Indikator kemudahan Tingkat Kesejahteraan Nelayan

8.1.8 Indikator kemudahan melakukan olahraga

Kemudahan melaukan olahraga dapat dilihat dari sering tidaknya responden melakukan olahraga. Responden yang sering melakukan olahraga hanya 2 keluarga 6,67, 4 keluarga 13,33 cukup sering melakukan olahraga dan 24 keluarga 80 menyatakan jarang melakukan olahraga. Berdasarkan data-data yang terdapat pada 11 indikator kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik pada SUSENAS 1991 diacu dalam Sobari dan Suswanti 2007 yang dimodifikasi menjadi tiga kategori tingkat kesejahteraan, yaitu tingkat kesejahteraan tinggi skor 27-35, tingkat kesejahteraan sedang skor 19-26 dan tingkat kesejahteraan rendah skor 1-18. Rumah tangga nelayan Pangandaran yang sudah termasuk dalam kategori tingkat kesejahteraan tinggi ada 26 keluarga 86,67 dan hanya 4 keluarga 13,33 yang termasuk kategori tingkat kesejahteraan sedang Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kontribusinya kecil 4,73 karena hanya satu aktivitas wisata yang diteliti, aktivitas wisata pantai ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan Pangandaran, sehingga masuk dalam kategori tingkat kesejahteraan tinggi. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Radiawan, et al. 1991 bahwa aktivitas pariwisata sedikit banyak akan berdampak terhadap masyarakat sekitarnya baik positif maupun negatif. Salah satu dampak positifnya adalah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini tebukti dengan aktivitas wisata pantai di Pangandaran yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan rumah tanga nelayan di Pangandaran.

8.2 Kontribusi Aktivitas PPI Pangandaran dan Wisata Pantai

Pangandaran terhadap KesejahteraanPendapatan Nelayan 8.2.1 Kontribusi aktivitas PPI Pangandaran terhadap pendapatan nelayan Nilai produksi ikan yang didaratkan di PPI Pangandaran selama kurun waktu 5 tahun yaitu 2003 – 2007 menunjukan trend peningkatan, dengan nilai produksi tertinggi terjadi pada tahun 2004 triwulan IV yaitu 279,39 ton atau setara dengan nilai produksi sebesar Rp8.607.356.000,00 dan nilai produksi terendah terjadi pada tahun 2007 triwulan II 72,95 ton atau setara dengan nilai produksi sebesar Rp 959.397.900,00. Hasil wawancara dan pengamatan diperoleh hasil bahwa sangat sedikit sekali hasil tangkapan yang dijual nelayan kepada bakul atau pedagang ikan tanpa melalui proses pelelangan di PPI, hal ini berarti bahwa keberadaan PPI di Pangandaran sangat berperan membantu nelayan dalam memasarkan ikan dengan harga yang layak sehingga harga tidak terlalu jatuh. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung keberadaan PPI Pangandaran sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan nelayan.

8.2.2 Kontribusi aktivitas wisata pantai terhadap pendapatan nelayan Pangandaran

Selama kurun waktu 5 tahun jumlah wiatawan yang datang ke Pangandaran mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2006 yang mengalami penurunan drastis. Penurunan ini hanya bersifat sementara karena dipengaruhi oleh terjadinya bencana dan musibah di sejumlah objek wisata yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran, namun secara umum terjadi kecenderungan meningkat. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan berarti mengingkatkan pula pendapatan yang diterima oleh Pemda Kebupaten Ciamis baik yang diperoleh melalui penerimaan tiket atau pun retribusi, dengan mengetahui bahwa harga tiket masuk ke kawasan pantai Pangandaran saat itu mencapai Rp 3.000,00, maka pada tahun 2007 pemerintah daerah Kabupaten Ciamis memperoleh pendapatan sebesar Rp3.147.273.000,00. Data pendapatan non tiket baik yang diperoleh penginapan, cagar alam dan restoran tidak didapatkan tetapi berdasarkan setoran Pajak Pertambahan Nilai PPN di Dinas Pendapatan Darah Dispenda Kabupaten Ciamis yang mencapai Rp33.556.000,00, maka dapat diestimasi pendapatan pada sektor tersebut mencapai lebih dari 3 miliar per tahun. Jika melihat nilai ekonomi aktivitas wisata pantai Pangandaran, maka kontribusi wisata masih bisa ditingkatkan sampai dua kalinya sesuai dengan nila ekonomi wisata pantai Pangandaran, yaitu sebesar Rp6. 817.129.634,00 per tahun. Melihat besarnya pendapatan yang diperoleh oleh pengelola kawasan pariwisata Pantai Pangandaran, maka diperlukan suatu alternatif yang nyata untuk