2.3. Pengaruh Investasi Bagi Suatu Perekonomian
Investasi dalam berbagai bentuknya akan memberikan banyak pengaruh kepada perekonomian suatu negara ataupun dalam cakupan yang lebih kecil, daerah. Karena
dengan terciptanya investasi akan membawa suatu negaradaerah pada kegiatan ekonomi tertentu. Investasi yang akan berlanjut dengan suatu proses produksi akan
menciptakan lapangan kerja, menciptakan barang-barang dan jasa untuk dipasarkan kepada konsumen dan interaksi antara produsen, dalam hal ini investor dan konsumen
dalam menawarkan dan mengkonsumsikan barang-barang atau jasa pada gilirannya akan menciptakan kemajuan perekonomian dalam suatu negaradaerah.
Pengeluaran investasi merupakan hal yang sering dibahas dalam ekonomi makro karena pengeluaran investasi menentukan tingkat pertambahan stok capital
dalam perekonomian, di mana stok kapital ini sangatlah menentukan tingkat pertumbuhan suatu negara dalam jangka panjang Kelana,1996.
Investasi yang ditanamkan di dalam suatu perekonomian salah satunya ditentukan oleh adanya permintaan demand dari masyarakat, yaitu berupa konsumsi
atas barang-barang konsumsi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga merangsang tumbuhnya investasi-investasi baru. Seperti yang kita ketahui bahwa
pendapatan yang diperoleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi dan mungkin sebagian lagi akan digunakan untuk ditabung. Sehingga apabila penggunaan
pendapatan untuk konsumsi dilambangkan dengan C dan penggunaan pendapatan untuk ditabungkan dilambangkan dengan S, sedangkan pendapatan yang diterima
dilambangkan dengan Y, maka perumusannya menjadi Y = C + S.
Universitas Sumatera Utara
Khusus untuk kondisi di negara sedang berkembang, di mana pendapatan income masyarakat relatif rendah, hal ini disebabkan karena kemampuan dalam
pemupukan modal juga relatif rendah yang disebabkan oleh lemahnya kemampuan menabung dari masyarakat yang tentu saja akan menciptakan kondisi yang diskondusif
bagi terciptanya lembaga-lembaga keuangan. Padahal faktor-faktor tersebut sangat diperlukan di dalam proses pembangunan guna memacu pertumbuhan ekonomi.
Pembentukan modal merupakan faktor yang paling penting dan strategis di dalam proses pembangunan ekonomi. Pembentukan modal ini dapat juga disebut
sebagai kunci utama menuju pembangunan ekonomi. Dalam proses pembentukan modal ini, ada tiga tingkatan proses yang dilewati, yaitu pertama, kenaikan tabungan
nyata yang bergantung pada kemauan dan kemampuan untuk menabung dari masyarakat. Kedua, keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakkan
dan menyalurkan tabungan agar dapat menjadi dana yang dapat diinvestasikan. Ketiga, penggunaan tabungan untuk tujuan investasi pada barang-barang modal di perusahaan.
Pembentukan modal juga berarti pembentukan keahlian, karena keahlian kerap kali berkembang sebagai akibat pembentukan modal. Pembentukan keahlian jelas
merupakan salah satu dampak dari adanya perkembangan investasi di mana investasi yang terus berkembang akan menuntut perkembangan teknologi yang ada Jhingan,
1994. Dalam konteks yang lain, penciptaan investasi juga membawa pengaruh
kepada perkembangan suatu daerah. Dampak tersebut disebut dengan spread effect yaitu apabila suatu investasi yang ditanamkan di dalam suatu daerah membawa
Universitas Sumatera Utara
perkembangan baikpositif bagi daerah lainnya, seperti tumbuhnya industri-industri pelengkap atau penunjang bagi industri utama di daerah pusat investasi.
2.4.
Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Produk Domestik Regional Bruto dapat diartikan sebagai estimasi total produk barang dan jasa yang diterima oleh masyarakat suatu daerah sebagai balas jasa dari
penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Dalam hal ini maka pendapatan yang dihasilkan atas penggunaan faktor-faktor tetapi berada di luar wilayah tersebut
tidaklah diperhitungkan. Mankiw 2006 dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan
dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto PDB. Produk Domestik Bruto PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi
dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Saggaf, 1999 dalam konsep regional Produk Domestik Bruto dikenal sebagai Produk Domestik
Regional Bruto PDRB. PDRB merupakan indikator ekonomi makro suatu daerah, yang menggambarkan ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah. Dengan
menghitung PDRB secara teliti dan akurat baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai keberhasilan
pembangunan di suatu daerah, yang memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang mewakili peningkatan produksi di berbagai sektor lapangan usaha yang ada
Berdasarkan rumusan pengertian di atas, maka dalam konsep regional, pertumbuhan ekonomi daerah adalah angka yang ditunjukkan oleh besarnya tingkat pertumbuhan
produk domestik regional bruto suatu daerah yang diukur atas dasar harga konstan.
Universitas Sumatera Utara
Bagi suatu daerah provinsi, kabupatenkota gambaran PDRB yang mencerminkan adanya laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam data sektor-sektor ekonomi
yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal bruto, perubahan persediaan, ekspor dan impor. Sedangkan pertumbuhan ekonomi daearah dirumuskan sebagai berikut:
PDRB
t
- PDRB
t-1
PED = x 100
PDRB
t-1
Di mana:
PED = Pertumbuhan Ekonomi Daerah
PDRB
t
= Produk Domestik Regional Bruto Periode Tertentu PDRB
t-1
= Produk Domestik Regional Bruto Periode Sebelumnya Menurut Kusmadi dalam Prihatin, 1999 produk domestik regional bruto
PDRB merupakan satu indikator ekonomi untuk mengukur kemajuan pembangunan di suatu wilayah. Sebagai nilai dari semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-
sektor ekonomi, PDRB bermanfaat untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi,
dan polastruktur perekonomian pada satu tahun atau periode di suatu negara atau wilayah tertentu.
Berdasarkan lapangan usaha, PDRB dibagi dalam sembilan sektor, sedangkan secara makro ekonomi dibagi menjadi tiga kelompok besar yang disebut sebagai sektor
Universitas Sumatera Utara
primer, sekunder dan tersier. Sektor primer apabila outputnya masih merupakan proses tingkat dasar dan sangat bergantung kepada alam, yang termasuk dalam sektor ini
adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Untuk sektor ekonomi yang outputnya berasal dari sektor primer dikelompokkan ke dalam sektor
sekunder, yang meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum serta sektor bangunan. Sedangkan sektor-sektor lainnya, yakni sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya serta sektor jasa-jasa dikelompokkan ke dalam sektor tersier
Sitorus, dkk., dalam Prihatin, 1999. Dalam perhitungan pendapatan nasional, terdapat 2 dua metode antara lain:
1. Metode langsung, yaitu perhitungan nilai tambah dari suatu lapangan usahasektor atau sub sektor suatu region dengan cara mengalokasikan angka pendapatan
nasional. 2. Metode tidak langsung, yaitu metode alokasi pendapatan nasional dengan
memperhitungkan nilai tambah sektorsub sektor suatu region dengan cara mengalokasikan angka pendapatan nasional dan sebagai dasar alokasi adalah
jumlah produksi fisik, nilai produksi fisik, nilai produksi brutonetto dan tenaga kerja, serta alokator tidak langsung.
Metode umum yang digunakan dalam kedua metode di atas adalah dengan metode langsung, seperti di Indonesia bahkan juga di Pemerintah Kota Medan BPS
Kota Medan, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Metode dimaksud dilaksanakan dengan beberapa pendekatan antara lain : 1. Pendekatan Produksi Production Approach, yaitu menghitung nilai tambah dari
barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya tiap-tiap sektorsub sektor.
2. Pendekatan Pendapatan Income Approach, yaitu menghitung nilai tambah setiap sektor kegiatan ekonomi dengan menjumlahkan semua balas jasa faktor-faktor
produksi yaitu upahgaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung netto. 3. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach, yaitu menghitung nilai tambah
suatu kegiatan ekonomi yang bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi.
Pendekatan yang umum digunakan Negara Republik Indonesia adalah dari segi Pendekatan Produksi. Perlu diperhatikan bahwa dalam menjumlahkan hasil produksi
barang dan jasa, haruslah dicegah perhitungan ganda Double CountungMultiple Counting
. Hal tersebut penting sebab sering terjadi bahan mentah suatu sektor dihasilkan oleh sektor lain, sehingga nilai bahan mentah tersebut telah dihitung pada
sektor yang menghasilkannya. Produk Domestik Regional Bruto secara keseluruhan maupun sektoral
umumnya disajikan dalam dua bentuk yaitu penyajian atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dengan suatu tahun dasar .
Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan besaran nilai tambah bruto masing-masing sektor, sesuai dengan keadaan pada tahun sedang berjalan. Dalam hal
Universitas Sumatera Utara
ini penilaian terhadap produksi, biaya antara ataupun nilai tambahnya dilakukan dengan menggunakan harga berlaku pada masing-masing tahun.
Penyajian atas dasar harga konstan merupakan penyajian harga yang berlaku secara berkala, perkembangan pendapatan regional dapat diartikan sebagai
perkembangan karena mengingkatnya produksi juga diikuti oleh meningkatnya harga- harga. Oleh kartena itu penyajian seperti ini masih dipengaruhi oleh adanya faktor
perubahan harga inflasideflasi. Penyajian atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan harga tetap
suatu tahun dasar. Dalam hal ini semua barang dan jasa yang dihasilkan, biaya antara yang digunakan ataupun nilai tambah masing-masing sektor dinilai berdasarkan harga-
harga pada tahun dasar. Penyajian seperti ini akan memperlihatkan perkembangan produktivitas secara riil karena pengaruh perubahan harga inflasideflasi sudah
dikeluarkan. Angka PDRB secara absolut memberikan gambaran besarnya tingkat produksi
suatu wilayah. Angka PDRB yang dinilai dengan harga konstan memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut yang diwakili oleh peningkatan produksi
berbagai sektor. Dari uraian-uraian tersebut akan diperlihatkan adanya kenaikan PDRB maupun
pendapatan regional perkapita, perubahan dan pergeseran strukur ekonomi menurut sektor-sektor primer, sekunder maupun tertier. Pergeseran struktur pada masing-
masing sektor yang bersangkutan seperti sektor pertanian, industri, perdagangan, pemerintahan dan sektor-sektor lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Pengeluaran Pemerintah