kegiatannya khusus memberikan pelayanan di bidang jasa ekspedisi muatan pesawat udara.
46
B. Fungsi dan Tugas Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara
Dalam merumuskan fungsi dan tugas ekspeditur, sebagai yang dilaksanakan dalam Pasal 86 ayat 1 KUHD, pembentuk Undang-Undang
memakai istilah “doen vervoeren” menyuruh mengangkut. Jadi, menurut pembentuk undang-undang tugas ekspeditur adalah terpisah dengan tugas
pengangkut. Tugas ekspeditur hanya mencarikan pengangkut yang baik bagi si pengirim, dan tidak menyelenggarakan pengangkutan itu sendiri. Sedang
“menyelenggarakan pengangkutan” adalah tugas pengangkut. Dalam usaha mencarikan pengangkut yang baik dan cocok dengan barang
yang akan diangkut, biasanya ekspeditur bertindak atas nama sendiri, walaupun untuk kepentingan dan atas tanggung jawab pengirim Pasal 455 KUHD. Pasal
455 KUHD berbunyi: “ Barang siapa membuat perjanjian carter kapal untuk orang lain, terikatlah dia untuk diri sendiri terhadap pihak lawannya, kecuali
apabila pada waktu membuat perjanjian tersebut dia bertindak dalam batas-batas kuasanya dan menyebutkan nama si pemberi kuasa yang bersangkutan”.
Kedudukan ekspeditur ini adalah sama dengan komisioner, yang biasanya bertindak atas nama diri sendiri Pasal 76 KUHD.
46
K. Martono, Amad Sudiro, Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No. 1 Tahun 2009, Rajawali Pers, Jakarta, 2010.
Universitas Sumatera Utara
C. Hubungan Ekpedisi Muatan Pesawat Udara dengan Perusahaan Angkutan Udara
Seperti yang telah saya tuliskan di atas, bahwa ekspeditur bekerja bukan pada pengangkut atau dengan kata lain bukan bekerja untuk kepentingan
pengangkut, melainkan ekspeditur ini bekerja untuk kepentingan pengirim barang. Ia hanya perantara antara pengirim dengan pihak yang
menyelenggarakan pengangkutan dalam hal ini kargo. Kalaupun ia bekerja untuk kepentingan pengangkut, ia tidak bekerja berdasarkan suatu perjanjian
yang merupakan perjanjian kerja dengan pengangkut misalnya seorang agen penjual tiket. Juga menurut Pasal 86 KUHD ekspeditur dirumuskan sebagai
seorang yang pekerjaannya menyuruh mengangkut. Jadi jelaslah bahwa hubungan, Ekpedisi Muatan Pesawat udara, dengan perusahaan angkutan udara
bukanlah hubungan kerja. Dalam Konvensi Warsawa, sebagai hukum khusus, ekspeditur ini dikenal
dengan istilah agen. Bertentangan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, agen dikatakan mempunyai hubungan subordinasi dari pengangkut.
Agen merupakan orang yang sudah terikat kontrak kerja perburuhan yang menempatkan pihak buruh pekerja sebagai pihak yang hanya mempunyai
kemampuan untuk bertindak secara fisik material acts tetapi tidak mempunyai wewenang bertindak secara hukum legal act. Jadi ia hanya memiliki
kewenangan bertindak dalam fungsinya sebagai bawahan.
Universitas Sumatera Utara
Hal itu dapat dibenarkan apabila melihat agen dari pengertian sempit, tidak melihat dari pengertian agen secara luas. Oleh karena itu konstruki
hubungan tersebut tidak selalu merupakan konstruksi yang benar karena dapat pula terjadi hubungan yang hampir mirip tetapi mempunyai sifat yang berbeda.
Dalam hubungan kerjasama operasional pengangkutan udara misalnya, sering terjadi suatu perusahaan dari suatu negara membagi pekerjaan pelaksana
pengangkutan udara dengan perusahaan dari suatu negara lain, terutama menyangkut layanan administrasi dan teknik seperti pelayanan penumpang dan
kargo dari dan ke bandara airport dan pelayanan di landasan ground service. Hal ini berarti ada suatu perusahaan pengangkutan udara yang menjadi agen dari
perusahaan penerbangan lain. Kondisi ini apabila dilihat dari seseorang yang menjalankan kepentingan orang lain maka tidak salah dikategorikan sebagai
agen. Akan tetapi kalau dilihat dari dasar perjanjian berupa kerjasama dan operasionalisasi pengangkutan ia bukan agen sebagaimana yang dirumuskan
dalam KUHD. Kalaulah agen ini merupakan bawahan dari perusahaan pengangkutan
yang didasari dengan kontrak kerja perburuhan, maka agen ini juga menjadi tanggung jawab pengangkut. Namun dalam kenyataannya, seiring dengan
perkembangan dunia pengangkutan udara, ekspeditur bukan saja melayani pengguna jasanya untuk melulu menyuruh pihak lain mengangkut barang-barang
dagangan si pengguna jasa angkutan udara. ekspeditu yang pada awalnya mengkhususkan diri dalam bidang kepabeanan dan pergudangan saja, sekarang
mengembangkan kegiatannya termasuk memberikan saran yang baik kepada
Universitas Sumatera Utara
para pemakai jasa angkutan dan pemakaian sarana angkutan yang lebih menguntungkan bagi langganannya. Bahkan saat ini tidak saja ekspeditur itu
melulu mencarikan pengangkutan terhadap barang-barang yang akan dilaksanakan oleh orang lain pengangkut, melainkan ada juga yang
menjalankan pengangkutan sendiri. Namun pada dasarnya, berlandaskan pada Kitab Undang-Undang Hukum
dagang, ekspeditur merupakan pihak yang menjadi perantara antara pihak pengirim dengan pihak pengangkut. Tugasnya mencarikan pengangkut bagi
barang-barang yang akan dikirimkan oleh si pengirim.
D. Hak dan Kewajiban Perusahaan Ekpedisi Muatan Pesawat Udara