49
Pada Bulan Maret SKPKB yang terbit yaitu 3 lbr dengan nilai ketetapan sebesar Rp.17.568.945, Surat Teguran yang terbit yaitu 62 lbr dengan nilai ketetapan sebesar
Rp.57.860.432, Surat Paksa yang terbit yaitu 36 lbr dengan nilai ketetapan Rp.32.481.258.
Jadi, Jumlah keseluruhan SKPKB yang Terbit Sisa Tahun 2011 dengan Tahun 2012 per 31 Maret yaitu 249 lbr dengan Total nilai ketetapan Rp.826.735.455, Jumlah
keseluruhan Surat Teguran ST yang Terbit Sisa Tahun 2011 dengan Tahun 2012 per 31 Maret yaitu 247 lbr dengan Total Nilai ketetapan Rp 797.884.607, maka 249 lbr – 247 =
2 lbr dan Rp. 826.735.455 – Rp 797.884.607 = Rp. 28. 850.848 yang akan ditindaklanjuti pada Surat Teguran yang tertunggak Pajaknya dan Jumlah keseluruhan Surat Paksa SP
yang Terbit Sisa Tahun 2011 dengan Tahun 2012 per 31 Maret yaitu 203 lbr dengan Total Nilai ketetapan Rp 439.278.637. maka 247 lbr – 203 lbr = 44 lbr dan Rp.
797.884.607 – Rp. 439.278.637 = Rp 358.605.970,- yang akan ditindaklanjuti pada Surat Paksa yang tertunggak Pajaknya.
C. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Penagihan Aktif sampai dengan Surat Paksa
Adapun kendala-kendala yang sering dihadapi berkaitan dengan penagihan pajak dengan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah:
1. Wajib PajakPenanggung Pajak menolak Surat Paksa.
Adakalanya Wajib PajakPenanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa dengan berbagai alasan.dan alasan-alasan yang dikemukakan ini kadangkala
Universitas Sumatera Utara
50
sengaja di cari-cari karena Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau membayar pajaknya.
Apabila penolakan didasarkan pada alasan-alasan lain, misalnya : a.
Karena sedang mengajukan Surat Keberatan; atau b.
Sengaja menolak dengan alasan yang tidak jelas. Maka terhadap hal-hal yang demikian, Jurusita setelah memberikan
keterangan seperlunya tetap melaksanakan Surat Paksa tersebut dengan menyerahkan salinan Surat Paksa Wajib PajakPenanggung Pajak yang
bersangkutan. Dan apabila Wajib PajakPenanggung Pajak dan wakilnya tetap menolak maka salinan surat paksa tersebut dapat ditinggalkan begitu saja pada
tempat kediaman tempat kedudukan Wajib PajakPenanggung Pajak ataupun wakilnya, dan dengan demikian Surat Paksa dianggap sudah diberitahukan
disampaikan. Dalam prakteknya, kadang terdapat perhitungan yang salah dari pajak yang
seharusnya dibayar. Jika terdapat kesalahan seperti ini, maka Wajib Pajak berhak untuk menunda pembayaran pajak sampai telah ditentukan jumlah yang benar
Peraturan Menteri Keuangan No.184PMK 03 2007. Apabila dalam melaksanakan penyampaian Surat Paksa, Jurusita menemukan persoalan seperti
ini, yaitu tunggakan menurut surat paksa berbeda dengan tunggakan menurut surat ketetapan pajakyang ada pada penanggung pajak,makaJurusita tidak dapat
mengubah apa yang tertulis pada Surat Paksa atau mencoret dan menambahkan pembetulannya.
Universitas Sumatera Utara
51
2. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk rumah Wajib PajakPenanggung Pajak.
Pada waktu pelaksanaan penyitaan sering terjadi Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah Wajib PajakPenanggung Pajak yang
barang-barangnya akan disita. 3.
Jurusita Pajak tidak diperbolehkan menyita barang pribadi Wajib PajakPenanggung Pajak. Wajib PajakPenanggung Pajak yang tidak
memperbolehkan Jurusita Pajak untuk menyita barang-barang miliknya juga menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan penagihan ini.
4. Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara
Sita.Berita Acara Sita dibuat dan ditandatangani oleh Jurusita, para seksi dan Wajib PajakPenanggung Pajak atau wakilnya yang barangnya disita. Sering
terjadi Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara 5.
Sita, sehingga penyitaan barang Wajib PajakPenanggung Pajak guna pelunasan utang pajaknya menjadi tertunda.
6. Pembuktian barang-barang yang bukan milik Wajib PajakPenanggung
Pajak.Pada waktu melakukan penyitaan ada kemungkinan bahwa WajibPajakPenanggung Pajak menyatakan bahwa sebagian barang-barang yang
akan disita tersebut bukanlah miliknya. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyitaan barang yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
52
D. Cara Penyelesaian Masalah Dalam Pelaksanaan Penagihan Utang Pajak Dengan