Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik fakultas kedokteran universitas sumatera utara di rsup. Haji adam malik tentang teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena dalam pencegahan phlebitis

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gajen A/L Chandran Tempat/ Tanggal Lahir : Malaysia/ 14 Agustus 1992 Agama : Hindu

Alamat : Jalan Dr. Mansyur, Gang Sehat No 10, Medan Riwayat Pendidikan : 1) SK Methodist ACS Ipoh, Malaysia (1999 - 2004)

2) SMK Methodist ACS Ipoh, Malaysia (2005-2009)

3) President College Kuala Lumpur (2010) Riwayat Organisasi : 1) Anggota PKPMI Medan (2010-Sekarang) 2) Anggota PMUSU (2010-Sekarang)


(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN Salam Sejahtera,

Saya Gajen a/l Chandran, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP. Haji Adam Malik Medan tentang Teknik Pemasangan dan Perawatan Kateter Intravena dalam Pencegahan Phlebitis”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa

kepaniteraan klinik di RSUP. Haji Adam Malik tentang teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena yang benar bagi mencegah phlebitis.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudara/i untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudara/i akan dirahsiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini amat saya harapkan. Partisipasi Saudara/i bersifat bebas dan tanpa paksaan. Saudara/i berhak untuk menolak berpatisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan

Saudara/i, saya ucapkan terima kasih. Medan, ……… 2013

Gajen a/l Chandran


(3)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :

NIM : Jenis Kelamin :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP. Haji Adam Malik Medan tentang Teknik Pemasangan dan Perawatan Kateter Intravena dalam Pencegahan Phlebitis

Nama Peneliti : Gajen a/l Chandran

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, ………. 2013

( ) Nama dan Tanda


(4)

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP. Haji Adam Malik Medan tentang Teknik

Pemasangan dan Perawatan Kateter Intravena dalam Pencegahan Phlebitis

A. Karakteristik Responden 1. Nama :

2. NIM :

3. Tingkat Pendidikan* : 1. Angkatan 2006 2. Angkatan 2007 3. Angkatan 2008

Keterangan *)pilih salah satu sesuai status anda. B. Pengetahuan

1. Manakah yang benar dalam indikasi pemasangan infus? a. Dilakukan atas setiap pasien yang masuk RS

b. Hanya dilakukan untuk tindakan pengobatan dan atau kepentingan diagnostik

c. Setiap tindakan saat pasien berobat

2. Manakah yang paling tepat dari definisi Pemasangan kateter intravena? a. Memasukkan sejumlah cairan ke dalam kulit

b. Memberikan pengobatan dengan sejumlah cairan pada pasien c. Memasukkan cairan steril melalui jarum langsung ke vena pasien

3. Ukuran gauge kanula yang biasanya digunakan pada orang dewasa adalah? a. G 18

b. B 22 c. O 14


(5)

4. Menurut anda apa pengertian flebitis?

a. Flebitis adalah peradangan pada tunika intima vena yang merupakan komplikasi pada pemberian terapi intravena

b. Flebitis adalah peradangan pada aliran darah vena yang merupakan komplikasi pada pemberian terapi intravena

c. Flebitis adalah peradangan pada aliran darah arteri yang merupakan komplikasi pada pemberian terapi intravena

5. Kapankah dilakukan pemasangan infus pada ekstrimitas bawah? a. Pasien tidak sadar dan tidak dapat menelan

b. Pasien mengalami trauma pada ekstremitas atas c. Pasien mengalami dehidrasi atau syok

6. Yang benar dalam mempengaruhi kejadian flebitis, kecuali?

a. Pengenceran obat injeksi yang tidak maksimal terutama antibiotik b. Fiksasi yang kurang baik

c. Pembersihan dan pengantian balutan infus setiap 24 jam 7. Tanda-tanda gejala flebitis adalah?

a. Bengkak, tidak ada nyeri

b. Tidak ada bengkak, hanya nyeri

c. Bengkak, kemerahan sepanjang vena, nyeri

8. Keadaan yang berikut memerlukan pemasangan infus, kecuali? a. Diarrhea

b. Perdarahan dalam jumlah banyak c. Heat Stroke

9. Merupakan radang pada vena yang berkaitan dengan infeksi bakteri adalah? a. Flebitis mekanik


(6)

c. Flebitis kimiawi

10. Yang benar dalam tindakan keperawatan untuk mencegah flebitis adalah? a. Memberikan kanula yang lebih besar dari vena

b. Melakukan teknik insersi kanula secara benar

c. Melakukan pengenceran minimal pada obat yang diberikan

11. Yang benar dalam tindakan keperawatan adalah?

a. Tidak perlu menggunakan sarung tangan, hanya mencuci tangan saja b. Membersihkan dan ganti balutan infus setiap lebih 48 jam

c. Menggunakan kasa dan sarung tangan bersih, melakukan persiapan area dengan teknik aseptik dan antiseptik

12. Prosedur yang salah setelah pemasangan infus? a. Menutup dengan kasa steril

b. Tidak perlu mencantumkan tanggal pemasangan c. Perlu mencantumkan tanggal pemasangan

13. Perawatan terhadap infus di bawah ini benar, kecuali?

a. Tempat tusukan hanya diperiksa dalam waktu 1 minggu sekali

b. Tempat tusukan diperiksa setiap hari hanya dengan cara meraba daerah vena tersebut


(7)

(8)

(9)

Lampiran 7

Uji Validitas dan Reliabilitas Correlations

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 STotal

S1 Pearson

Correlation 1.000 .343 .183 .840

** 1.000** .140 .343 .183 .343 .380 1.000** .140 .343 .620**

Sig. (2-tailed) .139 .440 .000 .000 .556 .139 .440 .139 .098 .000 .556 .139 .004

N 20.000 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S2 Pearson

Correlation .343 1.000 .328 .408 .343 .204 1.000

** .328 1.000** .492* .343 .204 1.000** .782**

Sig. (2-tailed) .139 .158 .074 .139 .388 .000 .158 .000 .027 .139 .388 .000 .000

N 20 20.000 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S3 Pearson

Correlation .183 .328 1.000 .302 .183 .905

** .328 1.000** .328 .414 .183 .905** .328 .734**

Sig. (2-tailed) .440 .158 .196 .440 .000 .158 .000 .158 .069 .440 .000 .158 .000

N 20 20 20.000 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S4 Pearson

Correlation .840

** .408 .302 1.000 .840** .250 .408 .302 .408 .452* .840** .250 .408 .688**

Sig. (2-tailed) .000 .074 .196 .000 .288 .074 .196 .074 .045 .000 .288 .074 .001

N 20 20 20 20.000 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S5 Pearson

Correlation 1.000

** .343 .183 .840** 1.000 .140 .343 .183 .343 .380 1.000** .140 .343 .620**

Sig. (2-tailed) .000 .139 .440 .000 .556 .139 .440 .139 .098 .000 .556 .139 .004

N 20 20 20 20 20.000 20 20 20 20 20 20 20 20 20

S6 Pearson

Correlation .140 .204 .905

** .250 .140 1.000 .204 .905** .204 .302 .140 1.000** .204 .646**

Sig. (2-tailed) .556 .388 .000 .288 .556 .388 .000 .388 .196 .556 .000 .388 .002

N 20 20 20 20 20 20.000 20 20 20 20 20 20 20 20

S7 Pearson

Correlation .343 1.000


(10)

N 20 20 20 20 20 20 20.000 20 20 20 20 20 20 20

S8 Pearson

Correlation .183 .328 1.000

** .302 .183 .905** .328 1.000 .328 .414 .183 .905** .328 .734**

Sig. (2-tailed) .440 .158 .000 .196 .440 .000 .158 .158 .069 .440 .000 .158 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20.000 20 20 20 20 20 20

S9 Pearson

Correlation .343 1.000

** .328 .408 .343 .204 1.000** .328 1.000 .492* .343 .204 1.000** .782**

Sig. (2-tailed) .139 .000 .158 .074 .139 .388 .000 .158 .027 .139 .388 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20.000 20 20 20 20 20

S10 Pearson

Correlation .380 .492

* .414 .452* .380 .302 .492* .414 .492* 1.000 .380 .302 .492* .662**

Sig. (2-tailed) .098 .027 .069 .045 .098 .196 .027 .069 .027 .098 .196 .027 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20.000 20 20 20 20

S11 Pearson

Correlation 1.000

** .343 .183 .840** 1.000** .140 .343 .183 .343 .380 1.000 .140 .343 .620**

Sig. (2-tailed) .000 .139 .440 .000 .000 .556 .139 .440 .139 .098 .556 .139 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20.000 20 20 20

S12 Pearson

Correlation .140 .204 .905

** .250 .140 1.000** .204 .905** .204 .302 .140 1.000 .204 .646**

Sig. (2-tailed) .556 .388 .000 .288 .556 .000 .388 .000 .388 .196 .556 .388 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20.000 20 20

S13 Pearson

Correlation .343 1.000

** .328 .408 .343 .204 1.000** .328 1.000** .492* .343 .204 1.000 .782**

Sig. (2-tailed) .139 .000 .158 .074 .139 .388 .000 .158 .000 .027 .139 .388 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20.000 20

STotal Pearson

Correlation .620

** .782** .734** .688** .620** .646** .782** .734** .782** .662** .620** .646** .782** 1.000

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .001 .004 .002 .000 .000 .000 .001 .004 .002 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(11)

Lampiran 8

Master Data Hasil Penelitian No

Resp. Status

Pertanyaan

Jlh Katagori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 2 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 7 2 3 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 4 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 5 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 6 SM 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 9 2 7 SM 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 9 2 8 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 5 2 9 SM 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 8 2 10 TS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11 1 11 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 12 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 13 SM 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 3 14 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 15 TS 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 2 16 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 2 17 SM 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 2 18 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 19 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 2 20 SM 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4 3 21 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 22 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 23 TS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 1 24 TS 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 2 25 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 2 26 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 27 SM 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 28 TS 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5 2 29 SM 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 2 30 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1 31 SM 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 3 32 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1 33 SM 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 3 34 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 35 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3


(12)

38 TS 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 3 39 SM 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 7 2 40 TS 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 5 2 41 TS 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 10 1 42 SM 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 2 43 SM 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 44 SM 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 8 2 45 SM 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6 2 46 SM 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 6 2 47 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 48 TS 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 8 2 49 TS 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5 2 50 TS 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9 2 51 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 52 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 53 TS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 1 54 TS 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 2 55 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 2 56 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 57 TS 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 58 TS 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5 2 59 TS 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 2 60 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1 61 SM 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 3 62 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 10 1 63 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 64 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 65 TS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 1 66 TS 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 2 67 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 2 68 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 69 TS 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 70 TS 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5 2 71 TS 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 72 SM 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 4 3 73 TS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 2 74 SM 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 3 75 SM 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 3 76 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 77 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 78 TS 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 2 79 TS 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 5 2 80 TS 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 2


(13)

81 TS 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 9 2 82 TS 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 2 83 TS 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 6 2 84 SM 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 2 85 SM 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4 3 86 SM 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 6 2 87 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 1 88 TS 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 6 2 89 SM 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4 3 90 SM 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4 3 91 SM 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 2 92 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 93 TS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 1 94 TS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1 95 TS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 1 96 TS 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 2 97 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 98 TS 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9 2 99 TS 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 1 100 TS 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 2 101 TS 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 102 TS 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 9 2 103 TS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 2 104 TS 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 9 2 105 TS 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 7 2 106 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 107 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 108 TS 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 2 109 SM 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 4 3 110 TS 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 2 111 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 112 SM 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 2 113 TS 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 114 SM 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 115 TS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 2 116 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 117 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 118 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 119 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 120 TS 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 2 121 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 9 2


(14)

124 TS 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 8 2 125 TS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 11 1 126 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 127 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 128 SM 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 3 129 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 130 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 131 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 2 132 TS 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 2 133 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 134 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 2 135 SM 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4 3 136 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 137 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 138 TS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 1 139 TS 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 2 140 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 2 141 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 142 TS 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 143 TS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 2 144 SM 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 9 2 145 SM 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 7 2 146 SM 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 147 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 148 TS 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 2 149 SM 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 4 3 150 SM 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 2 151 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 152 TS 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9 2 153 TS 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 7 2 154 SM 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 3 155 TS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 2 156 SM 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 3 157 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 158 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 159 TS 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 2 160 TS 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 2 161 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 9 2 162 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 9 2 163 TS 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 5 2 164 TS 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 8 2 165 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 166 SM 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 3


(15)

167 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 168 SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 169 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 2 170 TS 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 2 171 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 172 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 2 173 SM 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 174 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8 2 175 SM 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4 3 176 TS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 177 TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 178 TS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 1 179 TS 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 2 180 TS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 9 2 181 TS 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 182 TS 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 2 183 TS 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 8 2 184 TS 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 9 2 185 TS 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 7 2

Keterangan:

Katagori Status

1. Baik 10-13 >76,92% TS --> Telah Selesai 2. Sedang 5-9 38,46% - 76,92% SM --> Sedang Menjalani 3. Tidak Baik 0-4 <38,46%


(16)

Frequencies

Statistics

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 N Valid 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185 185

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

S1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 48 25.9 25.9 25.9

Benar 137 74.1 74.1 100.0

Total 185 100.0 100.0

S2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 92 49.7 49.7 49.7

Benar 93 50.3 50.3 100.0


(17)

S3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 95 51.4 51.4 51.4

Benar 90 48.6 48.6 100.0

Total 185 100.0 100.0

S4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 66 35.7 35.7 35.7

Benar 119 64.3 64.3 100.0

Total 185 100.0 100.0

S5

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 47 25.4 25.4 25.4

Benar 138 74.6 74.6 100.0


(18)

S6

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 100 54.1 54.1 54.1

Benar 85 45.9 45.9 100.0

Total 185 100.0 100.0

S7

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 103 55.7 55.7 55.7

Benar 82 44.3 44.3 100.0

Total 185 100.0 100.0

S8

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 75 40.5 40.5 40.5

Benar 110 59.5 59.5 100.0


(19)

S9

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 91 49.2 49.2 49.2

Benar 94 50.8 50.8 100.0

Total 185 100.0 100.0

10

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 113 61.1 61.1 61.1

Benar 72 38.9 38.9 100.0

Total 185 100.0 100.0

S11

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 80 43.2 43.2 43.2

Benar 105 56.8 56.8 100.0


(20)

S12

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 83 44.9 44.9 44.9

Benar 102 55.1 55.1 100.0

Total 185 100.0 100.0

S13

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 74 40.0 40.0 40.0

Benar 111 60.0 60.0 100.0


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Asrin, Triyanto E., Upoyo A.S., 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Plebitis di RSUD Purbalingga. Dalam: Jurnal Keperawatan Soedirman, 1(1) : 43 - 54

City University, 2008. Cannulation and Venepuncture. Available from: http://www.cetl.org.uk/learning/print/cannulation-venepuncture-print.pdf

[accessed 21 April 2013].

College of Respiratory Therapist of Ontario, 2008. Peripheral and Femoral Vein

Cannulation. Available from:

http://www.crto.on.ca/pdf/PPG/Periph_Fem_Vein_CBPG.pdf [accessed 23 April 2013]

Johnson R., Taylor W., 2005. Kanulasi Intravena. Dalam : Buku Ajar Praktik Kebidanan. Cetakan Pertama, ECG, Jakarta : 321 – 329

Muhtadi I.K., 2012. Phlebitis. Available from:

http://indramuhtadi.weebly.com/4/post/2012/06/topik-ke-89-phlebitis.html

[accessed 21 April 2013].

Notoatmodjo S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga, PT Asdi Mahasatya, Jakarta

Ortega R., 2008. Peripheral Intravenous Cannulation. Dalam : The New England Journal of Medicine, 21:359

Sastroasmoro S., Ismael S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Cetakan Ketiga, CV. Sagung Seto, Jakarta

Scales K., 2005, Vascular access: a guide to peripheral venous cannulation, Nursing Standard. Dalam : Art & Science, 49(19) : 48 - 52


(22)

Wallis P., 2003. Phlebitis, Intravenous Nursing New Zealand 2006. Available from: http://www.ivnnz.co.nz/newsletter/Articles/Infection-Control/Phlebitis

[accessed 25 April 2013].

Wahyuni A.S, 2008. Statistika Kedokteran. Bamboedoea Communication, Jakarta Timur

Wahyuningsih N.S., Subekti N.B., 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Cetakan Pertama, EGC, Jakarta.

Weinstein S.M., 2001. Terapi Intravena. Buku Kedokteran. Edisi 2. Cetakan Pertama, ECG, Jakarta


(23)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :-

3.2. Definisi Operasional 1. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan dari mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP. Haji Adam Malik tentang pemasangan terapi intravena mencegah timbulnya phlebitis.

2. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik

Calon mahasiswa kedokteran yang memiliki ilmu dasar tentang teknik pemasangan kateter intravena mencegah timbulnya phlebitis.

3. Terapi Intravena

Pemasangan dan perawatan kateter

intravena dalam pencegahan phlebitis Tingkat pengetahuan

mahasiswa kepaniteraan klinik


(24)

Terapi yang digunakan dalam proses perawatan kesehatan dengan memasukkan sejumlah cairan melalui jarum langsung ke tubuh seorang pasien.

4. Phlebitis

Salah satu komplikasi yang terjadi dalam pemasangan kateter intravena dengan timbulnya tanda peradangan pada dinding vena.

a. Cara ukur : Metode angket

b. Alat ukur : Lembar kuesioner, terdiri dari 13 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban

c. Hasil ukur : Jawaban yang benar diberikan nilai skor 1 dan jawaban yang salah diberikan nilai skor 0. Maka dikategorikan jumlah skornya berdasarkan nilai yang diperoleh, yaitu baik, sedang dan tidak baik dengan perincian seperti berikut :-

1. Kategori baik : apabila responden menjawab benar > 76.92% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan. (10 – 13)

2. Kategori sedang : apabila responden menjawab benar antara 38.46% - 76.92% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan. (5 – 9)

3. Kategori tidak baik : apabila responden menjawab benar < 38.46% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan. (0 – 4)

4. Skala ukur : skala ordinal.

Tabel 3.1. Skor Penilaian Jawaban Angket


(25)

No. A B C

1 0 1 0

2 0 0 1

3 1 0 0

4 0 1 0

5 0 1 0

6 0 0 1

7 0 0 1

8 1 0 0

9 0 1 0

10 0 1 0

11 0 0 1

12 0 1 0


(26)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP. Haji Adam Malik terhadap pemasangan dan perawatan kateter intravena mencegah phlebitis. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan pada waktu yang sama.

4.2. Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP. Haji Adam Malik Medan. Pemilihan tempat ini dimaksudkan karena RSUP. Haji Adam Malik Medan merupakan pusat pelayanan kesehatan yang menjadi tempat rujukan di Sumatera Utara.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni hingga September 2013. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua mahasiswa kepaniteraan klinik tahun akademik 2012/13 di RSUP. Haji Adam Malik Medan yang sedang menjalani atau telah selesai Departemen Anestesi pada siklus atas.

4.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode consecutive sampling dimana subjek yang ditemukan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dimasukkan dalam penelitian hingga mencapai jumlah subjek yang telah ditentukan.


(27)

Adapun kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik yang sedang menjalani atau telah selesai Program Pengembangan Profesi Dokter di Departemen Anestesi di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

Kriteria eksklusi sampel penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak bersedia turut serta dalam penelitian ini dan lembar kuesioner tidak dijawab dengan lengkap.

4.3.3. Besar Sampel

Besar sampel penelitian dihitung menggunakan perhitungan dengan rumus :

N. Z2 1–a /2. P. (1–P)

n = --- (N–1) d2 + Z2 1–a/2. P. (1–P)

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Z 1–α /2 = nilai distribusi normal baku pada α tertentu (biasanya 95% = 1, 96)

P = harga proporsi di populasi (bila tidak diketahui ditetapkan 50% atau 0,50)

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N = jumlah di populasi

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel dapat dihitung sebagai berikut : n = besar sampel minimum


(28)

Z 1–α /2 = 1, 96 (95%)

P = 0,5

d = 0,05

N = 357

357 . (1,96)2 . 0,5 . (1–0,5) n = ---

(357–1)( 0,05)2 + (1,96)2. 0,5. (1–0,5)

357 . 3,8416 . 0,25 n = ---

356 . 0,0025 + 3,8416 . 0,25

342,8628 n = ---

0.89 + 0,9604

342.8628 n = ---

1,8504


(29)

Dengan besar sampel minimal tersebut, maka sampel penelitian saya dibulatkan menjadi 185 orang.

4.4. Metode pengumpulan data

Data primer diperoleh dengan menganalisis semua kuesioner yang telah dijawab oleh mahasiswa kepaniteraan klinik di RSUP. Haji Adam Malik tentang pengetahuan mereka terhadap kasus ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar kuesioner yang terdiri dari 13 pertanyaan.

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar - benar mengukur apa yang akan diukur. Demikian pula kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji kolerasi antara skor (nilai) setiap pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna, berarti semua pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang diukur.

Pertanyaan - pertanyaan yang telah disusun tersebut diberikan kepada sekelompok responden sebagai sasaran uji coba. Kemudian kuesioner tersebut diberikan skor atau nilai jawaban masing - masing sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini telah ditetapkan skor dari setiap pertanyaan adalah seperti berikut.

1 = jawaban yang benar 0 = jawaban yang salah

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran sebanyak 2 kali atau lebih terhadap gejala yang


(30)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson

Correlation Status Alpha Status

Pengetahuan

1 0.620 Valid 0,913 Reliable

2 0.782 Valid Reliable

3 0.734 Valid Reliable

4 0.688 Valid Reliable

5 0.620 Valid Reliable

6 0.646 Valid Reliable

7 0.782 Valid Reliable

8 0.734 Valid Reliable

9 0.782 Valid Reliable

10 0.662 Valid Reliable

11 0.620 Valid Reliable

12 0.646 Valid Reliable


(31)

4.5. Pengolahan dan Analisis data

Data yang telah dikumpulkan akan kemudian diolah dengan teknik komputerisasi pengolahan data hasil penelitian ini diformasikan dengan menggunakan langkah berikut :-

Editing : Untuk melengkapi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian antar criteria yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian.

Coding : Untuk mengkuantifikasi data kualitatif atau membedakan aneka karakter. Pemberian kode ini sangat diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual maupun dengan computer

Cleaning : Pemeriksaan data yang sudah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukan data.

Saving : Penyimpanan data untuk selanjutnya mulai proses análisis data. Data akan disusun kembali dan ditampilkan dengan menggunakan program Statistik.


(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. Haji Adam Malik Medan yang lokasinya di Jalan Bunga Lau no. 17 Medan, Sumatera Utara. Lokasi ini telah dipilih karena merupakan rumah sakit umum pusat yang utama di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan juga merupakan rumah sakit rujukan utama. RSUP Haji Adam Malik juga merupakan rumah sakit pendidikan yang berkolabrasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sehingga dapat digunakan sebagai Pusat Pendidikan Klinik calon - calon dokter dan Pendidikan Keahlian calon - calon dokter spesialis. 5.1.2. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada 185 calon responden yang merupakan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik ataupun dikenali sebagai Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani atau telah selesai Program Pengembangan Profesi Dokter di Departemen Anestesi di RSUP. Haji Adam Malik Medan mulai bulan Juni 2013 sampai bulan September 2013.

5.1.2.1. Status Pendidikan Mahasiswa di Departemen Anastesi

Di Depatemen Anestesi RSUP. Haji Adam Malik, status pendidikan mahasiswa kepaniteraan klinik dibagi kepada 2 yaitu sedang menjalani dan telah selesai. Hasil penelitian mendapatkan bahawa kelompok responden yang banyak adalah yang telah selesai di Departmen Anestesi yaitu sebanyak 125 orang dengan persentasi sebanyak (67.6%), manakala yang sedang menjalani dengan jumlah responden 60 orang dengan persentasi sebanyak (32.4%). Hal ini dapat dilihat di tabel 5.1.


(33)

Status Frekuensi %

Sedang Menjalani 60 32.4

Telah Selesai 125 67.6

Total 185 100.0

5.2. Hasil Analisa Data

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang terdiri dari 13 pertanyaan yang sebelumnya telah diuji validitas dan realibilitasnya. Dengan ini, pertanyaan - pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pemasangan infus dan pencegahan daripada terjadinya komplikasi. Data lengkap distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan

No Pertanyaan Salah Benar

F % F %

1 Indikasi pemasangan infus 48 25.9 137 74.1

2 Definisi pemasangan kateter intravena 92 49.7 93 50.3

3 Ukuran Gauge kanula 95 51.4 90 48.6

4 Pengertian phlebitis 66 35.7 119 64.3

5 Waktu pemasangan infus 47 25.4 138 74.6

6 Yang mempengaruhi kejadian phlebitis 100 54.1 85 45.9 7 Tanda-tanda gejala phlebitis 103 55.7 82 44.3 8 Keadaan yang tidak memerlukan pemasangan

infus

75 40.5 110 59.5 9 Radang pada vena yang berkaitan dengan

infeksi bakteri

91 49.2 94 50.8 10 Tindakan keperawatan untuk mencegah

phlebitis

113 61.1 72 38.9

11 Tindakan keperawatan 80 43.2 105 56.8

12 Prosedur yang salah setelah pemasangan infus 83 44.9 102 55.1


(34)

Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah nomor 1 dan 5, yaitu sebanyak 137 orang (74.1%) dan 138 orang (74.6%). Hal ini menunjukkan sebagian besar responden mengetahui dengan benar tentang indikasi pemasangan infus dan waktu pemasangan infus.

Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah nomor 10 yaitu sebanyak 113 orang (61.1%). Sebagian besar responden memberikan jawaban yang salah mengenai tindakan keperawatan untuk mencegah phlebitis.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini ditentukan melalui seluruh jawaban yang diberikan responden, dimana tingkat pengetahuan masing - masing dibahagikan kepada 3 kategori yaitu baik, sedang dan tidak baik. Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Hasil Uji Pengetahuan Responden

Kategori Frekuensi %

Baik 40 21.6

Sedang 104 56.2

Tidak Baik 41 22.2

Total 185 100.0

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori sedang memiliki persentil yang paling besar yaitu sebanyak 104 orang (56.2%), tingkat pengetahuan kategori baik pulak sebanyak 40 orang (21.6%) dan kategori tidak baik pula adalah sebanyak 41 orang (22.2%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap pemasangan infus dan pencegahan terjadinya phlebitis di RSUP. Haji Adam Malik Medan berdasarkan status pendidikan di Departemen Anestesi dapat dilihat pada tabel 5.4.


(35)

Tabel 5.4. Distribusi Hasil Uji Pengetahuan Berdasarkan Status Pendidikan

Status

Tingkat Pengetahuan

Total

Tidak Baik Sedang Baik

F % F % F % F %

Sedang Menjalani 38 20.6 22 11.9 0 0 60 32.4

Telah Selesai 3 1.6 82 44.3 40 21.6 125 67.6

Total 41 22.2 104 56.2 40 21.6 185 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah terbesar dari 104 orang yang mempunyai pengetahuan yang sedang mengenai teknik pemasangan dan keperawatan kateter intravena dalam pencegahan phlebitis yang terbanyak adalah mahasiswa yang telah selesai di Depertemen Anestesi, yaitu sebanyak 82 orang (44.3%). Pada kategori baik pulak, 40 orang (21.6%) mahasiswa yang telah selesai di Departemen Anestesi telah mencapai skor yang baik dan pada kategori tidak baik pulak sebanyak 38 orang (20.6%) dari 41 orang, yaitu mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Departemen Anestesi telah mencapai skor yang tidak baik. 5.3 Pembahasan

5.3.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa adanya variasi pada karakteristik responden berdasarkan status pendidikan mahasiswa kepaniteraan klinik di Departemen Anestesi RSUP. Haji Adam Malik.

Berdasarkan tabel 5.1. kelompok responden yang paling banyak adalah yang telah selesai di Departemen Anestesi, yaitu sebanyak 125 orang dengan persentase (67.6%) dan sisanya adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Departemen Anestesi dengan jumlah sebanyak 60 orang dengan persentase (32.4%).


(36)

5.3.2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Teknik Pemasangan dan Perawatan Kateter Intravena dan Pencegahan Phlebitis Penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pemasangan dan perawatan kateter yang benar supaya dapat mencegah terjadinya phlebitis.

Berdasarkan pertanyaan yang telah didistribusikan, telah didapatkan bahwa responden yang mengetahui tentang teknik pemasangan infus yang benar dan keadaan yang memerlukan pemasangan infus pada seorang pasien yang ditunjukkan oleh jawaban benar pada pertanyaan nomor 1, 2, 5, dan 8 yaitu sebanyak 137 orang (74.1%), 93 orang (50.3%), 138 orang (74.6%) dan 110 orang (59.5%). Pada pertanyaan nomor 3 menanyakan pada mahasiswa tentang ukuran alat yang digunakan dalam pemasangan infus yaitu gauge kanula yang sering digunakan dimana sebanyak 90 orang (48.6%) mahasiswa telah menjawabnya dengan benar.

Mengenai pengetahuan responden terhadap phlebitis yang meliputi definisi, faktor yang mempengaruhi, komplikasi, gejala dan klasifikasi ditunjukkan pada pertanyaan nomor 4, 6, 7 dan 9 yaitu sebanyak 119 orang (64.3%), 85 orang (45.9%), 82 orang (44.3%) dan 94 orang (50.8%) responden yang telah menjawabnya dengan benar.

Untuk pengetahuan responden terhadap tindakan perawatan dapat dilihat pada pertanyaan nomor 10, 11, 12 dan 13 yaitu dengan jumlah responden yang telah menjawab dengan benar yaitu 72 orang (38.9%), 105 orang (56.8%), 102 orang (55.1%) dan 111 orang (60%).

Berdasarkan hasil penelitan ini, diperoleh kategori pengetahuan responden terbanyak adalah tingkat pengetahuan yang sedang sebanyak 104 orang (56.2%), diikuti dengan tingkat pengetahuan yang tidak baik sebanyak 41 orang (22.2%) dan yang terendah adalah tingkat pengetahuan yang baik dengan jumlah 40 orang (21.6%).


(37)

Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan status pendidikan di Departemen Anestesi pada penelitian ini telah diperoleh proporsi terbesar yang memiliki pengetahuan yang sedang adalah mahasiswa yang telah selesai pendidikan yaitu sebanyak 82 orang (44.3%) dan mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dengan jumlah 22 orang (11.9%).

Pada tingkat pengetahuan yang baik dengan proporsi mahasiswa yang telah selesai dan sedang menjalani yaitu sebanyak 40 orang (21.6%) dan 0 orang (0%). Pada tingkat pengetahuan tidak baik dengan proporsi mahasiswa yang telah selesai dan sedang menjalani yaitu sebanyak 3 orang (1.6%) dan 38 orang (20.6%).

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, peneliti berasumsi jumlah responden yang memiliki pengetahuan yang baik adalah paling sedikit dan kesemuanya adalah mahasiswa yang telah selesai pendidikan di Departemen Anestesi di mana kebanyakan mahasiswa yang telah selesai pendidikan telah mendapat skor yang sedang saja. Ini adalah karena kemungkinan besar mahasiswa yang telah selesai pendidikan mempunyai ilmu yang cukup baik dalam pemasangan infus dalam pencegahan phlebitis. Ini juga menunjukkan bahawa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan masih belum mendapatkan informasi yang penuh mengenai pemasangan infus yang benar dan kurang tahu tentang perawatan dan pencegahan terjadinya phlebitis.


(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu:

1. Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena dalam pencegahan phlebitis di RSUP. Haji Adam Malik Medan adalah sebanyak 104 orang (56.2%) dikategorikan sedang, 40 orang (21.6%) dikategorikan baik dan 41 orang (22.2%) dikategorikan tidak baik.

2. Berdasarkan karakteristik status pendidikan di Departemen Anestesi, proporsi terbesar yang memiliki pengetahuan yang baik adalah mahasiswa kepaniteraan klinik yang telah selesai di Departemen Anestesi dibandingkan dengan mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Departemen Anestesi.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti yaitu:

1. Diharapkan kepada calon mahasiswa kepaniteraan klinik agar bisa memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai acuan motivasi dan meningkatkan pengetahuan terhadap teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena dalam mencegah terjadinya phlebitis karena teori dasar ini akan diaplikasikan hampir setiap hari di Departemen Anestesi RSUP. Haji Adam Malik dan supaya kejadian terjadinya phlebitis dapat dihindari.


(39)

2. Diharapkan calon mahasiswa kepaniteraan klinik agar bisa melakukan Standard Operating Procedure dengan baik agar mempunyai pengalaman yang lebih baik bagi mencegah terjadinya phlebitis.


(40)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini telah terjadi setelah orang melakukan pengindraan suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Seseorang melakukan pekerjaan mental dan menyimpan potongan informasi di dalam daya ingatan untuk didapatkan kembali disuatu waktu kemudian (Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian Rogers (1974) ada mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu : Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adaption (Notoatmodjo, 2005).

Kesadaran (Awareness), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Interest, yaitu orang mulai tertarik pada stimulus. Kemudian subjek menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya dipanggil Evaluation. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru dan akhirnya Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.


(41)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masi hada kaitannya antara satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang suda hada sebelumnya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dan kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2005).

2.2. Terapi Intravena 2.2.1. Definisi


(42)

Pemasangan kateter intravena merupakan cara memasukkan cairan steril melalui jarum langsung ke dalam vena pasien. Biasanya cairan steril ini mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrien (glukosa), vitamin atau obat.

Pemasangan kateter intravena digunakan apabila pasien tidak sadar, tidak dapat menelan, dehidrasi atau syok, pemberian garam untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, glukosa untuk metabolisme atau pemberian medikasi (WHO, 2005).

Obat yang diberikan secara intravena memasuki aliran darah secara langsung dan diabsorbsi lebih cepat daripada pemberian obat lain. Oleh sebab itu, obat diberikan secara intravena bila diperlukan efek cepat, atau apabila obat terlalu mengiritasi jaringan tubuh bila diberikan dengan cara lain. Obat yang diberikan dengan cara ini biasanya diberikan dengan perlahan untuk mencegah sebarang reaksi.

2.2.2 Indikasi Pemasangan Infus

Keadaan – keadaan yang umumnya memerlukan pemasangan infus adalah : 1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen

darah).

2. Trauma abdomen berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah). 3. Fraktur khusus di pelvis dan femur (kehilangan cairan tubuh dan komponen

darah).

4. Heat Stroke (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi). 5. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).

6. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh).

7. Trauma kepala, dada dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).

8. Dehidrasi.

2.2.3. Pelengkapan dan Peralatan

Dalam melakukan pemasangan infus, diperlukan alat dan bahan yang sebelumnya harus disiapkan terlebih dahulu yang meliputi :


(43)

 Sarung tangan non steril

 Larutan IV untuk cairan

 Infus set (termasuk IV Catheter)

 Torniket

 Plaster

 Kapas alkohol (providone)

 Kasa steril

 Sabun

 Kain steril

 Alkohol 70%

Setiap campuran intravena perlu dilabelkan dengan informasi seperti :

 Nama pasien

 Nomor identifikasi

 Bahan tambahan, kekuatan dan jumlah

 Larutan yang diberikan dan jumlah

 Kecepatan aliran

 Tanggal persiapan

 Nama dan paraf orang yang memasangkan infus

Setiap selang juga harus diberikan label dengan informasi mengenai tanggal dan waktu penggantungan dan nama inisial orang yang menggantung selang tersebut.

2.2.4. Ukuran Kateter Intravena

Pertimbangan – pertimbangan ketika memilih kateter adalah ukuran dan kondisi vena yang dipilih, viskositas cairan yang akan diinfuskan, usia pasien, dan lamanya terapi yang diperkirakan.

Untuk pemilihan kateter yang benar, pilih alat dengan panjang terpendek, diameter terkecil yang memungkinkan administrasi cairan yang benar.


(44)

Tabel 2.1 Ukuran, Warna Kateter dan Kecepatan Aliran (Scales K, 2005) Gauge

Size

Catheter Length (mm)

Catheter Colour

Flow Rate ml/min (H2O)

Flow Rate l/hr (H2O)

Flow Rate ml/min

(blood)

22 25 Blue 42 2.5 24

20 32 Pink 67 4.0 41

18 32 Green 103 6.2 75

18 45 Green 103 6.2 63

16 45 Grey 236 14.2 167

14 45 Orange 270 16.2 215

2.2.5. Tempat Pemilihan Akses Vena

Banyak faktor untuk memilih tempat kanulasi vena perifer. Tempat insersi pada ekstremitas menjadi kontraindikasi tempat kanulasi. Vena pada ekstremitas atas termasuk dorsal di tangan dan lateral di lengan. Pada pasien yang trauma pada ekstremitas atas, bias juga digunakan vena daerah dorsal kaki dan vena sephena.

Adapun pemilihan vena untuk tempat insersi dilakukan sebelum melakukan pemasangan infus berbeda – beda :


(45)

1. Pada orang dewasa, pemasangan kanula lebih baik pada tungkai atas dan bawah.

2. Vena tangan paling sering digunakan untuk terapi IV yang rutin.

3. Vena depan, periksa dengan teliti kedua lengan sebelum membuat keputusan. 4. Vena lengan atas, juga digunakan untuk terapi IV.

5. Vena ekstremitas bawah, digunakan hanya apabila ekstremitas atas tidak dapat digunakan.

6. Vena kepala, sering dipilih pada bayi dan anak. 2.2.6. Cara Pemasangan Infus

Pemasangan infus harus dilakukan sebaik – baiknya bagi mencegah terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan. Cara pemasangan infus adalah seperti (Weinstein, 2001) :

1. Mempersiapkan alat dan bahan.

2. Sambungkan cairan infus dengan infus set terlebih dahulu dan periksa tidak ada udara pada infus set.

3. Pasangkan torniket (pembebatan) pada daerah proksimal dari vena perifer sampai tekanan 60-80 mmHG.

4. Mencuci tangan dan memasangkan sarung tangan.

5. Melakukan identifikasi vena perifer yang akan digunakan. 6. Melakukan disinfeksi dengan menggunkan kapas alkohol 70%.

7. Masukan kateter ke vena sejajar dengan bagian terlurus vena, dengan sudut 30-45 derajat, setelah darah keluar pada ujung kateter, tarik keluar sedikit jarum dan dorong kateter sampai ujung dan ditekan ujungnya dengan 1 jari. 8. Lepaskan torniket dan tes kelancaran infus.

9. Sambungkan kateter dengan cairan infus. 10. Lakukan fiksasi dengan plaster.

11. Memonitor kelancaran infus (tetesan, pembengkakan atau tidaknya tempat insersi).


(46)

2.2.7. Komplikasi Pemasangan Infus

Komplikasi yang paling umum yang timbul dari pemasangan infus adalah nyeri, memar, infeksi, phlebitis, emboli dan kerusakan saraf. Teknik steril yang tepat dan seleksi dari ukuran kateter yang tepat dapat mencegah komplikasi – komplikasi ini. Memastikan pemberian cairan yang tepat dan memadai dapat mencegah komplikasi yang lebih serius dari trombosis dan emboli.

2.3 Phlebitis

2.3.1. Definisi Phlebitis

Phlebitis merupakan peradangan pada dinding vena akibat terapi cairan intravena. Tanda yang bisa dijumpai adalah rasa nyeri pada lokasi penusukan atau nyeri tekan, rasa panas pada lokasi penusukan, kemerahan dan pembengkakan dan mungkin juga timbul pus pada tempat penusukan. Phlebitis berat ditandai dengan adanya peradangan dinding vena dan biasanya disertai dengan pembekuan darah (blood cloth) yang disebut Thrombophlebitis.

2.3.2. Klasifikasi Phlebitis

Klasifikasi phlebitis adalah seperti berikut :-

Tabel 2.2 Klasifikasi Phlebitis (Infusion Nurses Society, Infusion Nursing Standards of Practice, Journal of Infusion Nursing, 2006)

Derajat Deskripsi

0  Tidak ada tanda dan gejala

1+  Eritema tanpa/dengan rasa nyeri

2+  Eritema dengan rasa nyeri

 Edema bisa/tidak dijumpai

3+  Eritema dengan nyeri


(47)

 Formasi Streak

 Palpable cord

4+  Eritema dengan nyeri

 Edema bisa/tidak dijumpai

 Formasi Streak

 Palpable cord > 1 inch (2.5 cm)

 Purulent drainage 2.3.3. Jenis Phlebitis Berdasarkan Penyebab

2.3.3.1 Phlebitis Kimia

 Osmolaritas dan pH

Cairan infus yang ekstrem selalunya diikuti resiko terjadinya phlebitis yang tinggi. Larutan infus dengan osmolaritas > 900 mOsm/L seharusnya diberikan melalui vena sentral. Seperti contoh, pH larutan Dekstrosa berkisar antar 3 – 5, dimana keasaman diperlukan untuk mencegah karamelisasi dekstrosa selama proses sterilisasi autoklaf. Oleh itu, larutan yang mengandung glukosa, asam amino dan lipid yang digunakan dalam nutrisi parenteral bersifat lebih flebitogenik dibandingkan normal saline. Selain itu, obat suntik yang biasa juga menyebabkan peradangan vena adalah seperti kalium klorida, Vancomycin, Amphotrecin B, Cephalosporins, Diazepam, Midazolam dan banyak obat kemoterapi yang lain.

 Penempatan kanula

Penempatan kanula pada vena proksimal (lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Pada pasien terutama pasein yang usia lanjut, coba menghindari vena pada punggung tangan jika mungkin.


(48)

Mikropartikel yang terbentuk apabila partikel obat tidak larut sempurna selama pencampuran juga merupakan faktor terjadinya phlebitis.

 Jenis Kateter

Kateter yang sering digunakan untuk mencegah terjadinya phlebitis adalah kateter yang dibuat daripada silicon dan poliuretan karena kurang menyebabkan iritasi dibandingkan dengan politetrafluoroetilen (Teflon) karena permukaannya lebih halus, lebih thermoplastic dan lentur. Resiko yang tertinggi untuk terjadinya phlebitis adalah apabila digunakan kateter yang dibuat daripada polivinil klorida atau polietilen.

2.3.3.2. Phlebitis Mekanis

Phlebitis mekanis biasanya dikaitkan dengan penempatan kanula. Kanula yang dimasukkan pada daerah lekukan sering menghasilkan phlebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik supaya dapat mencegah terjadinya phlebitis.

2.3.3.3. Phlebitis Bakterial

Faktor – faktor yang dapat menyebabkan phlebitis bakteri adalah seperti :-

 Teknik pencucian tangan yang tidak sempurna atau buruk

 Kegagalan untuk memeriksa peralatan yang rusak, pembungkus yang bocor atau robek mengandung bakteri

 Teknik antiseptik yang tidak baik

 Kanula dipasang terlalu lama

 Tempat suntik jarang diinspeksi visual 2.3.4. Tindakan Perawatan

2.3.4.1. Phlebitis Kimia

 Pastikan pH dan osmolaritas cairan atau obat, pH normal darah adalah sekitar 7,35- 7,45.


(49)

 Lakukan pengenceran maksimal pada pemberian obat injeksi.

 Perhatikan kecepatan tetesan infus karena tetesan lambat menyebabkan absorbsi lambat.

 Gunakan produk kanula yang non flebitogenik.

 Pilih kanula yang bersifat elastis dan permukaan lembut. 2.3.4.2 Phlebitis Mekanis

 Lakukan teknik pemasangan kanula dengan benar.

 Lakukan pemilihan lokasi secara benar, hindari vena pada area fleksi atau lipatan atau ekstremitas dengan pergerakan maksimal.

 Lakukan pemilihan kanula yang benar dengan menggunakan kanula dengan ukuran paling pendek dan diameter paling kecil.

 Perhatikan stabilitas kanula. 2.3.4.3 Phlebitis Bakterial

 Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan pemasangan kanula.

 Menggunakan kasa dan sarung tangan bersih.

 Memeriksa alat – alat yang akan digunakan untuk memastikan tidak ada kebocoran.

 Lakukan persiapan area dengan teknik antiseptik.

 Observasi secara teratur jika terdapat tanda phlebitis minimal setiap 24 jam.

 Bersihkan dan ganti balutan infus setiap 24 jam.

 Gantikan sistem infus setiap 48 – 72 jam dan tandai tanggal pemasangan serta penggantian balutan.

2.3.5. Komplikasi

Phlebitis dapat menyebabkan thrombus yang kemudian akan menjadi thrombophlebitis. Perjalanan penyakit ini biasanya jinak tetapi apabila thrombus terlepas kemudian akan diangkut ke dalam aliran darah dan memasuki jantung. Apabila memasuki aliran darah, maka akan menimbulkan gumpalan darah seperti


(50)

katup bola yang bisa menyumbat atrioventrikular secara mendadak dan kemudian menimbulkan kematian pada pasien.

2.3.6. Pencegahan daripada terjadinya Phlebitis

Terdapat beberapa cara untuk mencegah daripada terjadinya phlebitis pada pemasangan terapi intravena (IV) seperti :-

 Menggunakan teknik aseptic yang ketat pada pemasangan dan manipulasi sistem intravena keseluruhan.

 Plaster hub kanula dengan aman untuk menghindari gerakan dan iritasi.

 Mengencerkan obatan yang mengiritasi.

 Rotasi sisa IV setiap 48 – 72 jam untuk membatasi iritasi dinding vena oleh kanula atau obatan.

 Menggantikan kasa steril penutup luka setiap 24 jam dan melakukan evaluasi jika terdapat tanda infeksi (Weinstein, 2001).

2.3.7. Pengobatan

Terapi pengobatan bagi phlebitis ini tergantung pada derajat aktivitas penyakit dan komplikasi yang mungkin berkembang. Biasanya phlebitis superfisialis ini sering menghilang dengan sendirinya namun aspek yang paling penting dari terapi pengobatan adalah untuk mengontrol inflamasi aktif dan mencegah kerusakan vaskular yang lebih lanjut. Terapi dosis tinggi dengan kortikosteroid adalah terapi initial yang diberikan. Kemudian, diberikan glukokortikoid juga dalam dosis tinggi sepeti Prednisone dengan dosis 1mg/kgBB/hr. Jika pasien mempunyai resistensi kortikosteroid, maka akan diberikan terapi agen citotoksik seperti Siklofosfamid dengan dosis 2mg/kgBB/hr atau dosis yang lebih rendah yaitu Methotrexat dengan dosis 0,3mg/kgBB/mgu atau Azatioprin terapi yang dilanjutkan 1 tahun setelah remisi dan menghentikan terapinya secara bertahap.

Secara umum, pengobatan yang diberikan adalah seperti berikut :-

 Obat analgesik, antikoagulan atau pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan baru.


(51)

 Trombolitik untuk melarutkan bekuan yang sudah terbentuk.

 Non-steroid obat anti inflamasi (OAINS) seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.

 Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi.

2.3.8. Penanganan

2.3.8.1. Dilakukan sendiri

 Kompresi bagian yang nyeri dengan air panas.

 Gunakan obat anti inflamasi yang dijual bebas (OTC) seperti ibuprofen.

 Memakai stokin khusus bila terjadi phlebitis pada tungkai bawah.

2.3.8.2. Dilakukan dokter

 Dokter akan memberikan obat anti inflamasi yang ringan seperti ibuprofen, diclofenac

 Apabila terdapat infeksi, akan diberikan antibiotik.

 Apabila didiagnosis Deep Vein Thrombophlebitis (DVT), maka akan diberikan antikoagulan untuk mencegah komplikasi. Biasanya diberikan Enoxaparin yang akan disuntikan langsung ke dalam pembuluh darah.

 Dokter akan memonitor perkembangan pasein jika bertambah buruk atau semakin pulih untuk tindakan selanjutnya.


(52)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pemasangan kateter intravena merupakan salah satu tindakan untuk memasukkan obat atau cairan ke dalam tubuh pasien. Biasanya, setiap pasien yang dirawat inap di rumah sakit akan di pasangkan kateter intravena.

Biasanya, pemasangan kateter intravena ini tidak jarang dapat menyebabkan terjadinya masalah atau komplikasi. Kebanyakan masalah yang biasanya terjadi ketika pemasangan intervena (IV) terletak pada sistem infus atau tempat penusukan vena. Infeksi ataupun komplikasi lokal bisa terjadi akibat pemasangan infus. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah phlebitis. Penyebab terjadinya phlebitis ini adalah karena kesalahan teknik pemasangan, kondisi pasien, kondisi vena, jenis pH obat dan cairan yang diberikan, filtrasi, ukuran dan panjang serta bahan selang infus.

Sebelum ini sudah pernah dilakukan penelitian melalui rekam medis tentang prevalensi kejadian phlebitis di Rumah Sakit Haji Medan di mana kurang lebih 20 orang yang mengalami phlebitis dari 98 orang (19.6%) pasien yang dilakukan pemasangan infus (Masdalifa, 2006).

Phlebitis secara ringkas merupakan peradangan pada pembuluh darah. Phlebitis biasanya diikuti dengan rasa sakit dan pembengkakan pembuluh darah. Apabila peradangan disebabkan oleh pembekuan darah atau trombus pada pembuluh darah, maka dikenali sebagai Thrombophlebitis. Gejala klinis lain yang bisa di jumpai pada kasus phlebitis adalah nyeri, nyeri tekan, bengkak, pengerasan, eritema, hangat dan vena kelihatan seperti tali. Gejala – gejala ini diakibatkan oleh peradangan, infeksi dan trombosis.

Selain itu, terdapat juga faktor – faktor lain yang menyebabkan timbulnya phlebitis. Faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan. Faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi. Faktor pasien seperti usia, jenis


(53)

kelamin dan kondisi dasar (penderita diabetes melitus, infeksi, luka bakar). Suatu penyebab yang sering luput perhatian adalah terdapatnya mikropartikel dalam larutan infus dan dapat dieliminasikan dengan menggunakan filter.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP. Haji Adam Malik Medan tentang teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena dalam pencegahan phlebitis? 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui tahap pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP. Haji Adam Malik dalam pemasangan infus dan pencegahan daripada terjadinya komplikasi.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang alat – alat yang digunakan dalam pemasangan infus.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang pemasangan infus yang benar.

3. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang komplikasi yang bisa terjadi ketika pemasangan infus.

4. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang faktor yang menyebabkan phlebitis.

5. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang perawatan phlebitis.


(54)

1. Untuk Peneliti

 Membantu peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir.

 Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang pemasangan infus yang benar bagi mencegah terjadinya komplikasi.

2. Untuk Mahasiswa Kepaniteraan Klinik

 Memberikan evaluasi tentang pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di RSUP. Haji Adam Malik apakah cara pemasangan infus adalah benar atau tidak dan jika diperlukan bimbingan yang lebih mendalam bagi mencegah komplikasi tersebut.

 Memberikan informasi kepada mahasiswa kepaniteraan klinik di RSUP. Haji Adam Malik tentang pencegahan phlebitis.

3. Untuk Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

 Sebagai data dan acuan pembelajaran dalam pendidikan mahasiswa kepaniteraan klinik

4. Untuk Pihak Lain

 Sebagai sumber data dan rujukan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.


(55)

ABSTRAK

Pemasangan kateter intravena sangat penting dilakukan terutama pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit. Kebanyakan masalah yang biasanya terjadi ketika pemasangan infus terletak pada sistem infus atau lokasi penusuka. Komplikasi yang sering terjadi adalah phlebitis. Oleh itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik FK USU di RSUP. Haji Adam Malik Medan tentang teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena dalam pencegahan phlebitis.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey deskriptif dan sampelnya dikumpul dengan mengunakan rumus cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani atau telah selesai pendidikan di Departemen Anestesi RSUP. Haji Adam Malik Medan dari bulan Juni 2013 hingga September 2013. Jumlah sampelnya sebanyak 185 orang. Pengambilan data didapatkan dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpul dianalisis dengan program SPSS. Melalui analisis pada 185 orang, didapatkan hasil penelitian berdasarkan pendidikan yang terbanyak adalah yang telah selesai sebanyak 125 orang (67.6%). Berdasarkan hasil untuk penelitian ini, sebanyak 40 orang (21.6%) dikategorikan baik, 104 orang (56.2%) dikategorikan sedang dan sebanyak 41 orang (22.2%) dikategorikan tidak baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena di RSUP. Haji Adam Malik Medan adalah sedang dimana kebanyakannya adalah mahasiswa yang telah selesai pendidikan di Departemen Anestesi.

Kata kunci : tingkat pengetahuan, mahasiswa kepaniteraan klinik, terapi intravena, phlebitis


(56)

ABSTRACT

Intravenous therapy is very important especially for patients who are admitted overnight in hospitals. Most complications occur is because of the infuse system itself or the location of the infuse therapy. The main complication that frequently happen is phlebitis. Therefore, this study was conducted in order to determine the level of knowledge of medical students who are going through internship about the intravenous therapy technique to prevent phlebitis.

This study was conducted using the descriptive survey approach and the samples are collected using the cross-sectional method. The population in this study are medical students of North Sumatera University who are going through or have completed their internship in the Department of Anesthesia in Haji Adam Malik hospital Medan from June 2013 till September 2013. The total sample was 185. The data was collected using the questionnaire method and later analyzed using the SPSS program. Through the analysis of 185 respondents, the most respondents that was included in the survey was the medical students who have completed their internship which is 125 respondents (67.6%). From the study results, 40 respondents (21.6%) are categorized as good, 104 respondents (56.2%) as moderate and 41 respondents (22.2%) as bad. From the results, it can be concluded that the knowledge of medical students about the intravenous therapy technique in Haji Adam Malik Hospital Medan is moderate with mostly respondents who have completed their internship in Anesthesia Department.


(57)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DI RSUP.

HAJI ADAM MALIK TENTANG TEKNIK PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER INTRAVENA DALAM PENCEGAHAN

PHLEBITIS

OLEH :

GAJEN A/L CHANDRAN 100100273

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(58)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DI RSUP.

HAJI ADAM MALIK TENTANG TEKNIK PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER INTRAVENA DALAM PENCEGAHAN

PHLEBITIS

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

OLEH :

GAJEN A/L CHANDRAN 100100273

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(59)

(60)

ABSTRAK

Pemasangan kateter intravena sangat penting dilakukan terutama pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit. Kebanyakan masalah yang biasanya terjadi ketika pemasangan infus terletak pada sistem infus atau lokasi penusuka. Komplikasi yang sering terjadi adalah phlebitis. Oleh itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik FK USU di RSUP. Haji Adam Malik Medan tentang teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena dalam pencegahan phlebitis.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey deskriptif dan sampelnya dikumpul dengan mengunakan rumus cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani atau telah selesai pendidikan di Departemen Anestesi RSUP. Haji Adam Malik Medan dari bulan Juni 2013 hingga September 2013. Jumlah sampelnya sebanyak 185 orang. Pengambilan data didapatkan dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpul dianalisis dengan program SPSS. Melalui analisis pada 185 orang, didapatkan hasil penelitian berdasarkan pendidikan yang terbanyak adalah yang telah selesai sebanyak 125 orang (67.6%). Berdasarkan hasil untuk penelitian ini, sebanyak 40 orang (21.6%) dikategorikan baik, 104 orang (56.2%) dikategorikan sedang dan sebanyak 41 orang (22.2%) dikategorikan tidak baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap teknik pemasangan dan perawatan kateter intravena di RSUP. Haji Adam Malik Medan adalah sedang dimana kebanyakannya adalah mahasiswa yang telah selesai pendidikan di Departemen Anestesi.

Kata kunci : tingkat pengetahuan, mahasiswa kepaniteraan klinik, terapi intravena, phlebitis


(61)

ABSTRACT

Intravenous therapy is very important especially for patients who are admitted overnight in hospitals. Most complications occur is because of the infuse system itself or the location of the infuse therapy. The main complication that frequently happen is phlebitis. Therefore, this study was conducted in order to determine the level of knowledge of medical students who are going through internship about the intravenous therapy technique to prevent phlebitis.

This study was conducted using the descriptive survey approach and the samples are collected using the cross-sectional method. The population in this study are medical students of North Sumatera University who are going through or have completed their internship in the Department of Anesthesia in Haji Adam Malik hospital Medan from June 2013 till September 2013. The total sample was 185. The data was collected using the questionnaire method and later analyzed using the SPSS program. Through the analysis of 185 respondents, the most respondents that was included in the survey was the medical students who have completed their internship which is 125 respondents (67.6%). From the study results, 40 respondents (21.6%) are categorized as good, 104 respondents (56.2%) as moderate and 41 respondents (22.2%) as bad. From the results, it can be concluded that the knowledge of medical students about the intravenous therapy technique in Haji Adam Malik Hospital Medan is moderate with mostly respondents who have completed their internship in Anesthesia Department.


(62)

KATA PENGANTAR

Pertama saya ingin syukur kepada tuhan atas rahmat yang telah diberikan kepada saya, sehingga karya tulis ilmiah saya ini telah dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedonteran Universitas Sumatera Utara.

