Deskripsi Data Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Penelitian

Sebelum melakukan pembahasan mengenai data secara statistik harus terlebih dahulu memperhatikan deskripsi data KabupatenKota yang telah ditentukan sebagai sampel. KabupatenKota yang terpilih menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 25 dua puluh lima sampel yang terdapat pada Tabel 4.1 pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada Lampiran 1 dimana hasil uji regresi berganda yang menunjukkan model regresi yang tidak linier dan tidak melewati uji asumsi klasik yaitu adanya gejala pelanggaran asumsi normalitas dan terjadinya gejala heteroskedastisitas. Selanjutnya untuk mendapatkan model yang layak blues unbiased linier setelah melalui uji asumsi klasik dilanjutkan dengan melakukan transformasi logaritma natural. Berdasarkan model yang sudah ditransformasi maka diperoleh model yang akan dibahas lebih lanjut yang terdapat pada Lampiran 6 merupakan model yang telah melewati uji asumsi klasik. Deskripsi statistik dari data penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.2. berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 : Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PE 125 826.00 72667.00 6994.8880 11881.17701 TE 125 88930.00 226564894.00 14627589.39 39068607.70515 BM 125 -.88 65.42 4.8629 11.14211 PAD 125 -1.00 8.40 .3065 .92068 Valid N listwise 125 Sumber : Lampiran 6b data diolah SPSS. Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah N sampel sebanyak 125, dimana rata-rata pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara tahun 2005-2009 dengan proksi PDRB Harga Berlaku sebesar Rp. 6.994 Milyar Rupiah dengan jumlah pertumbuhan ekonomi terendah Rp.826,00 Milyar Rupiah dan tertinggi sebanyak Rp. 72.667 Milyar dengan standar deviasi Rp.11.881 Milyar dari rata - rata. Dengan melihat angka laju pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah maka dapat memberikan suatu gambaran bagaimana pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh daerah tersebut. Variabel Tax Effort adalah realisasi penerimaan yang merupakan komponen dari pendapatan daerah yang dihasilkan dari pajak daerah. Pertumbuhan Belanja modal merupakan belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan Semakin tinggi angka Tax Effort suatu daerah maka semakin tinggi upaya daerah meningkatkan kemampuan dan kemandirian daerah untuk tidak bergantung kepada pemerintah pusat. Berdasarkan data diatas rata-rata jumlah Tax Effort KabupatenKota di Sumut sebesar Rp.14.627 Milyar Rupiah dengan jumlah Tax Effort terendah sebesar Rp.889.30 Juta dan Tax Effort tertinggi sebanyak Rp.226.564 Milyar dengan standar deviasi 39.068 Juta Rupiah dari rata – rata. Universitas Sumatera Utara daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada Kelompok Belanja Administrasi Umum. Belanja Modal merupakan belanja daerah yang dilakukan oleh pemerintah daerah diantaranya pembangunan dan perbaikan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari pembangunan daerah. Tersedianya infrastruktur yang baik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas di berbagai sektor, produktifitas masyarakat diharapkan menjadi semakin tinggi dan pada gilirannya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Rata – rata pertumbuhan belanja modal sebesar 4.86 dengan pertumbuhan penurunan jumlah belanja modal terendah sebesar -0.88 dan pertumbuhan tertinggi sebesar 65.42 dengan standar deviasi 11.14 dari rata – rata belanja modal. Rata-rata pertumbuhan jumlah Pendapatan Asli Daerah PAD KabupatenKota di Sumut sebesar 0.31 dengan jumlah pertumbuhan penurunan Pendapatan Asli Daerah PAD terendah sebesar -1 dan tertinggi sebanyak 8.40 dengan standar deviasi 0.92 dari rata-rata. Pendapatan Asli Daerah PAD menggambarkan kemampuan PemdaPemko menggali potensi yang ada untuk meningkatkan pendapatan daerahnya dalam merealisasikan PAD yang direncanakan guna untuk membiayai daerah pemerintahannya, berdasarkan potensi riil daerah. Secara keseluruhan PAD Propinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ini merupakan akibat perkembangan pesat pajak daerah, retribusi daerah, kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Universitas Sumatera Utara

5.2. Analisis Data