BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Bidan Tentang Kegitan Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan merupakan hasil penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Seperti halnya pendidikan, pengetahuan juga memiliki tingkat, yaitu : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi, pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesorang . Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi Depkes,2002. Untuk itu hendaknya setiap bidan juga telah memiliki pengetahuan yang baik tentang
pelaksanaan inisiasi menyusu dini IMD. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan bidan
kelurahan siaga dikota Dumai dalam kegiatan inisiasi menyusu dini IMD berada pada ketegori baik yaitu sebanyak 32 orang 97,0, hanya 1 orang 3,0 yang
pengetahuannya pada kategori cukup, tidak ada responden yang tingkat pengetahuan kurang. Hal ini disebabkan semua responden merupakan lulusan dari program
pendidikan kebidanan dengan tingkat D-III kebidanan, mereka telah mendapatkan pendidikan tentang inisiasi menyusu dini ini ketika mereka masih mengecam
pendidikan kebidanan. Disamping pendidikan formal, beberapa bidan juga telah
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan pelatihan IMD yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai, karena pelatihan merupakan salah satu proses pendidikan dengan melalui
sarana belajar atau sasaran pendidikan akan memperoleh pengalaman belajar yang akhirnya menimbulkan perubahan perilaku mereka. Pelatihan menunjukkan kepada
penambahan pengetahuan dan keterampilan pegawai atau tenaga kerja yang sudah ada agar pegawai melakukan pekerjaan dengan baik dan efektif, serta menyiapkan
mereka untuk pengembangan selanjutnya Notoatmodjo, 2003 agar bidan selalu melaksanakan IMD dalam setiap pertolongan persalinan. Selain itu menurut
responden, informasi tentang IMD juga mereka dapatkan dari media cetak, elektronik dan dari pertemuan-pertemuan IBI Ikatan Bidan Indonesia serta dari teman-teman
satu profesi mereka yang telah mendapatkan pelatihan IMD. Sedangkan pengetahuan responden berdasarkan tindakan dalam kegiatan
inisiasi menyusu dini bagi bidan kelurahan siaga pada tingkat pengetahuan yang baik masih terdapat kategori tindakan yang kurang sebanyak 7 orang 21,9, hal ini
berarti masih ada bidan dengan pengetahuan yang dimiliki baik tentang IMD hanya sebatas mengetahui tetapi tidak dilaksanakan dengan sepenuhnya.Pendidikan secara
umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan Notoatmodjo,2003 Menurut Soetjiningsih 1997 ada kecenderungan makin banyak ibu yang
tidak menyusui karena adanya faktor keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam penyampaian informasi tentang pemberian ASI Eksklusif yang baik
dan benar. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
kurangnya pengetahuan yang diberikan pada saat pendidikan sehingga petugas kurang mendukung upaya peningkatan pemanfaatan pemberian ASI eksklusif.
Pemahaman tentang IMD merupakan hal yang sangat penting. Apabila individu, keluarga, petugas kesehatan khusunya bidan kelurahan siaga dan
masyarakat telah memahami tentang pengertian, manfaat, serta tujuan dari IMD, maka IMD dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat diharapkan meningkatkan
cakupan ASI Eksklusif khususnya di kota Dumai, dalam hal ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal pelaksanaan IMD tidak hanya sekedar tahu dan
paham tetapi perlu kesadaran dalam pelaksanaan, untuk terwujudnya hal tersebut tidak lepas dari tingkat pengetahuan petugas untuk menginformasikan kepada ibu-ibu
maupun kepada masyarakat tentang pentingnya dan manfaat dari pelaksanaan IMD dalam bentuk konseling maupun penyuluhan.
5.2. Sikap Bidan Terhadap Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini