Prolog Revitalisasi penciptaan bi'ah lughawiyyah dalam pengembangan keterampilan Bahasa Arab

1 REVITALISASI PENCIPTAAN BIAH LUGHAWIYYAH DALAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BAHASA ARAB Oleh Muhbib Abdul Wahab  ثحبلا صخلم نإ نيوكت ةيوغللا ةئيبلا ةيبرعلا نيكمت يف رثأا غلاب رثؤت ةئيبلا نأ ،يرورض ةيما يدلا لاو نيسردملا ىلع لمعلا نأ ريغ . جو نسحأ ىلع عبرأا ةيوغللا تاراهملا ريوطت نم باط ،ةئيبلا قلخ ءازإ تايدحتلا ضعب ةمثو .اهس ارمأ سيل دوجولا زيح يلع اهقيقحتو ةئيبلا نيوكت نم ديجلا ةلواحملاو ةودقلا مدع اه يب ةسائر ةئي نم ةي عملا تاهجلا نم ةلعافلا ةكراشملاو ة ردملاو ةيلكلا تاذ ةيرشبلا دراوملاب ةيرث ةعماجلا ذ نإف كلذ مغرو .نيفظوملاو باطلاو نيس تايجتاريتسا عضن نأ ايرورض حبصأ ،ا نمو .ةليب لا ةيوغللا جماربلا ذ قيقحتل ةءافكلا و ،ةلاعفلا ةيبرعلا ةيوغللا ةئيبلا قيقحت يف ةلماكتم ةيعامتجاو ةيوغلو ةيملع سسأ ىلع ي بم كلذ ةيفاقثو ريفوت بناج ىلإ ،ةلصاوتملا جماربلا مسرو ،عيمجلا ةكراشمو ،ميدقتلا ةيولوأ عضو نم قلخ ىلع ةدعاسملا ةيلاملا فيلاكتلا ةينازيم ءاطعإو ةددعتملا طئاسولاو تايهستلاو قفارملا .ةئيبلا Kata Kunci: Revitalisasi, penciptaan lingkungan berbahasa Arab, keteladanan dan komitmen bersama.

A. Prolog

Senin, 3 Oktober 2005, tampaknya merupakan hari yang cukup bersejarah bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karena, pada hari itu, para guru besar bahasa Arab dan Inggris, pimpinan fakultas, para dosen dan mahasiswa dari jurusan PBA dan PBI melakukan launching yang pada intinya bahwa lantai IV merupakan zona wajib berbahasa asing Arab dan Inggris. Meskipun ide penciptaan lingkungan berbahasa asing itu bukan hal baru dalam proses pembelajaran bahasa, launching tersebut setidak-tidaknya mempunyai tiga arti penting sebagai berikut. Pertama, pimpinan fakultas dan sivitas akademika FITK, khususnya jurusan PBA dan PBI, mulai menyadari pentingnya pemahiran bahasa asing secara aktif sebagai sebuah nilai kompetetif bagi calon alumninya. Seperti ditegaskan oleh Prof. Dr. Rosyada, MA., Dekan FITK, bahwa seiring dengan otonomi daerah dan tuntutan globalisasi, setiap daerah harus mempunyai lembaga pendidikan bertaraf internasional. Karena itu, calon guru yang nantinya mengabdikan diri pada lembaga  Penulis adalah Dosen PBA FITK Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; kini sedang menyelesaikan program S3 pada almamaternya. 2 pendidikan itu disyaratkan mampu berkomunikasi aktif dalam bahasa Arab danatau Inggris. Jurusan PBA dan PBI FITK diharapkan mampu merespon tuntutan tersebut. Kedua, komitmen untuk serius membenahi kekurangan kita dalam pembela- jaran bahasa asing selama ini, yaitu minimnya atmosfer bahasa asing di lingkungan kampus ini, mulai ditumbuh-kembangkan. Momentumnya pun sangat tepat, seiring dengan suksesi pimpinan fakultas, yang pada umumnya berjiwa muda dan dinamis. Karena itu, menjadi harapan kita semua, sikap istiqâmah kita dalam berbahasa asing, setidak-tidaknya ketika berada di lantai IV gedung FITK dapat dikembangkan, dipelihara dan dirawat. Tantangan terbesar dalam penciptaan lingkungan berbahasa asing, biasanya, bermula dari minimnya keteladanan dari pihak-pihak yang seharusnya diandalkan, seperti: pimpinan fakultas, ketua-ketua jurusan dan dosen-dosen bahasa Arab dan Inggris, dan kurangnya pembiasaan sivitas akademika mendayagunakan bahasa asing sebagai perkuliahan, termasuk pewajiban penggunaan literatur berbahasa asing. Hal ini, antara lain, disebabkan oleh pandangan yang kurang tepat dari sebagian dosen, bahwa perkuliahan dengan bahasa Indonesia saja belum tentu dapat dipahami secara baik, apalagi dengan bahasa asing. Menurut penulis, bagaimana mahasiswa akan bisa berbahasa asing, kalau para pimpinan dan dosen tidak memulai dan memberi contoh yang baik. Ketiga, launching tersebut juga meneguhkan persemaian benih-benih penciptaan lingkungan berbahasa asing yang sudah dirintis sebelumnya oleh Muhbib dan Suwito di kampus ini, seperti: jumatan dengan tiga bahasa: Arab, Inggris dan Indonesia di masjid al-Jâmiah yang telah di-launching sejak 2000 oleh Direktur Ditperta saat itu, Dr. Komaruddin Hidayat, MA., dan penerbitan lembaran jumat al- Syarîf dalam bahasa Arab dan Inggris, Akhbâr al-Jâmiah, dan UIN News. Bahkan jurusan PBA sejak 1987 telah menerbitkan majalah bulanan al-Nasyâth 1 sebagai media eskpresi mahasiswa dan dosen PBA, dan pada tahun berikutnya, beberapa mahasiswa PBA juga membentuk Forum Ulinnuha sebagai wadah diskusi bulanan dalam bahasa Arab yang dilangsungkan secara bergantian di rumah beberapa dosen 1 Sebelum majalah ini terbit, terlebih dahulu diterbitkan sebuah majalah dinding berbahasa Arab, al-Nasyâth. Penerbitan majalah ini sebetulnya dimotivasi oleh Prof. Dr. HD. Hidayat, MA. Ketua Jurusan Bahasa Arab saat itu, yang pada masanya juga sudah pernah menerbitkan majalah dengan nama yang sama. Majalah ini sempat terbit 7 edisi secara berturut-turut Agustus 1987- Pebruari 1988, kemudian terbit dua edisi lagi, lalu sempat mati suri, lalu reinkarnasi satu edisi, mati suri kembali, dan al-hamdulillâh reinkarnasi lagi dalam dua edisi pada 2005 pada masa Prof. Dr. Aziz Fachrurrozi, sebagai Ketua Jurusan. 3 PBA, seperti: Dr. Mohammad Matsna, MA. dan Almarhum Drs. Muhammad Mansur. Dengan demikian, benih-benih penciptaan lingkungan berbahasa Arab di FITK ini sesungguhnya sudah lama ditanam, namun pertumbuhan dan perkembangannya mengalami pasang-surut. Persoalananya kemudian adalah: Bagaimana upaya penciptaan lingkungan bahasa Arab di FITK maupun di UIN ini dapat direvitalisasi dan dikembangkan menjadi sebuah model yang dapat memahirkan sivitas akademika PBA dan lainnya, sehingga jurusan ini dapat menjadi percontohan dalam pengembangan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia? Tulisan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan tersebut dengan dilandasi oleh sebuah asumsi dasar bahwa kita belum terlambat untuk menciptakan suasana lingkungan berbahasa Arab di kampus ini, jika kita semua berkomitmen untuk itu.

B. Lingkungan sebagai Subsistem Pembelajaran