Informan Tambahan Laki-laki Live Story .1 Informan Utama I Laki-laki

bila penyakitnya tidak kunjung sembuh maka Herman pergi ke bidan terdekat. Untuk mengkuti asuransi Herman memilih untuk tidak mengurusnya karena ia beranggapan sulit mendapatkan dan mengurusnya karena terbentur dengan masalah administarasi yang nanti malah akan menambah pengeluaran Herman. Menjadi laki-laki yang lajang berperan ganda dan mencari nafkah tambahan bagi keluarga menjadi beban tertentu dalam kehidupan Herman, apabila mau makan, makan seniri. Mau nyuci pakaian cuci sendiri. Hal ini terutama dialaminya ketika berbaur dengan tetangga yang dimana ia sebisa mungkin harus ramah agar tetangga mau membantu Herman apabila dalam kesusahan. bertegur sapa dengan tetangga serta berusaha untuk tetap hadir dalam acara yang kira-kira bisa dikutkan oleh Herman semisal acara persekutuan doa, menikah, dan organisasi pemuda.

5.2.4 Informan Tambahan Laki-laki

Informan tambahan yang saya jadikan dalam penelitian ini adalah orang yang tinggal atau berdomisili di lingkungan sekitar buruh harian lepas yaitu Sapion sembiring. Alasan saya memilih Sapion sembiring sebagai informan tambahan karena beliau adalah salah satu orang yang mengetahui telah lamanya buruh harian lepas di Kelurahan Muliorejo ini ada. Selain itu, latar belakangnya yang pernah juga sebagai buruh harian lepas membuat saya yakin bahwa Sapion sembiring mampu memahami permasalahan sosial ekonomi para buruh harian lepas di Kelurahan Muliorejo tersebut. Pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan kepada Sapion sembiring terhadap para buruh harian lepas, menunjukkan bahwa kebanyakan adalah mereka yang telah menikah dan lajang dengan tingkat ekonomi yang rendah dan pendidikan yang rendah sehingga memilih pekerjaan ini. Pada umumnya alasan yang melatarbelakangi seorang lajang menjadi buruh harian lepas. mereka memilih menjadi buruh harian lepas akibat terjebak terhadap situasi kehidupan yang ada, lapangan pekerjaan yang sempit dengan keadaan ekonomi keluarga yang rendah. Dan yang melatarbelakangi mereka yang telah menikah menjadi buruh harian lepas karena masalah ekonomi, ketrampilan yang kurang untuk mencari pekerjaan lain, dan bahkan karena disarankan keluarga ataupun teman untuk menjadi buruh harian lepas. Berikut penuturan dari informan tambahan mengenai buruh harian lepas : “Udah lama juga dek, semenjak tahun 1987 saya disini mungkin pada tahun 1990 mereka udah disini. Mereka hanya sebagian berasal dari sini, mayoritas mereka dari luar daerah sini dek, merantau kesini nyari pekerjaan yang lebih bagus tapi jatuhnya ke buruh harian lepas juga, sering cerita kayak gitu orang itu dek. Miris lah kehidupan buruh harian lepas ini dek, soalnya saya pun udah pernah jalaninya buat makan aja susah dek apalagi mau beli sana, beli sini. Pendapatannya tidak pasti dek tergantung jam kerja kita terkadang, padahal kalau gak ada buruh harian lepas ini mungkin sektor pertanian disini bisa pincang dek. mengenai buruh harian lepas itu sendiri mereka pasrah dengan realita kehidupan yang ada, cemana lagi mau dibilang dek mungkin itu jalan nasib mereka.”

5.3 Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas