Aerasi Hipolimnion TINJAUAN PUSTAKA

6 tidak mengalami pencampuran, dan memiliki densitas air yang lebih besar. Lapisan ini cenderung mengandung oksigen terlarut yang rendah dan relatif stabil Goldman Horne 1983.

2.3. Aerasi Hipolimnion

Aerasi hipolimnion digunakan pertama kali di Danau Bret, Swiss Mercier Perret 1949 in Cooke et al. 2005. Aerasi tersebut merupakan teknik manajemen danau yang dirancang untuk mengurangi kondisi anoksia di lapisan hipolimnion dan masalah-masalah yang terkait. Tujuan utama dari aerasi hipolimnion adalah untuk meningkatkan konsentrasi oksigen hipolimnion tanpa merusak stratifikasi kolom air dan pemanasan air di lapisan hipolimnion tersebut. Menurut McQueen Lean 1986 in Burris 1998 adanya aerasi hipolimnion berpengaruh terhadap kualitas air dan ekosistem danau. Beberapa pengaruh tersebut adalah 1 sistem aerasi yang dirancang dengan baik tidak akan merusak stratifikasi dan tidak meningkatkan suhu air secara signifikan di lapisan hipolimnion; 2 konsentrasi oksigen hipolimnion meningkat; 3 konsentrasi besi, mangan, H 2 S, dan metana menurun; 4 tingkat klorofil biasanya tidak berubah. Aerasi juga dapat menurunkan konsentrasi fosfor. Ada beberapa desain alat aerasi hipolimnion. Fast Lorenzen 1976 in Cooke et al. 2005 memeriksa ada 21 desain dan mengelompokkannya ke dalam tiga kategori: 1 agitasi mekanik; 2 injeksi oksigen murni; dan 3 injeksi udara. Pada sistem aerasi agitasi mekanik, air dipompa dari lapisan hipolimnion ke dalam sebuah wadah yang terletak di permukaan danau kemudian air diberikan aerasi untuk meningkatkan transfer oksigen dari fase gas ke fase cair. Air yang telah diaerasi tersebut kemudian dikembalikan lagi ke lapisan semula. Sistem aerasi ini bukan sistem yang popular dan pertukaran gas relatif tidak efisien, tetapi terbukti berhasil dalam sejumlah kasus Pastorak et al. 1982 in Cooke et al. 2005. Metode aerasi dengan injeksi oksigen dilakukan dengan menaikkan air dari lapisan hipolimnion, kemudian diberikan oksigen murni dengan tekanan tinggi. Setelah itu, air dikembalikan lagi ke lapisan hipolimnion. Metode ini digunakan untuk meningkatkan efisiensi pertukaran gas Fast Lorenzen 1976 in Cooke et al. 2005. Metode injeksi udara melalui sistem pengangkatan lift systems merupakan metode yang paling populer untuk aerasi hipolimnion. Metode ini memindahkan air dari hipolimnion ke permukaan perairan, kemudian mengekspos air tersebut dengan 7 udara compressed air sehingga terjadi peningkatan oksigen. Air beroksigen tersebut kemudian dikembalikan lagi ke kedalaman hipolimnion. Fast et al. 1976, Lorenzen Fast 1977, Pastorak et al. 1982 in Cooke et al. 2005 menemukan bahwa desain alat aerasi hipolimnion dengan sistem pengangkatan penuh full lift systems paling mahal dan lebih efisien dalam meningkatkan oksigen dibandingkan dengan sistem lainnya. Beberapa desain alat aerasi hipolimnion yang termasuk dalam kategori injeksi udara dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.4. Kecerahan