Integration Goal Attainment Adaptation

tambahan sub sistem keempat dalam sistem tindakan, yaitu : organisme perilaku, sehingga sistem tindakan itu kini menjadi sistem kepribadian, sistem sosial pranata sosial, sistem budaya dan organisme perilaku. Sehingga setiap individu dalam PeraPEKA dalam setiap melakukan tindakan sosial, secara tidak langsung ditentukan oleh sistem sosial yang ada. Maksudnya hal ini merujuk pada salah satu karakteristik dasar tindakan sosial, dimana aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Selanjutnya, tindakan aktor dipengaruhi oleh sistem yang ada dalam berperilaku. Pengaruh ini sifatnya voluntarisme dan sibernetik. Sibernetik menunjukan ada hubungan antara masing-masing sistem yang mempengaruhinya. Dari pandangan fungsional, tindakan aktor dimaknai sebagai: 5. Lattern Pattern Maintenance Berhubungan dengan sistem budaya menunjuk pada masalah bagaimana menjamin kesinambungan tindakan dalam sistem sesuai dengan beberapa ukurannorma-norma.

6. Integration

Dalam hal ini berhubungan dengan sistem sosial, menunjuk pada koordinasi serta kesatuan bagian-bagian dari sistem sehingga seluruhnya fungsional.

7. Goal Attainment

Berhubungan dengan sistem kepribadian menunjuk pada pemenuhan tujuan sistem dan penetapan prioritas di antara tujuan-tujuan tersebut.

8. Adaptation

Berhubungan dengan sistem organisme perilaku menunjuk pada kemampuan sistem menjamin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut kedalam seluruh sistem Haryatmoko.B, 1986: 40-41. Aplikasinya adalah bahwa PeraPEKA berusaha mempertahankan sistem budaya yang telah ada, yang kemudian mencoba untuk mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatannya secara berkala dan berlanjut. Dalam hal status, PeraPEKA adalah organisasi pencinta lingkungan yang legal dan diakui keberadaannya oleh masyarakat setempat dan telah memiliki akta notaris yang menguatkan keberadaan PeraPEKA secara hukum. Para pengurus PeraPEKA adalah orang-orang yang dianggap mampu berpotensi untuk mewujudkan cita-cita organisasi dalam hal konservasi alam kawasan lingkar Merapi. Kemudian bila dilihat dari peran PeraPEKA dalam peningkatan kapasitas adalah yang menjadi titik sasaran adalah keberdayaan individu dalam masyarakat itu sendiri yang pada hal ini dalam upaya konservasi alam kawasan lingkar Merapi. Dengan adanya keberdayaan individu dalam upaya mencapai tujuannya, dalam hal ini PeraPEKA dijadikan sebagai alat yang nantinya akan selalu menjadi alternatif bagi para masyarakat khususnya pemuda untuk melakukan pengembangan potensi lokal dan memberikan jaminan atas hak-hak masyarakat dalam mengakses sumber lokal, yang kemudian bisa dijadikan sebagai aset yang menunjukan pada kemampuan sistem yang menjalin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut ke dalam seluruh sistem. Sehingga secara eksplisit , teori Aksi dapat digunakan untuk menganalisa mengenai Peranan PeraPEKA dalam pemberdayaan masyarakat pada upaya konservasi alam kawasan lingkar merapi. Karena dalam teori Aksi yang dikemukakan oleh Parsons, mencakup aspek-aspek peranan dan indikatornya yang sangat menentukan individu atau kelompok dalam melakukan tindakan sosial. Kemudian dalam teori Aksi, konsep voluntarisme berkaitan erat dengan motivasi untuk melakukan tindakan sosial. Dimana voluntarisme merupakan suatu kerelaan dari individu untuk menetapkan sebuah cara yang dijadikan sebagi alat untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam konteks ini adalah upaya PeraPEKA dalam hal pemberdayaan masyarakat . sedangkan dalam pemberdayaan masyarakat ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dari sebuah pemberdayaan. Tujuan PeraPEKA dalam pemberdayaan masyarakat adalah dalam upaya konservasi lingkungan , menuntut sebuah peran yang dimiliki para individu yang berstatus sebagai pengurus untuk melakukan tindakan sosial. Di depan terdapat 6 aspek dasar yang harus diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu : 1 Pengembangan organisasi kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisir kegiatan masyarakat. 2 Pengembangan jaringan strategi antar kelompok organisasi masyarakat yang terbentuk dan berperan dalam pengembangan masyarakat . 3 Kemampuan kelompok masyarakat dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat mendukung pengembangan kegiatan. 4 Jaminan atas hak-hak masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal. 5 Pengembangan kemampuan-kemampuan teknis dan manajerial kelompok- kelompok masyarakat, sehinggga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik. 6 Terpenuhinya kebutuhan hidup dan meningkatnya kesejahteraan hidup serta mampu menjamin kelestarian daya dukung lingkungan bagi pembangunan. Sehingga dengan demikian, indikator di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk merepresentasikan mengenai Peranan PeraPEKA dalam Pemberdayaan Masyarakat pada Upaya Konservasi Alam Kawasan Lingkar Merapi.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini berusaha untuk meneliti tentang peranan Perkumpulan Pelestari Ekosistem dan Konservasi Alam PeraPEKA sebagai sebuah organisasi pencinta lingkungan dalam upayanya untuk melakukan konservasi alam kawasan Merapi yang dilakukan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat setempat.Berdirinya PeraPEKA sendiri pada awalnya dilatarbelakangi oleh kerusakan alam di kawasan lingkar Merapi yang meliputi 4 kabupaten yaitu Magelang, Sleman, Klaten dan Boyolali. Namun karena untuk pertama kalinya PeraPEKA berdirinya adalah di Desa Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang dan para pengurusnya mayoritas berasal dari daerah ini maka pemberdayaan masyarakat yang dilakukan baru terbatas pada wilayah sekitar Desa Kemiren. Dalam penelitian ini dibahas tentang peranan PeraPEKA Desa Kemiren dalam upayanya melakukan pemberdayaan masyarakat di lingkungannya pada upaya konservasi alam kawasan lingkar Merapi.

3. Peranan PeraPEKA dalam Peningkatan Kapasitas dan Penguatan

Organisasi serta Peranan dalam Advokasi Lingkungan. a. Peranan PeraPEKA dalam Peningkatan Kapasitas dan Penguatan Organisasi Secara status PeraPEKA adalah organisasi yang statusnya diakui secara de jure melalui adanya akta notaris yang dikeluarkan oleh