F. Penyimpangan Beban Operasional
Penyimpangan varians merupakan suatu sinyal. Varians yang besar, baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan, sebaiknya diinvestigasi
dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat
diperbaiki. Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel
yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Analisa varians digunakan secara luas dalam
laporan keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta
penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.
Penyimpangan beban operasional dapat diartikan sebagai perbedaan yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan
realisasi beban operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan yaitu :
a. Penyimpangan yang menguntungkan Favorable Variance
Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan beban lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.
b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan Unfavorable Variance
Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi beban lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.
Kemudian penyimpangan beban yang terjadi akan dianalisa sehingga dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan penyimpangan tersebut terjadi dan
diputuskan tindakan koreksi yang harus diambil.
G. Penyimpangan Beban Operasional Perusahaan
Penyimpangan-penyimpangan beban operasional yang terjadi pada PT. PLN Persero UPT Medan adalah sebagai berikut :
a. Beban Kepegawaian dianggarkan sebesar Rp. 21.433.641.000,00 realisasinya
sebesar Rp. 23.530.104.693,00 dengan selisih sebesar Rp. 2.096.463.693,00.
b. Beban Pemeliharaan dianggarkan sebesar Rp. 27.574.829.000,00
realisasinya sebesar Rp. 24.347.130.690,00 dengan selisih sebesar Rp. 3.227.698.310,00.
c. Beban Administrasi dianggarkan sebesar Rp. 3.429.727.000,00
realisasinya sebesar Rp. 3.677.382.788,00 dengan selisih sebesar Rp. 247.655.788,00
d. Beban Pensiun dianggarkan sebesar Rp. 939.292.000,00 realisasinya
sebesar Rp. 809.823.504,00 dengan selisih sebesar Rp. 29.468.496,00. Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat
dilihat bahwa dari beban kepegawaian dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 2.096.463.693,00. Dari beban pemeliharaan dapat diperoleh keuntungan
sebesar Rp. 3.227.698.310,00. Dari beban administrasi dapat diperoleh
kerugian sebesar Rp. 247.655.788,00. Sedangkan dari beban pensiun dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 29.468.496,00.
Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN
Persero UPT Medan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT PLN Persero UPT Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan
dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan favorable
variance. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN Persero UPT Medan dapat dikatakan telah
berjalan dengan efektif dan efisien.