Metode Pengobatan di Panti Rehabilitasi Sosial Sibolangit Centre

jam mandi air panas, kemudian kepala mereka diguyur dengan air panas yang dicampur garam, gunanya adalah untuk merangsang syaraf-syaraf yang ada dikepala mereka, sebab kerusakan syaraf yang terbanyak bagi pencandu ada di kepala. 13. Lokasi Praktek Pertanian Lahan praktek pertanian ini terletak di dalam kompleks Sibolangit Centre. Lahan ini seluas ± 2500m. Lahan ini digunakan pasien untuk belajar bertani. Pada pagi hari mereka bekerja di lahan ini, tujuannya bukan hanya sebagai aktifitas fisik, namun juga bisa digunakan sebagai terapi fisik bagi pasien. Sinar matahari pagi bagus bagi tubuh. Syaraf-syaraf bisa dipulihkan dengan cara bertani. Disini mereka juga diajarkan untuk menaman cabai, sayur-sayuran dan beternak. Kalau beternak, para pasien diajari cara beternak kambing.

4.5 Metode Pengobatan di Panti Rehabilitasi Sosial Sibolangit Centre

Seorang pecandu narkoba sangat tergantung pada narkoba, dimana semakin lama mereka menggunakan narkoba, maka semakin besar pula ketergantungannya terhadap narkoba. Apabila keinginan mereka terhadap narkoba tidak terpenuhi, maka mereka akan merasa kedinginan, sakit kepala, gelisah, meronta-ronta. Hal ini yang disebut dengan sakau. Pecandu narkoba yang dirawat dipanti, maka pada saat itulah terjadi proses sosialisasi dan resosialisasi dalam kehidupannya. Dikatakan sebagai proses desosialisasi, karena pada tahap awal, seorang pasien itu diasingkan dan ditempatkan disuatu kamar khusus yang terpisah dari pasien lainnya. Selain merupakan proses pencabutan diri, juga untuk menghilangkan sakaunya. Apabila datang sakaunya, maka tangan dan kaki pasien akan diikat. Selama masa sakau ini pasien dijaga ketat oleh dokter dan perawat serta tidak dibenarkan berinteraksi dengan siapapun baik sesama pasien maupun keluarganya. Hal ini terjadi selama ± 1 minggu tergantung dari tingkat kecanduannya pada narkoba. Setelah 1 minggu dan sakaunya telah Universitas Sumatera Utara hilang, maka pasien dipindahkan ke kamar biasa dan telah dapat berinteraksi dengan pasien lainnya, dapat mengikuti aktivitas sehari-hari bersama dengan pasien yang lainnya, serta sudah diperbolehkan dikunjungi oleh orangtua atau keluarga pada saat waktu kunjungan yang telah ditetapkan pihak panti. Pada saat inilah berlangsung proses resosialisasi, dimana pasien ditanamkan sesuatu nilai-nilai baru. Selama di dalam panti, aktivitas sehari-hari yang dilakukan pasien adalah pada pagi hari biasanya mereka sholat subuh, lalu dilanjutkan dengan olahraga. Setelah olahraga, mereka mandi, sarapan lalu mengikuti kegiatan program pengobatan yang telah ditentukan oleh pihak panti. Pada sore hari, mereka dapat melakukan beberapa kegiatan seperti menonton tv, bermain game dan lain-lain. Disela-sela aktivitasnya, mereka tetap diingatkan untuk melakukan sholat pada waktunya. Malam harinya, mereka tidak diperkenankan berada dilur kamar melebihi jam 11 malam. Di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre terdapat berbagai metode pengobatan yaitu: 1. Pengobatan Medis Pada metode medis ini, dokter memeriksa kondisi tubuh pasien untuk mengetahui apakah pasien memiliki penyakit bawaan atau tidak, sehingga dalam perawatan selanjutnya dapat diantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Pengobatan Tradisional Pengobatan tradisional yang dilakukan adalah dengan mandi uap oukup sebanyak 2 kali dalam seminggu selama pasien masih di rawat di dalam panti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan racun-racun narkoba yang terdapat di dalam tubuh si pasien, sehingga nafsu makan pasien akan bertambah, badan terasa segar, tidur pun enak serta bersemangat dalam melakukan kegiatan di dalam panti. Selain itu sebanyak 2 kali sehari pasien diberikan minuman jamu yang terbuat dari rempah-rempah dan daun-daun. Universitas Sumatera Utara 3. Pengobatan Rohani Spiritual Selama dalam panti, para pasien diberikan pelajaran dan pengetahuan tentang agama sesuai dengan agama masing-masing. Pasien diajarkan untuk sembahyang, membaca kitab suci dan belajar mengenal diri sendiri sesuai dengan agamanya. Metode ini dilakukan agar pasien lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, memiliki iman yang kuat sehingga tidak lagi terpengaruh pada penggunaan narkoba. 4. Pengobatan Fisik dan Psikis Metode pengobatan fisik di panti ini dilakukan dengan cara olahraga setiap hari, seperti basket, renang, tenis meja, bulu tangkis, sepak bola dan lain-lain. Selain itu juga dilakukan cross country pada waktu-waktu tertentu. Melalui kegiatan ini para pasien dapat melihat langsung kondisi masyarakat di sekitar mereka, sehingga mereka dapat membuka pemikiran mereka bahwa mereka juga bagian dari masyarakat. Metode psikis dilakukan dengan cara konsultasi dengan psikolog yang bertugas di panti, dimana psikolog bertugas membantu pasien mempersiapkan dirinya untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat. Psikolog tidak hanya melakukan konsultasi dengan pasien tetapi juga dengan keluarga pasien. Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISIS DATA Pada bab ini akan membahas mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di lapangan melalui wawancara dengan informan. Peneliti mengumpulkan data dari lima informan Utama dan satu informan Kunci. Dalam hal ini, data yang diperoleh langsung dari binaan yang ada di Panti Rehabilitasi Sosial AL-Kamal Sibolangit Centre yang berada di desa Suka Makmur Km. 45 Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan, diperoleh berbagai data-data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut. 5. 1 Hasil Temuan 5. 1. 1 Informan I Nama : RM TempatTanggal Lahir : Medan, 23 April 1996 Usia : 18 Tahun Pekerjaan : Pelajar Alamat : Medan Agama : Islam Suku : Jawa Universitas Sumatera Utara RM merupakan salah satu pelajar kelas 2 SMA yang ada di kota Medan. Di sekolah RM seorang yang pendiam dan kurang open dengan teman-temannya. RM orangnya malas belajar, sering bolos sekolah dan bermalas-malasan dirumah. Di dalam sekolah RM hampir tidak memiliki teman karena sifat pendiam yang dimilikinya. Sifat pendiamnya dimiliki pada saat dia duduk dibangku kelas 1 semester 1, tetapi pada saat memasuki semester 2, RM mulai lumayan terbuka dengan teman sekolahnya, RM berteman dengan teman yang bandal dan malas belajar. Hampir semua nilai-nilai sekolah RM kurang bagus dan absennya banyak sampai guru bingung melihat tingkah lakunya. Di sekolah RM pernah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang narkoba, karena kebetulan di sekolahnya menyediakan kegiatan tersebut. RM sering mengikutinya, akan tetapi karena orangnya yang bosanan, RM keluar dari kegiatan tersebut, dia menganggap kegiatan tersebut statis. RM pernah mendapati teman-temannya yang menggunakan narkoba jenis lem dan ganja. Teman-teman sekolah yang RM lihat merupakan teman-teman sepermainannya. RM sempat menegur teman-temannya untuk tidak mengkonsumsi narkoba tersebut karena RM tahu bahaya dari narkoba tersebut akan merusak sistem saraf mereka. RM malah dibujuk oleh teman-temannya untuk ikut mengkonsumsi narkoba tersebut. RM mengiraukan bujukan teman-temannya, karena RM menghiraukan bujukan teman-temannya. Teman-teman RM juga menghiraukan ucapan yang diberikan RM, dan teman-temannya malah terus mengkonsumsi narkoba tersebut. RM tidak mau memberitahukan kepada Guru-gurunya, karena RM takut nanti teman-temannya akan dihukum oleh kepala sekolah. Mengenai Narkoba, RM sudah mengetahui apa itu narkoba dan bahaya yang ditimbulkan dari narkoba mengingat RM di sekolah sering mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang Narkoba. Awal mula mengkonsumsi narkoba karena diajak teman, pada saat itu teman dari RM mengajaknya menghadiri pesta ulang tahun temannya yang lain. Universitas Sumatera Utara Pada saat acara ulang tahun sudah hampir selesai, teman-teman RM mengambil beberapa jenis narkoba untuk dikonsumsi bersama-sama. Awalnya RM menolak karena dia sudah mengetahui bahaya dari narkoba, tetapi karena bujuk dan rayu dari teman-temannya yang mengatakan kalau kau tidak ikut mengkonsumsi narkoba ini, kau itu bukan teman kami lagi. RM mulai terayu dan akhirnya mencoba narkoba tersebut untuk yang pertama kalinya. Jenis narkoba pertama kali yang di coba oleh RM adalah jenis shabu-shabu, pada saat mencoba jenis narkoba tersebut RM merasa semangat dan penuh rasa bahagia. RM mengatakan bahwa ternyata narkoba itu nikmat. Setelah mendapatkan kenikmatan dari narkoba tersebut. RM merasa ketagihan untuk selalu mengkonsumsi narkoba. Teman-teman RM yang sering mengajaknya bermain jarang berjumpa lagi karena kesibukan masing-masing dari teman-temannya. Akhirnya untuk memuaskan keinginannya untuk mengonsumsi narkoba, RM menjumpai teman-teman sekolahnya yang pengguna narkoba untuk mengkonsumsi narkoba bersama. RM dan teman- teman sekolahnya sering mengkonsumsi narkoba di kamar mandi atau toilet sekolah. Mereka secara bergantian masuk ke dalam toilet dan sebagian lagi menjaga di luar toilet untuk mengantisipasi jika ada teman-teman lain yang mau menggunakan toilet. Untuk mendapatkan narkoba, RM dan teman sekolahnya mendapatkannya dari dekat sekolah juga, karena sekolah mereka dekat dengan pengguna narkoba. waktu itu harga Ganja hanyalah Rp: 10.000arm yang dapat dibagi menjadi 3 linting atau dimasukkan ke dalam 3 batang rokok untuk dihisap. Kegiatan beli Ganja sering dilakukan RM bersama teman-teman lainnya sehingga mereka sudah sering mengkonsumsi Ganja tersebut. Di luar kegiatan sekolah, RM sering bermain ke warnet untuk bermain Game online seperti point blank. Ia menghabiskan banyak waktu di warnet setiap harinya dan jarang pulang ke rumah, pada saat berangkat ke sekolah RM sering tak sampai tujuan dan malah Universitas Sumatera Utara bermain ke warnet.. yang di pikiran RM hanyalah game dan game. Sehingga kepribadian dia rusak, tanpa memikirkan bagaimana susahnya orangtuanya untuk mencari rejeki agar RM dapat terus bersekolah. RM memiliki orangtua tunggal yaitu seorang ibu. Ibu dan ayah RM berpisah sejak RM berusia 3 tahun. RM tidak mengetahui dengan jelas siapa ayahnya, pada saat RM mulai bersekolah barulah RM mengetahui sosok ayahnya pada saat RM memasuki SMA. Akan tetapi ayah RM meninggal dunia karena sakit. Ibu RM berjuang sendirian untuk dapat memenuhi kebutuhan RM dan adik-adiknya yang lain, sebelum ayah RM meninggal dunia. Ayah RM jarang memberikan nafkah kepada ibu dan anak-anaknya. Karena jarang mendapatkan nafkah dari suaminya, ibu RM membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan anak-anakknya. Orangtua RM memberikan kebebasan kepada RM untuk bergaul kepada siapapun, orangtua RM jarang menanyakan siapa aja teman-teman sepermainan RM. Ibunya yang selalu kerja dan memiliki waktu yang tidak banyak yang membuat RM sedikit mendapatkan kasih sayang dari ibunya. RM sebenarnya tidak masalah dengan kurangnya kasih sayang dari ibunya, mengingat ibunya harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Di lingkungan tempat tinggal. RM senang bergaul dengan teman yang lainnya, RM sering bergaul dengan orang yang usianya jauh diatas RM. Dalam pergaulannya RM dan teman-temannya sering melakukan keributan-keributan tak menentu yang membuat warga agak kesal dengan tingkah mereka. teman-teman lingkungan tempat tinggal RM banyak terdapat pengguna dan bandar narkoba. RM malah berteman dengan para pengguna narkoba, RM dan temannya sering meminum minuman keras dan menggunakan ganja. Universitas Sumatera Utara Di dalam rumah, RM sering meminta uang kepada ibunya dengan alasan untuk mengerjain tugas kelompok. Uang yang di dapat RM dari ibunya sering dia gunakan untuk bermain warnet dan membeli narkoba bersama teman-teman lingkungan tempat tinggalnya. RM dan teman-temannya membeli narkoba di salah satu tempat yang memang sudah menjadi tempat yang sangat rawan dan sudah digaris merahi sebagai tempat kawasan yang banyak terdapat bandar narkoba. Setelah mendapatkan narkoba tersebut. RM dan teman-temannya sering mengkonsumsi narkoba di tempat bandar narkobanya langsung dan juga di kos-kosan teman yang lainnya. Teman sekolah RM hanya sedikit yang pemakai Narkoba, itupun jenis Ganja. RM terjerumus dalam pemakaian Narkoba karena teman-teman lingkungannya, dimana daerah tersebut terkenal dengan peredaran dan pemakaian Narkoba yang cukup tinggi. Awalnya RM diajak oleh teman-temannya bersama-sama untuk mengkonsumsi Shabu-shabu, lalu minum minuman keras di suatu tempat, hingga akhirnya RM pun sudah mulai suka dan tertarik ingin mengkonsumsi barang tersebut kembali. RM sering bergabung dan berkumpul dengan teman- teman pemakai yang lain dan merekapun selalu membeli barang tersebut dengan cara mengumpulkan uang bersama karena harga Shabu-shabu tersebut sangatlah mahal, shabu 1 gram seharga 1 jt rupiah, ½ gram seharga Rp 500.000, ¼ gram Rp: 300.000. Setelah lama mengkonsumsi Narkoba, maka RM pun sudah ketergantungan dan ingin selalu mengkonsumsinya. Setiap RM mulai merasa sakau, RM harus menjumpai teman- teman pemakai yang lain, karena jika membeli Shabu sendiri terlalu mahal untuk dirinya. Teman-teman RM juga kebanyakan sudah ketergantungan dalam pemakaian Shabu, sehingga kegiatan ini selalu mereka lakukan bersama-sama. Pengakuan RM sendiri heran kenapa selalu ada uang untuk mereka membeli Narkoba tersebut, tetapi teman-teman RM hampir semua memiliki uang saku yang lebih diberikan oleh orang tua mereka masing-masing. Universitas Sumatera Utara Uang jajan dan uang keperluan lainnya untuk RM diberikan orangtuanya tidak terlalu banyak, orangtua RM takut anaknya menjadi boros. Akan tetapi karena sudah ketergantungan narkoba, RM meminta kepada ibunya untuk menambah uang jajannya, kalau tidak RM mengancam akan memukuli ibunya. Ibu RM akhirnya menambah uang jajannya. Uang jajan tambahan yang diberikan ibunya kepada RM digunakan untuk membeli narkoba. Semakin hari uang jajan RM semakin habis saja untuk membeli narkoba. Karena ketergantungan narkoba, RM semakin hari semakin boros saja yang membuat uang jajan yang diberikan ibunya sudah lah tidak cukup lagi mengingat harga narkoba semakin mahal. Untuk mendapatkan uang tersebut, RM selalu mengancam ibunya agar ibunya dapat memberikan uang yang sangat lebih. Akan tetapi keterbatasan ekonomi yang dimiliki ibu RM yang membuat ibunya tidak bisa memberikan uang jajan yang lebih lagi. RM sangat bingung darimana harus mendapatkan uang untuk mengkonsumsi narkoba. Teman-teman RM menyarankan untuk mendapatkan uang, mereka mencuri di dekat rumah. RM dan teman- temannya melalukan pencurian di dekat rumah untuk bisa membeli narkoba. Ibu RM sudah mulai curiga dengan tingkah laku yang dimiliki anaknya yang semakin hari semakin merajalalela saja, RM sebelumnya tidak pernah memaksa ibunya untuk selalu memberikan uang lebih dan tidak pernah mengacam ibunya, sekarang sudah mulai mengancam ibunya. Ibunya pernah mendapatkan informasi juga, bahwa anaknya sering mencuri bersama teman-teman sepermainnya. Ibu RM curiga kalau RM sudah mengenal narkoba, mengingat sifat yang dimiliki RM persis dengan sifat para pengguna narkoba. Ibu RM tidak mau berprasangka buruk kepada anaknya. Ibu RM selalu percaya bahwa anaknya tidak menjadi pecandu narkoba. Ibu RM percaya bahwa anaknya dan teman-teman RM adalah orang yang baik dan tidak mau melakukan hal itu, ibu RM tidak percaya sampai ibunya harus melihat dengan kepala mata sendiri bahwa anaknya pengguna narkoba. Universitas Sumatera Utara Suatu hari ibu RM pernah masuk ke kamar anaknya untuk mencari barang yang mencurigakan. Ibu RM terus menggeledah sampai akhirnya ibu RM menemukan sebuah barang yang berbentuk bong ada di dalam kamar RM. Ibunya curiga karena bentuk barang tersebut yang aneh, ibu RM tidak mengetahui bentuk barang yang digunakan untuk mengkonsumsi shabu-shabu. RM masuk kedalam kamar dan melihat ibunya memegang bong miliknya, ibu RM menanyakan barang tersebut kepada RM. RM menjawab dengan gugup dan mengatakan bahwa itu hanya barang biasa yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Ibu RM percaya kepada anaknya dan menyuruh RM untuk membuangnya. Ibu RM semakin curiga kepada anaknya dan selalu mengikuti gerak-gerik anaknya. Kecurigaan ibu RM semakin kuat karena RM menjawab dengan gugup pertanyaan ibunya mengenai bong tersebut dan juga jenis bentuk barang yang aneh. Melihat hal itu, maka ibu RM curiga terhadap tingkah laku anaknya dan suatu hari pernah mengikuti RM dari belakang secara diam-diam, hingga ibunya mengetahui dimana tempat biasa RM berkumpul dengan temannya, lalu ibu RM pun ingin tahu lebih banyak tentang anaknya tersebut. Ibunya menanyakan kepada masyarakat di sekitar warnet itu, dan ibunya pun memperoleh informasi bahwa kebanyakan yang sering ngumpul di warnet itu adalah orang-orang yang sering memakai Narkoba. Kecurigaan ibu RM semakin kuat aja dengan informasi-informasi yang didapatkannya. Tetapi ibu RM tidak mau langsung mengatakan anaknya seorang pecandu narkoba. RM pada saat itu lebih sering dikamar dan tidak mau keluar rumah. Ibu RM semakin curiga dengan tingkah laku anaknya. Ibu RM langsung mendekati kamar anaknya, kebetulan kamar RM tidak terkunci, akhirnya ibu RM langsung masuk begitu saja tanpa mengetok pintu kamar anaknya dan mendapati RM sedang mengkonsumsi narkoba dengan alat yang hisap yang pernah ditemukan ibunya sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Ibu RM merasa terpukul dan sangat sedih sekali melihat dan mengetahui anak pertamanya menggunakan shabu-shabu. Ibu RM pingsan pada saat RM mengatakan bahwa dia telah mengkonsumsi shabu-shabu selama 2 tahun belakangan ini. Setelah siuman, ibu RM menanyakan kepada anaknya awal mula RM mengkonsumsi narkoba, RM menjawab awal mula pada saat RM bersama teman-temannya menghadiri pesta ulangtahun temannya yang lainnya. Ibu RM tambah sedih lagi, karena uang yang selama ini diberikan kepadanya digunakan untuk membeli narkoba. Ibunya sedih kenapa sampai RM harus terjerumus dalam dunia gelap ini. Setelah mengetahui anaknya terjerumus ke dalam lingkungan dan jalan yang salah, maka ibu RM pun menghubungi pamannya lalu menceritakan semua yang terjadi. Mengetahui berita tersebut, paman RM pun datang dan berbicara secara paksa dengan RM di rumah. Semua kelakuan dan perbuatan yang selama ini berhasil diungkit oleh pamannya, dan RM pun mengakui sendiri akan kelakuannya selama ini. RM mengaku sudah tidak bisa lagi untuk tidak mengkonsumsi Narkoba dan jika tidak mengkonsumsi maka Ia sakau. RM pun sudah ketergantungan akan narkoba tersebut. Rasa sayang ibu dan pamannya tidaklah pernah habis terhadap anaknya walaupun bagaimana kondisi yang dialami. Ibu dan paman RM ingin anaknya sehat kembali, berubah dan tobat untuk tidak memakai Narkoba lagi. Ibu dan paman RM pun memutuskan untuk membawa anaknya mengikuti Rehabilitasi Sosial penyalahgunaan narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial AL-Kamal Sibolangit Centre Sumut. Ibu dan pamannya mengetahui adanya panti ini dari keluarga mereka yang mengetahui keberadaan Panti Rehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba. Akhirnya RM pun di bawa oleh ibu dan pamannya ke Panti Rehabilitasi Sosial AL-Kamal Sibolangit Centre Sumut untuk menjalani Rehabilitasi. Universitas Sumatera Utara Awalnya masuk panti rehabilitasi itu pada tahun 2012, pada saat itu RM tidak senang dan emosi karena harus dimasukan kedalam rehabilitasi. RM mengatakan tidak perlu masuk rehabilitasi pun dia akan berubah untuk tidak mengkonsumsi narkoba. Alasan RM yang lainnya adalah karena dia tidak mau jauh dari keluarga dan ibunya. Pihak Rehabilitasi memberikan informasi kepada RM bahwa dengan dia masuk ke dalam rehabilitasi akan lebih mudah bagi dia untuk bisa pulih. Dan akhirnya RM mau masuk kedalam rehabilitasi dan mau menjalani segala bentuk kegiatan yang ada di panti ini. Akhirnya RM pun menjalani Rehabilitasi Sosial, awal Ia menjalani rehabilitasi, RM masuk ruang isolasi selama satu bulan, RM merasa seperti di penjara, Ia sering sakit dan menggigil karena tidak memakai Narkoba lagi. Selama satu bulan di ruang isolasi dan dengan dibantu obat untuk memutuskan hubungan dengan zat. RM pun sudah tidak lagi di ruang isolasi dan bergabung dengan binaan lainnya dan tidur di barak bersama teman lainnya yang sudah mulai pulih dari ketergantungan narkoba Tahap demi tahap telah dijalani oleh RM di Panti Rehabilitasi Sosial tersebut. Pahit manisnya selama mengukuti program-progam di panti tersebut sudah dialaminya. Setelah menjalani berbagai kegiatan yang ada di panti dengan metode therapeutic community, mental RM sudah tumbuh dan berfikiran kepada hal-hal yang positif. RM sudah sadar akan kelakuannya selama ini dan diapun mengaku untuk tidak mengkonsumsi narkoba lagi setelah menjalani rehabilitasi nantinya dan Ia ingin kembali melanjutkan sekolahnya. RM mengaku selama di rehabilitasi awalnya dia tidak suka selama kurang lebih dua bulan, setelah itu Ia menyukai kegiatan-kegiatan yang ada walaupun kadang-kadang dia bad mood. Kegiatan yang sangat dia senangi adalah kegiatan ibadah. Pada saat diluar sebelum masuk panti, RM sangat jarang untuk melakukan ibadah seperti sholat dan membanca kitab Universitas Sumatera Utara suci. Setelah didalam panti RM semakin rajin beribadah dan sudah mengetahui sedikit banyak bacaan kitab suci Al-Qur’an. Banyak sekali kenagan-kenangan yang tidak terlupakannya bersama teman-teman yang senasib juga dengan dirinya yang berusaha untuk mengobati diri mereka dari ketergantungan narkoba. Segala bentuk usaha mereka lakukan, dan segala kegiatan yang diberikan pegawai staff mereka ikuti karena tekad mereka ingin berubah. Di panti tersebut Imam mengikuti keterampilan yang diberikan para staff di panti ini sudah mulai dipahaminya dan semakin tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam lagi. RM berharap setelah keluar dari panti rehabilitasi ini, dia mau meminta maaf secara langsung kepada ibunya dan mencium kaki ibunya. RM mau menebus dosanya selama ini dengan berbakti kepada ibunya. RM berharap bisa membantu ibunya dengan berjualan bersama ibunya dan membuka usaha kecil-kecilan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Universitas Sumatera Utara Informan II Nama : AR TempatTanggal Lahir : Tebing Tinggi, 13 Agustus 1994 Usia : 20 Tahun Pekerjaan : Pelajar Alamat : Medan Agama : Islam Suku : Simalungun AR merupakan salah satu mahasiswa semester 2 yang ada di perguruan tinggi di kota medan. Sebelum ke medan, AR sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di banda aceh. AR termasuk anak yang lumayan pintar pada saat dia berada di banda aceh. Pada saat dibanda aceh, AR senang berkumpul bersama teman-teman kampusnya. AR merupakan anak yang senang bergaul dan bersahaja. Pada saat di Banda Aceh, AR tinggal di kost-kostan yang tidak jauh dari kampusnya. Pada saat di Banda Aceh, AR berteman dengan siapa aja tanpa terkecuali. Dalam pergaulannya AR bergaul dengan teman yang salah, teman-teman AR sering mengajaknya untuk meminum-minuman keras dengan alasan agar tetap selalu on. Awalnya AR menolak untuk meminumnya, akan tetapi dengan bujukan teman-temannya. AR akhirnya mau meminum-minuman keras tersebut, Karena keseringan minum-minuman keras, AR dan teman-temannya ketergantungan untuk selalu meminumnya. Universitas Sumatera Utara Setelah keseringan mengkonsumsi minum keras, AR dan teman-temannya berusaha mencari jalan agar tetap on dan berstamina dengan beralih ke narkoba jenis ganja dan shabu- shabu. AR sangat mudah dipengaruhi teman-temannya untuk selalu mengkonsumsi narkoba. AR berteman dengan para bandar narkoba sampai dia akhirnya menggunakan narkoba. Alasan kenapa sampai AR harus mengkonsumsi narkoba adalah untuk menghilangkan rasa stres akibat konflik yang terjadi didalam keluarganya. Keluarga AR sering terjadi konflik yang kecil tetapi dibesar-besarkan. Ayah dan ibu AR telah bercerai pada saat AR berusia 1 tahun, karena perbedaan agama yang dimiliki. AR ikut bersama ibunya sudah 12 tahun, dan AR merasa sedih kenapa orangtuanya harus sampai becerai. Untuk mengkonsumsi narkoba, AR sering menggunakan uang bulanannya untuk membeli narkoba tersebut. AR dan teman-temannya mengumpulkan uang secara bersama- sama untuk dapat membeli narkoba. Narkoba yang dibeli mereka di dapat dari bandar narkoba yang tidak jauh dari lingkungan kampusnya. Pada saat sakau, AR sering meminjam uang teman-temannya untuk membeli narkoba, dan AR meminta uang bulanan lebih kepada orangtuanya untuk dapat membeli narkoba. Orangtua dan keluarga AR merasa curiga dengan sifat dan perbuatan AR yang selalu meminta uang jajan dan uang praktek, padahal AR bukan mahasiswa jurusan ilmu alam, AR kuliah di salah satu jurusan di ilmu sosial. Awalnya orangtua AR memberikan apa aja yang menjadi kemauan anaknya, yang penting bagi orangtua adalah anaknya bisa terus bersekolah samapai yang lebih tinggi. Orangtua AR selalu memberikannya, walaupun orangtuanya tau bahwa anaknya tidak pernah praktek, tetapi orangtuanya tetap memberikannya sampai pada suatu hari AR meminta uang yang sangat besar kepada ibunya dengan alasan yang sangat tidak jelas. Universitas Sumatera Utara Tidak tahan dengan sifat dan tingkah laku anaknya yang sering meminta uang bulanan lebih tanpa alasan yang jelas. Orangtua AR memindahkannya dari banda aceh ke medan untuk menlanjutkan pendidikannya di medan saja. Alasan kenapa orangtua memindahkannya ke medan adalah keterbatasan biaya yang dimilik orangtuanya dan tingkah laku anaknya yang sudah mencurigakan. Di medan AR kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Di medan AR tidak bisa menghilangkan sifat buruknnya untuk selalu mengkonsumsi narkoba, sebenarnya AR berusaha untuk menghilangkan rasa kecanduannya dengan narkoba. Setelah menjalankan perkuliahan selama beberapa bulan, AR mempunyai beberapa teman dilingkungan kampus barunya.Teman-teman yang dikenal AR tidak ada bedanya dengan teman-teman dikampusnya dulu waktu di Banda Aceh. Teman-teman AR pertama menanyakan kepadanya apakah kau pernah mengkonsumsi narkoba. AR menjawab pernah dengan rasa gugup. Setelah beberapa bulan berteman. AR dan teman-temanya mengkonsumsi narkoba di kost-kostan teman yang lainnya. Di dalam kost-kostan tersebut mereka menggunakan narkoba jenis ganja dan shabu-shabu. Dalam mengkonsumsi narkoba tersebut, mereka ditemani salah satu pegawai yang ada dilingkungan kampusnya. Pegawai tersebut yang menyarankan untuk mereka membeli narkoba tersebut ke bandar narkoba. Untuk mendapatkan narkoba tersebut, AR sering menipu orangtuanya agar dapat diberikan uang jajan lebih. Orangtua AR sering memberikan uang jajan lebih kepadanya, orangtua AR berpendapat bahwa dengan memberikan uang jajan lebih,anaknya bisa mendapatkan keperluannya di kampus. Memang AR memerlukan uang jajan lebih, tetapi uang jajan yang lebih tersebut tidak digunakannya untuk membeli keperluan kampusnya. Uang jajan tersebut digunakannya untuk membeli narkoba bersama teman-temannya. Universitas Sumatera Utara Orangtua AR memberikan bentuk pola asuh dengan memberikan kebebasan kepada anaknya, orangtuanya jarang memantau anaknya, karena orangtuanya menganggap bahwa anaknya sudah bisa menentukan pilihannya sendiri. Orangtua AR tidak pernah memberikan informasi tentang narkoba kepadanya. Orangtuanya tidak tahu narkoba itu apa, yang mereka tahu narkoba itu hanya sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Dan pada saat AR bersekolah pun jarang diberikan penyuluhan tentang narkoba. AR mengetahui apa itu narkoba dan bahaya yang ditimbukan dari teman-temannya sesama pengguna narkoba. AR mempunyai seorang tunangan yang telah bersamanya selama bertahun-tahun. Tunangan AR tahu bahwa dia telah menggunakan narkoba. Tunangan AR sering menasehati AR untuk tidak menggunakan narkoba, tetapi ucapan itu tidak digubris oleh AR. Tunangan AR sedih mempunyai tunangan yang telah menggunakan narkoba, tetapi tunangan AR tidak mau meninggalkan AR sendirian dalam kondisi seperti ini. Tunangannya ingin melihat AR tidak mengkonsumsi narkoba. Tunangan AR tidak mau memberitahukannya kepada orangtua AR, karena takut orangtua AR akan merasa sangat sedih jika mengetahui anaknya pecandu narkoba. Mendapati seorang tunangan yang sangat perhatian kepadanya dan berharap AR bisa terlepas dari jeratan narkoba, AR bertekat untuk memberitahukan kepada keluarganya bahwa dia telah menggunakan narkoba. Awalnya AR sangat ketakutan untuk memberitahukannya, AR takut orangtuanya akan mengusir AR dari rumah dan membuat ibunya bersedih. Mau tidak mau AR akhirnya memberitahukannya kepada keluarganya. AR menjelaskan awal mula kenapa dia menggunakan narkoba dan dimana saja dia sering mengkonsumsi narkoba. AR telah mengkonsumsi