Capital Collateral Conditions Suplier, Bank dan Pasar Modal sebagai sumber dana extern utama.

Hal | 60 diwaktu-waktu yang lalu, Bank akan dapat menilai kemampuannya untuk melaksanakan rencana kerjanya diwaktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.

3. Capital

Ini menunjukkan posisi finansiil perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh ratio finansiilnya dan penekanan pada komposisi “tangible net worth ”-nya. Bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendirinya.

4. Collateral

Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh Bank. Dalam hubungan ini Bank dapat minta agar aktiva yang dijadikan jaminan itu diasuransikan. Di samping jaminan kredit, Bank dapat menempatkan syarat-syarat tambahan untuk pengamanan kreditnya covenants, yaitu antara lain berupa : a. asuransi dari milik-milik perusahaanproyek; b.pernyataan bahwa si peminjam tidak akan menjaminkan barang- barang lainnya untuk mendapatkan pinjaman lagi dari sumber lain; c. pembatasan jumlah pinjaman dari sumber lain; d. penetapan agar perusahaan senantiasa memelihara “net working capital” yang cukup; e. persyaratan-persyaratan dalam penunjukkan pimpinan perusahaan, penambahan barang modal dan pembagian keuntungan. Adapun covenants tersebut harus merupakan persetujuan bersama antara bank dan peminjam dan di samping itu secara flexibel harus dapat ditinjau kembali apabila keadaan berobah.

5. Conditions

Bank harus menilai sampai berapa jauh pengaruh dari adanya suatu kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi atau pengaruh dari trend ekonomi terhadap prospek perusahaan pemohon kredit khususnya prospek industri di mana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya pada Hal | 61 umumnya. Dalam hubungannya dengan penilaian proyek kredit investasi project appraisal Bank Indonesia telah memberikan pedoman- pedomannya. Mengenai jaminan kredit masing-masing Bank dapat menetapkan ketentuannya sendiri-sendiri, kecuali untuk macam-macam kredit yang pengaturan jaminannya telah diatur oleh Bank Indonesia. Kalau diperlukan Bank pemberi kredit dapat memperkuat pembayaran kembali kredit tersebut dengan mengadakan perjanjian pertanggungan dengan suatu perusahaan asuransi, misalkan P.T. Askrindo atau dengan suatu Lembaga tertentu yang ditunjuk untuk itu, misalnya Lembaga Jaminan Kredit Koperasi L.J.K.K..

3. Pasar Modal