b. Murid bermasalah di bidang sikap atau perilaku:
Ringan -
Ditangani oleh guru yang bersangkutan. -
Jika berulang sampai 3 kali, dilaporkan ke wali kelas. -
Berulang sampai 5 kali, ditangani wali kelas dan BK. -
Berulang sampai lebih dari 7 kali, ditangani wali kelas, BK, dan Tansek. -
Berulang sampai lebih dari 10 kali, di referal ke tenaga ahli. Sedang
- Ditangani oleh guru yang bersangkutan dan kerjasama dengan wali
kelas -
Jika berulang, ditangani oleh guru, wali kelas, Tanse, dan BK. -
Jika berulang sampai 4 kali, dilakukan konferensi kasus. -
Referal ke tenaga ahli. Berat
Ditangani oleh guru yang yang bersangkutan, wali kelas, BK dan Tansek jika diperlukan ditangani melalui konferensi kasus.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil temuan yang peneliti peroleh mengenai gambaran penyebab tradisi bullying di SMA Al Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Peneliti akan
menjelaskan pada bab ini melalui teori bullying dari beberapa ahli. Adapun sub bab yang akan dibahas diantaranya adalah penyebab terjadinya bullying di SMA Al Azhar
2 Pejaten Jakarta Selatan, dampak bullying bagi korban, serta peran sekolah dalam menangani bullying.
A. PENYEBAB TERJADINYA BULLYING
Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, sehingga menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara
langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang.
52
Perilaku bullying merupakan bentuk dari tindakan agresivitas yang membuat korban merasa tidak
nyaman dan terluka, baik secara fisik maupun psikologis. Tindakan bullying mencerminkan bahwa bullying adalah masalah penting yang
dapat terjadi di setiap sekolah jika tidak terjadi hubungan sosial yang akrab oleh sekolah terhadap komunitasnya, yakni murid, staf, masyarakat sekitar, dan orang tua
52
Astuti, Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan pada Anak, Jakarta: Grasindo, 2008
murid.
53
Beberapa penyebab terjadinya bullying di SMA Al Azhar 2 yang pernah menjadi pengalaman bullying
dari informan “NE” dan “AM” sebagai berikut:
1. Hubungan Keluarga
Latar belakang seseorang memiliki perilaku bullying salah satunya adalah peranan kelurga. Keluarga sangat mempengaruhi perilaku bullying pada individu.
Banyak orangtua yang menghukum anaknya dengan kekerasan meskipun si anak hanya melakukan kesalahan yang kecil. Sebenarnya ada berbagai tujuan kenapa
orangtua melakukan kekerasan yakni ingin anaknya disiplin, supaya menuruti kata orangtua, supaya anaknya jera, paling parah lagi karena prestasi.
54
Ada beberapa alasan mengapa keluarga sangat berpengaruh terhadap pola asuh seorang anak untuk menjadi pelaku bullying, yang tampak bahwa hukuman dengan
kekerasan akan membuat anak menjadi disiplin serta anak juga dapat belajar dari kesalahan. Tapi disisi lain, anak yang diperlakukan dengan kekerasan rentan
menghadapi trauma, dendam, bahkan ketika dewasa ia cenderung suka melakukan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan.
55
beberapa diantaranya terjadi pada informan “NE” dan “AM”. Menurut informan “AM”, sejak kecil orangtua “AM”
mendidiknya dengan pola asuh yang sedikit otoriter, bila “AM” dan kedua kakak nya membuat kesalahan terkadang orang tua nya menggunakan hukuman sebagai bentuk
disiplin.
53
Sullivan, dkk, Bullying in Secondary Schools: What is Looks Like and How to Manage it Corwin Press, 2004
54
Beranda Agency, mengasuh dan mendidik buah hati tanpa kekerasan, PT. Gramedia, Jakarta, 2015, h.2
55
Ibid, h.5