narkoba selama 1 tahun 8 bulan. Pada saat AR memberitahukannya. Ibu dan keluarga AR sangat terpukul mendengarnya. Ibu AR sempat mengatakan kenapa kau harus sampai mengkonsumsi narkoba. Universitas Sumatera Utara Ibu AR sangat bersedih melihatnya dan sampai jatuh pingsan. AR menyampaikan kepada ibunya dan keluarganya yang lain, bahwa dia mau pulih dari jeratan narkoba. Mendengar ucapan anaknya yang mau bebas dari narkoba. Ibu AR beserta orangtua dari tunangan AR mencari-cari tempat rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba. Orangtua dari tunangan AR menyarankan untuk direhabilitasi di AL-Kamal Sibolangit Centre. Orangtua tunangan dari AR menganggap tempat rehabilitasi ini sangat bagus untuk keberfungsian para pengguna narkoba. AR diajak keliling-keliling panti rehabilitasi tersebut untuk menghindari rasa shock ketika tiba-tiba AR langsung dibawah tanpa mengetahui bagaimana kondisi tempat rehabilitasinya. Awalnya AR menolak untuk di rehabilitasi AL-Kamal Sibolangit Centre, AR melihat bahwa tempatnya sama kayak dipenjara. AR melihat ada tempat kurungan yang sama persis seperti yang ada di penjara. AR sempat berkata, lebih baik aku di penjara ketimbang aku harus berada disini. Berbagai cara telah dilakukan untuk membujuk AR untuk bisa di rehabilitasi disini. Orangtua AR telah menyuruh pihak panti untuk bisa memberikan informasi mengenai panti. AR tetap menolak dan tidak mau masuk rehabilitasi. AR mengatakan lebih baik aku dirumah ketimbang aku harus disini. Banyak orang telah membujuk AR untuk masuk rehabilitasi. Dan akhirnya AR luluh dengan perkataan dari tunangannya yang dilihat AR sangat bersedih dan ingin sekali AR berada disini. AR pun bersediah di rehabilitasi di panti ini. Selama di panti, kesadaran AR sudah mulai tumbuh, Ia menjalani semua kegiatan- kegiatan pembinaan yang ada. AR sendiripun sudah memiliki kesadaran dan kemauan sendiri untuk membenahi dirinya, karena ia mengaku sudah mulai bosan juga menjalani dunia hitam seperti sebelum-sebelumnya. Sudah enam bulan AR menjalani rehabilitasi di panti dan tidak Universitas Sumatera Utara lagi ketergantungan saat ini, karena pemutusan zat memang benar-benar dilakukan kepadanya. Selama di panti AR mengaku senang menjalani rehabilitasi dan memang bertekad kuat untuk sembuh dari penyakit tersebut, karena memiliki banyak kawan yang senasib dan sependeritaan di panti semangat AR pun semakin meningkat. Rehabilitasi dilakukan dengan metode Therapeutic Community. Selama menjalani rehabilitasi, mereka diajarkan prinsip dasar metode TC ini yaitu adict to adict, maksudnya para penyalahguna membentuk suatu komunitas untuk saling membantu dalam proses pemulihan teman membantu teman untuk memulihkan ketergantungan terhadap narkoba. Setelah pulang dari rehabilitasi, AR berencana ingin menikah dan menjalani hidup baik-baik saja dengan tunangannya. Sebelum AR masuk rehabilitasi, tunangannya telah hamil anak AR. Itu lah alasan AR kuat AR untuk cepat bebas dari panti tersebut. Keterampilan yang dimilikinya dari panti adalah ibadahnya semakin meningkat. Peluang usaha yang akan ia yakini untuk dijalankan adalah membuka usaha-usaha jajanan yang besar di depan rumah, Orang tua juga sangat mendukung rencananya itu. Orang tuanya juga berjanji membantunya untuk membuka usaha yang ia inginkan jika ia sudah berubah dan keluar dari rehabilitasi. Universitas Sumatera Utara Informan III Nama : AW TempatTanggal Lahir : Perbaungan, 16 Februari 1996 Usia : 18 Tahun Pekerjaan : Pelajar Alamat : Perbaungan Agama : Islam Suku : Jawa AW merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. AW mempunyai 2 adik, kehidupan keluarga AW harmonis. Orangtuanya sangat perhatian kepada anak-anaknya dan ingin anak- anaknya menjadi orang yang sukes. Keluarga AW yang lainnya juga sangat baik kepada mereka. Di dalam rumah, AW merupakan anak yang baik dan berbakti kepada keluarga. Di dalam keluarga, ayah AW sangat senang bermain judi di lingkungan tempat tinggal. Ayah AW mulai tidak perhatian kepada keluarganya yang lain dan pernah bertengkar akibat bermain judi. Perbuatan ayah AW yang senang bermain judi, juga di ikuti oleh anak-anaknya yang lain, anak-anak dari ayah AW terpengaruh karena keseringan melihat ayahnya bermain judi, dan akhirnya AW dan yang lainnya suka main judi dengan teman yang lainnya. AW merupakan pelajar SMA di salah satu sekolah yang ada diperbaungan. Di sekolah AW merupakan murid yang bandal, malas belajar dan sering bolos sekolah. AW melakukan perbuatan ini, kerena AW telah 3 kali pindah sekolah. AW merasa sudah bosan bersekolah Universitas Sumatera Utara dan pengen berhenti dari sekolah. Perbuatan AW ini dilakukan karena AW melihat perbuatan ayahnya yang selalu bermain judi, dan kurang perhatian lagi kepada AW dan yang lainnya. Di sekolah, AW berteman dengan teman sekolah yang bandal juga, mereka sering membuat keributan di dalam sekolah, sampai pihak sekolah sering menghukum mereka karena perbuatan mereka yang senang menganggu teman yang lainnya. AW dan teman- temannya sering bolos sekolah dan bermain ke warnet. Mereka menganggap di sekolah tidak ada yang bisa di dapatkan selain belajar saja. Mereka sangat senang bermain-main sampai lupa sekolah dan belajar dirumah. Di lingkungan tempat tinggal pun AW seorang yang bandal juga, Aw dan teman-teman lingkungan tempat tinggalnya sering membuat keributan dan pencurian di tempat tinggalnya. Warga sudah bosan dengan tingkah laku dari AW dan teman-temannya, dan menganggap perbuatan mereka itu bentuk dari ketidak pedulian orangtuanya kepada mereka. Di lingkungan tempat AW tinggal banyak pengguna narkoba dan ada beberapa bandar narkoba. Mengenai narkoba, AW tidak mengenalnya dengan jelas. AW tidak tahu narkoba itu jenis apa, kegunaan dan bahaya menggunakan itu. AW tidak pernah mendapatkan informasi itu dari siapapun, baik itu dari orangtua, keluarga dan pihak sekolahnya pun tidak pernah memberikan informasi mengenai narkoba. AW pertama kali tahu apa itu narkoba pada tahun 2008, AW mengetahuinya dari teman sepermainan AW di lingkungan tempat tinggal. Pada tahun 2008 itu, AW mengetahui apa itu narkoba dari temannya, teman AW membawakan narkoba kepada AW pada saat berkumpul di salah satu rumah dari teman AW. Pada saat itu AW melihat sesuatu seperti tepung yang berwarna putih dan halus. AW menanyakannya kepada teman-teman yang lain, dan teman AW menjawabnya bahwa yang di lihat AW itu adalah narkoba. Teman-teman AW berusaha membujuk AW untuk Universitas Sumatera Utara mengkonsumsi narkoba, teman-teman AW mengatakan bahwa jika kamu mengkonsumsi barang ini, kamu akan menjadi lebih baik lagi, beban yang ada dipikiranmu akan segera hilang. Pertamanya AW menolak untuk ikut mengkonsumsinya, tapi dengan ucapan-ucapan yang disampaikan temannya yang mengatakan jika kamu mengkonsumsi narkoba, perasanmu akan lebih tenang. Akhirnya AW tergugah untuk mengkonsumsinya. Pada saat mengkonsumsi narkoba untuk pertama kalinya, perasaan AW yang gundah gulana mulai terlepas dari pikirannya. AW merasa bahagia atau senang dan masalah yang menumpuk bisa terlupakan untuk beberapa saat. Permasalahan yang menimpa AW adalah masalah keluarga dan pacar yang telah meninggal dunia. Jenis narkoba yang pertama kali digunakan AW adalah Lem dan Shabu-Shabu. Pemakaian terus dilakukan AW dan teman-temannya, sampai AW ketergantungan narkoba tersebut. Ketergantungan narkoba membuat AW semakin terjerumus, akibatnya AW sering meminta uang jajan lebih kepada orangtuanya. Uang jajan yang diberikan orangtua AW digunakannya untuk membeli narkoba. Semakin hari AW semakin merajalela aja meminta uang kepada orangtuanya yang membuat orangtuanya kebingungan. Orangtua AW kebingungan kepadanya karena AW selalu meminta uang lebih dan jika tidak diberi, AW akan mengancam ibunya. Ibu AW tidak memberikan uang jajan lebih kepadanya, karena kondisi ekonomi yang pas-pasan. Pada saat orangtua AW tidak memberikan uang jajan kepadanya lagi. AW merasa kebingungan dan tidak tahu lagi harus mencari kemana untuk mendapatkan uang. AW semakin hari tidak bisa menghilangkan ketergantungan narkoba yang dimilikinya. Kebingungan yang dimiliki AW karena tidak ada uang untuk membeli narkoba membuuat teman-teman AW memberi solusi dengan melakukan pencurian. Awalnya AW menolak Universitas Sumatera Utara untuk melakukan pencurian, namun karena ketergantungan akibat narkoba yang tidak bisa lepas yang membuat AW harus ikut mencuri. Perbuatan untuk mengkonsumsi narkoba terus dilakukan AW tanpa memikirkan bahaya yang ditimbulkan dari narkoba tersebut. Perbuatan mengkonsumsi narkoba tidak hanya dilakukan AW di tempat tinggalnya bersama teman-temannya. Di sekolah, AW dan teman- teman sekolahnya sering mengkonsumsi narkoba di kamar mandi. Mereka bergantian masuk dan menjaga kamar mandi untuk bisa mengkonsumsi narkoba. AW dan teman-temannya tidak peduli mau dimana mengkonsumsi narkoba, yang terpenting bagi mereka adalah bisa menggunakan narkoba untuk tidak sakau. Perilaku aneh yang ditunjukkan AW membuat keluarga semakin bingung dan membuat keluarga ingin mencari tahu perbuatan apa aja yang telah dibuat anaknya yang sampai membuat anaknya semakin membangkang kepada keluarga. Keluarga bingung bagaimana mencari tahu perbuatan anaknya. Keluarga dari AW telah menanyakannya kepada teman- teman AW yang lain, namun keluarga mendapatkan bahwa anaknya melakukan perbuatan yang baik. Keluarga semakin curiga kenapa teman-teman AW memberikan jawaban bahwa perbuatan anaknya baik. Pada tahun 2012, keluarga AW berusaha terus untuk mencari cara untuk mengetahui perbuatan anaknya. Keluarga AW mencari cara dengan menggeleda kamar AW, pada saat itu AW sedang bersekolah. Keluarga AW masuk kedalam kamarnya dan mendapatkan alat-alat shabu berada di tempat tidur anaknya. Mengetahui hal itu, keluarga sangat sedih melihat alat- alat shabu berada dikamar anaknya. Keluarga berusaha tenang dan tidak sedih mengetahui anaknya telah menggunakan shabu, namun hati seorang ibu tidak bisa menahan emosi dan sangat sedih. Saat itu AW pulang dari sekolahnya dan keluarga langsung menjumpai AW dengan membawa alat-alat shabu yang ditemukan didalam kamarnya. Pada saat itu AW Universitas Sumatera Utara mengelak dengan mengatakan bahwa dia tidak mengetahui alat itu kenapa bisa berada di dalam kamar AW. Keluarga AW berusaha menanyakan lagi kepada AW darimana dia mendapatkan alat itu, namun AW tetap berusaha mengelak dan mengatakan bahwa dia tidak mengetahui kenapa alat itu berada di dalam kamarnya. Keluarga semakin sedih kenapa AW tidak mau jujur, untuk mengungkap hal tersebut keluarga AW membawanya ke salah satu Rumah Sakit yang berada di tempat mereka tinggal untuk melakukan tes urine, awalnya AW menolak dan mengatakan bahwa dia tidak menggunakan narkoba, keluarga tidak peduli dengan ucapan keluarganya dan tetap membawa AW untuk melakukan tes urine. Pada saat melakukan tes urine, perasaan AW sangat ketakutan kalau orangtuanya tahu bahwa dia telah menggunakan narkoba. Hasil tes urine keluar dan mendapati bahwa AW telah menggunakan narkoba, keluarga sangat sedih dan kecewa dengan perbuatan AW yang telah tegah menghancurkan perasaan orangtuanya. Setelah mengetahui bahwa anaknya telah menggunakan narkoba, keluarga berusaha tenang dan tetap tegar walau anaknya telah menggunakan narkoba. Keluarga mencari cara untuk membuat anaknya bisa pulih dari ketergantungan narkoba. Keluarga berinisiatif untuk memasukan AW kedalam Panti Rehabilitasi ketergantungan narkoba, pada saat mengetahui bahwa keluarganya ingin memasukannya ke dalam panti rehabilitasi AW menolak dan mengatakan bahwa dia bisa pulih dari narkoba tanpa harus berada di dalam panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. AW tetap berusaha menyakinkan keluarganya untuk tidak memasukannya ke dalam panti, namun keluarga tetap ingin memasukannya ke dalam panti rehabilitasi ketergantungan narkoba, keluarga takut jika AW tidak berada di panti rehabilitasi ketergantungan narkoba dan berada di dalam rumah, teman-teman AW akan mempengaruhinya untuk tetap mengkonsumsi narkoba. Orangtua AW memberikan motivasi Universitas Sumatera Utara kepadanya untuk mau masuk ke dalam panti rehabilitasi ketergantungan narkoba dan akhirnya AW bersedia masuk ke dalam panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. Pada bulan september tahun 2013, AW masuk kedalam panti rehabilitas Al-Kamal Sibolangit Centre, pihak panti memasukannya ke dalam ruang isolasi untuk memutuskan ketergantungan narkoba. Selama di dalam ruang isolasi AW tersiksa dan ingin pulang ke rumahnya kembali. AW tidak tahan di dalam ruangan tersebut dan ingin menggunakan narkoba akibat sakau yang dialaminya. Pihak panti berusaha menyakinkan bahwa dengan cara inilah AW bisa pulih dari ketergantungan narkoba. AW pu bersediah tetap menjalankan rehabilitasinya. AW menjalani rehabilitasi sangat tersiksa karena begitu ketatnya peraturan sehari- harinya, ia merasa ketat karena ia berlatarbelakang dari manusia bebas selama ini. Setelah enam bulan menjalani rehabilitasi, akhirnya AW pun mulai menikmatinya dan tumbuh di dalam dirinya untuk bertobat setelah ia menyadari segala perilakunya yang menyimpang selama ini. Ia merasa lebih nyaman tinggal di Panti karena teman-temannya di panti berasal dari latarbelakang yang sama yaitu penyalahguna narkoba yang sedang berusaha untuk mengobati diri mereka. Mereka mengikuti proses rehabilitasi yang diberikan oleh pegawai panti, dengan tahapan yang menjadi program panti maka setiap binaan harus menjalaninya. Mereka mendapatkan pembinaan yang cukup bagus, sehingga mereka bisa sadar selama berada di panti, karena kita tidak tahu bagaimana kalo sudah keluar dari panti. Tetapi yang jelas mereka dapat menahan putus hubungan dengan zat selama setahun berarti mereka tidak lagi ketergantungan. Rencana masa depan AW setelah selesai dari rehabilitasi ingin meminta maaf dan mengakui bahwa perbuatannya selama ini salah yang telah banyak merugikan keluarga. Pola hidup yang lama menjadi lebih baik, karena selama di rehabilitasi ia sudah menyadari Universitas Sumatera Utara kekurangan dan segala kesalahan terbesarnya di dalam hidup selama ini, ia mendapatkan bimbingan selama di panti dan banyak motivasi untuk berubah. Walaupun tidak bersekolah tinggi akan tetapi niat untuk lebih baik pasti ada dalam dirinya, karena ia mengatakan pengalaman itu adalah ilmu kita yang harus kita pakai dalam menjalani hidup. AW ingin membuka usaha dagang setelah ia kembali dari rehabilitasi, karena ia ingin membuat keluarga bahagia dan tidak menyusain lagi. Usaha itu dimulai dari yang kecil, mudah-mudahan bisa berkembang menjadi besar. Ia kelihatan memiliki semangat yang cukup untuk melakukan pekerjaan tersebut, karena AW ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik. Universitas Sumatera Utara Informan IV Nama : MS TempatTanggal Lahir : Padang Sidempuan, 16 Februari 1995 Usia : 19 Tahun Pekerjaan : Pelajar Alamat : Padang Sidempuan Agama : Islam Suku : Jawa MS merupakan salah satu siswa SMA yang ada di padang sidempuan, namun MS hanya menjalani sekolahnya selama 2 tahun dan berhenti sekolah. Alasan mengapa Ia berhenti sekolah karena di pecat dari sekolahnya akibat sering tidak masuk sekolah dan nilainya buruk sekali. MS ini memang tergolong orang yang malas belajar, bandal, sering berkelahi di sekolah, suka mengganggu teman perempuan satu sekolahnya. Mengenai Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya secara pribadi MS ini tidak mengetahui, mengenal apa sebenarnya arti, manfaat dan bahaya narkoba tersebut bila dikonsumsi. Diawali dengan mencoba-coba merokok pada masa sekolah di SMP dulu, MS memiliki teman-teman sepergaulannya di sekolah yang setiap harinya merokok di belakang kelas mereka dengan cara sembunyi-sembunyai karena takut tertangkap oleh guru kelas. Kebandalan MS di sekolah tidak terlalu membawa dia terlibat ke pemakaian Narkoba, karena teman sekolah hanyalah setengah-setengah bandal. Universitas Sumatera Utara Awal sebenarnya MS ini memulai mengenal dan mengkonsumsi Narkoba sejak Ia masuk kelas SMA di Padang Sidempuan, teman- teman sekolahnya banyak yang mengkonsumsi jenis Ganja karena mudah didapatkan dengan harga yang murah, waktu itu harga Ganja hanyalah Rp: 5000arm yang dapat dibagi menjadi 3 linting atau dimasukkan ke dalam 3 batang rokok untuk dihisap. Kegiatan beli Ganja dengan teman-teman sering dilakukan MS bersama teman-teman lainnya yang mengakibatkan kecanduan dari mereka utntuk terus mengkonsumsi Ganja tersebut. Diawali dengan rasa ingin tahu dan tawaran secara Cuma-cuma dari teman-temannya, MS pun mencoba-coba mengkonsumsi Narkoba tersebut hingga akhirnya sering mengkonsumsi. Di luar kegiatan sekolah dulu, MS ini sering bermain ke warnet dan bermain Game on- line seperti point blank. Ia menghabiskan banyak waktu di warnet setiap harinya dan jarang pulang ke rumah, sering berangkat dari warnet ke sekolah.,Yang ada dulu di pikiran MS hanyalah game dan game yang mengakibatkan kepribadian dia rusak, tanpa memikirkan bagaimana orang tua hanyalah dirinya sendiri, akan tetapi tetap saja meminta uang dari orang tua. MS masih memiliki kedua orang tua, orangtuanya sangat perhatian kepada MS dan saudaranya yang lain. Orangtua MS selalu memberikan apa yang disenangi anaknya, yang terpenting bagi orangtuanya adalah kebahagaian anak-anaknya bisa terpenuhi. MS selalu meminta apa yang dia mau, bahkan orangtuanya tidak pernah menanyakan uang yang diberikan kepada anaknya digunakan untuk apa. Teman sekolah MS hanya sedikit yang pemakai Narkoba, itupun jenis Ganja. MS terjerumus dalam pemakaian Narkoba karena teman-teman lingkungannya di daerah Padang Sidempuan, dimana daerah tersebut terkenal dengan peredaran dan pemakaian Narkoba yang cukup tinggi. Awalnya MS diajak oleh teman-temannya bersama-sama untuk mengkonsumsi Universitas Sumatera Utara Shabu-shabu, lalu minum minuman keras di suatu tempat, hingga akhirnya MS pun sudah mulai suka dan tertarik ingin mengkonsumsi barang tersebut kembali. MS sering bergabung dan berkumpul dengan teman-teman pemakai yang lain dan mereka pun selalu membeli barang tersebut dengan cara mengumpulkan uang bersama karena harga Shabu-shabu tersebut sangatlah mahal, shabu 1 gram seharga 1 jt rupiah, ½ gram seharga rp: 500.000,-, ¼ gram rp: 300.000,-. Hampir setiap hari mereka mengkonsumsi Shabu-shabu tersebut, sebagian diantara teman MS juga memakai Kokain yang dimasukkan melalui jarum suntik. Tempat mereka sering mengkonsumsi Narkoba tersebut di salah satu warnet temannya di kamar belakang rumah tersebut. Tidak hanya teman laki-laki MS yang mengkonsumsi Shabu-shabu tersebut, ada juga teman wanita mereka yang memakainya. Setelah lama mengkonsumsi Narkoba, maka Imampun sudah ketergantungan dan ingin selalu mengkonsumsinya setiap Ia Pakau sakau. Ia harus menjumpai teman-teman pemakai yang lain karena jika membeli Shabu sendiri terlalu mahal untuk dirinya. Teman-teman MS juga kebanyakan sudah ketergantungan dalam pemakaian Shabu, sehingga kegiatan ini selalu mereka lakukan bersama-sama. Pengakuan MS sendiri heran kenapa selalu ada uang untuk mereka membeli Narkoba tersebut, tetapi