16
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TANAMAN NILAM
Nilam merupakan salah satu jenis tanaman yang menghasilkan minyak atsiri. Tanaman nilam bukanlah tanaman asli indonesia. Terdapat ± 80 jenis tanaman nilam yang tersebar di Asia
Selatan, Asia tenggara, China dan Jepang serta satu varietas di Australia. Pada abad 19, terdapat dua varietas tanaman nilam yang terkenal yaitu Pogostemon Cablin Benth dan Pogostemon
Heuneanus. Penanaman Pogostemon Cablin Benth sebagai penghasil minyak atsiri pertama kali
kemungkinan dilakukan di Penang, Malaysia pada abad 19 menggunakan tanaman dari Filipina. Pogostemon Cablin Benth
yang ditanam di Malaysia kemudian dibawa ke Jawa pada tahun 1895 dan Sumatera pada tahun 1910. Pada tahun 1920 produksi minyak nilam dikembangkan di Aceh
Sumatera Utara. Sedangkan Pogostemon Heuneanus, tersebar luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Pogostemon Heuneanus berasal dari India Utara dan Srilanka kemudian menyebar ke
Indonesia dan Filipina Oyen dan Dung 1998. Di Indonesia, Tanaman nilam merupakan tanaman yang budidayanya tersebar di berbagai wilayah yaitu di Aceh seluruh wilayah,
Sumatera Nias, Tapanuli, dan Dairi, Bengkulu daerah transmigran Kuro Tidur, Lampung, Sumatera Barat, Jawa Barat Garut, Tasikmalaya, dan Majalengka, Jawa Tengah Purwokerto,
Pemalang, Banjarnegara dan di beberapa daerah lainnya Rajagukguk 2009. Berdasarkan penelitian Nuryani 2006a, tanaman nilam di Indonesia dibedakan
menjadi tiga jenis berdasarkan karakter morfologi, kandungan dan kualitas minyak dan ketahanan terhadap biotik dan abiotik. Ketiga jenis minyak nilam tersebut yaitu:
1. Pogostemon Cablin Benth nilam aceh, mempunyai bulu rambut dibagian bawah daun sehingga daun tampak pucat
2. Pogostemon Hortensis nilam sabun, mempunyai daun yang lebih tipis bila dibandingkan dengan Pogostemon Cablin Benth.
3. Pogostemon Heuneanus nilam jawa, merupakan tanaman nilam yang dalam proses bunganya cepat
Nuryani 2006a
Gambar 1. Tanaman Nilam aceh dan Nilam jawa
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika 2008.
Diantara ketiganya, nilam yang paling banyak ditanam dan luas penyebarannya adalah nilam aceh karena kadar dan kualitas minyak yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan
yang lain. Nilam aceh merupakan tanaman yang berasal dari Filipina. Berdasarkan penelitian Nilam jawa
Nilam aceh
17
yang telah dilakukan oleh Balai Tanaman Obat dan Aromatika diperoleh 3 varietas yang unggul yaitu Tapak Tuan, Lhokseumawe dan Sidikalang Nuryani 2006a. Bentuk dari ketiga varietas
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Tanaman Nilam Aceh Varietas Lhokseumawe
Gambar 3. Tanaman Nilam Aceh Varietas Tapak Tuan
Gambar 4. Tanaman Nilam Aceh Varietas Sidikalang Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2007
Masing-masing varietas tanaman nilam tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan serta perbedaan karakter morfologi, sifat fisika kimia minyak dan ketahanan terdahap penyakit
seperti yang tercantum pada tabel 1 dan 2 dibawah ini. Tabel 1. Produksi Terna Kering, Kadar Minyak, Produksi Minyak dan Kadar Patchouli alcohol 3
Varietas Nilam. Varietas
Produksi Terna Kering tonHa
Kadar Minyak Produksi
Minyak kgHa
Kadar Patchouli alcohol
Tapak Tuan 19.70-110.00
2.07-3.87
111.50-622.26
28,69-39.90 Lhokseumawe
19.58 - 59.20 2.00-4.14
125.83-380.06
29.11-34.46 Sidikalang
13.66-108.10 2.23-4.23
78.90-624.89 30.21-35.20
Nuryani 2006b
3
18
Tabel 2. Ciri Varietas Nilam. Varietas
Tapak Tuan Lhokseumawe
Sidikalang Asal
NAD NAD
Sumut Panjang cabang primer cm
46-66 38-63
43-62 Panjang cabang sekunder cm 20-45
20-35 26-34
Bentuk daun Delta, bulat telur Delta, bulat telur
Delta, bulat telur Pertulangan
Menyirip, Menyirip
Menyirip Warna daun
Hijau Hijau
Hijau keunguan Panjang daun cm
6.47-7.52 6.23-6.75
6.30-6.45 Lebar daun cm
5.22-6.39 5.16-5.36
4.88-6.26 Panjang tangkai daun cm
2.667-4.13 2.66-4.28
2.71-3.34 Jumlah dauncabang primer
35.37-157.84 48.05-118.62
58.07-130.43 Pangkal daun
Rata, membulat Datar, membulat
Rata, membulat Ketahanan terhadap penyakit
Meloidogyne incognita Sangat rentan
Rentan Agak rentan
Pratylenchus bracyrus Sangat rentan
Agak rentan Agak rentan
Rodhopolus similis Rentan
Rentan Agak rentan
Raistonia solanacearum Sangat rentan
Rentan Toleran
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 2007
Faktor penting yang menentukan keunggulan tanaman nilam sebagai penghasil minyak atsiri adalah produksi, kadar dan mutu minyak serta ketahanan terhadap penyakit. Komponen
mutu yang terdapat dalam minyak nilam diataranya yaitu warna dan aroma yang pada dasarnya dipengaruhi oleh komponen yang terdapat pada minyak nilam tersebut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar dan mutu minyak nilam diantaranya adalah genetis jenis, budidaya, lingkungan, panen dan pasca panen Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika 2008.
Untuk mendapatkan minyak nilam yang bermutu tinggi, tanaman nilam yang ditanam harus merupakan tanaman dari varietas unggul yaitu tanaman yang memiliki produktifitas, kadar
minyak dan kemampuan adaptasi yang tinggi. Aspek varietas saja tidak akan cukup untuk mendapatkan minyak dengan kualitas yang tinggi. Aspek tersebut harus didukung oleh aspek
budidaya dan lingkungan sebagai salah satu faktor non genetis yang penting dalam penentuan tinggi rendahnya mutu dan rendemen minyak nilam yang dihasilkan. Aspek budidaya yang
harus diperhatikan diantaranya adalah persiapan bahan tanaman dan persemaian, persiapan lahan dan penanaman, pemeliharaan, pengendalian organisme pengganggu tanaman dan pola tanam.
Aspek lingkungan yang akan mempengaruhi bagian tanaman dalam memproduksi atau membentuk kelenjar minyak adalah intensitas cahaya matahari, karakteristik tapak tumbuh dan
iklim. Kondisi lingkungan lainnya yang harus diperhatikan adalah kesesuaian antara lahan dengan iklim untuk tanaman nilam, ketinggian tempat, jenis tanah dan ketersediaan air. Faktor-
faktor tersebut merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas minyak yang dihasilkan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika 2008. Proses
pertumbuhan yang berlainan sebagai hasil input lingkungan yang berlainan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan morfologis maupun fisiologis tanaman. Sebagai hasil perpaduan
4
19
pertumbuhan morfologis maupun fisiologis yang berbeda, maka kemungkinan akan mempengaruhi mutu dan rendemen minyak nilam Hidayat dan Sutrisno 2006.
Nilam dapat tumbuh di dataran rendah hingga sedang 0-700 mdpl. Nilam yang ditanam pada ketinggian tersebut biasanya memiliki kadar minyak yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilam yang ditanam pada ketinggian lebih dari 700 mdpl. Nilam dapat tumbuh di berbagai jenis tanah yaitu andosol, latosol, regosol, podsolik dan kambisol Pusat
Penelitian dan Pengambangan Perkebunan, 2007. Nilam akan tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur dengan humus tinggi, curah hujan 1750-3500 mmth dan kelembaban udara 70-
90 Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika 2008. Tabel 3 . Kriteria Kasesuaian Tanah dan Iklim.
Parameter Tingkat kesesuaian
Sangat sesuai Sesuai
Kurang sesuai Tidak sesuai
1. Ketinggian m dpl 100-400
0-700 700
700 2. Jenis tanah
Andosol, latosol
Regosol, podsolik,
kambisol Lainnya
Lainnya
3. Drainase Baik
Baik Agak baik
Terhambat 4. Tekstur
Lempung Liat
berpasir Lainnya
Lainnya 5. Kedalaman air cm
100 75-100
50-75 50
6. pH keasaman 5.5-7
5-5.5 4.5-5
4.5 7. Curah hujan mm
2300-3000 3000-3500
3500 5000
8. Jumlah bulan basah curah hujan 200
mmbulan 10-11
9-10 9
8
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007
Pemanenan tanaman nilam dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan untuk panen pertama dan panen selanjutnya dapat dilakukan setiap 4 bulan sampai tanaman berumur tiga
tahun Nuryani 2006a. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dengan tujuan agar kandungan minyak yang terdapat dalam tanamannya lebih tinggi. Hasil panen selanjutnya
dikering-anginkan selama 3-5 hari sampai kadar airnya mencapai 15. Daun yang telah kering harus langsung disuling agar produksi minyak tidak turun Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatika 2008.
2.2 MINYAK NILAM