Analisis Fundamental LANDASAN TEORI

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Analisis Fundamental

Menurut Hartono 2009: 130 dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental funda menta l security ana lysis atau analisis perusahaan compa ny a na lysis dan analisis teknis technica l a na lysis . Menurut Hartono 2009: 130 analisis fundamental atau analisis perusahaan adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental sebagai bagian dari informasi akuntansi merupakan analisis historis atau kondisi internal perusahaan, sehingga proses ini disebut sebagai Compa ny Ana lysis . Dalam compa ny a na lysis , para pemodal akan mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan tersebut. Analisis fundamental memiliki pedoman pada kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika kinerja perusahaan publik tersebut berada dalam kondisi baik, maka harga saham perusahaan dapat diperkirakan akan merefleksikan kekuatan tersebut dan ditandai dengan meningkatnya harga saham perusahaan dan apabila harga saham naik pada akhirnya akan meningkatkan return pada perusahaan yang bersangkutan. commit to user Tujuan analisis fundamental adalah untuk mengetahui saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya underva lued , sehingga layak dibeli, serta saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya overva lued , sehingga menguntungkan untuk dijual Tandelilin, 2010 : 363 Menurut Tandelilin 2010 : 338 dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara top-down untuk menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi investor. Secara ringkas ketiga langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi yang terjadi tinggi atau rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan menunjukkan untung atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun?. Pertanyaan pertanyaan tersebut adalah merupakan contoh sebagian pertanyaan seorang investor dalam menilai saham dengan melakukan analisis fundamental untuk memperhitungkan apakah kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham. commit to user 2. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan Kondisi industri merupakan suatu kondisi di industri mana perusahaan berada, yang secara langsung dapat mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang payah mengalami resesi. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah. 3. Menghitung kondisi perusahaan Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara ekonomi dan industri itu baik, tapi kita tidak memperhitungkan kondisi perusahaan tersebut maka akan sia-sia lah semua analisa fundamental yang kita lakukan. Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana semua pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba, yang pada akhirnya laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal dengan istilah dividen. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak mengharapkan pembagian dividen, karena pada dasarnya keuntungan yang diperoleh dari permainan saham ini bukan hanya dividen, tetapi ada juga yang di sebut dengan capita l gains yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon yang pendek. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan secara garis besar di bagi dalam 5 kelompok dasar, yaitu : liquidity, levera ge, profita bility, a ctivity, dan ma rket va luation . Sejumlah rasio yang tak terbatas banyaknya dapat dihitung, commit to user akan tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja, dan disesuaikan dengan kebutuhan analisis. Dalam penelitian ini, analisis fundamental akan dicerminkan oleh rasio keuangan yang diproksikan oleh : Arus Kas Operasi Rasio Aktivitas, Price Ea rnings Ratio Rasio Pasar, dan Debt to Equity Ratio Leverage . 2.1.2 Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi dan ekspektasian yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang Hartono 2009: 199. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya Tandelilin 2010: 102, Hanafi 2007: 300 mendifinisikan Return sebagai perubahan nilai antara periode t+1 dengan periode t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut. Return dibedakan menjadi dua yaitu Return Realisasi rea lized return , dan return expektasian expected return , return realisasi rea lized return merupakan return yang telah terjadi dan Return ekspektasian expected return , merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang Hartono 2009: 199. Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah return total total return , relatif return return relative , kumulatif return return cumula tive , dan return disesuaikan a djusted return Hartono 2009: 199. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total sering disebut Return saja. Return total terdiri commit to user dari Ca pita l ga ins loss dan Yield. Ca pita l gains atau Capita l loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu: Ca pita l gains loss = 1 Jika harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu ini berarti terjadi keuntungan modal ca pita l gains, dan jika terjadi sebaliknya, maka disebut kerugian modal ca pita l loss . Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, Yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Dengan demikian return total dapat dinyatakan sebagai berikut: Return = 2 Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar rupiah per lembarnya, maka yield adalah sebesar dan return total dapat dinyatakan sebagai berikut : Return Saham = = 3 Relatif Return Return relative dapat digunakan, yaitu dengan menambahkan nilai 1 terhadap nilai return total Hartono 2009: 204. Relatif Return = Return Total + 1 atau, Relatif Return = 4 commit to user Return ekspektasi merupakan return untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekpektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan. Return ekspektasian expected return dapat dihitung berdasarkan cara sebagai berikut: 1. Berdasarkan nilai ekspektasian masa depan. 2. Berdasarkan nilai-nilai return historis. 3. Berdasarkan model return ekspektasian yang ada. Investor dalam melakukan investasi akan dihadapkan pada dua macam risiko yaitu: risiko fundamental dan risiko pasar sistematic risk , risiko fundamental dapat diketahui dengan melihat kebijakan keuangan emiten yaitu levera ge keuangan debt to equity ratio , levera ge yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaan. Levera ge akan menimbulkan beban bunga utang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar mempengaruhi hubungan antara return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri. Risiko yang lain yaitu risiko pasar sistematic risk , ri siko ini diukur dengan β, yang menjelaskan return saham yang diharapkan. Return merupakan indikator dari wea lth investor termasuk pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return dari suatu investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu, oleh karena itu investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi yang akan mereka lakukan. 2.1.3 Arus Kas Operasi commit to user Salah satu dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, adalah laporan arus kas, laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk arus kas keluar tersebut. Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu 1 Arus kas dari aktivitas operasi, 2 Arus kas dari aktivitas investasi, 3 Arus kas aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan principa l revenue a ctivities dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, sebagaimana yang diungkapkan Kieso dan Weygant 2007: 213 bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas yang berkaitan dengan transaksi yang menentukan net income . Aktivitas Operasi adalah seluruh aktivitas yang berkaitan dengan operasi perusahaan dan tercantum dalam laporan ikhtisar laba rugi. Ada dua metode pelaporan arus kas dari aktivitas operasi yaitu metode langsung dan metode tidak langsung, metode langsung direct method melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari langganan, sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan pada pemasok atas barang dagangan dan jasa serta kas yang dibayarkan sebagai gaji atau upah. Selisih antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih aktivitas operasi. Metode tidak langsung indirect method melaporkan arus commit to user kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas, dengan kata lain laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas operasi. Aliran kas masuk dari aktivitas operasi meliputi: - Penjualan barang dan jasa, - Pendapatan bunga utang dari pihak lain dan - Dividen bunga saham dari pihak lain. Aliran kas keluar dari aktivitas operasi meliputi: - Pembelian persediaan dari pemasok, - Pembayaran gajiupah karyawan, - Pembayaran pajak, - Pembayaran bunga pinjaman dan - Pembayaran lain-lain. 2.1.3 Price Ea rnings Ratio Price Ea rnings Ra tio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham ma rket price dengan laba per lembar saham EPS. Price Ea rnings Ratio juga merupakan salah satu metode evaluasi terhadap harga saham, apakah saham overva lued atau underva lued . Para investor akan membeli saham ketika saham tersebut underva lued , yaitu harga sebenarnya lebih besar daripada harga pasarnya. Sebaliknya, para investor akan menjual saham ketika saham tersebut overva lued , yaitu harga pasar saham lebih besar daripada harga sebenarnya. Secara matematis Price Ea rnings Ratio dapat diformulasikan sebagai berikut: commit to user 5 Stock Price merupakan harga pasar saham, yang secara umum adalah harga penutupan saham tersebut, sedangkan Ea rnings Per Share merupakan besarnya dividen yang dibayar perusahaan. Bagi Investor, nilai Price Earnings Ratio PER yang rendah akan memberikan kontribusi tersendiri, hal ini disebabkan selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan ca pita l gains juga semakin besar. Selain itu investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang go publik. Sebaliknya, emiten menginginkan tingkat PER yang tinggi pada waktu go publik. PER yang tinggi menunjukkan pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup baik, dan semakin tinggi PER menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan apabila harga saham semakin tinggi, maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga ca pita l gains juga semakin meningkat. Berdasarkan argumen tersebut menunjukkan bahwa Price Ea rnings Ratio mempunyai hubungan yang cukup signifikan terhadap return saham. 2.1.4 Levera ge Debt To Equity Ratio DER merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat Levera ge penggunaan utang terhadap total equitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debt terhadap total equity . Debt ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang semakin tinggi, yang berarti beban bunga akan semakin besar sehingga dapat mengurangi keuntungan. commit to user Sebaliknya, tingkat debt ratio yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi Ang 1997. Secara matematis DER dapat diformulasikan sebagai berikut : DER = 6 Total Debt merupakan total lia bilities baik utang jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjamam utang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio DER menunjukkan komposisi total utang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur, atau semakin besar penggunaan utang akan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Ang 1997, penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, dengan adanya penurunan harga saham, maka return saham perusahaan juga semakin menurun. Sebagaimana dikatakan Sawir 2001 semakin tinggi utang DER cenderung menurunkan return saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt to Equity Ratio DER memiliki pengaruh negatif terhadap return saham.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU