ANALISIS PCA HASIL DAN PEMBAHASAN

43

4.3 ANALISIS PCA

Data hasil dari penelitian ini merupakan data yang memiliki beberapa variabel terkait yang memiliki korelasi satu sama lain. Untuk lebih memudahkan dalam melakukan analisis, maka digunakan analisis multivariate menggunakan Principal Component Analysis PCA. PCA digunakan karena metode ini dapat menyederhanakan dan mendeskripsikan hubungan antara beberapa variabel terkait. PCA akan mengurangi variasi ini dengan mengelompokkan data tersebut ke dalam variabel-variabel yang bernama Principal Component. Penentuan jumlah Principal Component yang akan diinterpretasikan dilakukan dengan melihat nilai eigenvalue dimana komponen yang memiliki nilai eigenvalue lebih besar dari 1 dan data yang memiliki proporsi sebesar 70, 80, atau 85 dalam sampel akan diinterpretasikan Lawless dan Heyman 1998. Untuk memudahkan dalam menganalisis perbedaan dan persamaan antar minyak nilam, maka data yang diperoleh diolah menggunakam Principle Component Analysis PCA. PCA digunakan karena pada data ini juga terjadi multilinearitas terdapat banyak komponen yang dianalisis dan masing-masing komponen mencirikan suatu hal yang sama pada setiap sampel. Hasil analisis PCA 1 First Component 39.9 digambarkan searah sumbu X dan PCA 2 Second Component 59.7 digambarkan searah sumbu Y merupakan hasil analisis dari indeks sintesis yang mengkombinasikan linear variabel-variabel awal dan ditunjukkan dengan grafik Bi- plot seperti pada gambar 8. Gambar 8. Grafik Bi-plot dari Komponen Keseluruhan Minyak Nilam 8 6 4 2 - 2 - 4 -6 - 8 5,0 2,5 0,0 - 2,5 - 5,0 - 7,5 PCA 1 3 9 ,9 P C A 2 5 9 ,7 K58 K57 K56 K55 K54 K53 K52 K51 K50 K49 K48 K47 K46 K45 K44 K43 K42 K41 K40 K39 K38 K37 K36 K35 K34 K33 K32 K31 K30 K29 K28 K27 K26 K25 K24 K23 K22 K21 K20 K19 K18 K17 K16 K15K14 K13 K12 K11 K10 K9 K8 K7 K6 K5 K4 K3 K2K1 Biplot of Component PCA 1 menerangkan 39.9 perbedaan pada data. Sedangkan PCA 2 menerangkan 59.7 perbedaan tambahan pada data. Gambar tersebut mampu memberikan informasi sebanyak 99.6 dari keseluruhan informasi data yang ada. PCA memang menghendaki adanya pengurangan perbedaan sebesar-besarnya tetapi juga tidak menginginkan banyak informasi yang hilang dari pengurangan tersebut. Untuk itu, grafik Bi-plot hanya mencantumkan dua nilai PCA. Selain karena alasan grafik tersebut berbentuk dua dimensi, pencantuman PCA yang hanya dua disebabkan karena PCA 1 dan PCA 2 memuat informasi penting yang lebih banyak. Hal tersebut Kuningan Bengkulu Malang Kuningan Indesso Kuningan TIN Kutai Timur Padang Sidempuan Pak-pak Barat Jambi Pasaman Sumedang Sibolga 29 44 dapat dilihat dari nilai eigenvalue nya. Semakin besar nilai eigenvalue berarti semakin banyak informasi penting yang didapat dan begitu pula sebaliknya semakin kecil nilai eigenvalue berarti semakin tidak mengandung informasi penting apa-apa Cherhati, 2008. Berdasarkan hasil analisis Bi-Plot diatas, keseluruhan sampel minyak dapat di kelompokkan menjadi 4 kelompok berdasarkan persamaan dan perbedaan komponen yang dimiliki oleh sampel minyak satu dengan yang lainnya. Kelompok pertama terdiri dari minyak nilam dari Kuningan, Malang, Bengkulu dan nilam Kuningan yang disuling di PT. Indesso Aroma Kuningan Indesso. Kelompok pertama ini memiliki komponen α-Bulnesene, α- Guaiene, -Selinene, -Caryophyllene yang persentasenya berdekatan dan lebih besar dibandingkan dengan minyak dari daerah lain. Komponen Germacrene A pada kelompok pertama ini memiliki persentase berdekatan dan lebih tinggi dibandingkan sampel minyak nilam lainnya dan pada minyak nilam Kuningan Indesso komponen ini persentasenya paling tinggi. Kelompok kedua terdiri dari minyak nilam dari Sibolga, Sumedang, Pasaman, Jambi dan Pak-pak Barat. Minyak nilam dari daerah-daerah tersebut memiliki komponen α-Guaiene, Seychellene, CEDR-8-15-en-9 alpha-ol, Khusinol, dan Aristolone dengan persentase area yang hampir mirip persentasenya berdekatan. Kelompok ketiga terdiri dari minyak nilam dari Padang sidempuan. Kelompok ketiga ini memiliki komponen -Pinene yang persentase areanya paling kecil dibanding minyak dari daerah lainnya, Copaene yang tidak dimiliki oleh minyak dari daerah lain serta Corymbolone yang persentase areanya paling tinggi dibanding sampel minyak dari daerah lainnya. Kelompok keempat terdiri dari minyak nilam dari Kuningan yang disuling di laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB dan Kutai timur. Minyak nilam dri daerah-daerah tersebut memiliki komponen CEDR-8-15-en-9 alpha-ol, - Patchoulene yang persentase areanya paling tinggi dibanding minyak dari daerah lainnya dan Patchoulene persentase areanya berdekatan. 30 45

V. SIMPULAN DAN SARAN