Pemahaman Konsep Matematis Tinjauan Pustaka

24 dalam golongan tertentu. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Sedangkan dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan se- seorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman kon- sep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak. Kemampuan pemahaman konsep matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pema- haman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman konsep matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa. Pemahaman konsep matematis penting untuk belajar matematika secara bermakna, tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan. Belajar ber- makna bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengkaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimiliki. Artinya siswa dapat mengkaitkan antara pengetahuan yang dipunyai dengan keadaan lain sehingga belajar dengan memahami. 25 Suparno 2001 menyatakan bahwa pembelajaran secara bermakna adalah pembe- lajaran yang lebih mengutamakan proses terbentuknya suatu konsep daripada menghafalkan konsep yang sudah jadi. Konsep-konsep dalam matematika tidak diajarkan melalui definisi, melainkan melalui contoh-contoh yang relevan dengan melibatkan konsep tertentu yang sudah terbentuk dalam pikiran siswa. Pembe- lajaran secara bermakna terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka, tidak hanya sekedar menghafal. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu di- pahami secara lebih komprehensif lain dari itu peserta didik lebih mudah meng- ingat materi itu apabila yang dipelajari merupakan pola yang berstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur akan mempermudah terjadinya transfer. Dengan kata lain pemahaman konsep yaitu memahami sesuatu kemampuan mengerti, me- ngubah informasi ke dalam bentuk yang bermakna, Asikin dalam Muhfida, 2004. Skemp dalam Muaddab, 2010 membedakan pemahaman menjadi dua yaitu pe- mahaman instruksional instructional understanding dan pemahaman relasional relational understanding. Pada pemahaman instruksional, siswa hanya sekedar tahu mengenai suatu konsep namun belum memahami mengapa hal itu bisa terjadi. Sedangkan pada pemahaman relasional, siswa telah memahami mengapa hal ter- sebut bisa terjadi dan dapat menggunakan konsep dalam memecahkan masalah- masalah sesuai dengan kondisi yang ada. Pemahaman konsep berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar atau kemam- puan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar tersebut 26 terjadi terutama berkat evaluasi guru. Berkenaan dengan hal tersebut Dimyati 2006: 3 yang mengungkapkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar diperoleh siswa berdasarkan hasil tes pemaha- man konsep. Menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2001 dalam Wardhani, 2008:10-11 menjelaskan bahwa penilaian perkembangan anak didik dicantumkan dalam indikator dari kemam- puan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. Indikator tersebut adalah sebagai berikut. a. Menyatakan ulang suatu konsep. b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika. e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep. f. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan konsep.

B. Kerangka Pikir

Secara umum ada banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep- konsep matematika. Penyebabnya adalah kurangnya kebermaknaan dalam belajar matematika dan rendahnya aktivitas belajar siswa. Akibatnya prestasi matematika siswa secara umum masih rendah. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep matematis siswa, guru harus mampu berkreasi dengan menerapkan model ataupun pendekatan dalam pembelajaran matematika yang 27 cocok. Model atau pendekatan ini haruslah sesuai dengan materi yang akan di- ajarkan serta dapat mengoptimalkan suasana belajar. Salah satu pendekatan yang membawa alam pikiran siswa ke dalam pembelajaran dan melibatkan siswa secara aktif adalah Pendekatan Matematika Realistik. PMR adalah suatu pendekatan yang menempatkan realitas dan pengalaman siswa seba- gai titik awal pembelajaran matematika. Pembelajaran ini melibatkan aktivitas belajar siswa yang mengaitkan pengalaman sehari-hari mereka dengan materi pelajaran. Melalui aktivitas belajar tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih bermakna, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mate- matika formalnya melalui masalah-masalah realitas yang ada. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, siswa melakukan diskusi dalam kelom- pok kecil. Dalam kelompok tersebut siswa terlibat aktif dalam diskusi untuk me- nyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan oleh guru. Diskusi ini adalah wahana bagi siswa mendiskusikan jawaban masing-masing. Dari diskusi ini diha- rapkan muncul jawaban yang dapat disepakati dalam kelompok. Selanjutnya guru meminta siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban yang dimiliki- nya dalam diskusi kelas. Dalam diskusi tersebut pembelajaran menjadi lebih aktif karena adanya interaksi antara siswa dengan siswa juga antara guru dengan siswa. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran matematika guru memang harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kedondong Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 10 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas V SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 68

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 7 68

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 58

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 58

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Sejahtera I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 18 46

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60