12
seperti keserakahan, atau kebencian. Kepemimpinan yang mentranformasi dapat direalisasikan oleh siapapun dan pemimpin dalam semua tingkatan.
Pemimpin tersebut mentransformasi dan memotivasi para pengikut dengan a membuat lebih sadar mengenai pentingnya menyelesaikan
pekerjaan dengan baik, b mendorong untuk lebih mementingkan organisasi, atau tim daripada kepentingan diri sendiri.
Tiga 3 komponen kepemimpinan transformasional meliputi karisma, stimulasi intelektual dan perhatian yang diindividualisasi. Karisma
didefinisikan sebagai proses. Seorang pemimpin memengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat bagi para pengikut
untuk menuju komitmen organisasi. Perilaku-perilaku kepemimpinan transformasional saling berhubungan untuk melakukan perubahan-
perubahan kinerja para pengikut dan budaya organisasi yang lebih kondusif.
2.1.3 Fungsi Kepemimpinan
Menurut Nawawi 2006, fungsi-fungsi dari kepemimpinan adalah : a. Fungsi Pengambilan Keputusan
Fungsi pengambilan keputusan adalah apabila pemimpin memiliki kemauan dalam melaksanakan kekuasaan, atau wewenangnya sebagai pengambil
keputusan yang akan dilaksanakan oleh anggotanya dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan memerlukan keberanian karena setiap keputusan
pasti memiliki risiko yang akan dihadapi oleh pemimpin untuk memenuhi teori pengambilan keputusan.
b. Fungsi Instruksi Fungsi Instruksi adalah sebuah perintah dari seorang pemimpin untuk
mewujudkan organisasi efektif yang harus disampaikan secara jelas, baik mengenai isi dan segi bahasa yang harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan, atau pendidikan anggota yang menerima perintah. Dalam memberikan suatu perintah sebaiknya diikuti dengan memberikan
penjelasan kepada anggotanya yang akan melaksanakan perintah tersebut,
13
maka akan lebih hati-hati atau teliti dalam mengerjakannya, karena suatu perintah mungkin cukup sulit melaksanakannya bagi setiap anggota
organisasi. c. Fungsi Konsultatif
Fungsi konsultatif adalah fungsi yang mengefektifkan setiap pemimpin, agar bersedia memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk berkonsultasi
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan mungkin juga mengenai masalah pribadi yang berhubungan langsung,
atau tidak langsung dengan pekerjaan. Secara lebih rinci Departemen Pendidikan Nasional membagi fungsi
kepemimpinan pendidikan menjadi tujuh 7, yaitu : 1. Sebagai educator pendidik
2. Manajer 3.
Administrator 4. Supervisor penyelia
5. Leader pemimpin 6. Inovator
7. Motivator atau sering disebut dengan istilah EMASLIM Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai educator pendidik
mencakup tujuh 7 aspek, yaitu prestasi guru, kemampuan membimbing guru, kemampuan membimbing pegawai, membimbing siswa, mengembangkan staf,
kemampuan belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, serta kemampuan memberi contoh mengajar.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai manajer mencakup aspek kemampuan menyusun program, menyusun organisasi kepegawaian,
menggerakkan staf dan aspek kemampuan mengoptimalkan daya pendidikan. Pemimpin pendidikan dituntut untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat
khusus. Kerja pemimpin pendidikan merupakan kerja tim yang dibantu oleh guru dan staf administrasi. Pemimpin pendidikan dituntut mampu meningkatkan
kinerja semua sub sistem yang terdapat dalam institusi pendidikan. Hal itu
14
semua menuntut kemampuan pemimpin pendidikan sebagai manajer untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai administrator mencakup kemampuan mengelola administrasi kegiatan belajar mengajar dan bimbingan,
serta konseling, kesiswaan, ketenagaan, kedanaan, sarana dan prasarana maupun aspek kemampuan mengelola administrasi persuratan.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai seorang leader, lebih mengarah pada pola penyadaran bagi personel pendidikan. Selain itu, pemimpin
pendidikan harus dapat memberikan layanan fasilitas bagi sarana-prasarana pengembangan prestasi akademik, maupun non akademik pendidikan. Sebagai
seorang leader, pemimpin pendidikan menjadi faktor penggerak bagi jalannya program pendidikan. Dengan demikian, pemimpin pendidikan harus dapat
memberikan perilaku yang dapat menumbuhkan inspirasi para pengikut.
2.2. Kinerja