dengan 0 ≤ ≤ 1 dan simbol • menyatakan bentuk transformasi.
Bentuk persamaan [6] dan [7] diselesaikan dengan metode MKT Elhorst 2010.
2.1.4. Uji Chow
Uji Chow digunakan untuk menguji parameter antara model gabungan dan model pengaruh tetap. Hipotesis yang di uji adalah:
Hipotesis awal H :
=....= =0 model gabungan
Hipotesis tandingannya H
1
: minimal ada satu i dengan , dengan
i=1,2....N Statistik uji yang digunakan adalah:
[8] diperoleh dari jumlah kuadrat galat hasil pendugaan model
gabungan dan diperoleh dari jumlah kuadrat galat hasil pendugaan
model pengaruh tetap. Keputusan tolak H jika F
F
N-1,NT-1-K
atau jika nilai-p α
Baltagi 2005.
2.1.5. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menguji parameter antara model pengaruh acak dengan model pengaruh tetap. Secara hipotesis bahwa pada suatu populasi,
jika objek diambil secara acak sebagai contoh maka dugaan model data panel adalah model pengaruh acak, bila objek yang digunakan merupakan keseluruhan
objek dari populasi tersebut maka cenderung menggunakan model pengaruh tetap.
Lebih tepatnya, untuk mengetahui model acak dapat dibuat asumsi mengenai korelasi antara komponen galat dan peubah penjelasnya. Jika
diasumsikan tidak terdapat korelasi antara galat dengan peubah penjelas maka model yang sesuai adalah model pengaruh acak dan sebaliknya adalah model tetap
Gujarati 2004. Hipotesis digunakan pada uji ini:
Ho: model acak
H
1
: model tetap
Statistik uji yang digunakan adalah: [9]
dengan ,
adalah vektor koefisien peubah penjelas dari model pengaruh acak, kemudian
adalah vektor koefisien peubah penjelas dari model pengaruh tetap. Keputusan tolak H
jika dengan
k merupakan dimensi vektor
β atau jika nilai-p α Baltagi 2005.
2.2. Matriks Pembobot Spasial
Analisis spasial merupakan analisis yang memasukan pengaruh spasial atau ruang ke dalam model. Pada analisis spasial selalu ada korelasi antar ruang yang
biasa disebut korelasi spasial. Jadi tiap amatan tidak bebas stokastik Ward Gleditsch 2008. Tipe data spasial antara lain data titik, data garis, data poligon
dan data latis. Data titik terbagi menjadi titik diskret dan titik kontinu. Data garis misalkan peta jalan, sungai atau garis pantai. Data Poligon contohnya seperti peta
kebun karena memiliki bentuk segi tidak beraturan. Kemudian data latis misalkan peta provinsi yang di dalamnya terdapat kabupaten. Ruang-ruang ini disebut
sebagai lokasi.
Ada beberapa macam model spasial antara lain adalah model SAR, SEM dan GSM. Model SAR memuat informasi otoregresi spasial sedangkan model
SEM memuat informasi otokorelasi antar error pada lokasi-lokasi yang menjadi objek penelitian. Ketika informasi otoregresi dan otokorelasi error antar lokasi
termuat dalam satu model, maka model ini disebut model GSM. Pembentukan parameter otoregresi dan otokorelasi antar error melalui proses yang cukup
kompleks karena sebelum melakukan analisa terlebih dahulu dilakukan pembentukan matriks yang berisi nilai kebersinggungan antar lokasi, matriks ini
disebut dengan matriks pembobot spasial.
Matriks pembobot spasial pada dasarnya merupakan matriks yang menggambarkan hubungan antar wilayah dan diperoleh berdasarkan informasi
jarak atau ketetanggaan. Diagonal dari matriks ini umumnya diisi dengan nilai nol. Karena matriks pembobot menunjukan hubungan antara keseluruhan lokasi,
maka dimensi dari matriks ini adalah NxN, dimana N adalah banyaknya lokasi atau banyaknya unit lintas objek Dubin 2009.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk menampilkan hubungan spasial antar lokasi, diantaranya adalah konsep persinggungan contiguity. Jenis
persinggungan ada 3, yaitu Rook Contiguity, Bishop Contiguity dan Queen Contiguity Dubin 2009.
Matriks contiguity menunjukan hubungan spasial suatu lokasi dengan lokasi lainnya yang bertetangga. Pemberian nilai 1 diberikan jika lokasi-i bertetangga
langsung dengan lokasi-j, sedangkan nilai 0 diberikan jika lokasi-i tidak bertetangga dengan lokasi-j. Lee dan Wong 2001 menyebut matriks ini dengan
biner matriks, dan juga disebut connectivity matriks, yang dinotasikan dengan C, dan c
ij
merupakan nilai dalam matriks baris ke-i dan kolom ke-j. Nilai c
ij
adalah 1 jika antar lokasi-i bertetangga dengan lokasi-j dan c
ij
bernilai 0 jika lokasi-i tidak bertetangga dengan lokasi-j. Nilai pada matriks ini selanjutnya digunakan untuk
perhitungan matriks pembobot spasial W. Isi dari matriks pembobot spasial pada baris ke-i dan kolom ke-j adalah w
ij
. Nilai w
ij
pada penelitian ini, yaitu: w
ij
= Di bawah ini adalah contoh proses penghitungan matriks pembobot spasial
dengan langkah ratu. Dimisalkan ada sembilan lokasi yang saling bertetangga.