Klausa dalam Metafungsi Bahasa

34 struktur theme dan mominalisasi. Dalam semantik berupa referensi atau penelusuran pelibat wacana dalam register disebut dengan mood. Berdasarkan uraian di atas, penelitian wacana rubrik “Kompas Karier” surat kabar harian Kompas ini menggunakan makna ideasional, yaitu memandang teks sebagai representasi dan sebagai pesan. Objek penelitian ini disinyalir sebagai bentuk representasi penulis tentang hal-hal yang terjadi, baik pengalaman pribadi maupun kejadian di lingkungan dunia kerja saat ini. Penelitian ini selain menggunakan makna ideasional, juga menggunakan makna tekstual. Sebagai wacana tertulis, wacana tersebut sebagai pembawa pesan khusus yang ditujukan kepada pembaca masyarakat. Melalui analisis terhadap klausa representasi dan klausa sebagai pesan, diharapkan dapat mengetahui struktur generik, karakteristik bahasa dan tujuan sosial dalam wacana rubrik “Kompas Karier” surat kabar harian Kompas.

b. Klasifikasi Klausa

Berdasarkan potensinya untuk dibentuk menjadi kalimat, klausa dapat dibagi menjadi klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna. Klausa terikat adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, hanya mempunyai potensi sebagai kalimat tak sempurna Cook dalam Tarigan, 1984: 75. Hal ini sejalan dengan pendapat Ramlan 1981: 53, yang menggunakan istilah klausa inti untuk mengganti klausa bebas, dan menggunakan istilah klausa bawahan untuk mengganti istilah klausa terikat. Dengan klausa bawahan 35 merupakan bagian dari klausa yang lainnya, sedangkan klausa inti merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri.

c. Hubungan Antarklausa

Dalam SFL, klausa-klausa dihubungkan satu dengan lainnya dengan memakai beberapa jenis hubungan makna logis yang membangun klausa kompleks. Hubungan antarklausa dalam klausa kompleks oleh Halliday 1994: 219 dibedakan menjadi ekspansi dan proyeksi. Ekspansi setara dengan hubungan klausa dengan konjungsi, sedangkan proyeksi merupakan hubungan yang setara dengan kalimat langsung dan tidak langsung dalam tatabahasa formal Setia dalam http:repository.usu.ac.idbitstream123456789167231log- apr2008-4201.pdf. Menurutnya, dibutuhkan hubungan antarbagian pengalaman untuk dapat memahami berbagai unsur pengalaman yang disampaikan dalam klausa. “Untuk dapat memahami berbagai unsur pengalaman yang disampaikan dalam klausa dengan jelas diperlukan hubungan antarbagian pengalaman itu. Tanpa hubungan pengalaman yang satu dengan pengalaman-pengalaman lainnya, seseorang sulit mengartikan dan memahaminya. Di situlah fungsi bahasa, yakni menghubungkan satu satuan pengalaman dengan pengalaman lainnya. Hubungan satuan pengalaman itu paling sedikit melibatkan dua klausa yang dinamakan hubungan logis.” 1 Ekspansi Ekspansi menunjukan bahwa klausa sekunder mengembangkan klausa primer dengan tiga pengelompokan semantik yang luas, yaitu a elaborasi [=]; b ekstensi [+]; dan c enhancemen [x]. Ekspansi menghubungkan fenomena yang memiliki urutan pengalaman yang sama. 36 Dalam elaborasi, satu klausa mengelaborasikan atau menguraikan makna lainnya dengan cara menguraikannya atau memberikan spesifikasi. Eggins 2004 menyebutnya sebagai hubungan pernyataan baru atau klarifikasi, dalam hal ini satu kalimat dipresentasikan sebagai suatu ungkapan kembali atau representasi dari kalimat sebelumnya. Konjungsi yang selalu digunakan dalam mengekspresikan hubungan ini, di antaranya, yaitu, adalah, dan, dengan kata lain, dan lainnya Setia, 2008: 4. Dalam ekstensi, Halliday 2004 menjelaskan bahwa satu klausa memperluas makna klausa lainnya dengan menambahkan sesuatu yang baru di dalamnya. Apa yang ditambahkan hanya sebuah tambahan atau penggantian, atau sebuah pilihan. Konjungsi yang selalu dipakai dalam ekstensi antara lain dan, juga, lebih jauh lagi, sebagai tambahan, tetapi, sebaliknya, secara alternatif, lagi pula, selain itu, tetapi, dan lain-lain Setia, 2008: 5-6. Dalam enhancemen atau ganda, Halliday 1994 menjelaskan bahwa satu klausa ”menggandakan” makna klausa lainnya dengan mengubahnya dengan salah satu kemungkinan cara, antara lain dengan merujuk pada waktu, tempat, cara, sebab atau kondisi Setia, 2008: 8. 2 Proyeksi Klausa proyeksi merupakan bagian makna yang penting dari klausa yang diproyeksikan. Berkaitan dengan proyeksi Halliday 2004: 441-443 menjelaskan bahwa “diperkenalkan gagasan tentang proyeksi, hubungan semantik logis dan dalam hal ini sebuah klausa muncul tidak berfungsi tidak