2.4. Peranan Sitokin.
Sel-sel yang bersirkulasi dalam darah manusia mempunyai masa hidup yang pendek dan memerlukan proses pergantian yang terus menerus. Proses pembentukan
sel dalam darah yang dinamakan hematopoiesis melibatkan proses yang sangat kompleks dikarenakan berbagai macam jenis sel yang harus dibentuk. Hematopoiesis
juga mempunyai kemampuan penyesuaian yang sangat cepat dalam pengaturan campuran komposisi sub-set selular yang beredar dalam darah manakala tubuh
berhadapan dengan berbagai kondisi seperti infeksi, kondisi sitotoksik akibat efek samping obat-obatan dan lain sebagainya. Kesemua berbagai jenis sel ini muncul dari
sekumpulan kecil sel induk pluripoten yang bereaksi terhadap rangsangan spesifik. Proses diferensiasi sel induk menjadi berbagai jenis sel yang mempunyai fungsi
terspesialisasi mempunyai ketepatan dan kontrol selular
multipoint
yang sangat tinggi dan bekerja secara tumpang tindih. Gangguan pada mekanisme ini mengakibatkan
berbagai kondisi klinis dari anemia hingga leukemia. Sel induk pluripoten yang bereaksi terhadap berbagai rangsangan spesifik,
akan membelah, berdiferensiasi dan mengalami proses kematangan menjadi sub set sel dewasa dengan kemampuan yang terspesialistik. Berbagai bahan yang bekerja
untuk stimulasi dibentuk oleh sel dibawah pengaruh berbagai situasi dan kondisi
stress
untuk mempertahankan kondisi homeostasis dalam sistem imunitas. Bahan bahan yang disekresi oleh sel-sel ini secara umum dinamakan sitokin dan mempunyai
aksi secara autokrin maupun parakrin. Spektrum yang luas dari berbagai bahan ini telah dibuat dan diklasifikasikan berdasarkan pada jenis sel yang dipengaruhi bahan
Universitas Sumatera Utara
ini untuk memproduksi fungsi yang diinginkan —seperti interleukin yang bekerja
mempengaruhi leukosit dan limfokin yang disekresi oleh limfosit dan monokin yang berhubungan dengan monosit dan makrofag.
Aksi sitokin sangat luas dalam mengatur intensitas dan durasi respon imunitas dengan cara aktivasi dan inhibisi, proliferasi danatau diferensiasi sel yang terlibat
dalam pembentukan respon imunitas dan juga dalam proses sekresi antibodi ataupun jenis sitokin lainnya.
Sitokin yang membantu pertumbuhan dan proliferasi koloni sel hematopoietik dalam sel-sel darah dinamakan
colony stimulating factor
CSF. CSF adalah glikoprotein asidik dan telah diklasifikasikan berdasar tipe sel matur yang dihasilkan
koloni, yaitu : a.
Interleukin 3 IL-3 —menstimulasi stem sel untuk memproduksi semua
bentuk sel hematopoietik. b.
Macrophage colony stimulating factor
M-CSF —beraksi pada jalur sel
makrofag. c.
Granulocyte colony stimulating factor
G-CSF---beraksi pada jalur sel granulosit.
d.
Granulocyte-Macrophage colony stimulating factor
GM-CSF --- mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi jalur eritroid, megakariositik dan
myeloid.
Universitas Sumatera Utara
Rentang masa hidup kebanyakan sel-sel darah sangat singkat. Apabila tubuh tidak dapat membentuk sel darah baru yang sehat pada kecepatan yang dibutuhkan,
infeksi yang mengancam jiwa, perdarahan atau anemia berat dapat terjadi. Kondisi seperti ini dapat juga terjadi akibat kemoradiasi kanker, transplantasi sum-sum tulang
maupun kondisi buruk lainnya. Aktifitas dari berbagai faktor stimulasi pertumbuhan ini
akan menjadi
lebih luas
bila berinteraksi
dengan faktor
lainnya.Ghosh,K.P.,2007.
2.5. GM-CSF