Sistematikan Penulisan Proses terjebak narkoba Beberapa Gejala dini Penyalahgunaan Narkoba

1.4 Sistematikan Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam VI bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikian Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menguraikan secara teoritis variabel- variabel yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, Pendekatan Penelitian dan Kedudukan Penelitian, lokasi penelitian, Unit Analisis dan Informan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis mengadakan penelitian. BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian sehubungan dengan penelitian yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Narkoba 2.1.1 Pengertian Narkoba Istilah narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional BNN No SE03IV2002 merupakan akronim dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukan ke dalam tubuh baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena dan lain sebagainya dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. I. Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnnya rasa, mengurangi sampai menghilangi rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Berdasarkan bahan asalnya, Narkotika terbagi dalam 3 golongan yaitu: 1. Alami Jenis zatobat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contoh jenis obat ini adalah: ganja, opium, daun koka dan lain-lain. Didalam undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Narkotika yang berasal dari alam dan tidak boleh digunakan untuk terapi adalah golongan I terdiri dari: Universitas Sumatera Utara a. Tanaman papaver soniferum L b. Opium mentah, opium masak candu,jicing,jicingko c. Opium obat d. Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina,ekgonim kerja alkoid koka berbeda dengan alkoid opium. e. Heroin, morfin alkoid opium yang telah diisolasi f. Ganja, damar ganja. 2. Semi Sintesis Yakni zat yang diproses sedemikian rupa melalui proses ekstrasi dan isolasi. Contohnya: morfin, heroin, kodein dan lain-lain. Jenis obat ini menurut Undang- undang No.35 tahun 2009 tentang narkotika termasuk dalam narkotika golongan I 3. Sintesis Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis untuk keperluan medis dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit analgesik seperti penekanan batuk antitusif. Jenis obat yang masuk dalam kategori sistensis antara lain: Amfetamin, Dekssamfetamin, Penthidin, Meperidin, Methadon, Dipipanon, Dekstropakasifen, LSDlisergik,dietilamid. Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika dapat dibagi kedalam 3 jenis yaitu: a. Depressan downer Jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas membuat pengguna menjadi tertidur atau tidak sadar. b. Stimulan upper Jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerjasegar dan bersemangat secara berlebih-lebihan. Universitas Sumatera Utara c. Halusinogen Zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi, dapat merubah perasaan dan pikiran. Jenis – Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan A. Ganja Dikenal dengan nama: cannabis, mariyuana, hasish, gelek, budha stick, cimeng, grass, rumput dan sayur. a. Bentuk : Berupa tanaman yang dikeringkan. Daun ganja bentuknya memanjang, pinggirannya bergerigi, ujungnya lancip, urat daun memanjang ditengah pangkal hingga ujung bila diraba bagian belakang agak kasar. Jumlah helai daun ganja selalu ganjil yaitu 5,7 atau 9 helai. b. Warna : Ganja berwarna hijau tua segar dan berubah kecoklatan bila sudah lama dibiarkan kena udara dan panas. c. Penggunaan : Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga dihisap dengan menggunakan pipa rokok. Daun ganja mengandung zat THC yaitu zat penyebab terjadinya halusinasi. Getah yang kering disebut hasish, apabila dicairkan akan menyebabkan minyak yang dikenal dengan minyak kanabis. d. Efek : a Denyut jantung semakin cepat, temperatur badan menurun dan mata merah. b Nafsu makan bertambah Universitas Sumatera Utara c Santai, tenang dan melayang-layang d Pikiran selalu rindu pada ganja e Daya tahan menghadapi problema menjadi lemah f Malas, apatis g Tidak peduli dan kehilangan semangat untuk belajar maupun bekerja h Persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun moral terganggu. Efek paling terburuk dari pemakain ganja secara kronis dapat menyebabkan kanker paru-paru dikarenakan pengaruh tar pada ganja jauh lebih tinggi daripada tar yang terkandung didalam tembakau, dan penggunaan ganja dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan. Hampir setiap orang yang menjadi pecandu narkoba yang lebih berat seperti heorin pada awalnya mengkonsumsi ganja. B. Cocain Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Columbia di Ameriak Latin. a. Bentuk Berupa bubuk, daun coca, buah coca dan cocain kristal. b. Warna a Cairan berwarna putihtidak berwarna b Kristal berwarna putih c Tablet berwarna putih d Bubukserbuk seperti tepung Universitas Sumatera Utara c. Penggunaan Dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan alat penyedot atau dapat juga dibakar bersama-sama dengan tembakau bagi perokok, ditelan bersama minuman atau disuntikan pada pembuluh darah. d. Efek a Tidak bergairah bekerja b Tidak bisa tidur c Halusinasi d Tidak nafsu makan e Berbuat dan berpikir tanpa tujuan f Merasa gelisah dan cemas berlebihan Selanjutnya apabila sudah pada tingkat over dosis atau takaran yang berlebihan dapat menyebabkan kematian karena serangan dan gangguan pada pernapasan dan terhadap serangan jantung. Disamping itu juga dapat menimbulkan keracunan pada susunan saraf sehingga korban dapat mengalami kejang-kejang, tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan mata yang gelap. Dampak negatif yang sangat berbahaya dari penyalahgunaan kokain dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah diotak stroke. C. Morfin dan Heroin Nama lain: Putaw, Smack, Junk, Horse, H, PT, Etep, Bedak Putih. Morfin dan heroin berasal dari getah opium yang membeku sendiri dari tanaman papaver somniferum dengan melalui proses pengolahan dapat menghasilkan morfin, kemudian dengan proses tertentu dapat menghasilkan heroin yang mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin. Universitas Sumatera Utara a. Bentuk : berupa serbuk. b. Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua. c. Penggunaan Dengan cara menghirup asapnya setelah bubuk heroin dibakar diatas kertas timah pembungkus rokok sniffing dengan menyuntikannya langsung ke pembuluh darah setelah heroin dilarutkan dalam air. d. Efek a Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan dungu, jalan mengambang b Rasa sakit seluruh badan c Badan gemetar, jantung berdebar-debar d Susah tidur dan nafsu makan berkurang e Matanya berair dan hidungnya selalu ingusan f Problem pada kesehatan: bengkak pada daerah menyuntik, tetanus, HIVAIDS, hepatitis B dan C, problem jantung, dada dan paru- paru serta sulit buang air, ada wanita menggangu sirkulasi menstruasi. Gejala putus zat sakaw adalah sangat menyiksa sehingga yang bersangkutan akan berusaha untuk mengkonsumsi heroin, oleh karena itu pecandu heroin akan berusaha dengan cara apapun dan resiko apapun guna memperoleh heroin. Mereka tidak segan-segan melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau kejahatan misalnya mencuri, menodong, merampok dan melakukan pembunuhan. Telah banyak remaja putri yang terlibat dalam pelacuran hanya sekedar untuk mendapatkan uang guna membeli heroin. Pecandu heroin sangat sulit untuk menghentikan pemakaian heroin dan cenderung untuk mengkonsumsi dalam jumlahdosis semakin bertambah dan sesering mungkin, akibatnya adalah over dosis. Universitas Sumatera Utara D. Katinone Merupakan tanaman khat chata edulis yang bukan asli tanaman Indonesia, melainkan tanaman yang dibawa oleh turis luar negeri. Tanaman ini pada hakikatnya berasal dari Timur Tengah yaitu negara Yaman yang dibawa pada tahun 1997. Tanaman ini dikenal juga dengan sebutan Teh Arab dengan dua jenis yaitu khat yang berwarna merah dan warna hijau. Pengaruh yang ditimbulkan antara lain: tidak bisa tidur, dapat merusak gigi, merusak susunan pusat syaraf manusia dan dapat mengakibatkan ketergantungan. Tanaman khat mengandung zat narkotika “Chatinone” yang termasuk Narkotika Golongan I nomor urut 35 lampiran Undang-undang No 35 Tahun 2009. II. Psikotropika Zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Dalam bidang farmakologi, Psikotropika dapat dibedakan ke dalam 3 golongan yaitu: a. Golongan psikostimulansi Jenis zat yang menimbulkan rangsangan. Jenis obat yang termasuk kedalam golongan psikostimulansi adalah: a Amfetamin lebih populer dikalangan masyarakat sebagai shabu-shabu dan ekstasy b Desamfetamine Universitas Sumatera Utara b. Golongan psikodepresen Golongan obat tidur, penenang dan obat anti cemas. Merupakan jenis obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas. Jenis obat yang termasuk golongan ini adalah: a Amobarbital b Pheno karkital c Penti karkital c. Golongan sedativa Jenis obat-obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas dan digunakan sangat luas dalam terapi. Jenis obat yang termasuk ke dalam golongan sedativa adalah a Diazepam b Klobazam c Bromazepam d Fenibarbital e Barbital f Klonazepam g Klordiazepam h Klordiazepoxide i Nitrazezam seperti BK, DUM dan MG Jenis – Jenis Psiktoropika yang sering disalahgunakan A. Ekstasy Dikenal dengan nama : Inex, I, Kancing, Huge Drug, Yuppie Drug, Essence, Clarity, Butterfly dan Black Hearth. Universitas Sumatera Utara a. Bentuk : berupa tablet dan kapsul b. Warna : bermacam-macam c. Penggunaan : ditelan d. Efek a Timbul rasa gembira yang berlebihan. Banyak orang mengkonsumsi ekstasy utuk tujuan bersenang-senang . ekstasy hanya digunakan oleh anak-anak muda agar dapat berpestadiskotik sepanjang malam, karena sangat gembiranya kadang-kadang sampai lepas kendali sehingga tidak malu-malu melakukan pesta seks. b Merasa cemas c Tidak mau diam d Rasa percaya diri meningkat e Mengalami keringat dan gemetaran f Susah tidur g Sakit kepala dan pusing-pusing, mual dan muntah Pemakaian ekstasy dapat mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas yang melampau batas kemampuannya akibatnya dapat menyebabkan kekurangan cairan pada tubuh dehidrasi karena terlalu banyak menggerakan tenaga dan terlalu banyak berkeringat. Pada pemakaian yang berlebihan over dosis mengakibatkan penglihatan kabur, mudah tersinggung pemarah, tekanan darah meningkat, nafsu makan berkurang dan denyut jantung bertambah cepat. Kematian sering terjadi karena pemakaian yang berlebihan yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak. Universitas Sumatera Utara B. Shabu – Shabu Dikenal dengan nama : Kristal, Ubas, SS dan Mecin a. Bentuk : berupa Kristal b. Warna : Putih c. Penggunaan Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya dihirup melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan botol kaca khusus bong dan disuntikan. d. Efek a Badannya merasa lebih kuat dan energik meningkatkan stamina b Tidak mau diam c Rasa percaya diri meningkat d Rasa ingin diperhatikan orang lain e Nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin kurus. Sering digunakan sebagai salah satu alternatif pengrus badan f Susah tidur g Jantungnya berdebar-debar h Tekanan darah meningkat i Mengalami gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan Penggunan shabu-shabu mendorong tubuh melakukan aktifitas yang melampaui batas kemampuan fisik, berkeringat secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh dehidrasi. Bagi mereka yang sudah ketagihan, apabila pemakainnya dihentikan putus zat akan menimbulkan gejala-gejala berikut: i. Merasa lelah dan tidak berdaya stamina menurun Universitas Sumatera Utara ii. Kehilangan semangat hidup yang dapat menyebabkan bunuh diri iii. Merasa cemas dan gelisah secara berlebihan, kehilangan rasa percaya diri iv. Susah tidur III. Bahan Adiktif Bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan adiksi yaitu keinginan untuk menggunakan kembali secara terus menerus. Jenis – Jenis Bahan Adiktif A. Inhalen zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat thinner a. Penggunaan Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak seperti tercekik sudden sniffing, death syndrome b. Efek a Hilang ingatan b Tidak dapat berpikir c Mudah berdarah dan memar d Kerusakan sistem syaraf e Kerusakan hati dan ginjal f Sakit maag g Sakit pada waktu buang air kecil h Kejang-kejang otot dan batuk-batuk Penyalahgunaan inhalen dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf dan organ tubuh lain. Menghirup sambil mengunakan obat anti depresi seperti obat penenang oabat tidur, alkohol akan meningkatkan resiko over dosis dan dapat mematikan dan jika Universitas Sumatera Utara pengguna melakukan aktifitas normal seperti berlari atau berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung. B. Alkohol Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi atau destilasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain, mencampur konsentrat dengan ethanol ataupun dengan proses pengenceran minuman yang mengandung ethanol. Efek yang ditimbulkan dari alkohol adalah : a Menyebabkan depresi pada sistem syaraf pusat b Jika penggunaan dicampur dengan obat lain c Sipemakai akan pingsan atau kejang-kejang tidak sadar diri d Menyebabkan oedema otak pembengkakan dan terbendungnya darah dari otak e Menimbulkan habilutasi, toleransi dan ketagihan f Mengakibatkan mundurnya kepribadian g Peradangan dilambung gastritis h Melemahkan jantung dan hati semakin keras C. TembakauRokok Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan tembakau biasanya dalam bentuk rokok. Pengaruh penggunaannya hanya dapat dilihat apabila digunakan dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama. Zat tembakau itu sendiri merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan pada umumnya. Sebenarnya hal yang paling mempengaruhi adalah racun dalam tembakau yang disebut nikotin. Nikotin adalah satu dari 4.000 zat kimia pada tembakau. Rokok mengandung 43 zat kimia Universitas Sumatera Utara beracun termasuk tar dan karbon monoksida yang dinyatakan sebagai penyebab kanker. 2 tetes nikotin murni dapat membunuh orang dewasa secara instan. Efek yang dapat ditimbulkan dari TembakauRokok adalah: a Menyumbat saluran-saluran darah baik dari manapun menuju jantung sehingga memperlambat aliran darah. b Menimbulkan penyakit kanker c Serangan jantung d Impotensi dan gangguan kehamilan dan janin D. Obat Penenang Obat tidur, Pil koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan lain-lain a. Bentuk : Tablet, Kapsul dan Serbuk b. Cara penggunaan : ditelan secara langsung c. Efek yang dapat ditimbulkan a Bicara jadi pelo, memperlambat respon fisik, mental dan emosi. Dalam dosis tinggi akan membuat pengguna tidur, kemudian akan menimbulkan perasaan cemas, sensitive dan marah. b Penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat kematian c Gejala putus zat berakibat halusinasi buruk dan bingung. d. Zat yang mudah Menguap Lem aica aibon, Thinner, Bensin dan Spritus. Efek yang dapat ditimbulkan adalah a Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat b Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan pelo. c Problem kesehatan terutama otak, lever, ginjal dan paru-paru d Kematian timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada jantung Universitas Sumatera Utara e. Zat yang menimbulkan halusinasi Jamur, Kecubung, Kotoran kerbau dan sapi Bekerja pada sistem syaraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi pengguna. Efek yang dapat ditimbulkan adalah: a Perubahan pada proses berpikir, hilangnya kontrol, hilangnya orientasi dan depresi b Karena halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Narkoba

Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium candu = papavor somniferitum. Bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya. Cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri. Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional; bahkan di abad XIX terjadi perang candu dimana akhirnya Cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong. Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai Morphin diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius. Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut ketagihan disebut sebagai penyakit tentara Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat cairan asam yang ada pada sejenis jamur Campuran ini Universitas Sumatera Utara membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898 pabrik obat Bayer memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit pain killer. Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah Golden Triangle yaitu Myanmar, Thailand Laos. Dengan produksi: 700 ribu ton setiap tahun. Juga pada daerah Golden Crescent yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika. Selain morphin heroin adalagi jenis lain yaitu kokain ery throxylor coca berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC. Di akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat-obatan. 2.2 Penyalahgunaan 2.2.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakaian obat-obatan atau zat- zata berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobata dan penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang cukup wajarsesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan. Sarason dan Sarason 1993 mendefenisikan penyalahgunaan zat sebagai penggunaan bahan kimia, legal atau ilegal, yang menyebabkan kerusakan fisik, mental dan sosial seseorang. Sedangkan Wicaksana 1996, Holmes 1996, dan Hawari 1998 mendefenisikan penyalahgunaan zat sebagai pola penggunaan yang bersifat patologik paling sikit satu bulan Universitas Sumatera Utara lamanya, sehingga menimbulkan gangguan funsi sosial dan okupasional pekerjaan dan sekolah. Pola penggunaan zat yang patologik dapat berupa intoksikasi sepanjang hari terus- menerus menggunakan zat tersebut, meskipun pengguna mengetahui bahwa dirinya sedang menderita sakit fisik yang berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa ia tidak dpat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zattersebut. Gordon dan Gordon 2000 membedakan pengertian pengguna, penyalah guna, dan pecandu narkoba. Menurutnya, pengguna adalah seseorang yang menggunakan narkoba hanya sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi, dan hidup mereka tidak berputar di sekitar narkoba. Pengguna jenis ini disebut juga pengguna sosial rekreasional. Penyalahguna, adalah seseorang yang mempunyai masalah secara langsung berhubungan dengan narkoba. Masalah tersebut bisa muncul dalam ranah fisik, mental, emosional, maupun spritual. Penyalah guna menolak untuk berhenti sama sekali dan selamanya. Sedangkan pecandu adalah seseorang yang sudah mengalami hasratobsesi secara mental dan emosional serta fisik. Bagi pecandu, tidak ada hal yang lebih penting selain memperoleh narkoba, sehingga jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami gejala-gejala putus obat dan kesakitan.

2.2.2 Modus operandi penyalahgunaan Narkoba

Dalam melakukan aksinya, penyalahguna Narkoba dapat melalui beberapa cara atau modus operandi sebagai berikut :

1. Kelompok Pengedar

a. Guna melancarkan aksinya, mereka sering melakukan penyuapan kepada petugas, seperti Polisi, Petugas Bea dan Cukai, Jaksa maupun Hakim. Ada kalanya mereka juga mempengaruhi petugas-petugas tersebut atau keluarganya sebagai target operasi untuk menyalahgunakan Narkoba. Sindikat pelaku terdiri dari Universitas Sumatera Utara jaringan yang juga terkait dengan jaringan yang sangat luas yang ada kota-kota besar di Indonesia dengan menggunakan sistem sel atau ”cut”, yaitu terdapat beberapa tingkatan pengedar, dimana masing-masing tingkat tidak saling kenal sehingga jika salah satu tingkatan pengedar tertangkap, dia tidak bisa menunjuk jaringan di atasnya. b. Modus operandi peredaran Narkoba dari pengedar tingkat paling bawah yang berhubungan langsung dengan pengguna, biasanya dengan cara mempengaruhi kelompok ”rentan” yaitu kelompok masyarakat bermasalah secara ekonomis, psikologis, sosial dan lain-lain, melalui dua cara, yaitu : 1 Terhadap kelompok bermasalah secara ekonomis, seperti orang tua yang kurang mampu termasuk ibu-ibu rumah tangga, mereka mempengaruhi dengan menjanjikan keun-tungan ekonomi yang tinggi dengan mengatakan bahwa saat ini hanya dengan berdagang Narkoba saja yang bisa memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang relatif cepat sehingga dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi. 2 Terhadap kelompok bermasalah lain seperti mahasiswa, pelajar dan generasi muda lainnya, setelah kenal biasanya dipengaruhi dengan memberikan Narkoba secara gratis untuk mengatasi permasalahan hidup atau untuk mendapat-kan kenikmatan dunia. Kemudian setelah korban dapat merasakan kenikmatan halusinasi dan eforia dan yakin korban akan menginginkannya kembali maka ia diminta untuk membeli. Setelah korban mengalami ketergantungan dan tidak memiliki uang untuk membeli maka dia diminta untuk membantu mengedarkan atau menjual atau mempe-ngaruhi teman- temannya yang lain untuk menggunakan Narkoba juga. Demikian seterusnya sampai mendapatkan banyak korban-korban baru. Universitas Sumatera Utara

2. Kelompok Pengguna

a. Biasanya mereka memesan Narkoba kepada pengedar melalui teleponHP untuk diantarkan oleh kurir pada suatu tempat yang sudah ditentukan. b. Dapat juga bagi para pengguna yang sudah menjadi pelanggan tetap melakukan transaksi langsung di TKP seperti di diskotik, pub, karaoke dan lain-lain. c. Setelah mendapatkan barangNarkoba, kemudian para pengguna mengkonsumsinya terlebih dahulu di rumah, kemudian pergi bersenang-senang di diskotik, pub, karaoke dan tempat-tempat pesta lainnya. Hal ini untuk menghindari jika ada operasi dari polisi, maka tidak kedapatan atau tidak ditemukan adanya barang bukti dalam badanpenguasaannya. d. Selain itu penggunaan Narkoba sering dilakukan secara bersama-sama di suatu tempat seperti hotel, tempat kost, rumah pribadi dan lain sebagainya.

