23
Hasil belajar diartikan sebagai penguasaan atau ketrampilan yang lazimnya ditujukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain
melibatkan aspek kepribadian manusia, pemikiran, perasaan, dan bahasa tubuh, disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa
datang. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik Bloom dalam Sudjana, 1999 : 22-23. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan
bertindak.
B. Kerangka Berfikir
Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar dan mengajar pada saat ini merupakan konsep-konsep yang abstak serta disampaikan
dengan model-model yang cenderung kurang menarik sehingga sering dianggap sangat membosankan. Untuk itu agar proses belajar mengajar menarik maka guru
harus mampu memilih model pendekatan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Melalui model pembelajaran yang baru
diciptakan diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat dan tercipta suasana belajar yang baik. Oleh karena itu model pendekatan sejarah sosial sebagai
24
alternatif yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena menciptakan suasana kelas komunikatif sehingga mata pelajaran sejarah lebih
menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan hal ini siswa akan merasa senang dan tertarik untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan. Oleh karena
itu dengan sendirinya hasil belajar siswa lebih meningkat daripada pembelajaran yang diterapkan sebelumnya. Seperti pada bagan berikut ini :
Bagan 1. Kerangka Berfikir
Dengan menggunakan pendekatan sejarah sosial diharapkan dapat tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan sehingga hasil
belajar lebih meningkat. Dengan demikian model pembelajaran dengan pendekatan sejarah sosial dapat dijadikan alternatif untuk diterapkan di SMA
Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara.
C. Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut para ahli berbeda-beda. Akan tetapi pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. Menurut Maman Rachman 1999 : 47
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah jawaban
Guru
Metode
BahanMateri Siswa
Hasil Belajar
25
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis adalah
pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian Margono, S. 2000 : 67.
Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
a. Hi Hipotesis Alternatif
Ada perbedaan nilai hasil belajar sejarah siswa kelas XI semester dua SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 20092010 materi
“kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa reformasi” yang menggunakan model pemahaman sejarah Indonesia kontemporer dengan pendekatan sejarah
sosial dengan pendekatan sejarah politik.
b. Ho Hipotesis Nol
Tidak ada perbedaan hasil belajar sejarah siswa kelas XI semester dua SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 20092010 materi
“kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa reformasi” yang menggunakan model pemahaman sejarah Indonesia kontemporer dengan pendekatan sejarah
sosial dengan pendekatan sejarah politik.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian