Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini

Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur, Pendidikan dan Pelatihan IMD bagi Bidan Kelurahan Siaga di Kota Dumai Tahun 2011 No Karakterisitik Responden Jumlah Persentase 1. Umur: 20 – 25 tahun 26 – 30 tahun 31 – 35 tahun 9 19 5 27,3 57,6 15,1 Total 33 100,0 2. Pendidikan: D-III Kebidanan 33 100,0 3. Pelatihan IMD: Pernah Tidak pernah 20 13 60,6 39,4 Total 33 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bawa umur responden yang paling banyak adalah pada kelompok umur 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 19 orang 57,6 , dan paling sedikit pada kelompok umur 31 – 35 tahun yaitu sebanyak 5 orang 15,2. Semua responden merupakan lulusan dari program pendidikan D-III kebidanan . Sedangkan responden yang telah mendapat pelatihan IMD sebanyak 20 orang 60,6 dan yang belum mendapat pelatihan IMD sebanyak 13 orang 39,4.

4.3. Data Perilaku Responden Dalam Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini

Perilaku responden meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan bidan kelurahan siaga dalam kegiatan inisiasi menyusu dini IMD.

4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini

Pengetahuan responden adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang kegiatan IMD. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang kegiatan Inisiasi Menyusu Dini IMD di Kota Dumai. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini bagi Bidan Kelurahan Siaga di Kota Dumai Tahun 2011 No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase 1. Baik 32 97,0 2. Cukup 1 3,0 3. Kurang 0,0 Total 33 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 di atas, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang Inisiasi Menyusu Dini yaitu sebanyak 32 orang 97,0 , dan memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang 3,0 ,tidak ada responden yang tingkat pengetahuannya kurang.Tingkat pengetahuan responden tersebut dikategorikan berdasarkan jawaban-jawaban yang dapat menggambarkan pengetahuan mereka tentang kegiatan inisiasi menyusu dini. Distribusi jawaban responden berdasarkan pengetahuan tentang kegiatan inisiasi menyusu dini dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Universitas Sumatera Utara Tentang Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini bagi Bidan Kelurahan Siaga di Kota Dumai Tahun 2011 No Pengetahuan Jawaban Jmlh 1. Inisiasi Menyusu Dini IMD a. Bayi dibiarkan menyusu sendiri dalam 1 jam pertama setelah lahir didada ibu b. Bayi menyusu sendiri didekat ibunya c. Ibu menyusukan bayinya segera setelah lahir. d. Bayi disusukan setelah lahir 25 8 75,8 0,0 24,2 0,0 Total 33 100,0 2. Waktu Pelaksanaan IMD a. Begitu bayi lahir, diletakkan didada ibu b. Bayi diangkat dan disusukan pada ibu c. Setelah dibersihkan dan dimandikan d. Setelah bayi dibedong 33 100,0 0,0 0,0 0,0 Total 33 100,0 3. Tata Laksana IMD a. Bayi lahir segera keringkan kulitnya kecuali telapak tangan kemudian ditelungkupkan di dada ibu segera setelah lahir b. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan dahulu kemudian disusukan c. Beri kesempatan kontak kulit bayi dengan ibu setelah dimandikan d. Dibersihkan kemudian dibedong baru di susukan kepada ibu 30 2 1 90,9 6,1 3,0 0,0 Total 33 100,0 4. Manfaat IMD Bagi Bayi a. Menurunkan resiko hypothermi, dan bayi mendapat kolostrum b. Bayi mendapat ASI matang, menurun resiko kematian c. Mencegah bayi menangis kuat d. Tidak begitu bermanfaat bagi bayi 33 100,0 0,0 0,0 0,0 Total 33 100,0 Lanjutan Tabel 4.4 No Pengetahuan Jawaban Jmlh Universitas Sumatera Utara 5. Manfaat IMD Bagi Ibu a. Membantu pengeluaran plasenta dan mencegah pendarahan b. Dapat mencegah payudara bengkak pada ibu c. Merangsang pengeluaran ASI matang d. Bayi jadi mengenal ibunya 33 100,0 0,0 0,0 0,0 Total 33 100,0 6. Horman Yang Dikeluarkan Pada Saat Kegiatan IMD a. Oksitosin b. Estrogen c. Progesteron d. Pituitary 23 4 6 69,7 12,1 0,0 18,2 Total 33 100,0 7. Hubungan IMD dengan ASI a. Bayi yang diberikan menyusu dini akan dengan mudah menyusu kemudian mencegah kegagalan menyusui, hal ini dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif b. IMD dapat meningkatkan komposisi ASI c. IMD dapat meningkatkan makanan bayi d. hubungannya sama-sama disusukan 32 1 97,0 0,0 0,0 3,0 Total 33 100,0 8. Pengertian ASI Eksklusif a. Pemberian air susu ibu ASI saja tanpa makananminuman tambahan pada bayi umur 0 – 6 bulan b. Pemberian Air Susu Ibu saja c. Bayi tanpa makan makanan lain selain susu d. Pemberian Air Susu Ibu 0-6 bulan dan boleh ditambah susu formula 33 100,0 0,0 0,0 0,0 Total 33 100,0 Lanjutan Tabel 4.4 Universitas Sumatera Utara No Pengetahuan Jawaban Jmlh 9.. Defenisi Kolostrum a. Cairan kental berwarna kekuningan yang keluar pertama kali sampai dengan hari ke-3, yang berguna untuk kekebalan tubuh pada bayi b. Kolostrum merupakan makanan terbaik bagi bayi yang keluar pada hari pertama saja dan berwarna putih bersih c. Susu yang keluar setelah hari ke-3 pada saat melahirkan d. Cairan kotor yang pertama kali keluar dan harus dibuang 33 100,0 0,0 0,0 0,0 Total 33 100,0 10. Manfaat Pemberian Kolostrum a. Mengandung zat anti kekebalan untuk melindungi bayi dari infeksi b. Sebagai cairan pencahar untuk membersihkan usus bayi c. Membuat bayi menjadi kuat menyusu d. Bayi menjadi gemuk 33 100,0 0,0 0,0 0,0 Total 33 100,0 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pada umumnya bidan kelurahan siaga dapat menjawab pertanyaan dengan benar, meskipun masih didapati bidan salah menjawab pertanyaan diantaranya 8 orang 24,2yang beranggapan bahwa IMD adalah ibu menyusukan bayinya segera setelah lahir, tatalaksana IMD bidan menjawab bahwa badan dan kepala bayi dikeringkan dahulu kemudian disusukan sebanyak 2 orang6,1,kemudian menyatakan beri kesempatan kontak kulit bayi dengan ibu setelah dimandikan sebanyak 1 orang3,0, hormon yang dikeluarkan di saat kegiatan IMD bidan beranggapan bahwa sebanyak 4 orang 12,1 yang menyatakan hormon estrogen , 6 orang 18,2 menyatakan hormon pituitary, dan Universitas Sumatera Utara terdapat 1 orang bidan 3,0 yang beranggapan hubungan IMD dengan ASI Eksklusif adalah hubungannya sama-sama disusukan.

4.3.2. Sikap Responden Terhadap Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini

Dokumen yang terkait

Gambaran Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012

2 52 58

Pengetahuan dan Sikap ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di Poliklinik Ibu Hamil RSUD dr R.M Dr. R.M Djoelham Binjai

6 75 70

Perilaku Bidan Praktek Swasta Dalam Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini di Kota Medan Tahun 2010

0 40 88

Tindakan Bidan dalam Penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

0 41 43

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010

0 33 57

Pengetahuhan, Sikap, Tindakan Petugas Kesehatan Dalam Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini Diwilayah Kelurahan Siringo-Ringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008

1 20 103

Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Bersalin Swasta Medan Tembung Tahun 2013

0 61 86

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD).

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Bidan dalam Penerapan Inisiasi

0 0 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Perilaku Bidan dalam

0 0 11