PEMBAHASAN ISA ANSARI HARAHAP NIM

BAB V PEMBAHASAN

Ukuran trombosit MPV merupakan marker dari fungsi trombosit dimana trombosit yang lebih besar secara potensial lebih reaktif karena memiliki granul yang lebih padat, respon agregasi terhadap ADP dan kolagen yang lebih besar dan dapat melepaskan serotonin, β- tromboglobulin β-TG dan tromboxane A2 TXA2 yang lebih banyak per unit volume, serta dihubungkan dengan penurunan masa perdarahan Bleeding time. Peningkatan MPV merupakan gambaran karakteristik pada stroke iskemik, hal ini dapat muncul sebelum kejadian serebrovaskular akut dan dapat bertahan selama periode yang panjang 3-6 bulan. 1,2,19 Gambaran utama dari inflamasi dan kerusakan jaringan adalah peningkatan kadar protein fase akut misalnya C-reaktif protein CRP, beberapa studi mencoba menghubungkan kadar CRP pada fase akut stroke dengan perburukan stroke dan outcome pada bulan ke tiga dan dalam 1 tahun pertama serta memprediksi serangan stroke berulang dan resiko kematian dalam tahun pertama didapatkan nilai 5 mgL untuk nilai normal, 5-33 mgL untuk resiko sedang dan 33 mgL untuk resiko sangat tinggi. 25,26,27 Pada penelitian ini ditemukan perbedaan rerata MPV yang signifikan antara pasien yang meninggal dalam waktu 14 hari dan pasien yang masih dapat bertahan hidup p=0,042. Rerata MPV pada pasien yang meninggal adalah 10,39 fl, lebih tinggi dibandingkan pada pasien yang masih bertahan hidup dengan nilai lebih rendah yaitu 9,83 fl. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan sebelumnya oleh Arikanoglu dan kawan-kawan, mereka melakukan penelitian pada enam puluh tiga pasien dengan stroke iskemik dibandingkan terhadap empat puluh enam kontrol dinilai MPV diantara kedua kelompok tersebut terhadap mortalitas. Dari penelitian tersebut didapatkan nilai MVP pada pasien stroke yang meninggal lebih tinggi dibandingkan pasien yang bertahan hidup 9.24±1.98 fL vs 8.09±1.75 fl. Penelitian ini mencoba menghubungan mean platelet volume MPV dan C-reaktif protein CRP dengan mortalitas 14 hari pada pasien stroke iskemik akut di RSHAM. Pada hasil CRP perbedaan rerata CRP yang signifikan dijumpai antara pasien yang meninggal dalam waktu 14 hari dan pasien yang masih dapat bertahan hidup p=0,0001. Rerata CRP pada pasien yang meninggal adalah 131,68 mgdl lebih tinggi dari pada pasien yang masih bertahan hidup yaitu 39,25 mgdl. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Universitas Sumatera Utara sebelumnya oleh Arikanoglu dan kawan-kawan, mereka melakukan penelitian pada enam puluh tiga pasien dengan stroke iskemik dibandingkan terhadap empat puluh enam kontrol dinilai CRP diantara kedua kelompok tersebut terhadap mortalitas. Dari penelitian tersebut didapatkan nilai CRP pada pasien stroke yang meninggal lebih tinggi dibandingkan pasien yang bertahan hidup 10.8±7.0 mgl vs. 3.2±3.5 mgl. Dari hasil analisis menggunakan uji regresi logistik berganda dengan menggunakan metode enter diperoleh hasil bahwa CRP dan MPV memiliki hubungan yang signifikan dengan mortalitas p0,05. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan sebelumnya oleh Arikanoglu dan kawan-kawan. Dengan demikian kombinasi MPV dan CRP merupakan metode yang cukup baik untuk menentukan prognosis pada pasien stroke iskemik akut. Kombinasi kedua parameter tersebut dapat juga menjadi dasar penentuan terapi pasien stroke iskemik akut. Kelemahan penelitian ini adalah jumlah sampel yang tidak terlalu besar dan tidak dilakukan penyesuaian terhadap karakteristik subjek penelitian, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar untuk menilai efektifitas kedua parameter ini. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN