Metode Pengukuran METODE PENELITIAN

104 Variabel yang akan dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah penambahan berat badan interdialisis variabel independen dan kualitas hidup variabel dependen. Tabel 3.1 Variabel Independen dan Defenisi Operasional Variabel Independen Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Penambahan berat badan interdialisis Rata-rata penambahan berat badan setelah hemodialisis yang lalu hingga sebelum hemodialisis berikutnya, yang diobservasi selama 4 minggu8 periode hemodialisis dengan satuan Kg dan setelahnya akan dihitung dalam persentase . Timbangan berat badan Weighing Machine model ZT- 120 dan CAMRY BR2015 . Penambahan berat badan dinyatakan dengan persentase . Skala rasio Tabel 3.2 Variabel Dependen dan Defenisi Operasional Variabel Dependen Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Kualitas Hidup Kemampuan individu dalam menilai kualitas hidupnya yang terkait 19 domain yaitu gejalamasalah yang menyertai, efek penyakit ginjal, beban akibat penyakit ginjal, status pekerjaan, fungsi kognitif, kualitas interaksi sosial, fungsi seksual, tidur, dukungan yang diperoleh, dukungan dari staf dialisis, kepuasan pasien, fungsi fisik, keterbatasan akibat masalah fisik, rasa nyeri yang dirasakan, persepsi kesehatan secara umum, kesejahteraan emosional, keterbatasan akibat masalah emosional, fungsi sosial dan energikelelahan serta domain spiritualias yang meliputi hubungan dengan Tuhan, alam, orang lain dan dengan diri sendiri sebagai data tambahan yang didapat melalui wawancara. Kuisioner Kidney Disease Quality of Life KDQOL Version 1,3 Item pertanyaan dinilai dengan rentang 0 – 100. Skala interval

3.7 Metode Pengukuran

Universitas Sumatera Utara 105 Metode pengukuran penambahan berat badan interdialisis diukur dengan cara menimbang berat badan pasien dengan timbangan Weighing Machine model ZT-120 di RSUD dr. Pirngadi Medan dan timbangan berat badan CAMRY BR2015 di RSUP Haji Adam Malik Medan yang masing-masing alat telah dikalibrasi di instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit yang bersangkutan dengan akurasi: 0~65 kg = ± 1,2 digit, 65 kg = ± 2,0 digit. Untuk memastikan bahwa kedua timbangan mempunyai keakuratan yang sama, peneliti melakukan uji coba dengan cara peneliti menimbang berat badan dikedua timbangan secara bersamaan, dan tidak terdapat perbedaan berat badan diantara kedua timbangan, maka dapat disimpulkan kedua timbangan mempunyai keakuratan yang sama. Peneliti melakukan penimbangan berat badan pasien post dialisis pada hari pertama penelitian. Pada jadwal hemodialisis berikutnya disesuaikan dengan jadwal pasien peneliti melakukan penimbangan berat badan sebelum pasien menjalani hemodialisis pre dialisis, selisih berat badan pre dialisis dengan post dialisis sebelumnya dijadikan sebagai penambahan berat badan interdialisis. Selanjutnya menghitung selisih antara pengukuran pertama post dialisis dikurangi pengukuran kedua pre dialisis pada periode hemodialisis berikutnya dibagi pengukuran pertama dan dikalikan 100. Misalnya berat badan pasien post hemodialisis adalah 54 kg, berat badan pre dialisis pada periode hemodialisis berikutnya adalah 58 kg, persentase penambahan berat badan interdialisis adalah 58-54:54x100 = 7,4. Selanjutnya peneliti mengobservasi penambahan berat badan interdialisis pasien selama empat minggu atau delapan kali periode hemodialisis dan mencari nilai rata-rata nya. Universitas Sumatera Utara 106 Data selanjutnya adalah data karakteristik demografi pasien yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan aktivitas, penghasilan, status tempat tinggal, asal biaya pengobatan dan lamanya klien menjalani terapi hemodialisis. Selanjutnya penilaian kualitas hidup pasien dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Kidney Disease Quality of Life KDQOL version 1,3. Kuisioner yang digunakan telah meminta izin kepada RAND Health sebagai lembaga yang mempunyai hak paten atas kuisioner tersebut dan sudah melalui proses back translation. Kuisioner kualitas hidup mengukur 19 domain yaitu gejalamasalah yang menyertai, efek penyakit ginjal, beban akibat penyakit ginjal, status pekerjaan, fungsi kognitif, kualitas interaksi sosial, fungsi seksual, tidur, dukungan yang diperoleh, dukungan dari staf dialisis, kepuasan pasien, fungsi fisik, keterbatasan akibat masalah fisik, rasa nyeri yang dirasakan, persepsi kesehatan secara umum, kesejahteraan emosional, keterbatasan akibat masalah emosional, fungsi sosial dan energikelelahan. Instrumen yang digunakan menggunakan skala likert. Rentang nilai dimulai dari 0-100, dimana 0 menunjukkan nilai kualitas hidup terendah, dan nilai 100 menggambarkan kualitas hidup terbaik. Sebagai data tambahan untuk melihat gambaran domain spiritualitas pasien hemodialisis dilakukan wawancara mengenai aspek spiritualitas dengan panduan wawancara yang dibuat berdasarkan teori Dossey 2005 tentang holistic nursing, yang akan melihat keterhubungan pasien dengan Tuhan atau sang pencipta, keterhubungan dengan alam, keterhubungan dengan orang lain dan diri sendiri. Universitas Sumatera Utara 107 Tabel 3.3 Nomor Pertanyaan berdasarkan 19 aspek KDQOL version 1,3 No Domain kualitas hidup Jumlah Pernyataan No Pernyataan 1 Gejalamasalah yang menyertai 12 14a – k, l

2 Efek penyakit ginjal

8 15a – h 3 Beban akibat penyakit ginjal 4 12a-d 4 Status pekerjaan 2 20, 21 5 Fungsi kognitif 3 13b, d,f 6 Kualitas interaksi sosial 3 13a, c, e 7 Fungsi seksual 2 16a, b 8 Tidur 4 17, 18a-c 9 Dukungan sosial 2 19a, b 10 Dukungan dari staf dialisis 2 24a, b 11 Kepuasan pasien 1 23

12. Fungsi fisik