2.2.3 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba

Mekanisme atau proses terjadinya penyalahgunaan Narkoba dapat dijelaskan sesuai dengan rumus umum terjadinya kejahatan yang telah dikenal luas di kalangan Kepolisian, yaitu : C = N + K dimana : C : CrimeKejahatanPenyalahgunaan Narkoba. N : Niat K : Kesempatan . Niat adalah sama dengan Demand dalam hukum ekonomi, yaitu timbulmya keinginan dan permintaan dari seseorang terhadap Narkoba. Dalam teori Psikologi, niat atau demand ini dipengaruhi oleh tiga faktor yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi, yaitu : a. Faktor predisposisi Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang tersebut, seperti adanya gangguan kepribadian, adanya kecemasan, depresi atau menderita suatu penyakit tertentu yang secara medis memerlukan pengobatan psikotropika dan atau narkotika. Universitas Sumatera Utara b. Faktor kontribusi Adalah faktor yang berasal dari luar, yang biasanya berasal dari lingkungan terdekatnya yang dapat memberikan pengaruh pada sese-orang untuk melakukan bentuk penyimpangan sosial. Misalkan kondisi keluarga yang tidak utuh cerai, kesibukan orang tua, hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga, dan lain- lain. Kedua faktor predisposisi dan faktor kontribusi ini akan saling mempengaruhi dan membentuk kepribadian seseorang menjadi kelompok rentan. c. Faktor pencetus Adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat memberikan pengaruh langsung kepada kelompok rentan untuk melakukan penyalah-gunaan Narkoba. Misalkan adanya bujukan, jebakan, desakan dan tekan-an dari teman sebaya, berada di lingkungan pemakai Narkoba, dan lain-lain. Interaksi dari ketiga faktor tersebut di atas menyebabkan peningkatan demand seseorang atau timbul niat untuk menyalahgunakan Narkoba. Jika orang tersebut berhubungan dengan jaringan pengedar yang akan memberikan supply Narkoba, maka terjadilah pertemuan antara supply and demand atau dengan kata lain terjadi penyalahgunaan Narkoba.

2.2.4 Tahap – tahap penyalahgunaan Narkoba

Narkoba merupakan suatu zat atau substansi yang dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Proses terjadinya ketergan-tungan dapat secara bertahap yang pada garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Tahap pengenalan awal. Pada tahap ini terjadi konsumsi Narkoba untuk pertama kalinya oleh seseorang baik secara sengaja karena alasan medis atau karena ketidaktahuansecara tidak sengaja mengkonsumsi Narkoba, misalkan minumannya dicampur Narkoba oleh orang lain. Pada umumnya orang tersebut belum merasakan ”reaksi enak” halusinasi dan Universitas Sumatera Utara eforia dari Narkoba karena memang tidak ada niatmaksud untuk mendapatkan atau mengetahui reaksi dari Narkoba yang terkonsumsi tadi. b. Tahap rekreasional Pada tahap ini seseorang telah dengan sengaja untuk coba-coba atau iseng ingin mengetahui reaksi dari Narkoba. Biasanya mereka akan merasakan reaksi halusinasi dan eforia sesuai yang diharapkan, sehingga secara psikologis dan efek farmakologis akan mendorong orang tersebut mengulanginya lagi, misalkan mengkonsumsi Narkoba setiap ada pesta atau pada acara-acara tertentu atau setiap bulan sekali dan seterusnya. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa dari sepuluh orang yang coba-coba, sembilan orang 90 akan berlanjut menjadi ketergantungan. c. Tahap habitualkebiasaan Para pengguna sudah mengkonsumsi Narkoba secara teratur misalnya tiap minggu atau dua hari sekali. Pada tahap ini telah terjadi toleransi, yaitu mereka harus meningkatkan dosis pemakaian guna meng-hasilkan efek atau reaksi yang diharapkan. Konsumsi Narkoba sudah menjadi kebiasaan dan 95 sampai 99 orang yang telah memasuki tahap ini akan berlanjut menjadi ketergantungan. Orang ini belum terganggu fungsi sosialnya sehingga masih mampu melakukan pekerjaan atau aktifitas rutin seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain. d. Tahap adiksiketagihan Pada tahap ini dapat dipastikan 100 akan menjadi ketergan-tungan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Penggunaan Narkoba akan dilakukan setiap hari dan kalau tidak menggunakan maka semua aktifitas atau pekerjaan rutin menjadi terganggu. Mereka merasa sudah tidak bisa hidup tanpa Narkoba. e. Tahap dependensiketergantungan Universitas Sumatera Utara Sama dengan tahap adiksi yaitu telah terjadi ketergantungan baik secara fisik, psikologis dan sosial, bedanya mereka yang telah memasuki tahap ini sudah tidak merasakan lagi nikmat atau ”reaksi enak” dari Narkoba, sedangkan pada tahap adiksi mereka masih dapat menikmati ”reaksi enak” seperti halusinasi, eforia dan lain-lain. Mereka yang masuk dalam tahap ini mengkonsumsi Narkoba bertujuan hanya untuk menghi-langkan rasa sakit yang berlebihan dan supaya tidak dianggap sebagai orang gila. Penggunaan Narkoba menjadi sangat intensif beberapa kali sehari, karena begitu reaksi obatNarkoba sudah habis akan terjadi gejala putus obat sakau seperti rasa sakit yang amat sangat dan tidak tertahan-kan serta tidak bisa diatasi dengan apa saja kecuali mengkon-sumsi Narkoba lagi. Dengan demikian mereka sudah tidak mungkin lagi bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat apalagi melakukan aktifitas sehari-hari.

2.2.5 Dampak penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba ini akan memberikan dampak yang sangat luas dan kompleks sebagai berikut : a. Dampak terhadap pribadiindividu pemaka b. Terjadi gangguan fisik dan penyakit yang diakibatkan langsung dari efek samping Narkoba seperti kerusakan dan kegagalan fungsi organ-organ vital, seperti merusak ginjal, liver, otak susunan saraf, jantung, kulit dan lain-lain. c. Selain itu dapat secara tidak langsung menyebabkan penyakit lain yang lebih serius diakibatkan perilaku menyimpang karena penga-ruh Narkoba, seperti tertular HIVAIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kelamin, dan lain-lain. d. Terjadi gangguan kepribadian dan psikologis secara drastis seperti berubah menjadi pemurung, pemarah, pemalas dan menjadi masa bodoh. Universitas Sumatera Utara e. Dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena over dosis atau kecelakaan karena penurunan tingkat kesadaran. f. Dampak terhadap keluarga antara lainnya Mencuri uang atau menjual barang- barang di rumah guna dibelikan Narkoba. g. Perilaku di luar dapat mencemarkan nama baik keluarga. Keluarga menjadi tertekan karena salah satu anggota keluarganya menjadi target operasi polisi dan menjadi musuh masyarakat. h. Dampak terhadap masyarakatlingkungan social. http:ananglgcenatcenut.blogspot.com . Diakses tanggal 04 Januari 2014 pukul 20:45.

2.2.6 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Zat Psikotropika dapat menimbulkan bahaya adiksi ketergantungan. Jenis candu, menurut Hastutiningrum 1997, antara lain menekan fungsi jantung dan pernafasan, kemunduran fisik dan psikis, merusak generasi, ketergantungan dan bahkan kematian. Sedangkan jenis koka, antara lain menyebabkan bertambah aktifnya kerja mental, berkurangnya kelelahan, halusinasi, insomnia, euphoria, dan ketergantungan. Sementara MDMA Metilen Dioksi Metaamfetamin, salah satu derivat amfetamin yang masuk golongan psikotropika yang dikenal pula dengan nama ekstasi atau inex, menurut Soewadi 1996, antara lain dapat memberikan peningkatan yang luar biasa, merasa sehat secara berlebihan, meningkatkan keberanian, rasa percaya diri bertambah, menghilangkan rasa malu dan canggung, meningkatkan gairah, paranoid, halusinasi dan rasa melayang. Secara fisik dapat terjadi kaedaan sebagai berikut: ketergantungan, meningkatnya denyut jantung, naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidaj wajar dan kejang. Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, juga dapat menghilangkan pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi hyperaktif, dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa menjadi lebih berani dan agresif, perilaku Universitas Sumatera Utara berubah, banyak bicara, tidak dapat menyembunyikan rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang, terjadi gangguan daya ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat ekspansif disertai meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang berlebihan. Hawari juga menyebut berbagai jenis narkoba dan akibat serta bahayanya. Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang mengandung alkohol yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat menimbulkan adiksi, yaitu ketagihan dan ketergantungan. Minuman keras dapat menimbulkan gangguan mental organik GMO, yaitu gangguan dalam funsi berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat otak. Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa disadari, akan menambah takarandosis samai pada dosis keracunan intoksikasi atau mabuk. GMO yang terjadi pada seseorang ditandai dengan gejala-gejala: a terdapat dampak perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak kekerasan, ketidakmampuan menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan; b timbul gejala fisiologik, misalnya pembicaraan cadel, gangguan koordinasi, cara berjalan yang tidak mantab, dan muka merah; c timbul gejala psikologik, misalnya perubahan perasaan, mudah marah dan tersinggung, banyak bicara melantur, dan gangguan perhatian. Ganja yang termasuk narkotika, dapat merupakan pencetus bagi terjadinya gangguan jiwa, yaitu adanya waham delusi mirip dengan waham yang terdapat pada gangguan jiwa skizofrenia. Pemakaian ganja juga dapat menimbulkan dampak munculnya gangguan mental organik GMO pada pengisap ganja yaitu: a euforia, rasa gembira tanpa sebab; Universitas Sumatera Utara b perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami gangguan persepsi tentang diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi wham; c perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa dirasakan 1 jam; d apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada kemauan atau inisiatif, dan masa bodoh; e timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan bertambah dan mulut kering; f efek dalam tingkah laku terjadi gangguan dalam perilaku, misalnya muncul kecurigaan yang berlebihan, ketakutan berlebihan, aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan menurun, malas sekolah, kuliah, bekerja, kehilangan kawan dan pekerjaan Afiatin,2008:10. Universitas Sumatera Utara

