Hal | 9 perencanaan laporan keuangan penekanannya untuk melihat operasi-operasi yang
mungkin dilakukan pada masa datang. Manfaat evaluasi laporan adalah; memberikan gambaran sejauh-mana
keberhasilan dari pihak manajemen dalam mengelola perusahaan; sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah finansial.
B. Analisis Laporan Keuangan
Dalam rangka pengambilan keputusan finansial hendaknya didahului oleh suatu analisis sederhana mengenai kondisi finansial perusahaan melalui analisis laporan
keuangan. Analisis yang umum dipakai adalah analisis Common Size, analisis Indeks dan analisis Rasio.
1. Analisis
Common Size
Analisis Common Size yaitu analisa terhadap laporan keuangan baik Neraca maupun Rugi Laba yang dilakukan dengan jalan menjadikan angka-angka yang terdapat
di Neraca dan Rugi Laba sebagai persentase dari suatu nilai dasar Common Based. Angka-angka yang ada di laporan Neraca nilai dasarnya adalah total aktiva, dengan
demikian total aktiva dinyatakan sebagai 100. Sedangkan angka-angka yang ada di laporan Rugi Laba nilai dasarnya adalan penjualan netto bersih, dengan demikian
penjualan netto dinyatakan sebagai 100. Laporan keuangan Neraca dan Rugi Laba akan terlihat sebagai laporan yang memuat angka persentase-persentase.
Dengan melakukan analisis Common Size baik terhadap Neraca maupun Rugi Laba pada setiap periode dan membandingkanya dengan analisa Common Size dari
Neraca dan Rugi Laba periode yang lain, maka dengan mudah kita dapat melakukan berbagai interpretasi dan penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan. Berikut ini adalah contoh laporan Neraca yang sudah dianalisis dengan Common Size.
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN NERACA
31 DESEMBER 2011 Dalam Milyar Rupiah
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas dan setara kas 4,64 Utang usaha
4,42
Hal | 10 Piutang usaha
1,92 Utang lain-lain 1,95
Piutang lain-lain 0,06 Utang bank
3,80 Perserdiaan
63,88 Utang pajak 0,98
Total Aktiva Lancar 70,51 Total kewajiban Lancar
10,74
Aktiva Tetap Utang Jangka panjang
Banggunan Gedung 14,96 Total Utang Jangka
panjang 48,99
Akum Penyusutan Gedung 0,24 Modal Sendiri
39,19 Tanah
14,77 Laba ditahan 1,07
Total Aktiva Tetap 29,49 Total Modal
40,27
Total Aktiva 100,00 Total Passiva
100,00 Dari laporan Neraca yang telah dianalisa dengan analsis Common Size, kita
dapat membaca hasilnya sebagai berikut; besarnya kas yang dimiliki perusahaan adalah 4,64 dari seluruh kekayaannya atau dengan kata lain kekayaan perusahaan tersebut
4,64 merupakan uang tunai. Hampir sebagaian besar 63,88 kekayaan perusahaan tersebut berbentuk persediaan. Demikian seterusnya interpretasi terhadap laporan
Neraca dalam bentuk Common Size dapat dilakukan, pada setiap komponen dari aktiva maupun passiva dari laporan Neraca perusahaan.
Bila ada laporan Neraca lebih dari satu periode, maka kita dapat melakukan analisa terhadap setiap komponen dari aktiva maupun passiva dan kemudian
membandingkannya dengan komponen yang sejenis pada periode yang berbeda. Dari hasil perbandingan ini akan nampak apakah suatu komponen mengalami peningkatan
atau penurunan dari periode sebelumnya. Terhadap peningkatan dan penurunan yang terjadi kita perlu melakukan penelusuran seberapa perubahannya dari periode
sebelumnya. Analisis Common Size dilakukan juga terhadap laporan Rugi Laba dengan jalan
membagi angka angka yang terdapat dalam laporan Rugi Laba dengan penjualan netto bersih. Dari hasil analisis Common Size terhadap laporan Rugi Laba dapat diketahui
proporsi relatif setiap komponen Rugi Laba terhadap penjualan bersih. Berikut ini adalah contoh laporan Rugi Laba yang sudah dianalisa dengan analisis Common Size.
PT PUSAKA AGUNG
LAPORAN RUGI LABA
1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 Dalam Milyar Rupiah
Penjualan 100,00
Hal | 11 Harga pokok penjualan
6,29 Laba kotor
93,71 Biaya
– biaya: o
Umum 0,18
o Penjualan
0,91 o
Administrasi 0,45
1,54 Laba operasi sebelum buna dan pajak
92,17 Bunga
1,45 Laba sebelum pajak
90,72 Pajak
31,75 Laba setelah pajak
58,96 Setiap satu satuan rupiah penjualan bersih menyumbang 0,9371 satuan
rupiah laba kotor. Atau bila dipandang dari laba setelah pajak bahwa setiap satu satuan rupiah penjualan bersih menyumbang 0,5896 laba setelah pajak. Bila dilihat dari
sudut pandang harga pokok bisa dikatakan bahwa setiap satu satuan rupiah penjualan bersih terkandung 0,0629 satuan rupiah komponen harga pokok barang dijual.
2. Analisis Indeks