Pancing rawai Alat penangkapan ikan

Pukat ini mempunyai panjang jaring 25 – 60 meter, panjang sayap 120 – 150 meter, dan ukuran mata sayap 5 cm, badan 3,125 – 8,75 cm, dan kantong 1 – 2,5 cm. Bahan jaring adalah plastik dengan pelampung dan pemberat masing – masing terbuat dari plastik dan timah. Jenis perahu yang digunakan adalah perahu motor tempel dan perahu tanpa motor dengan waktu pengoperasian pada siang hari oleh 6 – 18 nelayan. Daerah penangkapan, yaitu Cilacap, Nusakambangan, Batu Karas dan hasil tangkapannya adalah tongkol, kakap, kerapu, ekor kuning, beronang, udang jerbung, udang dogol dan udang krosok.

6. Jaring dogol

Tahap pengoperasian jaring dogol yaitu jaring dipasang membentuk lingkaran. Pada proses ini pertama kali dilakukan penurunan pelampung pada satu sayap, lalu dilanjutkan dengan penurunan kantong dan disusul dengan sayap selambar. Setelah jaring terpasang sempurna kemudian jaring ditarik ke arah perahu beberapa saat hingga kedua sayap saling merapat. Setelah melakukan penarikan jaring hingga sayap terentang sempurna, kemudian dilakukan prroses hauling. Penarikan jaring dilakukan secara bersama antara tali selambar bagian kanan dan kiri untuk menjaga badan jaring agar tetap terentang sempurna, sehingga akan mencegah ikan ke arah vertikal. Setelah dilakukan proses hauling kemudian dilakukan pemindahan hasil tangkapan ke dalam tempat yang telah disediakan. Jaring ini mempunyai panjang jaring-sayap 25-100 meter, ukuran mata sayap 5 cm, badan 3,125-8,75 cm, dan kantong 1-2,5 cm, dan bahan jaring adalah nilon dengan pelamping dan pemberat masing – masing terbuat dari plastik dan timah. Jenis perahu yang digunakan adalah perahu motor tempel dengan waktu pengoperasian pada siang hari oleh 4 nelayan. Daerah penangkapan yaitu, Cilacap, Nusakambangan, Batu Karas dan hasil tangkapannya adalah udang dogol, rebon, dan udang krosok.

7. Bagan

Bagan merupakan salah satu alat penangkapan ikan yang masuk kedalam kategori lifnet atau jaring ikan yang cara pengoperasian dalam penangkapan ikannya dilakukan dengan cara mengangkat jaring, sehingga ikan terperangkap di jaring. Di Pangandaran dan sekitarnya, alat tangkap ikan ini lebih dikenal dengan nama “bagang.” Kontruksi bagan ini sebagian besar terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai bangunan rumah. Bagan berdasarkan penempatan daerah penangkapannya terdiri atas dua jenis yaitu bagan tancap dan bagan apung. Bagan tancap sesuai dengan namanya adalah jenis bagan yang peralatannya ditancap permanen tidak bisa dipindah-pindah dan biasanya ditempatkan tidak jauh dari pantai, sedangkan bagan apung adalah jenis bagan yang sesuai namanya terapung-apung di laut dengan menggunakan pelampung – pelampung yang terbuat dari drum-drum plastik dan dilengkapi jangkar supaya tidak terbawa arus laut dan dapat dipindah-pindah lokasi penempatannya sesuai dengan keinginan pemiliknya. Sepintas bagan ini sama kontruksinya dengan keramba jaring apung KJA yang bias digunakan untuk budidaya ikan, hanya ukuran bagan lebih kecil jika dibandingkam dengan ukuran KJA. Jenis ikan yang tertangkap oleh bagan, baik bagan tancap maupun bagan apung adalah jenis-jenis ikan pelagis atau jenis-jenis ikan yang berenang di permukaan air laut yang biasanya berukuran kecil dan sifatnya bergerombol schooling, antara lain ikan layangan dan petek. Alat tangkap ini sangat efektif untuk menangkap ikan layangan dan ikan teri. Apabila sedang musim ikan layangan dan teri, bagan dapat menangkap ikan layangan dan teri antara 4 – 6 ton dalam satu malam. Tabel 16 dan Gambar 6 menunjukkan perkembangan alat penangkapan ikan di Pangandaran sejak tahun 2003 – 2007.