Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

45 melakukan pengamatan pada remaja binaan sosial. Peniliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh remaja seperti kegiatan olahraga, dinamika kelompok, serta pembinaan individu. Dalam dinamika kelompok, pekerja sosial memberikan kebebasan kepada remaja untuk melakukan sharing dengan teman satu kelompok. Mereka bebas mediskusikan dan menceeritakan apa saja yang ingin mereka sampaikan. Dalam kegiatan ini, pekerja sosial berperan sebagai pendamping dan pemberi solusi apabila dalam diskusi ditemukan suatu masalah yang harus diselesaikan. Selama proses dinamika kelompok, peneliti hanya boleh mengamati dan tidak boleh membocorkan identitas maupun informasi apa saja terkait remaja binaan sosial. 2. Wawancara Wawancara menurut Moleong 2011:186 adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan dengan dua pihak, meliputi pewawancara yaitu orang yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yaitu orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara. S. Nasution 2006:113 menjelaskan bahwa wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan, bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih sistematis. Sedangkan menurut Chaterine Marshal dalam Jonathan Sarwono 2006:224 menjelaskan bahwa teknik wawancara dalam 46 penelitian pendekatan kualitatif dibagi menjadi tiga kategori, yaitu wawancara dengan melakukan pembicaraan informal, wawancara namun yang terarah, dan wawancara terbuka yang standar. Pada wawancara ini peneliti melibatkan beberapa anggota program pembelajaran keaksaraan fungsional, pendidik tutor, serta penyelenggara program tersebut. Beberapa pertanyaan ditujukan guna memperoleh pernyataan yang valid dari berbagai sumber yang bersangkutan. Wawancara juga bertujuan untuk memperkuat data yang didapat sebelumnya. Dalam kegiatan wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan pekerja sosial, pengurus lembaga, remaja binaan sosial. Pekerja sosial yang diwawancarai oleh peneliti berjumlah empat orang sesuai dengan jumlah pekerja sosial yang ada di balai. Peneliti memilih pekerja sosial agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai peran pekerja sosial terhadap pembinaan remaja di BPRSR DIY. Peneliti juga melakukan wawancara dengan dua pengurus lembaga untuk mengetahui informasi yang berkaitan tentang pekerja sosial, remaja binaan sosial, serta Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja. Selain melakukan wawancara dengan pekerja sosial dan pengurus lembaga, peneliti melakukan wawancara dengan dua remaja binaan sosial. Awalnya peneliti akan melakukan wawancara dengan empat rmaja binaan sosial akan tetapi, dengan alasan untuk keamanan