PENGETAHUAN DASAR DAN WAWASAN SENI TARI
BAB VII PENGETAHUAN DASAR DAN WAWASAN SENI TARI
A. Pengertian Tari
Banyak ahli mengemukakan definisi mengenai apakah tari itu?. Salah satunya adalah Curt Sachs yang mengemukakan bahwa tari merupakan gerak tubuh yang ritmis. Dalam tari, gerak tubuh manusia dipakai sebagai sarana mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pengalaman seniman kepada orang lain. Maka itu, tidak mengherankan apabila dikatakan bahwa tari menjadi salah satu Bahasa komunikasi seniman. Soedarsono menjelaskan bahwa tari adalah desakan manusia tentang “sesuatu” yang disalurkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Berdasarkan dari dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tari pada dasarnya 1) media atau Bahasa komunikasi dalam wujud gerak, 2) alat untuk mengungkapkan pikiran, kehendak, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain, 3) menggunakan gerak ekspresif.
Dahulu, sumber gerak tari berasal dari gerak tubuh manusia. Semua benda, baik mahluk hidup atau benda mati, yang ada disekitar kita dapat menjadi sumber gagasan gerak tari, misalnya gerak manusia ketika bekerja atau bermain, gerak tumbuh-tumbuhan, dan gerak hewan. Lalu gerak-gerak tesebut diolah, baik dari aspek tenaga, ruang, maupun waktunya, sehingga semata-mata menirukan gerak yang nyata, melainkan hasilnya berupa gerak tari yang ritmis dan indah. Proses gerak nyata menjadi halus disebut dengan proses menstilisasi, sedangkan proses perombakan mengubah gerak nyata menjadi gerak tari indah dan ritmis disebut dengan proses distorsi.
B. Unsur-Unsur Tari
Tari merupakan wujud ekspresi pikiran, kehendak, perasaan, dan pengalaman manusia yang cirinya menggunakan media gerak. Gerak merupakan unsur utama dalam tari yang dilengkapi dengan unsur-unsur pendukung sehingga membentuk suatu struktur yang disebut dengan tari.
1. Unsur Utama Tari
a. Gerak Gerak merupakan unsur utama tari. Gerak tari terjadi karena
pengaturan dari tiga aspek, yaitu tenaga, ruang, dan waktu. Tenaga adalah kekuatan yang mendorong terjadinya gerak karena adanya variasi dari gerak yang menggunakan tenaga berat dan ringan, kuat dan lemah.
Ada dua jenis gerak, yaitu gerak nyata (representasional) dan gerak maknawi. Gerak nyata adalah gerak yang menirukan aktivitas sehari- hari dan gerak maknawi adalah gerak yang mengandung makna, biasanya gerak dasarnya dari gerak sehari-hari, lalu diperhalus atau dirombak sehingga tidak terlihat tidak seperti gerak nyata.
b. Ruang Ruang adalah tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak
dalam artian harfiah adalah panggung atau pentas tempat untuk menari, baik panggung tertutup maupun panggung terbuka.
c. Waktu Pengertian waktu dalam tari adalah waktu yang diperlukan oleh
penari dalam melakukan gerak. Waktu dalam tari sangat tergantung dari 1) cepat lambatnya (tempo) penari dalam melakukan gerak, 2) penari dalam melakukan gerak. Waktu dalam tari sangat tergantung dari 1) cepat lambatnya (tempo) penari dalam melakukan gerak, 2)
2. Unsur Pendukung Tari Menurut La Meri (1965), unsur komposisi tari terdiri atas desain
lantai, desain atas, desain musik, dramatis, dinamika, tema, tata rias, dan busana, tata pentas, tata cahaya, serta tata suara.
Tari sebagai seni pertunjukan yang mementingkan keindahan bentuk tari sangat penting mengolah unsur utama dan unsur pendukung tari agar menjadi sebuah komposisi tari yang menarik dan penuh makna.
a. Desain Lantai Desain lantai atau floor design adalah garis-garis dilantai yang
dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok.
b. Desain Musik Desain musik adalah pola ritmis dalam sebuah tari. Pola ritmis dalam tari timbul karena gerakan tari yang sesuai dengan melodi. Gerakan tari yang sesuai dengan harmoni dan gerakan tari yang sesuai dengan frasa musik. Maka dari itu, fungsi musik dalam tari dapat dibedakan menjadi 3 seperti berikut :
1. Musik sebagai pengiriring tari adalah musik yang dibuat khusus untuk suatu tari. Hal ini berfungsi untuk mengiringi tari sehingga ritme musik (melodi,harmoni,frasa) selaras dengan ritme gerak tarinya.
2. Musik sebagai ilustrasi adalah musik yang difungsikan hanya untuk penjelas. Gerak tari tidak terkait dengan 2. Musik sebagai ilustrasi adalah musik yang difungsikan hanya untuk penjelas. Gerak tari tidak terkait dengan
3. Musik sebagai ilustrasi yang membantu penciptaan suasana adalah musik yang memperkuat suasana adegan.
c. Desain Dramatis Desain dramatis adalah tahapan-tahapan emosional untuk
mencapai Klimaks dalam sebuah tari. Tahap-tahap emosional ini perlu ada dalam sebuah tari agar tarian itu menjadi menarik dan tarian itu tidak terkesan monoton. Melalui tahapan ini, penonton dapat merasakan perbedaan tari bagian awal, kemudian semakain naik mencapai puncak yang paling menarik dan merupakan inti dari tarian itu.
d. Dinamika Dinamika adalah segala perubahan dalam tari karena adanya
variasi-variasi dalam tari tersebut. Dinamika dalam tari dapat menjadikan tarian itu menarik. Dinamika dalam tari dapat dicapai karena adanya variasi menggunakan tenaga dalam gerak, adanya variasi tempo dalam gerak, adanya variasi tinggi rendah (level) gerak, pergantian posisi penari, dan perubahan suasana. Jadi, arti penting dinamika dalam sebuah tari adalah tarian itu tidak membosankan dan tidak terkesan monoton.
e. Tema Tema adalah ide persoalan dalam tari. Sumber tema tari dapat
dari benda-benda di sekitar kita, peristiwa-peristiwa penting yang dari benda-benda di sekitar kita, peristiwa-peristiwa penting yang
f. Tata Rias, Tata Rambut, dan Tata Busana Tari Pengertiannya adalah rias wajah, tata rambut, dan pakaian yang dipakai penari untuk pementasan tari. Rias wajah dan pakaian untuk tujuan menari biasanya dibuat khusus untuk mendukung penampilan penari di atas pentas.
Sebagai pengetahuan, berikut ini diuraikan mengenai tiga jenis tata rias wajah:
1. Rias Korektif adalah rias wajah untuk tujuan memperbaiki bagian-bagian wajah yang tidak sempurna.
2. Rias Fantasi adalah rias wajah hasil dari angan- angan/imajinasi/
3. Rias Karakter adalah rias wajah untuk tujuan memperjelas karakter tokoh atau karakter tari.
Tata busana dalam tari biasanya dirancang sesuai dengan tema tarinya. Bahan untuk pakaian tari tidak harus dari kain yang indah dan mahal, dapat dibuat dari bahan apa saja yang ada disekitar kita, misalnya kertas, plastic, daun, dan potongan-potongan kain, yang penting harus disesuaikan dengan tema tari atau tokoh yang dimainkan.
g. Tata Pentas Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung
pagelaran tari. Di atas pentas, biasanya dilengkapi dengan seperangkat benda-benda alat yang berhubungan dengan tari.
Pentas dipahami dalam pengertian tempat menari atau dikenal dengan istilah panggung. Pengetahuan jenis panggung yang harus diketahui adalah ada dua jenis panggung, yaitu panggung tertutup dan panggung terbuka. Panggung tertutup dikenal dengan istilah prosscenium. Cirinya adalah penari dapat dilihat dari satu arah, yaitu depan penonton dan panggung ini berada dalam ruangan yang disebut dengan auditorium. Panggung terbuka adalah panggung di tempat terbuka dan berbentuk lingkaran. Bentuk arena bermacam-macam, diantaranya lingkaran, tapal kuda, dan setengah lingkaran.
h. Tata Cahaya Tata cahaya adalah seperangkat penataan cahaya di pentas.
Penataan cahaya dalam pergelaran tari dibuat untuk penerangan, memperkuat suasana tari, dan jika dalam drama tari, hal ini untuk memperjelas peristiwa dari suatu adegan. Sebelum ditemukan teknologi lampu modern yang menggunakan tenaga listrik, tata cahaya yang digunakan dalam pagelaran tari masih menggunakan obor dan lilin.
i. Tata Suara Tata suara adalah seperangkat alat sumber bunyi yang bertujuan sebagai pengaturan musik untuk pengiringan tari. Apabila suatu tarian diiringi dengan alat musik yang langsung dimainkan, dapat dikatakan bahwa tarian itu tidak memerlukan tata suara. Namun, apabila musik iringan tarian itu dengan media rekaman, tata suara menjadi penting sebab memerlukan pengaturan yang khusus dari alat-alat pemutar suara, misalnya i. Tata Suara Tata suara adalah seperangkat alat sumber bunyi yang bertujuan sebagai pengaturan musik untuk pengiringan tari. Apabila suatu tarian diiringi dengan alat musik yang langsung dimainkan, dapat dikatakan bahwa tarian itu tidak memerlukan tata suara. Namun, apabila musik iringan tarian itu dengan media rekaman, tata suara menjadi penting sebab memerlukan pengaturan yang khusus dari alat-alat pemutar suara, misalnya