1.  Makro drip: 20 tetescc 2.  Mikro drip: 60 tetescc
Rumus  di  bawah  ini  digunakan  untuk  mengitung  jumlah  tetesan  cairan yang dibutuhkan seorang pasien permenit:
Volume cairan yang dibutuhkan ml x jumlah tetesanml faktor tetes Waktu pemberian infus yang diperlukan dalam menit
2.2 Flebitis
2.2.1.   Definisi Flebitis
Flebitis adalah peradangan pada dinding  vena akibat alat  intravena, obat- obatan,  atau  infeksi.  Tanda  dan  gejala  yang  timbul  adalah  kemerahan,  bengkak,
nyeri  tekan,  atau  nyeri  pada  sisi  intravena.  Pasien  juga  dapat  mengalami  jalur kemerahan pada lengannya Weinsten, 2001.
Flebitis  berat  ditandai  dengan  adanya  peradangan  dinding  vena  dan biasanya  disertai  pembentukan  bekuan  darah,  hal  ini  disebut  Tromboflebitis
Smeltzer S.C dan Bare B.G, 2002.
2.2.2.   Jenis-jenis flebitis
Ada  tiga  klasifikasi  dari  flebitis  dan  berikut  jenis-jenis  flebitis  serta tindakan perawatan untuk mencegah flebitis.
1. Flebitis Mekanik
Flebitis  jenis  ini  berkenaan  dengan  pemilihan  vena  dan  penempatan kanula,  ukuran  kanula  yang  terlalu  besar  dibandingkan  dengan  ukuran
vena,  fiksasi  kanula  yang  tidak  adekuat,  manipulasi  berlebihan  terhadap sistem  dan  pergerakan  ekstremitas  yang  tidak  terkontol.  flebitis  mekanik
terjadi cedera pada tunika intima vena. Tindakan keperawatan untuk mencegah flebitis adalah:
a. Lakukan  teknik  insersi  kanula  secara  benar.  Untuk  menghindari  cedera
pada  saat  pemasangan  kanula  perawat  harus  memiliki  pengetahuan  dasar dan  pengalaman  yang  memadai  dalam  pemberian  terapi  intravena.
Idealnya  harus  ada  perawat  teregistrasi  atau  perawat  yang  sudah
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan  penyuluhan  khusus  tentang  terapi  IV  atau  sudah mendapatkan sertifikat spesialis.
b. Lakukan pemilihan lokasi secara benar, hindari vena pada area fleksi atau
lipatan  atau  ekstreminitas  dengan  pergerakan  maksimal.  Pilih  vena  yang besar,  lurus,  panjang  dan  tidak  rapuh.  Vena  yang  dianjurkan  adalah  vena
metakarpal,  vena  sefalika,  vena  basalika,  vena  ante  brakial  medialis. Hindari pemilihan vena yang sudah mengeras hematom.
c. Lakukan  pemilihan  kanula  secara  tepat.  Gunakan  kanula  dengan  ukuran
paling  pendek  dan  diameter  paling  kecil.  Sesuaikan  dengan  umur, keperluan  dan  lamanya  terapi  semakin  besar  nomor,  maka  semakin  kecil
ukuran panjang dan diameter. Ukuran sediaan kanula dan mulai 16, 18, 20, 22,  24  dan  24  digunakan  untuk  neonatus,  bayi  dan  anak.  No.  16.  18,  20
digunakan pada dewasa. d.
Perhatikan  stabilitas  kanula,  dapat  dilakukan  dengan  fiksasi  kanula  yang adekuat  dengan  menggunakan  yang  kurang  kuat  memungkinkan  gerakan
keluar masuknya kanula dan goresan ujung kanula pada lumen vena. 2.
Flebitis Kimiawi Flebitis  ini  berkenaan  dengan  respon  tunika  intima  terhadap  osmolaritas
cairan  infus. Respon radang dapat terjadi karena  pH dan osmolaritas atau obat juga karena sifat kimia bahan kanula yang digunakan.
a. Pastikan  pH  dan  osmolaritas  cairan  atau  obat,  pH  normal  darah  adalah
7,35-7,45 sehingga pH dan osmolaritas cairan atau obat yang Iebih rendah atau tinggi  menjadi  faktor predisposisi  iritasi  vena. Lakukan pengenceran
maksimal pada pemberian obat injeksi, karena campuran obat dapat dapat meningkatkan  resiko  flebitis.  Perhatikan  kecepatan  tetesan  infus,  tetesan
lambat menyebabkan absorbsi lambat dengan hemodilusi yang lebih kecil. b.
Gunakan  produk  kanula  yang  non  flebitogenik,  meskipun  belum  dapat dipastikan jenis apa yang betul-betul mencegah flebitis. Pilih kanula yang
bersifat elastis dan permukaannya lembut. 3.
Flebitis Bakterial Merupakan radang pada vena yang dikaitkan dengan infeksi bakteri.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan keperawatan yang bisa dilakukan adalah: a.
Cuci  tangan  sebeluin  dan  sesudah  melakukan  tindakan.  Prosedur  baku dalam  pemasangan  adalah  menggunakan  sarung  tangan  pada  saat
melakukan pungsi vena. b.
Gunakan kassa dan sarung tangan bersih. Periksa keutuhan kemasan infus set dan cairan serta tanggal kadaluarsanya.
c. Lakukan persiapan area dengan teknik aseptik dan antiseptik.
d. Observasi secara teratur tanda-tanda flebitis minimal tiap 24 jam.
e. Bersihkan  dan  ganti  balutan  infus  tiap  24  jam  atau  kurang  bila  balutan
rusak. Ganti  sistem  infus  setiap  48-72  jam  dan  tandai  tanggal  pemasangan  serta
penggantian balutan Pujasari, 2002 dalam Sugiarto, 2007.
2.2.3.  Pencegahan terjadinya flebitis