Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak Arti dari Kode Nomor Pokok Wajib Pajak Pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak

Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. http :www.pajakonline.com

C. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak

Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE- 41PJ.2003 adapun fungsi dari Nomor Pokok Wajib Pajak adalah sebagai berikut: 1. Sarana dalam administrasi perpajakan. 2. Tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 3. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan. 4. Untuk dicantumkan dalam semua dokumen perpajakan

D. Arti dari Kode Nomor Pokok Wajib Pajak

Kode Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP terdiri dari 15 digit, dengan perincian sebagai berikut : 1. Dua digit pertama merupakan identitas wajib pajak, yaitu: a. 01 s.d. 03 = Wajib Pajak Badan b. 04 s.d. 06 = Wajib Pajak Pengusaha c. 05 = Wajib Pajak Karyawan d. 07,08, dan 09 = Wajib Pajak Orang Pribadi 2. Enam digit kedua merupakan nomor registrasi urut yang diberikan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kepada Kantor Pelayanan Pajak KPP, contoh : 885.071 3. Satu digit ketiga diberikan untuk Kantor Pelayanan Pajak KPP sebagai alat pengaman agar tidak terjadi pemalsuan dan kesalahan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, contoh : 4 4. Tiga digit keempat adalah kode Kantor Pelayanan Pajak, contoh : 119 5. Tiga digit terakhir adalah status wajib pajak Tunggal,Pusat atau Cabang, yaitu : a. 000 = Tunggal atau Pusat b. 00, dan seterusnya = Cabang ke-, dan seterusnya. Contoh: NPWP PT.BCA : 01.885.071.4-119.000. dengan penjelasan sebagai berikut : a. 01 artinya Wajib Pajak Badan. b. 885.071. artinya nomor registrasi nomor urut terdaftar. c. 4 artinya kode cek digit. d. 119 artinya kode Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai e. 000 artinya status Wajib Pajak adalah Wajib Pajak tunggal.

E. Pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak harus dituliskan dalam setiap dokumen perpajakan, antara lain : 1. Formulir-formulir perpajakan yang dipergunakan Wajib Pajak. 2. Surat-menyurat dalam hubungan perpajakan. 3. Dalam hubungan dengan instansi tertentu yang mewajibkan mengisi Nomor Pokok Wajib Pajak.

F. Perubahan Data Wajib Pajak