bahasanya dan mampu menyampaikan kesan dengan lebih baik terhadap para pembaca, artinya lebih mudah dimengerti.

Setelah mempelajari filosofi barat, Shiki menyatakan bahwa penyampaian yang singkat lebih efektif untuk ekspresi lukisan dan literature. Ia membuat suatu terobosan baru dalam menulis haiku, yaitu dengan “ Shasei “ atau membuat sketsa dari alam. Dia sendiri membuat bentuk baru ini dengan menggabungkan kejadian yang berlangsung singkat dalam kehidupan manusia yang kemudian diapresiasikan dalam haiku karyanya. Contoh karyanya adalah :

Shimajima ni Di seluruh pulau

Hi wo tomoshikeri Pelita telah menyala

Haru no umi Laut musim semi

2.3.2. Tokoh Mancanegara yang mempopulerkan Haiku

1. Hendrik Doeff

Hendrik Doeff adalah kepala dagang dari belanda yang ditempatkan di pos perdagangan Dejima di kota Nagasaki, selama tahun – tahun pertama abad ke – 19.

Doeff lahir di Amsterdam. Sebagai seorang pria muda, dia berlayar ke Jepang untuk bekerja di Dutch East India Company, Perusahaan dagang milik Belanda yang memiliki banyak kantor cabang di Asia pada saat itu. Dia menjadi


(57)

direktur di Dejima pada tahun 1803 melanjutkan tugas dari William Wardenaar, yang merupakan direktur dari tahun 1800 samapi 1803. Doeff menetap di Jepang samapi 1817, sampai Jan Cock Blomhoff menggantikannya. Setelah Inggris mengalahkan koloni Belanda di Indonesia pada tahun 1811, Cuma Dejima yang menjadi tempat yang masih mengibarkan bendera Belanda. Doeff berusaha bertahan menghadapi Inggris yang mencoba mengambil alih Pos dagang Dejima. Belanda pulih kembali pada tahun 1815, dan Doeff kemudian diberkan penghargaan atas keberaniannya.

Doeff menulis kamus Jepang – Belanda, dan menuliskan pengalamannya selama berada di Jepang dalam buku berjudul Recollections of Japan ( Ingatan tentang Jepang ). Dia adalah tokoh terkemuka dengan perannya mempertahankan monopoli perdagangan Belanda di Jepang. Dia juga adalah orang barat pertama yang diketahui menulis haiku, dua diantaranya ditemukan dipublikasikan di Jepang pada masa dia berada di Jepang. Karena perannya, haiku mulai diketahui oleh dunia diluar Jepang, walaupun masih sedikit yang mengetahuinya. Contoh haikunya yang penulis kutip dari

Lend me your arms Pinjamkan aku lenganmu

Fast as thunderbolts Yang secepat halilintar


(58)

2. Reginald Horace Blyth

Reginald Horace Blyth adalah seorang penulis kelahiran Inggris kelahiran 3 Desember 1908 yang mencurahkan dirinya kepada kesusastraan Jepang.

Blyth lahir di Essex, Inggris, putra dari seorang pegawai perusahaan rel kereta api. Pada tahun 1916, pada puncak perang dunia I, dia dipenjara di Wormwood Scrubs, sebagai seorang anti wajib militer, sebelum bekerja pada sebuah kantor perencanaan perumahan di Princetown Work Centre. Setelah perang dia masuk Universitas London, dimana dia lulus pada tahun 1923. Dia mengadopsi gaya hidup vegetarian sepanjang hidupnya.

Pada tahun 1925, Blyth pindah ke Korea ( pada saat itu berada di bawah kekusaan Jepang ), dimana Blyth menjadi Asisten Profesor Bahasa Inggris di Universitas Keijo di Seoul. Ketika berada di Korea, Blyth mulai mempelajari bahasa Jepang dan bahasa China, dan mempelajari Zen di bawah arahan master Hanayama Taigi di Kuil Myoushinji, Seoul.

Setelah perang dunia ke II, Blyth pindah ke Jepang setelah menikahi sorang wanita Jepang bernama Kishima Tomiko. Ini adalah pernikahan kedua Blyth setelah perceraiannya pada tahun 1935. Pada saat itu juga, Blyth telah menjadi Profesor Bahasa Inggris di Universitas Gakushuin dan mengajari bahasa Inggris kepada pangeran mahkota Akihito. Dia melakukan banyak hal untuk mempopulerkan filosofi Zen dan puisi Jepang ( terutama haiku ) di barat. Pada tahun 1954, dia diberi gelar doctor dalam bidang kesusastraan dari Universitas


(59)

Tokyo, dan pada tahun 1959, dia menerim empat.

Blyth meninggal pada tahun 1964 karena penyakit tumor otak dan komplikasi dengan pneumonia, di rumah sakit Seiroka, Tokyo. Dia meninggalkan puisi kematian yang penulis kutip dari

Sazanka ni Kutinggalkan hatiku

Kokoro nokoshite Kepada bunga Sasanqua Tabidachinu Pada petualangan hari ini.

Pada awalnya walaupun haiku sudah dikenal di dunia, tapi belum banyak orang yang tertarik mempelajarinya sampai akhir perang dunia II berakhir. Setelah itu banyak bermunculan buku – buku mengenai haiku, salah satu perintisnya adalah Blyth dengan mempublikasikan volume pertama dari bukunya yang berjumlah empat volume yang berjudul Haiku di Jepang pada tahun 1949, sehingga Haiku dikenal dan mulai banyak dipelajari oleh berbagai orang.

Blyth dianggap sebagai orang yang mempopulerkan kesusastraan Jepang. Banyak penulis barat mengenal haiku berkat kerja kerasnya. Penulis – penulis yang dimaksud adalah Jack Kerouac, Gary Snyder, Allen Ginsberg, dan J.D. Salinger. Banyak anggota dari komunitas haiku internasional mendapatkan pedoman mereka mengenai haiku dari buku Blyth, termasuk penulis Amerika James W. Hackett, Eric Amann, Willian J. Higginson, Anita Virgil, Jane Reichold, dan Lee Gurga.


(60)

Blyth adalah orang yang pemahaman haikunya mirip seperti Basho

---3. William J. Higginson

, yang memiliki hubungan kuat antara Zen dan haiku, suatu hubungan yang diabaikan oleh para penyair haiku modern. Walaupun Blyth tidak pernah meramalkan mengenai haiku dengan bahasa asing, dan walaupun dia tidak mendirikan sekolah haiku, hasil kerjanya mempengaruhi penulisan pada haiku dari bahasa Inggris. Pada akhir dari volume kedua dari bukunya, History of Haiku ( 1964 ), dia berkata bahwa “ Perkembangan terakhir dari sejarah haiku yang seseorangpun tidak akan terjadi adalah penulisan haiku di luar Jepang, tidak dalam bahsa Jepang.”. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang Haiku telah ditulis dalam berbagai versi bahasa asing.

William J. Higginson adalah seorang penyair Amerika kelahiran 17 Desember 1938 . Ia merupakan penerjemah, dan penulis buku – buku megenai haiku dan renku. Lahir di New York, Amerika.. Dia adalah salah satu anggota kehormatan dari Haiku Society America.

Buku – buku karya Higginson terdiri dari puisi, terjemahan, esai kritik, dan non – fiksi. Hasil pekerjaannya juga muncul di berbagai majalah, dan buku buku referensi. Berbagai orang dari Quebec ke California dan Tokyo ke Osaka, telah mendengarnya, membaca hasil kerjanya, dan berbicara mengenai menulis, publikasi, dan mengajar. Dia telah muncul di radio dan televisi di Amerka dan luar negeri.


(61)

Seorang Editor dari Haiku Magazine dari 1971 – 1976, pada 1975 Higginson mendirikan “ From Here Press ”, dan mempublikasikan hasil kerjanya dengan penyair ternama seperti Allen Ginsberg dan Ruth Stone. Dia dan istrinya, penyair dan penulis puisi, Penny Harter banyak bekerja sama dalam menerbitkan buku – buku, kaset – kaset, majalah – majalah mengenai haiku.

4. Kenneth Yasuda

Kenneth Yasuda, lahir pada tahun 1914 adalah orang Amerika – Jepang yang merupakan seorang penerima beasiswa dan penerjemah. Lulus dari Universitas Washington, dan memperoleh gelar Doktor untuk kesusastraan Jepang dari Universitas Tokyo. Buku karangannya yang dikenal adalah The Japanese Haiku : It’s Essential Nature, History, and Possibilities in English, with Selected Examples ( 1957 ). Bukunya yang lain termasuk A Pepper – Pod : Classic Japanese Poems Together With Original Haikudan terjemahannya dalam bahasa Inggris, A lacquer Box, terjemahan dari tanka ( Puisi yang lebih panjang dari haiku ) dan Minase Sangin Hyakuin, koleksi terjemahan dari renga ( Puisi berantai ).

Pada tahun 1957 Yasuda menerbitkan buku yang isinya pada umumnya mengenai disertasinya, dan termasuk terjemahan dari bahasa Jepang dan Puisi karyanya yang berbahasa Inggris. Teori yang dikemukakan oleh Yasuda mengenai Haiku adalah konsep mengenai “ Momen Haiku “, yang dia katakan berasal dari pengalaman pribadi dan membuktikan motif seseorang dalam menulis haiku.


(62)

2.4. Sejarah Perpuisian Jepang

2.4.1. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Jodai. Zaman Jodai terbagi atas :

- Zaman Jomon ( 14.000 - 400 S.M. ) - Zaman Yayoi ( 400 S.M. – 250 M )

Karya sastra puisi pertama kali muncul pada zaman Jodai dimulai dari akhir periode zaman Yayoi dan awal zaman Kofun, pada saat itu masyarakat sudah mengenal pertanian. Setelah mereka panen raya, mereka selalu bernyanyi untuk merayakan hasil panen yang melimpah. Nyanyian tersebut dinamakan kayou ( 歌 謡) dan biasanya dinyanyikan di sebuah tempat yang dinamakan utagaki (歌 垣,). Kayou biasanya berisi tentang pujian kepada dewa sebagai rasa ucapan terima kasih atas hasil panen yang melimpah, dan terkadang kayou berisikan mengenai kasih sayang dan cinta, dan biasanya ini dilantunkan oleh anak muda. Materi pengutaraan kayou beraneka ragam, tetapi selalu berada dalam cerita putaran kehidupan manusia, meskipun begitu cara mengutarakan kayou belum jelas pada saat itu. Pada saat itu masyarakat mengutarakan kayou dengan menggunakan metode :

- Kasane kotoba : pengulangan kata, mis : bintang – bintang,

- Tsuika : penggunaan kata yang berbeda, mis : pria perkasa dan wanita yang lembut,


(1)

3. Faktor – faktor yang membuat haiku berkembang di mancanegara, antara lain, media massa,buku – buku dan jurnal – jurnal literatur dari zaman kuno dan modern mengenai haiku,penyair , peneliti, dan orang – orang asing yang menetap di Jepang yang tertarik dan mempelajari lebih jauh mengenai haiku, restorasi meiji, pesona dari haiku, citra dari basho, buson, shiki, dan penyair haiku lainnya, komunitas haiku yang ada di berbagai negara,kontes perlombaan menulis haiku.

4. Haiku mancanegara memiliki beberapa perbedaan dengan haiku klasik, yaitu haiku mancanegara tidak memakai kigo, menggunakan gaya bahasa, dan tidak selalu mengikuti pola 5 – 7 – 5 dalam penulisan haiku.

5. Masyarakat dunia memiliki tanggapan masing – masing terhadap haiku. Tetapi, inti dari semua tanggapan masyarakat dunia adalah bahwa haiku adalah sebuah dunia kecil yang sederhana dan melukiskan di sekitar kita. Haiku mampu membuat kita untuk menulisnya supaya dapat berbagi pengalaman dengan orang lain mengenai pengalaman akan momen sesaat yang telah kita lalui.

6. Sebagai bentuk apresiasi terhadap kecintaan kepada haiku dan keinginan untuk berkumpul agar bisa berbagi perasaan, maka komunitas haiku dunia banyak bermunculan di berbagai negara. Komunitas haiku adalah organisassi non – profit yang memiliki tujuan untuk mengembangkan haiku ke seluruh dunia dengan mengadakan berbagai kegiatan yang menunjang


(2)

lain – lain. Komunitas haiku yang ada di dunia antara lain Haiku International Association ( HIA ), World Haiku Associatiom ( WHA ), Australian Haiku Society ( AHS ), British Haiku Society ( BHS ), Haiku Society America ( HSA ), dan lain – lain.

4.2. Saran

Adapun saran – saran dari penulis pada penulisan skripsi ini adalah :

1. Diharapkan agar sebagai mahasiswa terutama Jurusan Sastra Jepang dapat mengetahui tentang berbagai macam kesusateraan Jepang. Salah satunya tentang puis Jepang baik itu bersifat modern ataupun klasik.

2. Dalam mempelajari haiku, hendaknya terlebih dahulu harus memiliki informasi tentang kapan, siapa dan bagaimana suatu karya sastra itu lahir. Sehingga memudahkan dalam memahaminya.

3. Hendaknya haiku ini dapat dijadikan acuan dalam mengenal jenis puisi lainnya, dan juga dapat dijadikan acuan untuk mengenal penyair – penyair di Jepang dan penyair – penyair di mancanegara.

4. Hendaknya haiku dapat menambah katalog mengenai kesusastraan yang ada di dunia dan memahami bagaimana cara mengapresiasinya sebagai suatu karya sastra yang merupakan final evolusi terakhir dari perpuisian Jepang.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Blyth, R. H. 1963. A History of Haiku. Vol 1. Tokyo; Hokuseido Press.

Daisetz T. Suzuki. 1934. An Introduction to Zen Budhism. Kyoto; The Eastern Budhist

Society

---. 1988. Zen and Japanese Culture. Tokyo. Japan; Charles E. Tuttle

Company.


(4)

Higginson, William J, dkk. 1989. The Haiku Handbook, How to Write, Share, and Teach

Haiku. Tokyo; Kodansha Internatioanal.

---. 1996. The Haiku Seasons : Petry of natural World. Kodansha

International.

Huey, Robert. 1997. The Origins of Japan’s Medieval of World: Courtiers, clerics,

warriors, and Peasants in The Fourteenth Century. Stanford California; Stanford

University Press.

Isoji Asoo, dkk. 1983. Nihon Bungakushi – Sejarah Kesusateraan Jepang (

terjemahan Staf Pengajar Asia Timur Seksi Jepang Fakultas Sastra ( UI ). Jakarta; UI Press.

Itasaka. Gen. 1983. ( Haiku ), Kodansha Encyclopedia of Japan 3 ( G – L ). Tokyo;

Kodansha International

Jin’ichi Konishi. 1984. A History of Japanese Literature: The Archaic and Ancient Ages.

Princeton, NJ; Princeton University.

Koentjaraningrat. 1976. Metode – Metode Penelitian Masyarakat . Jakarta ;

Miura, Yuzuru. 1997. Haiku Classic. Rutland, Vermont and Tokyo, Japan ; CharlesTuttle

Company.

Machali, Roehayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta ; PT. Grasindo.

Pradopo, 1999. Pengkajian Puisi. Yogyakarta ; Gajah Mada University Press.


(5)

Sato, Hiroaki. 1983. One Hundred Frogs, From Renga to Haiku in English. Inggris; Weatherhill

Sangidu. 2007. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Teknik dan kiat. Yogyakarta ;

Seksi Penerbitan Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Shirane, Haruo. 1998. Traces of Dreams, Landscape, Cultural Memory, and The Poetry

of Basho _ _ _ _ _ _ _ _

Ueda, Makoto, ed and Strans. 1992. Basho and His Interpreters Selected Hokku With

Commentary. Stanford ; University Press.

. Stanford California; Stanford University Press.

---. 2004. Dew on The Grass The Life and Poetry of Kobayashi Issa.

Leiden; Koninklijke Brill NV.

---. 1982. The Master Haiku Poet, Matsuo Basho. Tokyo; Kodansha

International

Yasuda, Ken. 1957. Japanese Haiku: Its Essential Nature, History, and Possibilities in

English. Tokyo; Charles Tuttle Company.

http://www.hsa-haiku.org/

http://lishanu.com/index.htm

http://www.haikuoz.org/

http://www.worldhaiku.net/


(6)

http://irishhaiku.webs.com/

http://www.big.or.jp/~loupe/links/enginx.shtml/

HAIKU for PEOPLE.htm#Menu/

http://www.haikusociety.com/

http://www.meister-z.com/meister_z/SHIKI.htm#s/

http://www.litkicks.com/

http://www.wikipedia.org/

ABSTRAK

SEJARAH PERKEMBANGAN HAIKU MENUJU GO INTERNATIONAL

Go International Ni Yuku Haiku No Hatten No Rekishi

Haiku adalah bentuk puisi paling singkat di dunia yang hanya terdiri dari 17 suku kata dalam tiga baris. Tiap – tiap baris terdiri dari 5, 7, dan 5 suku kata secara berurutan. Haiku pada awalnya berasal dari Renga. Renga sering ditulis untuk mengekspresikan tentang kajian keagamaan dan kehidupan istana.