73
mahasiswa tertembak hingga tewas,serta puluhan mahasiswalainnys mengalami luka-luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat para
mahasiswa untuk mengeelar demonstrasi secara besar-besaran. Pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998,di Jakarta dan sekitarnya terjadi
kerusuhan massal dan penjarahan seperti di pusat pertokoan elektronik di kawasan Glodok, yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan masyarakat. Kerusuhan ini
juga mengakibatkan kerusakan fisik seperti pasar, kantor pemerintah, bank dan lain-lain. Dalam kerusuhan tersebut sejumlah puluhan toko hancur dibakar massa
dan isisnya dijarah massa serta ratusan orang mati terbakar. Pada tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki gedung DPRMPR.
2. Peristiwa Pisowanan Ageng di DIY
Pisowanan Ageng pada tanggal 20 Mei 1998 merupakan peristiwa bersejarah di Yogyakarta pada masa bergulirnya wacana dan gerakan massa
mewujudkan reformasi di Indonesia. Peristiwa ini adalah wujud dari hasrat masyarakat Yogyakarta untuk menuntut diwujudkannya reformasi dan tuntutan
terjadinya peralihan kekuasaan Negara Indonesia. Gerakan massa ini adalah salah satu mata rantai dari sejumlah aksi massa
sebelumnya yang terjadi di Yogyakarta,dan sejumlah daerah di Indonesia, dengan agenda utama menuntut diwujudkannya reformasi.
Peristiwa bersejarah ini dimulai pukul 13.00 dengan datangnya Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam VIII beserta kerabat, diiringi musik dari
74
korps musik atau bergada ugel-ugelan. Setelah berada di panggung, serentak masyarakat diajak bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Maklumat dalam pisowanan ageng 20 Mei 1998 itu pada intinya adalah himbauan Sultan HB X kepada rakyat DIY, dan seluruh rakyat Indonesia untuk
berdoa menurut agama masing-masing demi keselamatan negara Indonesia. Pada pisowanan ageng 20 Mei 1998, massa yang berbondong-bondong
sowan atau datang menghadap kepada Sultan bukan sebagai tanda bakti setia pada raja, walaupun masyarakat masih tetap menghargai Sultan sebagai tokoh
masyarakat. Mereka berbondong-bondong datang kepada Sultan adalah untuk mendukung gerakan reformasi, dan hal ini menjadi simbol perlawanan yang bisa
mempercepat jatuhnya Soeharto. Dalam jumlah massa yang menurut media berjumlah sekitar satu juta orang, maka bisa dikatakan gerakan massa pisowanan
ageng di kraton Yogyakarta yang secara serentak pada tanggal 20 Mei 1998 juga dilakukan di berbagai kota di Indonesia, maka gerakan massa di Yogyakarta
adalah gerakan massa paling besar. Pada tanggal 20 Mei 1998 juga terjadi gerakan massa di berbagai wilayah di Indonesia seperti di Kendari yang diikuti 10.000
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan mendatangi kantor gubernur Sultra. Di Padang yang diikuti ribuan mahasiswa dengan mendatangi kantor
gubernur Sumbar. Di Pontianak yang diikuti ribuan mahasiswa di sekitar Universitas Tanjungpura lalu menuju DPRD. Di Bandung yang diikuti 200 ribu
mahasiswa dan warga Bandung lainya di halaman Gedung Sate. Di Pekanbaru yang diikuti ribuan mahasiswa dari perguruan tinggi di Riau.
75
Keterangan : = Ibu Kota Kabupaten Banjarnegara
= Lokasi penelitian
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP I KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA Negeri 1 Bawang
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas Semester : XI II
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis proses berakhirnya pemerintahan Orde Baru dan terjadinya reformasi
Kompetensi Dasar : 2.3 Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi
serta perubahan masyarakat di Indonesia pada masa reformasi
Indikator : 1. Menjelaskan kondisi sosial masyarakat di Indonesia
pada masa reformasi Alokasi waktu
: 2 X 45 menit 1 X pertemuan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN