Karakteristik Ibu Balita Lama Kerja Hubungan Lama Kerja Ibu Penenun Ulos dengan Status Gizi Balita Hubungan Pola Asuh Penenun Ulos dengan Status Gizi Balita

4.1.3. Gambaran Usaha Ulos

Usaha ulos yang ada di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa adalah usaha milik sendiri oleh ibu penenun ulos yang terdiri dari 56 usaha dan berada di dalam rumah, namun yang memiliki balita sebanyak 35 ibu penenun ulos. Dalam satu 1 hari ibu mampu menenun ulos sebanyak 3 tiga helai dan ulos dikerjakan oleh ibu sendiri. Ulos yang sudah siap ditenun langsung dipasarkan ke pedagang ulos dalam setiap minggu dan biasanya dijual setiap hari Jumat di pasar. Ulos yang sudah siap ditenun dipasarkan bukan hanya ke satu toko saja, namun setiap ibu memasarkan ulosnya berlainan tempat antara penenun ulos sesuai dengan toko langganannya masing-masing. Pedagang yang membeli ulos tersebut ada yang di jual di tokonya sendiri dan ada juga di jual ke daerah lain. Hasil penjualan dari ulos merupakan sumber utama pencaharian keluaga dan biasanya langsung dipergunakan ibu untuk belanja sembako untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Penjualan 1 ulos berbeda-beda dan bervariasi tergantung kualitas ulos dan rata-rata penjualan mulai harga Rp. 30.000,- sampai Rp. 150.000,- ulos. Biasanya harga ulos yang dijual berkisar Rp. 30.000,- sampai Rp. 50.000,- dan kadang-kadang ada yang memesan sampai harga Rp. 150.000,-ulos.

4.2. Karakteristik Ibu Balita

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang berjumlah 35 orang. Karakteristik ibu yang dilihat meliputi: umur dan pendidikan ibu, seperti pada Tabel 4.1: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir No Karakteristik Jumlah 1 Umur 20-35 tahun 21 60,0 35 tahun 14 40,0 Jumlah 35 100,0 2 Pendidikan SD 2 5,7 SMP 11 31,4 SMA 22 62,9 Jumlah 35 100,0 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umur ibu penun ulos di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir sebahagian besar dengan umur 20-35 tahun sebanyak 21 orang 60,0 dan sebahagian kecil dengan umur 35 tahun sebanyak 14 orang 40,0. Pendidikan ibu sebahagian besar dengan pendidikan SMA sebanyak 22 orang 62,9 dan sebahagian kecil dengan pendidikan SD sebanyak 2 orang 5,7.

4.3. Karakteristik Balita

Objek dalam penelitian ini adalah balita dengan ibu yang berkerja sebagai penenun ulos yang berjumlah 35 orang. Karakteristik balita yang dilihat meliputi: umur dan jenis kelamin, seperti pada Tabel 4.2: Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir No Karakteristik Balita Jumlah 1 Umur 9-11 bulan 6 17,1 12-24 bulan 9 25,8 25-59 bulan 20 57,1 Universitas Sumatera Utara Jumlah 35 100,0 2 Jenis Kelamin Laki-laki 21 60,0 Perempuan 14 40,0 Jumlah 35 100,0 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umur balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir sebahagian besar dengan umur 25-59 bulan sebanyak 20 orang 57,1, umur 12-24 bulan sebanyak 9 orang 25,8 dan sebahagian kecil dengan umur 9-11 bulan sebanyak 6 orang 17,1. Jenis kelamin balita sebahagian besar dengan laki-laki sebanyak 21 orang 60,0 dan sebahagian kecil dengan perempuan sebanyak 14 orang 40,0.

4.3.1. Distribusi Balita Berdasarkan Umur dengan Status Gizi Indeks BBU

Distribusi balita berdasarkan umur dengan status gizi indeks BBU dapat dilihat pada Tabel 4.3: Tabel 4.3. Distribusi Balita Berdasarkan Umur dengan Status Gizi Indeks BBU di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Status Gizi BBU Total No Umur bulan Normal Kurang Sangat Kurang n n n n 1 9-11 bulan 4 66,7 2 33,3 6 100 2 12-24 bulan 9 100,0 9 100 3 25-59 bulan 15 75,0 2 10,0 3 15,0 20 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umur balita dengan status gizi indeks BBU adalah dari 6 balita pada kelompok umur 9-11 bulan sebahagian besar pada kategori status gizi normal yaitu sebanyak 4 orang 66,7, dari 9 balita pada kelompok umur 12-24 bulan semuanya pada kategori status gizi normal yaitu sebanyak 9 orang 100,0 dan dari 20 balita pada kelompok umur 25-59 bulan Universitas Sumatera Utara sebagian besar pada kategori status gizi normal yaitu sebanyak 15 orang 75,0. Walaupun pada tabel diatas terlihat bahwa seluruh kelompok umur sebahagian besar pada kategori status gizi normal, namun masih diperoleh status gizi kurang pada semua kelompok umur.

4.3.2. Distribusi Balita Berdasarkan Umur dengan Status Gizi Indeks TBU

Distribusi balita berdasarkan umur dengan status gizi indeks TBU dapat dilihat pada Tabel 4.4: Tabel 4.4. Distribusi Balita Berdasarkan Umur dengan Status Gizi Indeks TBU di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Status Gizi TBU Total No Umur bulan Normal Pendek Sangat Pendek n n n n 1 9-11 bulan 4 66,7 2 33,3 6 100 2 12-24 bulan 6 66,7 1 11,1 2 22,2 9 100 3 25-59 bulan 11 55,0 5 25,0 5 25,0 20 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umur balita dengan status gizi indeks TBU adalah dari 6 balita pada kelompok umur 9-11 bulan sebahagian pada kategori status gizi normal sebanyak 4 orang 66,7, dari 9 balita pada kelompok umur 12-24 bulan sebahagian besar pada kategori status gizi normal yaitu sebanyak 6 orang 66,7 dan dari 20 balita pada kelompok umur 25-59 bulan sebahagian besar pada kategori status gizi normal yaitu sebanyak 10 orang 50,0.

4.3.3. Distribusi Balita berdasarkan Umur dengan Status Gizi Indeks BBTB

Distribusi balita berdasarkan umur dengan status gizi indeks BBTB dapat dilihat pada Tabel 4.5: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Distribusi Balita Berdasarkan Umur dengan Status Gizi Indeks BBTB di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Status Gizi BBTB Total No Umur bulan Sangat Gemuk Gemuk Resiko Gemuk Normal Sangat Kurus n n n n n n 1 9-11 bulan 1 16,7 2 33,3 1 16,7 2 33,3 6 100 2 12-24 bulan 1 11,1 1 11,1 1 11,1 6 66,7 9 100 3 25-59 bulan 1 5,0 3 15,0 14 70,0 2 10,0 20 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umur balita dengan status gizi indeks BBTB adalah dari 6 balita pada kelompok umur 9-11 bulan sebahagian besar pada kategori status resiko gemuk dan sangat kurus yaitu masing-masing sebanyak 2 orang 33,3, dari 9 balita pada kelompok umur 12-24 bulan sebahagian besar pada kategori status gizi normal yaitu sebanyak 6 orang 66,7 dan dari 20 balita pada kelompok umur 25-59 bulan sebahagian besar pada kategori status gizi normal yaitu sebanyak 14 orang 70,0.

4.4. Lama Kerja

Untuk melihat lama kerja ibu penenun ulos di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir terlihat pada Tabel 4.6 : Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Lama Kerja Penenun Ulos di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir No Lama Kerja Jumlah 1 Normal 18 51,4 2 Berlebih 17 48,6 Jumlah 35 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa lama kerja penenun ulos sebahagian besar pada kategori normal sebanyak 18 orang 51,4 dan sebahagian kecil berlebih sebanyak 17 orang 48,6.

4.5. Pola Asuh

4.5.1. Praktek Pemberian Makan

Untuk melihat praktek pemberian makan pada balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir terlihat pada Tabel 4.7 : Tabel 4.7. Distribusi Balita Berdasarkan Umur dengan Praktek Pemberian Makan di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir No Umur bulan Praktek Pemberian Makan Total Baik Tidak Baik n n n 1 9-11 bulan 5 83,3 1 16,7 6 100 2 12-24 bulan 8 88,9 1 11,1 9 100 3 25-59 bulan 16 80,0 4 20,0 20 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa umur balita dengan praktek pemberian makan adalah dari 6 balita pada kelompok umur 9-11 bulan sebahagian besar pada kategori praktek pemberian makan baik sebanyak 5 orang 83,3, dari 9 balita pada kelompok umur 12-24 bulan sebahagian besar pada kategori praktek pemberian makan baik yaitu sebanyak 8 orang 88,9 dan dari 20 balita pada kelompok umur 25-59 bulan sebahagian besar pada kategori praktek pemberian makan normal yaitu sebanyak 16 orang 80,0. Universitas Sumatera Utara

4.5.2. Praktek Perawatan Dasar Anak

Untuk melihat praktek perawatan dasar balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir terlihat pada Tabel 4.8 : Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Praktek Perawatan Dasar Balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir No Praktek Perawatan Dasar Anak Jumlah 1 Baik 26 74,3 2 Tidak baik 9 25,7 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa praktek perawatan dasar anak sebahagian besar pada kategori baik sebanyak 26 orang 74,3 dan sebahagian kecil tidak baik sebanyak 9 orang 25,7.

4.5.3. Praktek Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan

Untuk melihat kebersihan dan sanitasi lingkungan di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir terlihat pada Tabel 4.9 : Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Praktek Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir No Praktek Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan Jumlah 1 Baik 19 54,3 2 Tidak baik 16 45,7 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan sebahagian besar pada kategori baik sebanyak 19 orang 54,3 dan sebahagian kecil tidak baik sebanyak 16 orang 45,7. Universitas Sumatera Utara

4.6. Hubungan Lama Kerja Ibu Penenun Ulos dengan Status Gizi Balita

Untuk melihat hubungan lama kerja ibu penenun ulos asuh dengan status gizi balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Tabel 4.10: Tabel 4.10. Hubungan Lama Kerja Ibu Penenun Ulos dengan Status Gizi di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Status Gizi Total Nilai p No Lama Kerja Normal Tidak Normal n n n 1 Normal 17 94,4 1 5,6 18 100 0,338 2 Berlebih 14 82,4 3 17,6 17 100 Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel lama kerja ibu penenun ulos dengan status gizi balita BBTB ditemukan bahwa hasil analisis hubungan antara lama kerja ibu penenun ulos dengan status gizi balita BBTB diperoleh bahwa ada sebanyak 1 orang 5,6 dengan lama kerja normal mengakibatkan status gizi tidak normal. Sedangkan diantara lama kerja yang berlebih dari ibu penenun ulos ada 3 orang 17,6 mengakibatkan status gizi tidak normal. Hasil uji statistik chi square terdapat nilai p=0,338 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja ibu penenun ulos dengan status gizi balita.

4.7. Hubungan Pola Asuh Penenun Ulos dengan Status Gizi Balita

Untuk melihat hubungan pola asuh dengan status gizi balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada Tabel 4.11 : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Status Gizi Total Nilai p No Pola Asuh Normal Tidak Normal n n n 1 Praktek Pemberian Makan Baik 28 96,6 1 3,4 29 100 0,011 Tidak baik 3 50,0 3 50,0 6 100 2 Praktek Perawatan Dasar Baik 25 96,2 1 3,8 26 100 0,044 Tidak baik 6 66,7 3 33,3 9 100 3 Praktek Kebersihan Sanitasi Lingkungan Baik 18 94,7 1 5,3 19 100 0,312 Tidak baik 13 81,3 3 18,8 16 100 Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel pola asuh ibu penenun ulos dengan status gizi balita ditemukan bahwa : a. Hasil analisis hubungan antara praktek pemberian makan dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 1 orang 3,4 dengan praktek pemberian makan dengan baik mengakibatkan status gizi tidak normal. Sedangkan diantara praktek pemberian makan yang tidak baik dari ibu penenun ulos ada 3 orang 50,0 mengakibatkan status gizi tidak normal. Hasil uji statistik chi square terdapat nilai p=0,011 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara praktek pemberian makan pada ibu penenun ulos dengan status gizi anak. b. Hasil analisis hubungan antara praktek perawatan dasar dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 1 orang 3,8 dengan praktek perawatan dasar dengan baik mengakibatkan status gizi tidak normal. Sedangkan diantara praktek Universitas Sumatera Utara perawatan dasar yang tidak baik dari ibu penenun ulos ada 3 orang 33,3 mengakibatkan status gizi tidak normal. Hasil uji statistik chi square terdapat nilai p=0,044 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara praktek perawatan dasar ibu penenun ulos dengan status gizi balita. c. Hasil analisis hubungan antara praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan dengan status gizi balita diperoleh bahwa ada sebanyak 1 orang 5,3 dengan praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan dengan baik mengakibatkan status gizi tidak normal. Sedangkan diantara praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan yang tidak baik dari ibu penenun ulos ada 3 orang 18,8 mengakibatkan status gizi tidak normal. Hasil uji statistik chi square terdapat nilai p=0,312 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan pada ibu penenun ulos dengan status gizi balita BBTB. 4.8. Pengaruh Faktor Praktek Pemberian Makan dan Praktek Perawatan Dasar terhadap Status Gizi Balita di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui 2 variabel dua yaitu praktek pemberian makan dan praktek perawatan dasar berhubungan dengan status gizi anak BBTB sehingga dua variabel tersebut dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel independen praktek pemberian makan dan praktek perawatan dasar terhadap variabel dependen status gizi anak BBTB serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi. Universitas Sumatera Utara Untuk melihat pengaruh praktek pemberian makan dan praktek perawatan dasar terhadap status gizi anak di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa dapat dilihat pada Tabel 4.12 : Tabel 4.12. Pengaruh Faktor Praktek Pemberian Makan dan Praktek Perawatan Dasar terhadap Status Gizi BBTB di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa Variabel Independen Nilai B Nilai p Exp B 95 C.l.for Exp B Lower Uppr Praktek pemberian makan 3,332 0.011 28,000 2,170 361,215 Praktek perawatan dasar 1,418 0.308 4,129 0,270 63,055 Constant -6,664 0.002 0.001 Hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel praktek pemberian makan berpengaruh terhadap status gizi balita BBTB di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa dengan nilai koefisien regresi exp B 28.000, sedangkan variabel praktek perawatan dasar tidak berpengaruh terhadap status gizi balita BBTB di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa. Variabel praktek pemberian makan bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang searah positif terhadap status gizi anak BBTB di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa status gizi anak BBTB di Kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasa akan meningkat jauh lebih baik apabila terjadi peningkatan praktek pemberian makan. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, variabel praktek pemberian makan diperoleh nilai Exp B atau Odds Ratio OR sebesar 28,000 pada Confidence Universitas Sumatera Utara Interval 95 yaitu antara 2,170 sampai 361,215, sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu penenun ulos dengan praktek pemberian makan yang baik mempunyai kemungkinan 28,0 kali akan meningkatkan status gizi normal pada balita BBTB dibandingkan praktek pemberian makan yang tidak baik. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik berganda yang dapat menafsirkan faktor praktek pemberian makan adalah sebagai berikut: 1 f Z = 1 + e fZ = Probabilitas Status Gizi Balita BBTB –-6,664 + 3,332 x1 α = Konstanta ß 1 - ß 4 = Koefisien regresi X 1 e = Error tingkat kesalahan = Praktek pemberian makan Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Status Gizi Balita Keluarga Penenun Ulos di Kecamatan Lagoboti Kabupaten Tobasa