84 Keamanan dan perlindungan ABH sangat diperlukan agar
ABH dapat menyelesaikan kasus hukum yang sedang mereka hadapi dengan baik. Dengan memberikan perlindungan dan keamanan yang
ketat, BPRSR terutama pekerja sosial dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan tidak menimbulkan ancaman bagi
ABH sehingga ABH dapat tinggal dengan aman, nyaman dan tidak merasa terancam selama di asrama BPRSR.
D. Pembahasan 1. Peran Pekerja Sosial terhadap Pembinaan Remaja di Balai
Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Daerah Istimewa Yogyakarta
Pekerja sosial pada dasarnya memiliki tujuan untuk membantu seseorang atau kelompok memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapi dalam masyarakat. Pekerja sosial memiliki fungsi pembinaan yakni melakukan pembinaan atau pendekatan dengan seseorang atau
kelompok yang mereka bantu untuk memecahkan masalah sosial dalam masyarakat. Pembinaan perlu dilakukan agar pekerja sosial
dapat memahami sejauh mana masalah sosial yang seseorang atau kelompok alami sehingga pekerja sosial dapat berdiskusi dengan
seseorang atau kelompok yang memiliki masalah sosial tersebut tentang bagaimana solusi atau penyelesaian masalah yang tepat
sehingga masalah sosial yang dihadapi oleh seseorang atau kelompok dapat terselesaikan.
85 a. Peran Pekerja Sosial dalam Pembinaan Remaja
Pekerja sosial
adalah seseorang
yang mempunyai
kompetensi professional dalam pekerjaan sosial yang diperolehnya melalui pendidikan formal atau pengalaman praktek di bidang
pekerjaan sosialkesejahteraan sosial yang diakui secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas professional pekerjaan sosial
Kepmensos No. 10HUK2007. Remaja bermasalah dengan hukum atau biasa disebut
dengan Anak Bermasalah Hukum ABH adalah setiap perbuatan atau tindakan seorang anak di bawah usia dewasa, biasanya 18
tahun, yang terlibat melawan hukum. Jenis-jenis atau macam- macam anak bermasalah hukum ABH beragam, mulai dari kasus
pencurian, kekerasan
seksual, penganiayaan,
perkelahian, lakalantas hingga terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
Peran pekerja sosial terhadap pembinaan remaja di BPRSR adalah sebagai motivator yang selalu memotivasi ABH agar selalu
kuat dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kasus yang sedang dihadapi. PEKSOS berperan sebagai konselor, PEKSOS
melakukan konseling untuk membuka ruang bagi ABH agar mereka bisa sharing apa saja terutama mengenai kasus yang sedang
mereka hadapi. Sebagai pendamping, PEKSOS berperan sebagai pendamping ABH saat ABH mengikuti persidangan di pengadilan
ataupun saat ABH dimintai keterangan oleh kepolisian. Selain
86 sebagai
pendamping, PEKSOS
juga membantu
ABH saat
menjalani proses persidangan. Sebagai orang tua, sahabat, teman, PEKSOS berperan sebagai orang tua, sahabat, sekaligus teman
ABH selama mereka tinggal di asrama BPRS agar ABH merasa lebih nyaman selama tinggal di asrama.
Pekerja sosial memiliki peran aktif dalam pembinaan remaja. Pekerja sosial terjun langsung melakukan pembinaan
terhadap remaja. Pekerja sosial menggunakan beberapa metode dalam
melakukan pembinaan terhadap remaja atau disini biasa disebut dengan ABH. Peran pekerja sosial terhadap pembinaan
remaja adalah, pekerja sosial melakukan pembinaan dengan cara konselingsharing dengan remaja bermasalah dengan hukum atau
biasa disebut dengan anak bermasalah dengan hukum ABH, dari hasil konseling tersebut pekerja sosial dapat memperoleh informasi
yang dapat membantu remaja selama remaja menjalani proses persidangan atau proses-proses lain yang berkaitan dengan hukum.
b. Pengaruh pembinaan terhadap remaja Pembinaan yang diberikan oleh pekerja sosial terhadap
remaja sangat berpengaruh terhadap remaja itu sendiri. dengan mengikuti pembinaan, remaja dapat merubah kebiasaan kebiasaan
buruk mereka menjadi kebiasaan baik dan bermanfaat baik bagi mereka maupun bagi orang lain. Setelah mengikuti pembinaan
remaja leboh berpikir positif terhadap apa yang harus mereka
87 lakukan. Remaja menjadi lebih terbuka dalam menghadapi
persoalan atau masalah yang sedang dihadapi. Remaja menjadi lebih realistis dan tidak larut dalam masalah yang sedang mereka
hadapi. Remaja cenderung mau berubah setelah mereka mengikuti pembinaan bersama pekerja sosial dan bersama sama teman yang
ada di balai. Pembinaan yang diberikan oleh pekerja sosial sangat
berpengaruh terhadap remaja, remaja jadi lebih terbuka terhadap orang lain terutama terhadap pekerja sosial dan teman sebaya
mereka yang tinggal di asrama balai. Remaja yang awalnya malas melakukan kegiatan dan hal-hal lain menjadi lebih rajin dan
bersemangat mengikut kegiatan. Remaja menjadi lebih rajin ibadah, bersih-bersih, dan olah raga. Remaja menjadi remaja yang
berkembang ke arah yang lebih baik. c. Faktor pendukung dan penghambat pembinaan terhadap remaja
Faktor pendukung pembinaan terhadap remaja sangat penting untuk keberhasilan remaja itu sendiri. faktor pendukung
adalah faktor-faktor yang mendukung berlangsungnya pembinaan. Sedangkan
faktor penghambat
adalah faktor
yang dapat
menghambat proses pembinaan remaja.