46.8 Resiliensi Nafkah Rumahtangga Petani Hortikultura Di Kawasan Bencana Letusan Gunung Sinabung

Hewan Ternak Sebagai Asset Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, sebagian rumahtangga menggunakan hewan ternak sebagai asset. Pemilihan hewan ternak dirasa cukup menguntungkan karena dapat dimanfaatkan kotorannya. Selain itu pemeliharaan ternak biasanya balik modal ketika dijual karena harga nya yang termasuk mahal Penjualan ternak ini dilakukan apabila umur ternak sudah mencukupi sehinggga digantikan dengan membeli ternak baru yang umurnya lebih muda dengan harga yang lebih murah. Berdagang di Penatapan Gunung Sinabung Berdagang menjadi salah satu alternatif yang dilakukan oleh sebagian besar rumahtangga di Desa Perteguhen karena Desa Perteguhen merupakan tempat terakhir yang aman, membuat banyak orang dari luar desa mengunjungi desa ini. Hal ini dimanfaatkan rumahtangga petani untuk membuka lapak tempat berdagang. Alternatif ini termasuk sangat menguntungkan rumahtangga petani yang terhambat pekerjaannya ke ladang. Berikut pemaparan Ibu ERS 36 tahun: “Jadi karena desa ini sangat banyak dikunjungi orang untuk melihat Gunung Sinabung, maka beberapa masyarakat disini membuka lapak untuk berdagang termasuk saya salah satunya. Untungnya lumayan, saya aja dapat Rp7 000 000 selama 2 bulan berdagang .” Menjadi Aron Buruh Tani di Kota atau di Desa Lain Strategi ini banyak dilakukan oleh rumahtangga Desa Jeraya. Lahan pertanian yang rusak parah membuat mereka harus mengungsi. Selama mengungsi, rumahtangga memanfaatkan kesempatan menjadi aron di kota atau desa lain sesuai dengan kebutuhan. Pekerjaan yang dilakukan juga beragam mulai dari penanaman, pemeliharaan atau panen hasil pertanian. Biasanya mereka yang mau bekerja akan dikumpulakan di suatu tempat dan dijemput oleh majikan yang memiliki lahan pertanian. Pemanfaatan Pengungsian Strategi ini juga hanya dilakukan oleh rumahtangga petani di Desa Jeraya. Hal ini dikarenakan kewajiban mereka untuk mengungsi karena kondisi Desa yang tekena lahar letusan Gunung Sinabung. Namun yang unik adalah rumahtangga hanya memanfaatkan pengungsian pada saat malam hari saja, sehingga bantuan tetap diterima oleh masing-masing rumahtangga, sedangkan pada siang hari rumahtangga bekerja sebagai aron atau pulang ke Desa Jeraya untuk mengerjakan lahan yang masih bisa dikerjakan. Pemanfaatan Pinjaman Seperti yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, rumahtangga di kedua desa memanfaatkan pinjaman untuk tetap bertahan hidup. Hal ini dapat dilihat bahwa kebanyakan rumahtangga memanfaatkan pinjaman baik ke bank,