Pengertian Tindak Pidana Pengertian Pidana dan Tindak Pidana

2. Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadikanyya orang yang baik dan berguna. 3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan serta rasa damai dalam masyarakat. 4. Membebaskan krasa bersalah pada terpidana 2 Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia.

b. Pengertian Tindak Pidana

Istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu strafbaar feit. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Belanda atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan tindak pidana tersebut. Kerena itu para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi dari istilah itu. 21 Istilah yang digunakan baik dalam perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagai literatur hukum sebagai terjemahan dari istilah strafbaar feit adalah : a. Tindak Pidana b. Peristiwa Pidana, digunakan oleh beberapa ahli hukum, misalnya Mr.R.tresna dan Pompe Pompe merumuskan bahwa straafbaar feit itu sebenarnya adalah tidak lain dari pada suatu tindakan yang menurut sesuatu rumusan undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum. Sedangkan R. Tresna 21 Martiman Prodjo Hamidjojo, Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta, PT.Paradnya Paramita, 1997, hal. 15 merumuskan bahwa peristiwa pidana itu adalah suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia, yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya, terhadap perbuatan mana yang diadakan tindakan penghukuman. 22 Peristiwa tidak saja menunjuk pada perbuatan manusia, melainkan mencakup pada seluruh kejadian yang tidak saja disebabkan oleh adanya perbuatan manusia semata, tetapi juga oleh alam, seperti matinya seseorang disambar petir atau tertimbun tanah longsor yang tidak penting dalam hukum pidana, baru menjadi penting dalam hukum pidana apabila kematian orang itu diakibatkan oleh perbuatan manusia baik aktif maupun pasif. c. Delik Sebenarnya berasal dari bahasa latin “delictum” juga digunakan untuk menggambarkan tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit. Delik merupakan perbuatan yang dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang tindak pidana. d. Pelanggaran pidana. e. Perbuatan yang boleh dihukum f. Perbuatan yang dapat dihukum g. Perbuatan pidana Istilah peristiwa pidana atau tindak pidana adalah sebagai terjemahan dari istila h bahasa Belanda “Strafbaar feit” atau “delict” . Menurut bahasa Indonesia di samping istilah peristiwa pidana untuk terjemahan “strafbaar feit” atau “delict” 22 Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal. 72 sebagaimana yang dipakai oleh Mr. R. Tresna dan E Utrecth dikenal pula beberapa terjemahan yang lain seperti: a. Tindak pidana b. Perbuatan pidana c. Pelanggaran pidana d. Perbuatan yang boleh dihukum e. Perbuatan yang dapat dihukum. 23 Tindak pidana bisa dijatuhkan hukuman pidana harus memenuhi unsur- unsur dari tindak pidana tersebut, seperti pendapat para ahli dibawah ini: Pompe mengatakan bahwa unsur dari strafbaar feit terdiri atas: a. Wederrechtelijkheid unsur melawan hukum b. Schuld unsur kesalahan c. Subsociale unsur bahayagangguanmerugikan 24 Menurut Moeljatno unsur-unsur atau elemen-elemen yang harus ada dalam suatu perbuatan pidana, adalah 25 : 1. Kelakuan dan akibat dapat disamakan dengan perbuatan. 2. Hal atau keadaan yang menyertai perbuatan. 3. Keadaan tambahan yang memberatkan pidana. 4. Unsur melawan hukum objektif yaitu sifat melawan hukum yang terletak pada keadaan objektif, yang merujuk kepada keadaan lahiriah yang menyertai perbuataan, yang tidak perlu dirumuskan lagi sebagai unsur atau 23 Kansil, 2004, Pokok-Pokok Hukum Pidana, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, Hal. 36-37 24 Mohammad Ekaputra, Dasar-dasar Hukum Pidana, USU Pres, Medan, 2013 hal.104 25 Ibid. Hal.110 elemen tersendiri yang menunjukkan bahwa perbuatan itu bertentangan dengan hukum. 5. Unsur melawan hukum subjektif adalah sifat melawan hukumnya suatu keadaaan tidak terletak pada keadaan objektif, tetapi terletak pada keadaan subjektif, yaitu terletak dalam hati sanubari terdakwa, atau dapat dikatakan bahwa sifat melawan hukumnya perbuatan tergantung kepada bagaimana sikap batinnya terdakwa.

6. Pengertian Pencurian