2.3.1 Permintaan Pariwisata
Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner 1995 permintaan adalah hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditas tertentu yang akan dibeli
konsumen selama periode waktu tertentu, dengan harga komoditas itu. Wahab 1989 merumuskan permintaan pariwisata sebagai sesuatu yang menunjuk
hubungan fungsional yang memberitahukan jumlah yang akan dibeli dengan bermacam-macam harga pada waktu dan tempat tertentu. Permintaan pariwisata
dipengaruhi oleh wisatawan, waktu luang, uang pendapatan, keamanan, jarak, fasilitas objek wisata, selera, kondisi objek wisata itu sendiri dan lain-lain.
Permintaan pariwisata timbul karena adanya kebutuhan para wisatawan selama melakukan wisata di suatu tempat dan waktu tertentu.
Menurut Yoeti 1996 permintaan rekreasi mempunyai ciri khas, yaitu : 1
Permintaan sangat elastis, namun tidak hanya dipengaruhi oleh harga saja, tetapi oleh banyak faktor;
2 Permintaan sangat sensitif terhadap kondisi sosial politik yang dapat merubah
keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan rekreasi; 3
Tergantung pada waktu, yaitu adanya waktu luang untuk seseorang melakukan perjalanan rekreasi;
4 Dipengaruhi oleh musim, oleh karena itu terlihat adanya waktu ramai dan
waktu sepi; 5
Permintaan terpusat pada tempat tertentu dan; 6
Dipengaruhi oleh pendapatan. Biasanya orang-orang baru akan melakukan rekreasi kalau kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi.
2.3.2. Metode Biaya Perjalanan Pariwisata
Menurut Fauzi 2000 metode biaya perjalanan ini kebanyakan digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka outdoor
recreation seperti memancing, berburu, hicking, dan sebagainya. Secara prinsip metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi
tempat-tempat rekreasi tersebut. Lipton et al. 1995 diacu dalam Sobari 2007 menyatakan bahwa metode
biaya perjalanan merupakan metode yang biasa digunakan untuk memperkirakan
nilai rekereasi dari suatu lokasi atau objek. Metode ini merupakan metode pengukuran secara tidak langsung terhadap barang atau jasa yang tidak memiliki
nilai pasar. Teknik ini mengasumsikan bahwa pengunjung pada suatu tempat wisata menimbulkan atau menanggung biaya ekonomi, dalam bentuk pengeluaran
perjalanan dan waktu untuk mengunjungi suatu tempat. Fauzi 2000 menyebutkan bahwa metode biaya perjalanan ini dapat
digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat : 1
Perubahan biaya akses tiket masuk bagi suatu tempat rekreasi 2
Pertambahan tempat rekreasi baru 3
Perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi dan 4
Penutupan tempat rekreasi yang ada Tujuan dasar dari metode biaya perjalanan adalah untuk menghitung nilai
ekonomi suatu kawasan wisata melalui estimasi rata-rata permintaan terhadap kunjungan wisata di lokasi dimaksud, untuk itu maka perlu diestimasi fungsi
permintaan terhadap kunjungan wisata Sobari 2007. Selanjutnya dikatakan bahwa ada dua teknik yang digunakan dalam
menentukan nilai ekonomi berdasarkan Travel Cost Method TCM, yaitu : 1
Pendekatan melalui Zonasi Pendekatan melalui Zonasi adalah pendekatan yang relatif simple dan murah
karena data yang diperlukan banyak mengandalkan data sekunder dan beberapa data sederhana dari responden saat survei. Pendekatan TCM dimulai
dari analisis terhadap lokasi yang akan dituju dengan menentukan partisi area yang terdapat di sekitar lokasi tujuan. Setiap zona memiliki dugaan jumlah
pengunjung dan populasi katakanlah untuk satu tujuan. Tahap berikutnya adalah menduga biaya perjalanan dari lokasi asal ke lokasi tujuan.
2 Pendekatan Individual Travel Cost Method dengan menggunakan data
sebagian besar dari survei Pendekatan ini lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui
survei dan teknik statistika yang lebih kompleks. Kelebihannya adalah hasil yang didapat lebih akurat. Di dalam menentukan fungsi permintaan untuk
kunjungan wisata, pendekatan ini lebih menggunakan teknik ekonometrik seperti regresi sederhana.