Saya telah mendapat bimbingan, pengarahan, saran, bantuan dan sokongan dari berbagai pihak dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Oleh it saya mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD KGEH.

2. dr. RR. Sinta Irina Sp.An sebagai dosen pembimbing karya tulis ilmiah saya yang telah banyak mengkorbankan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam membantu dan memberi sokongan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah saya. 3. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

4. Dosen Penguji I dr. Sugiani dan Dosen Penguji II dr. Hema Yulfy untuk setiap kritik dan saran yang telah membantu saya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah saya.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada ternilai saya tunjukan kepada kedua orang tua saya, A. Chandran dan K. Vasanthi atas doa, perhatian dan dukungan yang tiada hentinya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya. Serta kakak dan adik saya yang juga telah memberikan sokongan dan dukungan. 6. Teman - teman angkatan 2010 yang telah memberi sokongan dan idea untuk

membantu saya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, Dwika Intania Riano sebagai teman satu pembimbing, dan yang lainya.


(63)

Saya berharap semoga karya tulis ilmiah saya setelah ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Ilmu Kedokteran.

Medan, ... Desember 2013, Peneliti,

Gajen A/L Chandran


(64)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………..……… i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran………. xi BAB 1 PENDAHULUAN ………...…… 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………. 2

1.3. Tujuan Penelitian ………... 2

1.3.1. Tujuan Umum ……….. 2

1.3.2. Tujuan Khusus ………. 2

1.4. Manfaat Penelitian ………. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………...…... 4

2.1. Konsep Dasar Pengetahuan ……….………… 4

2.2. Terapi Intravena ………. 6

2.2.1. Definisi ……… 6

2.2.2. Indikasi Pemasangan Infus ……….. 7

2.2.3. Pelengkapan dan Peralatan ……….. 7

2.2.4. Ukuran Kateter Intravena ……… 8

2.2.5. Tempat Pemilihan Akses Vena ……… 9

2.2.6. Cara Pemasangan Infus ……… 10

2.2.7. Komplikasi Pemasangan Infus ………. 11

2.3. Phlebitis………. 11

2.3.1. Definisi Phlebitis………. 11

2.3.2. Klasifikasi Phlebitis………. 11

2.3.3. Jenis PhlebitisBerdasarkan Penyebab ………. 12

2.3.3.1. PhlebitisKimia ………. 12

2.3.3.2. Phlebitis Mekanis ………. 13

2.3.3.3. PhlebitisBakterial ……… 14

2.3.4. Tindakan Perawatan ... 14

2.3.4.1. Phlebitis Kimia ... 14

2.3.4.2. Phlebitis Mekanis ... 14

2.3.4.3. Phlebitis Bakterial ... 15

2.3.5. Komplikasi ... 15

2.3.6. Pencegahan Daripada Terjadinya Phlebitis ... 15

2.3.7. Pengobatan ... 16


(65)

2.3.8.1. Dilakukan Sendiri ……… 17

2.3.8.2. Dilakukan Dokter ………. 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 18

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………... 18

3.2. Definisi Operasional ……….... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Rancangan Penelitian ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.2.1. Lokasi Penelitian ……….... 21

4.2.2. Waktu Penelitian ……… 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………...….... 21

4.3.1. Populasi ………... 21

4.3.2. Sampel ………. 22

4.3.3. Besar Sampel ……….. 22

4.4. Metode Pengumpulan Data ………. 24

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ………... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian... 28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 28

5.1.2. Karakteristik Responden... 28

5.1.2.1. Status Pendidikan Mahasiswa... 28

5.2. Hasil Analisa Data... 29

5.3. Pembahasan... 32

5.3.1. Karakteristik Responden... 32

5.3.2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1. Kesimpulan... 35

6.2. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ……… 37 LAMPIRAN


(1)

KATA PENGANTAR

Pertama saya ingin syukur kepada tuhan atas rahmat yang telah diberikan kepada saya, sehingga karya tulis ilmiah saya ini telah dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedonteran Universitas Sumatera Utara.

Saya telah mendapat bimbingan, pengarahan, saran, bantuan dan sokongan dari berbagai pihak dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Oleh it saya mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD KGEH.

2. dr. RR. Sinta Irina Sp.An sebagai dosen pembimbing karya tulis ilmiah saya yang telah banyak mengkorbankan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam membantu dan memberi sokongan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah saya. 3. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

4. Dosen Penguji I dr. Sugiani dan Dosen Penguji II dr. Hema Yulfy untuk setiap kritik dan saran yang telah membantu saya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah saya.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada ternilai saya tunjukan kepada kedua orang tua saya, A. Chandran dan K. Vasanthi atas doa, perhatian dan dukungan yang tiada hentinya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya. Serta kakak dan adik saya yang juga telah memberikan sokongan dan dukungan. 6. Teman - teman angkatan 2010 yang telah memberi sokongan dan idea untuk


(2)

Saya berharap semoga karya tulis ilmiah saya setelah ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi Ilmu Kedokteran.

Medan, ... Desember 2013, Peneliti,

Gajen A/L Chandran


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………..……… i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ………. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ………...…… 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………. 2

1.3. Tujuan Penelitian ………... 2

1.3.1. Tujuan Umum ……….. 2

1.3.2. Tujuan Khusus ………. 2

1.4. Manfaat Penelitian ………. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………...…... 4

2.1. Konsep Dasar Pengetahuan ……….………… 4

2.2. Terapi Intravena ………. 6

2.2.1. Definisi ……… 6

2.2.2. Indikasi Pemasangan Infus ……….. 7

2.2.3. Pelengkapan dan Peralatan ……….. 7

2.2.4. Ukuran Kateter Intravena ……… 8

2.2.5. Tempat Pemilihan Akses Vena ……… 9

2.2.6. Cara Pemasangan Infus ……… 10

2.2.7. Komplikasi Pemasangan Infus ………. 11

2.3. Phlebitis………. 11

2.3.1. Definisi Phlebitis ………. 11

2.3.2. Klasifikasi Phlebitis ………. 11

2.3.3. Jenis Phlebitis Berdasarkan Penyebab ………. 12

2.3.3.1. Phlebitis Kimia ………. 12

2.3.3.2. Phlebitis Mekanis ………. 13

2.3.3.3. Phlebitis Bakterial ……… 14

2.3.4. Tindakan Perawatan ... 14


(4)

2.3.8.1. Dilakukan Sendiri ……… 17

2.3.8.2. Dilakukan Dokter ………. 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 18

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………... 18

3.2. Definisi Operasional ……….... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Rancangan Penelitian ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.2.1. Lokasi Penelitian ……….... 21

4.2.2. Waktu Penelitian ……… 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………...….... 21

4.3.1. Populasi ………... 21

4.3.2. Sampel ………. 22

4.3.3. Besar Sampel ……….. 22

4.4. Metode Pengumpulan Data ………. 24

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ………... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian... 28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 28

5.1.2. Karakteristik Responden... 28

5.1.2.1. Status Pendidikan Mahasiswa... 28

5.2. Hasil Analisa Data... 29

5.3. Pembahasan... 32

5.3.1. Karakteristik Responden... 32

5.3.2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa... 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1. Kesimpulan... 35

6.2. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ……… 37 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Ukuran, Warna Kateter dan Kecepatan Aliran 9 2.2 Klasifikasi Phlebitis 11 3.1 Skor Penilaian Jawaban Angket 20 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 26 5.1 Distribusi Status Pendidikan Mahasiswa 29 5.2 Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan 30 5.3 Distribusi Hasil Uji Pengetahuan Responden 31 5.4 Distribusi Hasil Uji Pengetahuan Berdasarkan

Status pendidikan


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Penjelasan Lampiran 3 Informed Consent Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari RSUP. HAM Medan Lampiran 6 Persetujuan Komite Etik

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 8 Master Data Hasil Penelitian


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Tentang Penjahitan Luka Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode 8-31 Oktober 2014

4 91 78

Tingkat Pengetahuan penggunaan Antibiotik Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode september 2013 – maret 2014

4 77 84

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Terhadap Prosedur Penggunaan Radiografi Dental Dalam Melakukan Perawatan Gigi

2 85 44

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tentang Teknik Pemasangan dan Perawatan Kateter Intravena Mencegah Flebitis

4 53 54

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

1 75 61

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 13

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 0 14

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 1 4

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

0 1 8