2.3 Proses terjebak narkoba

1. Kompromi 2. Coba-coba Tidak dengan tegas menentukan sikap menentang narkoba mau bergaul dengan pemakai narkoba. Organ tubuh sudah rusak terutama Otaknya, biasanya menjadi gila atau Menjadi kematian. Segan menolak tawaran atau ajakan teman untuk mencoba memakai narkoba, lalu ikut-ikutan memakai Narkoba. 3. Toleransi Dengan memakai beberapa kali, tubuh sudah menjadi toleransi, perlu peningkatan dosis pemakaian. 4. Eskalasi Peningkatan dosis dan tambah jenis narkoba yang dipakai dengan dosis yang terus bertambah 5. Habituasi Pemakaian narkoba sudah menjadi kebiasaan yang mengikat. 6. Adiksi Dependensi Keterikatan pada narkoba yang sudah mendalam sehingga tidak dapat terlepas, gejala putus obat yang berat. 7. Intoksikasi Keracunan oleh narkoba, mengalami kerusakan pada organ tubuh dan otak, hilang kesadaran. 8 . Mati Universitas Sumatera Utara

2.4 Beberapa Gejala dini Penyalahgunaan Narkoba

Gejala dini penyalahgunaan narkoba yang dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi orangtua, antara lain 1. Prestasi di sekolah tiba-tiba menurun secara mencolok, enggan belajar atau terlibat dalam kegiatan ektrakurikuler. 2. Perubahan pola tidur: pagi susah dibangunkan, malam suak begadang. Anak-anak yang besar biasanya pulang ralut malam tanpa alasan yang jelas. 3. Selera makan bekurang. Bisa terlihat dari berat badan yang cenderung turun atau kurus. 4. Banyak menghindari pertemuan dengan anggota keluarga lainnya, karena takut ketahuan jika ia menggunakan narkoba. Banyak mengurung diri dikamar dan menolak diajak makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. 5. Suka berbohong. 6. Pengeluarannya lebih besar dari sebelumnya tanpa jelas kegunaannya. 7. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibanding sebelumnya. 8. Sesekali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara cadel atau berjalan sempoyongan, paling terlihat dari pandangan mata yang kuyu atau sering menatap kosong.

2.5 Beberapa ciri psikologis dan perilaku yang tertentu terhadap penyalahgunaan

Dokumen yang terkait

Analisis Pola Asuh Orangtua Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre

3 75 91

Dukungan Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Desa Lau Bakeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

18 140 138

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

4 42 157

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 10

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 1

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 11

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 29

Peranan Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial Al-Kamal Sibolangit Centre

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Remaja Menggunakan Narkoba (Studi Deskriptif : Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre)

0 0 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGGUNAKAN NARKOBA (Studi Deskriptif : Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

0 0 9