dalam sistem tindakan, yaitu : organisme perilaku, sehingga sistem tindakan itu kini menjadi sistem kepribadian, sistem sosialpranata sosial,
sistem budaya dan organisme perilaku. Keempat sistem ini dikaitkan secara erat dengan skema A.G.I.L Adaptation,Goal Attainment,
Integration, Latenty Haryatmoko.B, 1986: 40-41. Bila digambarkan kedalam diagram, analisa tindakan Parsons akan
menjadi :
Gambar. 1: Skema Pemikiran Parsons Tindakan aktor dipengaruhi oleh sistem yang ada dalam
berperilaku. Pengaruh ini bersifat Volunterisme dan Sibernetik. Sibernetik menunjukkan ada hubungan antara masing-masing sistem yang
mempengaruhinya. Dari pandangan fungsional, tindakan aktor dimaknai sebagai:
1. Lattern Pattern Maintenance
Berhubungan dengan sistem budaya menunjuk pada masalah bagaimana menjamin kesinambungan tindakan dalam sistem
sesuai dengan beberapa ukurannorma-norma.
2. Integration
Dalam hal ini berhubungan dengan sistem sosial, menunjuk pada koordinasi serta kesatuan bagian-bagian dari sistem
sehingga seluruhnya fungsional. Sistem sosial
Sistem budaya
Sistem personal Tindakan sosial
Individu Organisme biologi
3. Goal Attainment
Berhubungan dengan sistem kepribadian menunjuk pada pemenuhan tujuan sistem dan penetapan prioritas di antara
tujuan-tujuan tersebut.
4. Adaptation
Berhubungan dengan sistem organisme perilaku menunjuk pada kemampuan sistem menjamin apa yang dibutuhkan dari
lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut kedalam seluruh sistem Haryatmoko.B, 1986: 40-41.
Penelitian sosiologi harus mencoba menginterpretasikan tindakan si aktor. Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
Teori Aksi. Teori Aksi yang juga dikembangkan oleh Max Weber. Menurutnya, individu melakukan tindakan berdasarkan pengalaman,
persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus tertentu. Tindakan individu ini merupakan tindakan sosial yang rasional yaitu
mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat. Dari beberapa uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
tindakan sosial merupakan suatu proses dimana aktor terlibat didalam pengambilan keputusan-keputusan subyektif tentang sarana dan cara untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, yang kesemuanya itu dibatasi kemungkinan-kemungkinannya oleh sistem kebudayaan dalam bentuk
norma-norma, ide-ide dan nilai-nilai sosial. Di dalam menghadapi situasi yang bersifat kendala baginya itu, aktor mempunyai sesuatu didalam
dirinya berupa kemauan bebas Ritzer, 2003: 49-50..
F. Tinjauan Pustaka