teman-teman MS hampir semua memiliki uang saku yang lebih diberikan oleh orang tua mereka masing-masing. MS diberikan oleh Ibunya uang jajan saku dengan berlebihan yang membuat MS selalu mempunyai cara untuk bisa mendapat uang terus, ditambah lagi dengan tidak curiganya orangtua MS kepadanya kenapa dia sampai meminta uang jajan yang banyak. Uang jajan yang diberikan orangtua MS selal digunakannya untuk membeli narkoba bersama teman-temannya, mereka selalu patungan untuk membeli narkoba mengingat harga narkoba yang mahal. Universitas Sumatera Utara Selama sebelum banyak pihak yang dirugikan akibat tingkah laku MS, Orangtuanya belum mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi anaknya saat itu. Kelakuan MS sudah mulai aneh, malasnya minta ampun dan selalu tidur-tiduran di rumah lalu pergi tanpa permisi dan tidak tahu kemana, hanya alasannya selalu di rumah teman dekatnya yang sepengetahuan Ibunya teman MS tersebut adalah anak baik-baik sehingga kecurigaan ibu MS tidak muncul. Suatu hari Ibu MS menemukan alat hisap Shabu di bawah kasur MS ketika Ibunya membersihkan kamar yang sudah kelihatan kotor dan berantakan sekali. Melihat hal itu, maka ibu MS curiga terhadap tingkah laku anaknya dan suatu hari pernah mengikuti MS dari belakang secara diam-diam, hingga ibunya mengetahui dimana tempat biasa MS berkumpul dengan temannya, lalu ibu MS pun ingin yahu lebih banyak tentang anaknya tersebut. Ibunya menanyakan kepada masyarakat di sekitar warnet itu, dan ibunya pun memperoleh informasi bahwasanya kebanyakan yang sering ngumpul di warnet itu adalah orang-orang yang sering memakai Narkoba. Setelah mengetahui anaknya terjerumus ke dalam lingkungan dan jalan yang salah, maka ibu MS pun menjumpai suaminya untuk memberitahukan kenyataan bahwa anak mereka telah terjerumus ke dalam narkoba. Mengetahui berita tersebut, ayah MS pun datang dan berbicara secara paksa dengan MS di rumah. Semua kelakuan dan perbuatan yang selama ini berhasil diungkit oleh ayahnya dan MS pun mengakui sendiri akan kelakuannya selama ini. MS mengaku sudah tidak bisa lagi untuk tidak mengkonsumsi Narkoba dan jika tidak mengkonsumsi maka Ia pakau sakau, MS pun sudah ketergantungan. Rasa sayang orang tua tidaklah pernah habis terhadap anaknya walaupun bagaimana kondisi yang dialami. Orangtua MS ingin anaknya sehat kembali, berubah dan tobat untuk tidak memakai Narkoba lagi. Oangtua MS pun memutuskan untuk membawa anaknya mengikuti Rehabilitasi Sosial penyalahgunaa narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Universitas Sumatera Utara Sibolangit Centre Sumut. Orangtua MS mengetahui adanya panti adalah dari keluarga mereka yang mengetahui keberadaan Panti Rehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba, Akhirnya MS pun di bawa oleh kedua orangtuanya ke Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre Sumut untuk menjalani Rehabilitasi. MS masuk rehabilitasi pada tahun 2013 karena dorongan orangtua dan keluarga, secara terpaksa MS pun mengikuti Rehabilitasi dan menjalaninya. Awalnya MS memberontak dan sempat ingin lari dari rumah karena tahu dirinya akan di bawa oleh orangtuanya ke rehabilitasi, karena MS belum mengetahui apa itu rehabilitasi, lalu orangtua menjelaskan tentang rehabilitasi setelah mendapatkan informasi dari pegawai Al-Kamal Sibolangit Centre Sumut, karena sebelum membawa calon residen, terlebih dahulu pihak orangtua atau yang bertanggungjawab menemui pihak panti sekaligus menanyakan informasi serta syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Setelah penjelasan orangtua MS masih tetap berontak, melihat hal itu orang tua MSpun mengambil langkah secara paksa untuk membawa MS ke panti tersebut dengan melibatkan pihak kepolisian. Akhirnya MS pun menjalani Rehabilitasi Sosial, awal Ia menjalani rehabilitasi MS pun masuk ruang isolasi selama satu bulan, Ia merasa seperti di penjara, Ia sering sakit dan menggigil karena tidak memakai Narkoba lagi. Selama satu bulan di ruang isolasi dan dengan dibantu obat untuk memutuskan hubungan dengan zat, MS pun sudah tidak lagi di ruang isolasi dan bergabung dengan Residen lainnya dan tidur di barak bersama teman lainnya yang sudah mulai sembuh dari ketergantungan narkoba. Tahap demi tahap telah dijalani oleh MS di Panti Rehabilitasi Sosial tersebut. Pahit manisnya selama mengukuti program-progam di panti tersebut sudah dialaminya. Setelah menjalani berbagai kegiatan yang ada di panti dengan metode therapeutic community, mental MS sudah tumbuh dan berfikiran kepada hal-hal yang positif. MS sudah sadar akan Universitas Sumatera Utara kelakuannya selama ini dan diapun mengaku untuk tidak mengkonsumsi narkoba lagi setelah menjalani rehabilitasi nantinya dan Ia ingin kembali melanjutkan sekolahnya. MS mengaku selama di rehabilitasi awalnya dia tidak suka selama kurang lebih dua bulan, setelah itu Ia menyenangi kegiatan-kegiatan yang ada walaupun kadang-kadang dia bad mood.banyak sekali kenagan-kenangan yang tidak terlupakannya bersama teman-teman yang senasib juga dengan dirinya yang berusaha untuk mengobati diri mereka dari ketergantungan narkoba. Segala bentuk usaha mereka lakukan, dan segala kegiatan yang diberikan pegawai staff mereka ikuti karena tekad mereka ingin berubah. Di panti tersebut MS mengikuti keterampilan yang diberikan oleh para staf seperti ilmu komputer, bercocok tanam, membuat jamu dan membaca Al-Qur’an sudah mulai dipahaminya dan semakin tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat MS semakin semangat dalam menjalani hidup yang lebih baik lagi. Universitas Sumatera Utara Informan V Nama : AA TempatTanggal Lahir : Aceh Tamiang, 10 Juli 1998 Usia : 16 Tahun Pekerjaan : Pelajar Alamat : Aceh Tamiang Agama : Islam Suku : Padang AA merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara, ia masih duduk dibangku SMP kelas 2. Di sekolah AA merupakan murid yang malas belajar dan bandal, tingkah lakunya sering ditegur oleh gurunya. Nilai-nilai AA hancur dan AA pernah tinggal kelas karena kebandalan yang dimilikinya. AA sering bolos sekolah dan bermain ke warnet, dan bermain-main dengan temannya. AA senang berkumpul dengan teman-teman yang lebih tua dibandingkan usia dia, AA beranggapan jika dia berteman dengan usia yang lebih tua ketimbang dia, dia akan merasa mendapatkan suatu kegiatan-kegiatan yang dilakukan orang yang lebih dewasa. Teman- teman AA sering mengajaknya menggunakan rokok dengan alasan jika menggunakan rokok makan akan terlihat lebih jantan. AA pun akhirnya luluh dengan perkataan teman-temannya dan mau menggunakan rokok. Universitas Sumatera Utara Di dalam keluarga, AA selalu diperhatikan oleh orangtuanya. Orangtuanya selalu memberikan kasih sayang dengan memantau kegiatan AA di lingkungan tempat tinggal, orangtua AA selalu memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya, orangtua AA beranggapan dengan memberikan apa yang dimaui oleh anaknya bisa membuat anaknya menjadi lebih baik dan tidak akan bandal, namun kenyataannya perbuatan orangtuanya yang selalu memberikan apa yang disukai anaknya yang membuat AA menjadi manja dan selalu ingin permintaannya dipenuhi. Awal mula AA mengkonsumsi narkoba pada tahun 2010, AA mendapatkan narkoba dari teman sepermainanya, teman-teman AA menghasut AA dengan mengatakan jika mengkonsumsi narkoba akan selalu ON, AA akhirnya luluh dan mau mengkonsumsi narkoba bersama teman-temannya. Narkoba tersebut di dapat temannya dari dekat rumah, karena kebetulan lingkungan tempat tinggal mereka dekat dengan bandar narkoba. Teman-teman AA sering mengajaknya untuk mengkonsumsi narkoba sama di dalam rumah temannya, narkoba yang pertama kali digunakan AA adalah shabu-shabu dan ganja. Jenis narkoba ini sangat banyak dipasarkan di dekat rumah mereka. AA mulai merasa efek dari narkoba itu yang membuatnya tetap berstamina, AA akhirnya ketergantungan dengan narkoba tersebut dan selalu ingin mengkonsumsinya. AA kembali bertemu teman-temannya untuk mengkonsumsi narkoba, tetapi teman-temannya tidak memiliki narkoba tersebut karena keterbatasan uang yang dimiliki mereka. Teman- teman AA menyuruh AA meminta uang jajan lebih untuk bisa patungan agar dapat membeli narkoba, AA dan teman-temannya mencari berbagai alasan untuk bisa mendapatkan uang. AA meminta uang jajan lebih dengan alasan ada tugas tambahan membuat tugas dari internet. AA dan teman-temannya mendapatkan uang untuk membeli narkoba dan mereka pun menggunakan narkoba. Universitas Sumatera Utara AA selalu mencari alasan untuk bisa mendapatkan uang agar bisa membeli narkoba, orangtua AA mulai tidak memberikan uang jajan yang lebih lagi dengan alasan bahwa anaknya kurang jelas memberikan alasan untuk apa uang jajannya ditambahi. AA mulai kebingungan karena tidak bisa mendapatkan uang lagi untuk mengkonsumsi narkoba. AA menjumpai teman-temannya, namun nasib teman-temannya sama dengan dia tidak mendapatkan uang lebih lagi. Ketergantungan membuat AA semakin bingung darimana bisa mendapatkan narkoba untuk dikonsumsi, akhirnya menemui teman sekolahnya yang menggunakan narkoba, kebetulan pada saat AA menjumpai teman sekolahnya, teman sekolah AA sedang menggunakan narkoba dikamar mandi, AA meminta untuk bergabung dengan mereka, teman AA akhirnya ikut bergabung dengan mereka untuk mengkonsumsi narkoba, mereka saling bergantian untuk mengkonsumsi narkoba dan menjaga kamar mandi, mereka takut jika tidak ada yang menjaga kamar mandi teman-teman sekolahnya yang lain merasa curiga. Mereka pun selesai mengkonsumsi narkoba dan kembali ke kelas masing-masing. AA sudah tidak bisa terlepas dari ketergantungan narkoba dan selalu ingin memakainya. Saat merasakan sakau, AA kebingungan darimana mendapatkan narkoba dan sering menjumpai teman-temannya, namun teman-temannya tidak ada yang bisa memberikan narkoba. Teman-teman AA menyarankannya untuk mencuri uang orangtuanya agar bisa membeli narkoba. Sakau membuat AA menjadi menghalalkan segala cara untuk bisa membeli narkoba, AA pun setuju dengan perkataan teman-temannya yang menyarankan untuk mencuri uang orangtuanya. AA mulai mencuri uang orangtuanya secara diam-diam agar tidak ketahuan, AA mencuri uang orangtuanya yang ada didalam lemari pada saat orangtunya mulai istirahat ataupun pada saat keluar rumah. Uang tersebut biasanya langusung digunakan AA untuk Universitas Sumatera Utara membeli narkoba bersama teman-temannya, AA mempunyai teman yang orangtuanya merupakan bandar narkoba. AA sering menggunakan narkoba dirumah temannya pada saat mendapatkan uang. AA selalu mencuri uang orangtuanya agar bisa membeli narkoba. Orangtua AA pernah melihat AA masuk kedalam kamar mereka dan menanyakan kepada AA, namun jawabannya untuk membersihkan tempat tidur orangtuanya. Orangtua AA mulai curiga dengan anaknya, tingkah laku AA mulai berubah dari anak yang baik menjadi anak yang bandal dan sering berbohong dengan orangtuanya. Orangtuanya selalu mencari informasi tentang anaknya kepada teman-teman yang lain, namun teman- temannya mengatakan bahwa perilaku anaknya baik. Orangtua AA curiga bahwa anaknya telah menggunakan narkoba, itu terlihat dari perilaku anaknya yang serupa dengan ciri-ciri pengguna narkoba. Kebingungan membuat orangtua AA mengajaknya untuk melakukan tes urine untuk mengetahui apakah AA telah mengkonsumsi narkoba atau tidak, namun AA berkata bahwa dia tidak pernah menggunakan narkoba dengan perasaan yang marah, orangtuanya semakin bingung dan tetap mengajak AA untuk melakukan tes urine, dengan perasaan takut AA ikut bersama kedua orangtuanya untuk melakukan tes urine, pada saat dirumah sakit dan pemeriksaan telah dilakukan, hasil tes membuktikan bahwa AA telah mengkonsumsi narkoba. Pada saat mengetahui anaknya telah mengkonsumsi narkoba, ibu AA sangat terpukul sekali kalau anaknya telah mengkonsumsi narkoba. Ibunya tetap berusaha tenang dan menerima kenyataan bahwa anaknya telah menjadi pecandu narkoba. Pada saat sampai dirumah setelah mengetahui hasil tes urine dari rumah sakit, orangtua AA menanyakan kenapa dia sampai mengkonsumsi narkoba, namun AA tidak mau menjawabnya kenapa dia mengkonsumsi narkoba. Universitas Sumatera Utara Rasa sayang orang tua tidaklah pernah habis terhadap anaknya walaupun bagaimana kondisi yang dialami. Orangtua AA ingin anaknya sehat kembali, berubah dan tobat untuk tidak memakai Narkoba lagi. Oangtua AA pun memutuskan untuk membawa anaknya mengikuti Rehabilitasi Sosial penyalahgunaa narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre Sumut. Orangtua AA mengetahui adanya panti adalah dari keluarga mereka yang mengetahui keberadaan Panti Rehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba, Akhirnya AA pun di bawa oleh kedua orangtuanya ke Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre Sumut untuk menjalani Rehabilitasi. AA masuk rehabilitasi ketergantungan narkoba pada tahun 2013 karena dorongan orangtua dan keluarga, secara terpaksa AA pun mengikuti Rehabilitasi dan menjalaninya. Awalnya AA memberontak dan sempat ingin lari dari rumah karena tahu dirinya akan di bawa oleh orangtuanya ke rehabilitasi, karena AA belum mengetahui apa itu rehabilitasi, lalu orangtua menjelaskan tentang rehabilitasi setelah mendapatkan informasi dari pegawai Al- Kamal Sibolangit Centre Sumut, karena sebelum membawa calon residen, terlebih dahulu pihak orangtua atau yang bertanggungjawab menemui pihak panti sekaligus menanyakan informasi serta syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Setelah penjelasan orangtua AA masih tetap berontak, melihat hal itu orang tua AA pun mengambil langkah secara paksa untuk membawa AA ke panti tersebut dengan melibatkan pihak kepolisian. Akhirnya AA pun menjalani Rehabilitasi Sosial, awal Ia menjalani rehabilitasi AA masuk ruang isolasi selama satu bulan, Ia merasa seperti di penjara,sering sakit dan menggigil karena tidak memakai Narkoba lagi. Selama satu bulan di ruang isolasi dan dengan dibantu obat untuk memutuskan hubungan dengan zat, AA pun sudah tidak lagi di ruang isolasi dan bergabung dengan Residen lainnya dan tidur di barak bersama teman lainnya yang sudah mulai sembuh dari ketergantungan narkoba. Universitas Sumatera Utara Tahap demi tahap telah dijalani oleh AA di Panti Rehabilitasi Sosial tersebut. Pahit manisnya selama mengukuti program-progam di panti tersebut sudah dialaminya. Setelah menjalani berbagai kegiatan yang ada di panti dengan metode therapeutic community, mental AA sudah tumbuh dan berfikiran kepada hal-hal yang positif. AA sudah sadar akan kelakuannya selama ini dan diapun mengaku untuk tidak mengkonsumsi narkoba lagi setelah menjalani rehabilitasi nantinya dan Ia ingin kembali melanjutkan sekolahnya. AA mengaku selama di rehabilitasi awalnya dia tidak suka selama kurang suka dengan kegiatan tersebur, setelah itu Ia menyenangi kegiatan-kegiatan yang ada walaupun kadang- kadang dia bad mood.banyak sekali kenagan-kenangan yang tidak terlupakannya bersama teman-teman yang senasib juga dengan dirinya yang berusaha untuk mengobati diri mereka dari ketergantungan narkoba. Segala bentuk usaha mereka lakukan, dan segala kegiatan yang diberikan pegawai staff mereka ikuti karena tekad mereka ingin berubah. Di panti tersebut AA mengikuti keterampilan yang diberikan oleh para staf seperti ilmu komputer, bercocok tanam, membuat jamu dan membaca Al-Qur’an sudah mulai dipahaminya dan semakin tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat AA semakin semangat dalam menjalani hidup yang lebih baik lagi. Rencana masa depan AA setelah selesai dari rehabilitasi ingin meminta maaf dan mengakui bahwa perbuatannya selama ini salah yang telah banyak merugikan keluarga. Pola hidup yang lama menjadi lebih baik, karena selama di rehabilitasi ia sudah menyadari kekurangan dan segala kesalahan terbesarnya di dalam hidup selama ini, ia mendapatkan bimbingan selama di panti dan banyak motivasi untuk berubah. Walaupun tidak bersekolah tinggi akan tetapi niat untuk lebih baik pasti ada dalam dirinya, karena ia mengatakan pengalaman itu adalah ilmu kita yang harus kita pakai dalam menjalani hidup. Universitas Sumatera Utara AA ingin setelah dia keluar dari rehabilitasi tersebut bisa tetap melanjutkan pendidikannya yang telah tertunda karena harus menjalani rehabilitasi. AA berharap ingin bisa terus melanjutkan pendidikannya sampai jenjang yang lebih tinggi lagi dan menjadi anak yang cerdas dan bisa membanggakan keluarga. AA ingin merubah sifatnya yang dulu sebagai seorang anak yang pemalas dan tidak mau belajar menjadi anaknya yang rajin dan mau terus belajar, AA beranggapan dengan terus belajar keras maka hidupnya bisa menjadi lebih baik. Cita-cita AA setelah lepas dari bangku sekolah adalah menjadi seorang Tentara. Informan Tambahan Informan tambahan yang saya jadikan dalam penelitian ini adalah salah satu dari pegawai di seksi rehabilitasi sosial bernama pak Sanjaya. Alasan saya memilih pak Sanjaya sebagai informan tambahan adalah karena Beliau merupakan konselor di panti tersebut yang meyakinkan saya bahwa pak Sanjaya mampu memahami permasalahan dan faktor-faktor mengapa seseorang remaja itu menyalahgunakan narkoba. Pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan pak Sanjaya terhadap beberapa binaan, menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang ketergantungan narkoba dialami pada usia remaja, dimana usia remaja ini masih memiliki sifat labil. Usia ini cenderung seseorang yang masih mencari jati diri, bergabung dan bergaul dengan teman-teman sebaya, membentuk kelompok-kelompok bermain. Dalam pergaulan sehari-hari mereka di dalam kelompok itu tertutup kepada teman- teman yang lain yang dianggap mereka tidak cocok bergabung terhadap mereka, contohnya orang-orang baik dan masih polos. Dalam interaksi sehari-hari mereka hanya berkelompok dan mulai mencoba hal-hal yang belum pantas mereka lakukan. Contohnya mulai merokok bersama teman-teman di sekolah, bolos pada jam yang mereka tidak suka Guru atau pelajarannya. Kelompok-kelompok dari sekolah yang satu bergabung diluaran dengan Universitas Sumatera Utara kelompok sekolah yang lainnya sehingga mereka semakin kuat dan membentuk komunitas. Akhirnya di dalam komunitas ini menimbulkan berbagai faktor maupun pengaruh-pengaruh yang menjadikan mereka bertindak salah. Banyak tindakan yang salah yang dilakukan oleh anak remaja masa sekarang, seperti di dalam lingkungan sekolah adalah bolos dari jam pelajaran lalu lari ke warnet bermain Game atau sebagainya, terlambat datang ke sekolah karena disengaja, menghabiskan uang sekolah, berantam di sekolah hingga tawuran antar sekolah dan berbagai tindakan yang melanggar norma-norma. Pada usia remaja, dimulai dari mengkonsumsi rokok, akan lebih mudah naik kepada pemakaian Ganja dengan rasa ingin tahu dan coba-coba bersama teman-teman lainnya. Tidak sedikit pada jaman sekarang ini anak SMP banyak yang merokok dan juga tidak sedikit dari pelajar SMP yang sudah mengkonsumsi narkoba. Mereka mendapatkan narkoba bisa jadi dari teman-teman mereka yang memiliki kenalan penjual narkoba dan sudah pernah mengkonsumsi sebelumnya. Rokok adalah pintu masuk ke dalam pemakaian Narkoba, dengan kebiasaan merokok maka si anak ingin mencoba memakai narkoba jenis ganja, ingin mengetahui bagaimana sebenarnya rasa narkoba tersebut. Di luar kesadaran seseorang itu dan tidak dengan sepengetahuannya maka mereka mengalami ketagihan diakibatkan Zat yang sudah masuk didalamnya, Sehingga seseorang itu ketagihan untuk mengkonsumsi Narkoba. Alasan mengapa remaja mau mengkonsumsi Narkoba adalah ketika ia memiliki berbagai masalah-masalah yang sangat sulit untuk dipecahkan, banyak dari remaja memilih jalan yang salah dengan mengkonsumsi narkoba, masalah tersebut merupakan beban yang sangat berat dalam dirinya, misalnya adalah masalah yang dialaminya di sekolah, atau di bangku perkuliahan. Banyak permasalahan yang dapat menimbulkan remaja mengalami frurtasi seperti masalah percintaan, perkelahian dengan teman sekolah, sebaya, dan teman Universitas Sumatera Utara bermain, dendam yang sudah lama dibawakan dalam dirinya dan lain sebagainya. Masalah- masalah yang dihadapi jika penyelesaiannya tidak ada maka seseorang itu akan semakin stress, jenuh, bingung tidak tahu untuk bertindak, ditambah lagi teman-teman yang pengguna Narkoba yang kurang perduli ajkan masalah yang dihadapi. Pemakaian Narkoba akhirnya dianggap seseorang itu menjadi solusi yang utama, seakan-akan masalahnya selesai jika sudah mengkonsumsi Narkoba tersebut. Keluarga mempunyai peranan terpenting di dalam kehidupan remaja, sifat remaja yang masih mencari identitas yang seharusnya orangtua selalu menemani anaknya dan menjaga komunikasi dengan anaknya supaya hubungan itu bisa baik dan remaja mendapati dirinya kearah yang lebih baik. Banyak keluarga yang kurang peduli kepada anaknya khususnya remaja, para orangtua menganggap bahwa anaknya khususnya remaja sudah mampu menjalani hidup dengan baik dan sulit untuk terpengaruh dengan dunia luar, namun faktanya banyak remaja yang semakin mudah terjerumus ke dalam lembah kegelapan. Uang merupakan hal yang paling penting untuk memenuhi kebutuhan pribadi dari remaja, kebanyakan remaja menggunakan uang jajannya untuk boros dan membeli apapun yang dia sukai termasuk narkoba. Banyak cara yang dilakukan remaja untuk mendapatkan uang agar bisa membeli narkoba, salah satu cara yang dilakukan para remaja untuk bisa membeli narkoba adalah dengan memberikan alasan-alasan kepalsuan kepada orangtuanya agar bisa mendapatkan uang yang lebih, jika tidak mendapatkan uang tersebut dengan berbagai alasan yang telah mereka lontarkan, para remaja tidak akan segan untuk mencuri uang orangtuanya, mencuri harta benda milik orang lain, menjual apa yang ia miliki seperti HP, laptop dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sosial bisa menjadi ancaman bagi para remaja untuk mengikuti perkembangan arus yang semakin hebat saja, banyak remaja yang mudah terpengaruhi untuk ikut mengkonsumsi narkoba. Teman-teman yang ada dilingkungan tempat tinggal mereka akan melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi remaja dalam mengkonsumsi narkoba ditambah dengan mudahnya seseorang memperoleh narkoba akan mengakibatkan seseorang itu terjerumus. Lingkungan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, lingkungan hiburan-hiburan malam, lingkungan yang memang khusus untuk peredaran Narkoba seperti di Medan ini yang terkenal tempatnya adalah di Kampung kubur dan daerah-daerah pinggiran kota lainnya. Berbicara sosal pergaulan sehari-hari maka kembali lagi berbicara tentang lingkungan dimana tempat seseorang itu tinggal dan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di lingkungannya tersebut. Seseorang dapat terjerumus dan ikut-ikutan untuk memakai Narkoba karena melihat dan mengetahui bagaimana kondisi sekitarnya, gambaran kondisi lingkungannya, dengan siapa ia bergaul, dan adanya kesempatan baginya bergabung bersama pemakai yang lainnya. Dengan adanya interaksi antara seseorang dan pemakai yang lainnya akan menimbulkan suatu kesempatan untuk mencoba-coba dan mengkonsumsinya. Orangtua yang mengetahui anaknya telah terlibat mengkonsumsi dan ketergantungan terhadap narkoba lebih cenderung untuk menutup-nutupi keadaan yang terjadi sebenarnya. Masalah Narkoba ini dinilai aib oleh semua orang. Sangatlah malu orangtua jika anaknya terlibat dalam penyalahgunaan Narkoba, akan tetapi bagaimanapun juga orangtua dalam langkah awalnya akan selalu menutupi dan merahasiakan tentang apa yang telah terjadi. Orangtua yang peduli terhadap anaknya akan selalu melakukan pengawasan dan pendekatan personal kepada anaknya agar tidak mengkonsumsi Narkoba, akan tetapi yang sering terjadi adalah si anak selalu mengaku dan berjanji untuk tidak lagi mengkonsumsi Narkoba, padahal setelah di luar rumah ia kembali mengkonsumsinya. Melihat perilaku Universitas Sumatera Utara anaknya yang bisa pura-pura baik, orangtua tidak terlalu khawatir yang membuat pengawasan semakin berkurang. Dengan melemahnya pengawasan dan rasa percaya orangtua kepada anaknya yang membuat timbul rasa ingin berbohong dengan pura-pura baik dan berubah tersebut, maka disitulah kesempatan si anak untuk kembali memakai Narkoba lagi. Bagaimanapun cara si anak untuk berusaha menutup-nutupi dirinya yang sebagai pecandu Narkoba, suatu saat pasti orangtua akan mengetahuinya, karena ciri-ciri orang yang ketergantungan Narkoba akan dengan sendirinya muncul pada diri si anak dan orangtua dapat melihatnya. Reaksi orangtua setelah mengetahui anaknya terkena Narkoba adalah mencari jalan keluar dengan mencari pengobatan, ada yang mencoba ke pengobatan medis, ada juga membawa anaknya ke rehabilitasi Narkoba. Pada zaman sekarang ini, masalah penggunaan, perdagangan Narkoba sudahlah diketahui hampir semua kalangan, jadi solusi untuk penyalahguna Narkoba sudah ada dengan membawa si korban menjalani Rehabilitasi. Masalah yang terbesar adalah, hanya sedikit yang masuk ke rehabilitasi dan berhasil diobati, selebihnya adalah pengguna Narkoba yang secara sembunyi-sembunyi dan tidak ingin mengobati dirinya. Berita baru-baru ini jumlah korban penyalahgunaan narkoba mencapai 4,9 juta jiwa Banyak dari para remaja pengguna narkoba yang mau masuk ke Panti Rehabilitasi Sosial AL-Kamal Sibolangit Centre Sumut karena orangtua, keluarga, atau karena hukum. Dan kemauan dari dalam diri sendiri pengguna narkoba tersebut, akan tetapi sangat Jarang diantara mereka dengan keinginan atau kemauan sendiri mau mengikuti kegiatan rehabilitasi dan mau berusaha untuk dirinya bisa pulih dari ketergantungan Narkoba. Banyak dari para pengguna narkoba ini beranggapan bahwa tanpa harus masuk ke dalam rehabilitasi pun mereka bisa pulih dan tidak akan mengkonsumsi narkoba, tapi faktanya pada saat si pecandu tidak mau masuk ke dalam rehabilitasi dan mau memulihkannya di dalam lingkungan tempat tinggal, itu akan membuat semakin mudahnya si pecandu itu akan mudah kembali Universitas Sumatera Utara menggunakan narkoba karena pengaruh lingkungan tempat tinggal khususnya teman- temannya sesama pecandu narkoba yang membuat si pecandu yang mau pulih kembali menggunakan narkoba tersebut. Kebanyakan mereka masuk dengan cara terpaksa dan dipaksa, banyak diantara mereka tertangakap mengkonsumsi Narkoba oleh kepolisian, lalu tidak ingin dipenjarakan dan mereka memilih untuk di rehabilitasi karena status mereka adalah pemakai bukan pengedar Narkoba. Masuk rehabilitasi sosial ini memiliki aturan dan tidak bisa sesuka hati kelayan untuk keluar masuk, jadi perasaan Residen yang menjalani program rehabilitasi ini adalah mengikuti program-program yang diberikan selama masa rehabilitasi selama 9 bulan penuh. Memang pada awal-awal menjalani rehabilitasi banyak Residen yang tidak terima menjalani program rehabilitasi yang ada karena memang menyakitkan bagi mereka, tetapi setelah menjalani beberapa bulan maka mereka banyak yang sadar dan ingin berubah, mengobati dirinya. Mereka bisa terima berhenti karena pemutusan hubungan dengan zat telah dilakukan selama di rehabilitasi. Sehingga tubuh mereka selama di rehabilitasi tidak meminta akan zat tersebut. Lain halnya jika mereka setelah keluar dari rehabilitasi, akibat pengaruh teman lama atau lingkungan kembali lagi untuk mengkonsumsi narkoba. Karena banyak penyalahguna narkoba yang menjalani rehabilitasi setelah pulang rehabilitasi kembali lagi terjerumus dalam pemakaian Narkoba. Rencana masa depan Binaan adalah berupaya untuk kembali ke kehidupan yang normal atau biasa, tidak lagi memakai Narkoba, memikirkan hal-hal yang positif guna membangun diri dan keluarganya. Jika yang sudah menikah akan kembali ke jalan yang benar dan memperhatikan keluarga seperti anak dan istrinya, yang masih lajang berusaha menjadi lebih baik dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya dan yang masih usia sekolah akan kembali melanjutkan sekolahnya. Universitas Sumatera Utara

5.2 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisis Pola Asuh Orangtua Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre

3 75 91

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

18 140 138

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

4 42 157

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 10

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 1

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 11

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 29

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Remaja Menggunakan Narkoba (Studi Deskriptif : Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre)

0 0 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGGUNAKAN NARKOBA (Studi Deskriptif : Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

0 0 9