Defenisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Mengah

Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan dan sikap- sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 3 Pendekatan Makro Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar large system strategy , karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying , pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Pendekatan ini memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk melakukan tindakan

2.1.3.5 Defenisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Mengah

Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada dasarnya mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Dalam Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan Usaha Mikro, adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang ini. Pengertian Usaha Menengah adalah usaha ekonomi yang produktif yang berdiri sendiri , yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung mauapun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Keci dan Menengah No Berdasarkan Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menegah 1 UU No.20 Thn 2008 Aset 50 juta Omset 300 juta Aset 50-100 juta Omset 300-2,5M Aset 500-10 M Omset 2.5M-50M 2 BPS Pekerja maksiml 5 orang termasuk keluarga Pekerja 5-10 orang Pekerja 5-99 orang 3 BI Aset 50 juta Omset 500 juta Aset 200juta Omset 1 Millar Aset 3 Milliar Omset 5milliar 4 Bank Dunia Pekerja minimal 10 orang Aset 100 ribu Omset 100 ribu Pekerja minimal 50 orang Aset 3 juta Omset 3 juta Pekerja minimal 300 orang Aset 15 juta Omset 15 juta 5 Menurut Staley Morse Pekerja 1-9 orang Pekerja 10- 49 orang Pekerja 50-99 orang Sumber: Olahan Peneliti 2015 Usaha mikro memiliki karakteristik yang khas, berdasarkan survey Kuncoro 2009 adalah sebagai berikut: 1 Jenis barang usahannya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti 2 Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat 3 Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. 4 SDM nya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai. 5 Tingkat pendidikannya rata-rata relative rendah. 6 Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank. 7 Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP Kokotiasa 2002 mengungkapkan beberapa hal yang perlu digaris bawahi agar UMKM sebagai basis perekonomian rakyat tetap eksis, maka harus diperhatikan melalui usaha-usaha yang dapat membangkitkan gairah kerja melalui antara yaitu: kemitraan, restrukturisasi utang UKM, pemberian Manajemen sederhan bagi UKM, pengenalan teknologi, dan kemampuan asosiasi UKM.

2.1.3.6 Pemberdayaan UMKM