Kerangka Berfikir Hipotesis STUDI EKSPERIMEN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SEJARAH INDONESIA KONTEMPORER DENGAN PENDEKATAN SEJARAH SOSIAL PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2009/2010.

23 Hasil belajar diartikan sebagai penguasaan atau ketrampilan yang lazimnya ditujukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain melibatkan aspek kepribadian manusia, pemikiran, perasaan, dan bahasa tubuh, disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa datang. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik Bloom dalam Sudjana, 1999 : 22-23. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.

B. Kerangka Berfikir

Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar dan mengajar pada saat ini merupakan konsep-konsep yang abstak serta disampaikan dengan model-model yang cenderung kurang menarik sehingga sering dianggap sangat membosankan. Untuk itu agar proses belajar mengajar menarik maka guru harus mampu memilih model pendekatan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Melalui model pembelajaran yang baru diciptakan diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat dan tercipta suasana belajar yang baik. Oleh karena itu model pendekatan sejarah sosial sebagai 24 alternatif yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena menciptakan suasana kelas komunikatif sehingga mata pelajaran sejarah lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan hal ini siswa akan merasa senang dan tertarik untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu dengan sendirinya hasil belajar siswa lebih meningkat daripada pembelajaran yang diterapkan sebelumnya. Seperti pada bagan berikut ini : Bagan 1. Kerangka Berfikir Dengan menggunakan pendekatan sejarah sosial diharapkan dapat tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan sehingga hasil belajar lebih meningkat. Dengan demikian model pembelajaran dengan pendekatan sejarah sosial dapat dijadikan alternatif untuk diterapkan di SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara.

C. Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut para ahli berbeda-beda. Akan tetapi pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. Menurut Maman Rachman 1999 : 47 hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah jawaban Guru Metode BahanMateri Siswa Hasil Belajar 25 sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian Margono, S. 2000 : 67. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

a. Hi Hipotesis Alternatif

Ada perbedaan nilai hasil belajar sejarah siswa kelas XI semester dua SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 20092010 materi “kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa reformasi” yang menggunakan model pemahaman sejarah Indonesia kontemporer dengan pendekatan sejarah sosial dengan pendekatan sejarah politik.

b. Ho Hipotesis Nol

Tidak ada perbedaan hasil belajar sejarah siswa kelas XI semester dua SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 20092010 materi “kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa reformasi” yang menggunakan model pemahaman sejarah Indonesia kontemporer dengan pendekatan sejarah sosial dengan pendekatan sejarah politik. 26 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian