Analisis Data

C. Analisis Data

1. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Setiap Pertemuan

Untuk mencari nilai rata-rata hasil belajar siswa setiap pertemuan yang diberikan dikelas X 1 MA Al-Fatah palembang dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif dan menggunakan metode pembelajaran konvensional di kelas X 2 MA Al-Fatah palembang untuk 2 kali pertemuan yang dapat dilihat pada lampiran, dan selanjutnya dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:

Sehingga didapat rata-rata hasil belajar siswa setiap pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:

Tabel 9

Rata-rata Hasil Belajar Siswa Setiap Pertemuan

Pertemuan Ke-

Kelas Rata-rata

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif di kelas eksperimen lebih baik dari daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional di kelas kontrol, Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif di kelas eksperimen lebih baik dari daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional di kelas kontrol,

2. Hasil Analisis Tes Akhir Siswa (Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen, berikut rangkuman hasil perhitungan berdasarkan persentase kategori.

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Pada Siswa Kelas Eksperimen

Baik Sekali

Sangat Kurang Jumlah

Dari hasil analisis data pada tabel menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata antara 86 −100 adalah 12 siswa dengan kategori baik sekali, jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata antara

71 −85 sebanyak 13 siswa dengan kategori baik, jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata 56 −70 sebanyak 4 siswa dengan kategori cukup, dan jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata 41 −55 sebanyak

3 siswa dengan kategori kurang. Ketuntasan belajar siswa sesuai indikator pencapaian pada materi aturan sinus dan kosinus, luas segitiga. Adapun untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung pada kelas kontrol, berikut rangkuman hasil perhitungan berdasarkan persentase kategori.

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Pada Siswa Kelas Kontrol

Baik Sekali

Sangat Kurang Jumlah

Dari hasil analisis data pada tabel menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata antara 86 −100 adalah 3 siswa dengan kategori baik sekali, jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata antara

71 −85 sebanyak 8 siswa dengan kategori baik, jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata 56 −70 sebanyak 10 siswa dengan kategori cukup, dan jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata 41 −55 sebanyak

10 siswa dengan kategori kurang, dan jumlah siswa yang memperoleh skor rata-rata 0 −40 sebanyak 2 siswa dengan kategori sangat kurang. Ketuntasan belajar siswa sesuai indikator pencapaian pada materi aturan sinus dan kosinus, luas segitiga.

Kemudian data tes akhir tersebut dianalisis menggunakan uji normalitas, homogenitas dan uji-t.

a) Uji Normalitas Data Dari tabel nilai tes matematika kelas eksperimen yang terdapat di lampiran didapat nilai tertinggi 98 dan nilai terendah 41 maka diperoleh: Nilai Tertinggi = 98 Nilai Terendah = 41 Rentang data (R) = nilai tertinggi – nilai terendah

Banyaknya kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 32 = 1 + 5,0 =6

K=6

Panjang kelas interval (P) =

Diambil panjang kelas interval (P) = 10

Tabel 12

Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

2 Nilai 2 f

fi.xi

Didapat f i= 32

f i .x i = 2546

i .x i =207738 Maka dapat dicari rata-rata ( 𝑥 ) dan simpangan baku (S i )

sebagai berikut:

f i .xi

.x 2 2 2 𝑛 f i i –( f i .xi )

= 166,83 S 1 = 12,916 Untuk menghitung frekuensi teoritis akan ditentukan terlebih dahulu:

1. Menentukan batas kelas (x i )

2. Menghitung Z untuk batas dengan rumus:

Z=

3. Menghitung kelas interval dengan melihat tabel F.

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (E i ) dengan mengalikan luas tiap kelas dengan banyaknya data, yaitu : L i .n Sehingga dengan ketentuan diatas dapat diperoleh hasil seperti yang tercantum pada tabel berikut:

Tabel 13 Daftar Distribusi Frekuensi yang Diharapkan dan Frekuensi Pengamatan Kelas Eksperimen

- - 50,5

Rumus statistik yang digunakan :

Untuk 𝛼 = 5% dari tabel didapat :

2 x 2 tabel =x (1-0,05) (k-1) =x 2

(0,95) (6 - 1)

X (0,95) (5)

= 11,1 Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa data

sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal,

2 karena x 2 hitung <x tabel pada taraf kepercayaan 𝛼 = 0,05. Sedangkan pada kelas kontrol dari tabel nilai tes matematika yang terdapat di lampiran didapat nilai tertinggi 90 dan nilai terendah

32 maka diperoleh: Nilai Tertinggi = 90 Nilai Terendah = 32 Rentang data (R) = nilai tertinggi – nilai terendah

Banyaknya kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 32 = 1 + 5,0 =6

K=6

Panjang kelas interval (P) =

Diambil panjang kelas interval (P) = 10

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol

2 Nilai 2 f

Didapat f i= 33

f i .x i = 2081,5

i .x i = 137498,3 Maka dapat dicari rata-rata ( 𝑥 ) dan simpangan baku (S i )

sebagai berikut: sebagai berikut:

Untuk menghitung frekuensi teoritis akan ditentukan terlebih dahulu:

1. Menentukan batas kelas (x i )

2. Menghitung Z untuk batas dengan rumus:

Z=

3. Menghitung kelas interval dengan melihat tabel F.

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (E i ) dengan mengalikan luas tiap kelas dengan banyaknya data, yaitu : L i .n Sehingga dengan ketentuan diatas dapat diperoleh hasil seperti yang tercantum pada tabel berikut.

Tabel 15 Daftar Distribusi Frekuensi yang Diharapkan dan Frekuensi Pengamatan Kelas Kontrol

E i O i 31,5

Rumus statistik yang digunakan :

X = 𝑘 𝑖=1

Untuk 𝛼 = 5% dari tabel didapat :

2 x 2 tabel = x (1-0,05) (k-1)

=x 2

(0,95) (6 - 1)

= X (0,95) (5)

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa data sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena

2 x 2 hitung < x tabel pada taraf kepercayaan 𝛼 = 0,05.

b) Uji Homogenitas Varians Berdasarkan pengujian dua populasi terbukti berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah pengujian homogenitas varians kedua sampel tersebut. Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel homogen atau tidak. Dengan kriteria

penguji adalah tolak H 0 jika F hitung ≥𝐹 1

dengan dk pembilang =

( v 1 -1) dan dk penyebut = ( v 2 -1).

F hit =

F 193,94 hitung = 166,83

Untuk 𝛼 = 5% dari tabel didapat :

F tabel =f (1 – 𝛼 ) (n – 1) (n – 1) =f (1 –0,05) (33–1) ( 32–1) =f (0,95 ) ( 32 ) ( 31 )

Dari hasil perhitungan diatas dimana derajat kebebasan untuk pembilang 32 dan penyebut 31 dengan taraf nyata 5% dari daftar distribusi didapat F 0,05 (32,31) = 1,82 karena F = 1,16 maka F ≤F (1- 𝛼 ),

( 𝑣 1 , 𝑣 2) sehingga terima H 0 . Dengan demikian diketahui bahwa varians kedua kelompok yang dibandingkan homogen.

c) Uji Hipotesis Rumus hipotesisnya:

H a 𝜇₁ 𝜇₂

(Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan Metode Konvensional)

H o 𝜇₁=𝜇₂

(Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif sama dengan hasil belajar siswa dengan Metode Konvensional)

Rumus statistik yang digunakan:

Dari perhitungan tes akhir siswa pada uji normalitas pada perhitungan sebelumnya didapat:

t hitung = 1 1

Kriteria Uji : Terima H o jika –t (1-1/2 𝛼 ) <t<t (1-1/2 𝛼 ) , selain itu ditolak. Untuk taraf signifikan 5% ( 𝛼 = 0.05) didapat: t 1

tabel = t (1 - 2 0,05 ) (32 + 33 – 2) = t (1 – 0,25 ) ( 63 )

=t ( 0,975 ) ( 63 )

= 1,999 Ternyata untuk 𝛼 = 0,05, t hitung > t tabel sehingga hipotesis H o ditolak, berarti H a diterima. Ini berarti ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan metode konvensional.